plagiat merupakan tindakan tidak terpujiaffective attitude, (10) the materials empower to the...

159
PENGEMBANGAN PERANGKAT DAN MODUL PEMBELAJARAN MENGHEMAT ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK SISWA KELAS III A SDN PETINGGEN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Yuliana Reni Restriani NIM: 131134083 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 10-May-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

PENGEMBANGAN PERANGKAT DAN MODUL PEMBELAJARAN

MENGHEMAT ENERGI LISTRIK BERDASARKAN

PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF

UNTUK SISWA KELAS III A SDN PETINGGEN

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yuliana Reni Restriani

NIM: 131134083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT DAN MODUL PEMBELAJARAN

MENGHEMAT ENERGI LISTRIK BERDASARKAN

PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF

UNTUK SISWA KELAS III A SDN PETINGGEN

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yuliana Reni Restriani

NIM: 131134083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

iv

PERSEMBAHAN

Karya tulis berupa skripsi ini dengan tulus kupersembahkan untuk Tuhan

Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa selalu menyertai dan memberkati

seluruh keluargaku. Kedua Orangtuaku, Almh. Bapak Agustinus Sumbana dan

Ibu Florentina Tri Irianti yang senantiasa tidak kenal lelah untuk berjuang

membesarkan, mendidikk dengan penuh cinta kasih, dan selalu memberi doa restu

kepadaku. Tanteku, Veronica Inti Purianti yang selalu memberiku dukungan,

semangat dan bentuan dalam kuliahku. Kakak perempuanku Agustina Sari Dewi

dan Kakak Iparku Junico Fareta yang selalu memberikan aku inspirasi, semangat

dan membantu dalam kuliahku. Kakakku Andreas Vata Dwi Kusuma yang selalu

memberiku motivasi, dan semangat. Keluarga besarku yang senantiasa

memdidikk memberi semangat, dan doa restu.

Sahabat-sahabatku yang senantiasa memberi dukungan, semangat, dan

pengorbanan sehingga karyaku ini dapat terselesaikan dengan baik, teman-teman

PGSD USD angkatan 2013 yang senantiasa memberikan dukungan, semangat,

dan doa selama menempuh studi di PGSD USD. Alamamaterku tercinta

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terimakasih banyak sudah mendidikku

hingga menjadi seperti sekarang, karya ini adalah sumbangsih yang sungguh-

sungguh kukerjakan dengan sepenuh hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

v

MOTTO

“ GOD, has the amazing most plan for you, trust him. ”

“Y. R. Restriani”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Juni 2017

Peneliti

Yuliana Reni Restriani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yuliana Reni Restriani

Nomor Mahsiswa : 131134083

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN PERANGKAT DAN MODUL PEMBELAJARAN

MENGHEMAT ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PENDEKATAN

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK SISWA KELAS III A

SDN PETINGGEN YOGYAKARTA

Dengan demikian, saya mengijinkan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 15 Juni 2017

Yang menyatakan

Yuliana Reni Restriani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT DAN MODUL PEMBELAJARAN

MENGHEMAT ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PENDEKATAN

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK SISWA KELAS

III A SDN PETINGGEN YOGYAKARTA

Yuliana Reni Restriani

Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi mengenai permasalahan

lingkungan di SDN Petinggen Yogyakarta. Hasil observasi menunjukkan bahwa

siswa SDN Petinggen Yogyakarta menggunakan energi listrik secara berlebihan

yaitu dengan menyalakan lampu dan kipas angin dari awal hingga akhir

pembelajaran dan lupa mematikannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui cara mengembangkan perangkat dan modul pembelajaran menghemat

energi listrik dan mengetahui kualitas penggunaannya. Jenis penelitian ini

merupakan penelitian dan pengembangan (Research and development). Penelitian

ini menggunakan 5 langkah pengembangan bahan menurut Tomlinson yang

meliputi (1) analisis kebutuhan, (2) desain, (3) implementasi, (4) evaluasi, dan (5)

revisi. Modul ini disusun dan disesuaikan dengan sepuluh prinsip pengembangan

bahan menurut Tomlinson. Subjek penelitian ini yaitu 9 siswa kelas III A SDN

Petinggen Yogyakarta.

Perangkat pembelajaran dan modul materi yang sudah dibuat oleh peneliti

sebelum diterapkan atau diimplementasikan telah melalui dievaluasi atau

divalidasi oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III A. Berdasarkan hasil dari

validasi perangkat pembelajaran dan modul mendapatkan skor rata-rata, 3,50 dan

3,63 dari skala 4, sehingga perangkat pembelajaran dan modul materi

mendapatkan kategori “layak” untuk diimplementasikan pada kelas III dengan

perbaikan berdasarkan masukan dari para ahli dan guru kelas. Penggunaan produk

berupa modul pembelajaran “Menghemat Energi Listrik” yang dikembangkan

sudah memenuhi 11 prinsip pengembangan materi milik Tomlinson yaitu (1)

materi memiliki pengaruh bagi pembelajar, (2) materi membuat pembelajar

merasa nyaman, (3) materi mengembangkan kepercayaan diri, (4) materi relevan

bagi pembelajar, (5) materi membuat pembelajar tertarik, (6) materi memberikan

penjelasan, (7) materi menyedikan kesempatan berkomunikasi dengan aktif, (8)

materi mempertimbangkan gaya belajar siswa yang berbeda, (9) materi

memperhatikan sikap afektif yang berbeda, (10) materi memberdayakan

kemampuan intelektual, emosional, dan menstimulasi otak kanan dan kiri, dan

(11) materi menyediakan terwujudnya feedbeck.

Kata kunci: pengembangan, perangkat, modul, menghemat energi listrik,

paradigma pedagogi reflektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

ix

ABSTRACT

PENGEMBANGAN PERANGKAT DAN MODUL PEMBELAJARAN

MENGHEMAT ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PENDEKATAN

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK SISWA KELAS

III A SDN PETINGGEN YOGYAKARTA

Yuliana Reni Restriani

Sanata Dharma University

2017

This research began with observations about the problems conditions in

SDN Petinggen Yogyakarta. The observations result showed that SDN Petinggen

Yogyakarta students used the electricity too much. They turned on the lamp and

the fan from the beginning until the end of the learning process. In the end of the

learning process, they forgot to turn off it. This research aimed to know the

process of developing the learning device, to know the process of developing the

safe electricity module, and to know the use of its quantity. This research used

Research and Development (R&D) as the research method. According to

Tomlinson there were five steps that used to develop the materials. The steps were

(1) needs analysis, (2) design, (3) implementation, (4) evaluation, and (5)

revision. The researcher used ten principles from Tomlinson to develop the

learning materials. The research participants were nine students of third grade of

SDN Patinggen Yogyakarta.

Before implementing the materials, the researcher did the materials

validation or evaluation to the evaluator. The evaluators were a scientis, a

linguist, and a teacher of third grade. Based on the evaluation result, the mean

range score was 3.50 and 3.63 of 4. So, the materials were categorizing “proper”

to implement for third grade students by revising based on the suggestions from

the evaluators. The used of “Menghemat Energi Listrik” materials have consisted

of eleven principles from Tomlinson. The principles were (1) the materials have

influence for the students, (2) the materials make the students happy and feel

comfortable, (3) the materials can develop their self-confident, (4) the materials

relevant for the students, (5) the materials can attract the students’ attention, (6)

the materials give explanation, (7) the materials provide a chance for the students

to have communication with others, (8) the materials consider to the differences

of the learning styles, (9) the materials give attention for the differences of

affective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional

skill, and stimulate the right and left brain, and (11) the materials provide

feedback.

Keywords: development, device, module, save electrical energy, the paradigm

reflective pedagogy.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat

rahmat kesehatan dan keselamatan yang senantiasa diberikan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan tanggungjawab untuk menyusun tugas akhir atau skripsi

dengan judul: PENGEMBANGAN PERANGKAT DAN MODUL

PEMBELAJARAN MENGHEMAT ENERGI LISTRIK BERDASARKAN

PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK SISWA

KELAS III A SDN PETINGGEN YOGYAKARTA. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis

mendapat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara

langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rohandi,

Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma,

Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Ketua Progaram Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Bapak Apri Damai Sagita Krissandi,

S.S., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Sanata Dharma, Ibu Eny Winarti, Ph.D. dan Ibu Wahyu Wido Sari,

M.Biotech. yang senantiasa membimbing, memdidik, memberi semangat dan

dukungan sehingga skripsi ini sapat terselesaikan.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala Sekolah dan Guru

kelas I hingga kelas VI SDN Petinggen Yogyakarta, yang senantiasa memberikan

bantuan dan bimbingan sema penulis melaksanakan PPL dan penelitian. Ucapan

terimakasih juga disampaikan kepada seluruh siswa kelas III A tahun ajaran

2016/2017 yang senantiasa penulis cintai dan banggakan, yang telah mendukung

dan berpartisipasi aktif dalam melam melaksanakan setiap kegiatan yang

diharapkan oleh penulis, Bapak dan Ibu Dosen PGSD USD yang senantiasa

mendidik dan membimbing penulis selama menempuh ilmu di PGSD, serta

seluruh karyawan dan karyawati Sekertariat PGSD USD yang telah memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

xi

bantuan dan bimbingan baik dalam hal administrasi dan teknis pelaksanaan setiap

hal yang menjdi kebutuhan penulis.

Terakhir kali tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih, ucapan

terimakasih diberikan kepada sahabat-sahabatku yaitu Atika Sari, Dwila

Oktanuryani, Assa Prima Sekarini, Giadiolla Septi Pangesti, Aisyah Desmaniar,

Witanri Wiyantari dan Martinus Putu Ardi Kristianta yang saling melengkapi,

mendukung, memberi perhatian, waktu, tenaga, dan pikiran, dalam proses

menuntaskan tanggung jawab sebagi Mahasiswa PGSD USD, teman-teman

Payung Emansipatoris yang senantiasa memberikan bantuan, semangat serta

dukungan, dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam karya

ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Semoga karya ini dapat menjadi berkah dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Peneliti

Yuliana Reni Restriani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .....................................................................................v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARTA ..................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................. vii

ABATRAK ................................................................................................... viii

ABSTRACK .................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .....................................................................................x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR BAGAN .........................................................................................xv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................8

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................8

1.5 Spesifikasi Produk ..................................................................................9

1.6 Definisi Oprasional...............................................................................10

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................12

2.1 Kajian Pustaka ......................................................................................12

2.1.1 Penelitian dan pengembangan (Research and Development) .......12

2.1.2 Perangkat Pembelajaran................................................................13

2.1.3 Modul ............................................................................................19

2.1.4 IPA ................................................................................................24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

xiii

2.1.5 Paradigma Pedagogi Reflektif ......................................................26

2.1.6 Pendidikan Emansipatoris ............................................................31

2.1.7 Energi Listrik ................................................................................35

2.2 Penelitian yang Relevan .......................................................................36

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................42

2.4 Pertanyaan Penelitian ...........................................................................44

BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................45

3.1 Jenis Penelitian .....................................................................................45

3.2 Setting Penelitian ..................................................................................47

3.2.1 Tempat Penelitian .........................................................................47

3.2.2 Subjek Penelitian ..........................................................................47

3.2.3 Objek Penelitian............................................................................47

3.2.4 Waktu Penelitian ...........................................................................48

3.3 Prosedur Pengembangan ......................................................................48

3.3.1 Analisis Kebutuhan .......................................................................50

3.3.2 Desain ..........................................................................................51

3.3.3 Implementai ..................................................................................52

3.3.4 Evaluasi.........................................................................................52

3.3.5 Revisi ............................................................................................52

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................53

3.4.1 Observasi ......................................................................................53

3.4.2 Wawancara ...................................................................................53

3.4.3 Kuesioner ......................................................................................54

3.5 Instrumen Penelitian .............................................................................54

3.5.1 Pedoman Observasi ......................................................................55

3.5.2 Pedoman Wawancara....................................................................55

3.5.3 Kuesioner ......................................................................................56

3.6 Teknik Analisi Data ..............................................................................60

3.6.1 Data Kualitatif ..............................................................................60

3.6.2 Data Kuantitatif ............................................................................60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................63

4.1 Hasil Penelitian .....................................................................................63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

xiv

4.1.1 Proses Pengembangan Perangkat dan Modul Pembelajaran ............63

4.1.1.1 Analisis Kebutuhan .....................................................................63

4.1.1.1.1 Observasi ................................................................................64

4.1.1.1.2 Wawancara .............................................................................65

4.1.1.1.3 Penyebaran Kuesioner .............................................................67

4.1.1.2 Desain ..........................................................................................69

4.1.1.3 Implementasi ...............................................................................82

4.1.1.4 Evaluasi .......................................................................................85

4.1.1.5 Revisi ...........................................................................................98

4.2 Pembahasan ........................................................................................103

4.2.1 Perangkat dan Modul Pembelajaran Dikembangkan Berdasar

Pada 5 Langkah dan 11 Prinsip Pengembangan Bahan Ajar

Menurut Tomlinson .....................................................................103

4.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Perangkat dan Modul

Pembelajaran ..............................................................................105

BAB V PENUTUP .......................................................................................107

5.1 Kesimpulan .........................................................................................107

5.2 Keterbatasan .......................................................................................109

5.3 Saran ...................................................................................................109

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................110

LAMPIRAN .................................................................................................112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Penelitian terdahulu yang relevan .................................................... 41

Bagan 3.1 Prosedur pengembangan perangkat dan modul pembelajaran ......... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi observasi ............................................................................. 55

Tabel 3.2 Pedoman wawancara dengan Guru kelas III A ................................. 56

Tabel 3.3 Pedoman wawancara dengan Siswa kelas III A................................ 56

Tabel 3.4 Kisi-kisi kuesioner Guru terbuka ...................................................... 57

Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioner Siswa terbuka ..................................................... 57

Tabel 3.6 Aspek penilaian perangkat pembelajaran ......................................... 58

Tabel 3.7 Aspek penilaian modul pembelajaran ............................................... 58

Tabel 3.8 Instrumen kuesioner uji coba produk ................................................ 59

Tabel 3.9 Tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif ..................................... 61

Tabel 3.10 Tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif ................................... 62

Tabel 4.1 Hasil analisis kebutuhan siswa .......................................................... 68

Tabel 4.2 Hasil validasi perangkat pembelajaran ............................................. 77

Tabel 4.3 Hasil validasi modul pembelajaran ................................................... 77

Tabel 4.4 Komentar ahli IPA dan revisian ........................................................ 78

Tabel 4.5 Komentar ahli Bahasa dan Revisian ................................................. 80

Tabel 4.6 Rekapitulasi Penilaian Perangkat dan Modul pembelajaran oleh

Ahli IPA, Ahli Bahasa, dan Guru Kelas III ..................................... 81

Tabel 4.7 Hasil penilaian siswa terhadap kualitas modul ................................. 92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Cover modul .................................................................................. 70

Gambar 4.2 Panduan bereksperimen................................................................. 72

Gambar 4.3 Kegiatan eksperimen ..................................................................... 72

Gambar 4.4 Refleksi.......................................................................................... 73

Gambar 4.5 Konten modul ................................................................................ 73

Gambar 4.6 Kegiatan individu .......................................................................... 75

Gambar 4.7 Kegiatan kelompok ....................................................................... 75

Gambar 4.8 Kegiatan eksperimen dan pengamatan .......................................... 76

Gambar 4.9 Evaluasi ......................................................................................... 76

Gambar 4.10 Aksi ............................................................................................. 76

Gambar 4.11 Komentar dan saran ahli IPA ...................................................... 79

Gambar 4.12 Komentar dan saran ahli Bahasa ................................................. 81

Gambar 4.13 Pelaksanaan Implementasi .......................................................... 85

Gambar 4.14 Siswa melakukan ekperimen ....................................................... 93

Gambar 4.15 Siswa menuliskan kegiatan ekperimen ....................................... 93

Gambar 4.16 Siswa berdiskusi .......................................................................... 95

Gambar 4.17 Siswa mengerjakan kegiatan individu ......................................... 97

Gambar 4.18 Siswa mengerjakan kegiatan kelompok ...................................... 97

Gambar 4.19 Rincian kegiatan inti RPPH nomor 5 dan 6 sebelum direvisi ..... 98

Gambar 4.20 Rincian kegiatan inti RPPH nomor 5 dan 6 setelah direvisi ....... 98

Gambar 4.21 Rincian kegiatan inti RPPH nomor 11 sebelum direvisi ............ 99

Gambar 4.22 Rincian kegiatan inti RPPH nomor 11 setelah direvisi .............. 99

Gambar 4.23 Langkah kegiatan nomor 2 sebelum direvisi............................. 101

Gambar 4.24 Langkah kegiatan nomor 2 setelah direvisi ............................... 101

Gambar 4.25 Eksperimen sebelum direvisi .................................................... 102

Gambar 4.26 Ekperimen setelah direvisi ........................................................ 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat ijin penelitian ...................................................................... 113

Lampiran 2 Surat keterangan penelitian ......................................................... 114

Lampiran 3 Hasil analisi kebutuhan Guru ...................................................... 115

Lampiran 4 Hasil analisi kebutuhan Siswa ..................................................... 117

Lampiran 5 Validasi produk ahli IPA ............................................................. 119

Lampiran 6 Validasi produk ahli Bahasa ........................................................ 124

Lampiran 7 Valisdasi produk Guru ................................................................. 129

Lampiran 8 Lembar instrumen validasi siswa ................................................ 134

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian di SDN Petinggen Yogyakarta…….....136

Lampiran 10 Poster hasil karya siswa ............................................................. 137

Lampiran 11 Curriculum vitae ........................................................................ 140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan (1) Latar Belakang, (2) Rumusan Masalah, (3)

Tujuan Penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Definisi Operasional, (6) Spesifikasi

Produk yang Diharapkan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting. Setiap orang

berusaha untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. Orang

berpendapat bahwa pendidikan yang diterima dapat mengembangkan

potensinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1, dijelaskan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara (dalam Permendikbud No 65 Tahun 2013). Agar

pendidikan dapat diterima dan terlaksana dengan baik maka guru sebagai pendidik

perlu mengembangkan perangkat pembelajaran supaya pembelajaran yang akan

diajarkan dapat berjalan dengan baik.

Perangkat pembelajaran merupakan perangkat yang dipergunakan dalam

proses pembelajaran (Trianto, 2010: 96). Setiap guru di setiap satuan pendidikan

diwajibkan untuk menyusun perangkat pembelajaran supaya proses pembelajaran

yang ingin diajarkan dapat berjalan dengan baik dan menarik bagi siswa.

Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

2

mengajar dapat berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Selain membutuhkan perencanaan yang baik, pembelajaran juga membutuhkan

sumber belajar yang dapat membantu dan mempermudah siswa untuk belajar

secara mandiri. Salah satu sumber belajar tersebut adalah modul pembelajaran.

Dalam menyusun perangkat dan modul pembelajaran tersebut biasanya guru akan

menggunakan pendekatan sebagai pedomannya. Salah satu pendekatan yang ada

adalah pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah cara pandang tentang

pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengembangan, pengintegrasian

usaha penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan dan pengembangan kompetensi siswa

melalui pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Penumbuhan nilai-nilai

kemanusiaan dilakukan sesuai konteks siswa dan materi pelajaran, serta melalui

mekanisme pemberian pengalaman refleksi dan perwujudan aksi serta evaluasi.

Dinamika pelaksanaan PPR meliputi 5 siklus yaitu konteks, pengalaman, refleksi,

aksi, dan evaluasi. Selain 5 siklus tersebut, tujuan dari pembelajaran PPR

terwujud dalam 3 unsur yang ada pada tujuan pembelajaran. Ketiga unsur tersebut

adalah competence, conscience, dan compassion. Competence merupakan

kemampuan secara kognitif atau intelektual, conscience ialah kemampuan afektif

dalam menentukan pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan secara

moral, sedangkan compassion adalah kemampuan dalam psikomotor yang berupa

tindakan konkret maupun batin disertai sikap bela rasa bagi sesama (Subagya,

2010: 23-24).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang

terdapat di jenjang Sekolah Dasar yang mempelajari tentang fenomena alam dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

3

dapat diperoleh dengan menggunakan metode observasi. Pembelajaran IPA

berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan. Adanya pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana

bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pada

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar siswa diajak untuk mempelajari tentang

materi IPA yang masih sederhana. Salah satu materi tersebut adalah tentang cara

menghemat energi listrik.

Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang sangat penting dan

menjadi kategori kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan bagi kehidupan

umat manusia di era globalisasi ini selain makanan dan pakaian. Hal ini terjadi

karena hampir semua kebutuhan manusia yang berkaitan dengan peralatan

menggunakan listrik sebagai energinya. Sebut saja kipas angin, televisi, mesin

cuci, bahkan pengaduk adonan kue. Secara garis besar, energi listrik dapat

diartikan sebagai salah satu faktor terpenting bagi kehidupan manusia sebab tak

sedikit sekali peralatan yang biasa kita gunakan menggunakan listrik sebagai

sumber energinya.

Seiring berkembangan zaman yang semakin modern, permintaan akan

energi listrik di seluruh dunia semakin meningkat. Di sisi lain, perkembangan

teknologi yang terjadi mulai memunculkan beban listrik baru yang menyebabkan

semakin banyaknya energi listrik yang dibutuhkan. Banyaknya energi yang

dibutuhkan tersebut maka mengakibatkan manusia untuk menggunakan energi

listrik secara berlebihan. Tindakan manusia dalam menggunakan energi tersebut

dapat berupa menyalakan lampu, TV, kipas angin dan alat elektronik lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

4

secara bersamaan dan lupa untuk mematikannya. Penggunaan energi listrik secara

berlebihan tersebut akan menibulkan dampak negatif kehidupan manusia, seperti

global warming, biaya yang dikeluarkan untuk membayak penggunaan energi

listrik akan semakin banyak, dan pekerjaan manusia akan terganggung karena

tidak adanya energi listrik.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti selama PPL pada

guru kelas III A di SDN Petinggen pada tanggal 12 Oktober 2016, dapat diketahui

secara garis besar latarbelakang sosial dan ekonomi siswa-siswi SDN Petinggen

adalah menengah kebawah. Hal tersebut dapat terlihat dari 30 siswa, 75%

orangtua siswa bekerja menjadi wiraswasta dengan berdagang burjonan, penjual

makanan, tukang parkir, satpam dan lain-lain. Dan sisanya 25% pekerjaan

orangtua mereka menjadi PNS.

Peneliti juga melakukan observasi yang dilaksanakan pada bulan Juli

sampai Oktober 2016 peneliti mendapatkan fakta bahwa siswa masih

menggunakan energi lisrtik secara berlebihan dengan menyalakan lampu dan

kipas angin dari awal hingga akhir pembelajaran bahkan sampai lupa

mematikannya dan jika diingatkan untuk mematikaanya mereka malas untuk

melakukannya. Permasalahan tersebut terjadi di semua kelas akibatnya di sekolah

mati listrik sering terjadi sampai 3 kali sehari hal itu disebabkan karena energi

listrik yang digunakan tidak seimbang atau melebihi daya listrik yang ada di

sekolah. Penggunaan energi listrik tersebut juga menimbulkan dampak akan

tingginya biaya yang dikeluarkan, maka semakin banyak enegi listrik yang

digunakan semakin banyak juga biaya yang akan dikeluarkan. Hal ini akan

berdampak pada orang tua siswa yang secara garis besar latarbelakang sosial dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

5

ekonominya adalah menengah kebawah. Dan saat melakukan wawancara peneliti

menemui bahwa siswa tidak tahu tentang dampak menggunakan energi listrik

secara berlebihan dan kurang tahu bagaimana cara untuk menghemat energi

listrik.

Peneliti juga melakukan observasi tentang proses pembelajaran di kelas

dan wawancara dengan guru di SD Negeri Petinggen Yogyakarta, tentang

perangkat dan sumber pembelajaran yang digunakan di sekolah. Saat melakukan

observasi peneliti menemui bahwa selama proses pembelajaran guru lebih banyak

memberikan materi kepada siswa dan hampir 3-4 kali memberikan tugas kepada

siswa untuk mengerjakan LKS. Hasil wawancara peneliti menemui bahwa guru

memang sudah membuat perangkat pembelajaran, namun perangkat pembelajaran

tidak dibuat secara lengkap dengan menuliskan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran secara rinci dan kurang menarik karena metode pembelajaran yang

digunakan hanya sebatas ceramah, diskusi dan tanya jawab. Selain itu, guru hanya

menggunakan buku dan LKS yang disediakan dari pemerintah sebagai penunjang

pembelajaran. Hal itu juga diperkuat dengan hasil penyebaran kuesioner untuk

siswa yang dilakuan peneliti dan menemui bahwa sebagian besar siswa

memerlukan pembelajaran yang membuat mereka berpikir, memerlukan

pembelajaran yang sesuai dengan lingkungannya, dan memerlukan modul

pembelajaran yang dapat mempermudah mereka mengikuti pembelajaran dan

membuat mereka mandiri. Siswa juga menyatakan meyukai pembelajaran yang

menghargai mereka sebagi manusia dan mengajak mereka untuk berpikir kritis.

Dari hasil pengamatan dan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

siswa mengalami kesulitan untuk menerapkan materi IPA tentang cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

6

menghemat energi listrik. Hal ini dikarenakan informasi yang didapatkan oleh

siswa ketika pembelajaran hanya ditransfer dari guru, jadi guru menjelaskan

materi tersebut dan siswa mendengarkan. Siswa juga kurang diberikan

pengetahuan yang konkrit, jarang untuk diajak melakukan eksperimen dan

mengamati lingkungan sekitar. Pembelajaran yang demikian membuat siswa

kesulitan untuk memahami isi materi. Oleh karena itu, peneliti akan

mengembangkan perangkat dan modul pembelajaran dengan memilih Standar

Kompetensi (SK) 5. Menerapkan energi gerak dan Kompetensi Dasar (KD) 5.2

Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan sehari-hari. SK dan KD

tersebut dipilih peneliti karena dalam SK dan KD tersebut mencakup materi

menghemat energi listrik sesuai dengan permasalahan yang ditemui.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian dan pengembangan (Research and Development). Prosedur

pengembangan materi dan prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson

(dalam Harsono, 2015) akan digunakan untuk menyusun sebuah materi

pembelajaran dikarenakan peneliti akan memfokuskan pengembangan modul

pembelajaran. Tomlinson merupakan salah satu ahli terkemuka di dunia pada

pengembangan materi untuk pembelajaran bahasa (Aneheim University, 2016).

Pengembangan materi menurut Tomlinson dimaksudkan untuk mengembangkan

bahan-bahan apapun yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan

pembelajaran. Materi tersebut dapat berupa buku teks, buku kerja (LKS), kaset,

CD-ROM, DVD, video, handout, dan dari internet (Tomlinson, 2005).

Peneliti akan mengembangkan perangkat dan modul pembelajaran

berdasarkan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Pedekatan PPR ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

7

dipilih karena PPR memiliki polapikir dalam menumbuhkembangkan pribadi

siswa menjadi pribadi kristiani/kemanusiaan. Pola pikir dalam PPR bertujuan

untuk membentuk pribadi siswa dengan menggunakan 3 unsur utama PPR, yaitu

pengalaman, refleksi, dan aksi. Siswa akan diberi pengalaman akan suatu nilai

kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan

pengalaman tersebut, dan siswa difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa

membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai. Melalui pola pikir tersebut siswa

diharapkan mengalami sendiri (bukan hanya mendapatkan informasi karena diberi

tahu) (Tim PPR kanisius, 2008).

Dengan mengunakan mengembangkan perangkat dan modul pembelajaran

berdasarkan pendekatan PPR diharapkan siswa akan mendapatkan pembelajaran

yang menarik dan menimbulkan dampak yang positif bagi siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah sebagai

berikut:

1.2.1 Bagaimana langkah-langkah atau prosedur pengembangan perangkat dan

modul pembelajaran menghemat energi listrik berdasarkan pendekatan

Paradigma Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A di SDN Petinggen

Yogyakarta?

1.2.2 Bagaimana deskripsi kualitas perangkat dan modul pembelajaran

menghemat energi listrik berdasarkan pendekatan Paradigma Pedagogi

Reflektif untuk siswa kelas III A di SDN Petinggen Yogyakarta?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

8

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan langkah-langkah atau prosedur pengembang perangkat

dan modul pembelajaran menghemat energi listrik berdasarkan pendekatan

Paradigma Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A di SDN Petinggen

Yogyakarta

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas perangkat dan modul pembelajaran menghemat

energi listrik berdasarkan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk

siswa kelas III A di SDN Petinggen Yogyakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Peneliti

Peneliti mampu melakukan penelitian pengembangan dengan

menghasilkan produk berupa perangkat dan modul materi menghemat

energi listrik berdasarkan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk

siswa kelas III A di SDN Petinggen Yogyakarta.

1.4.2 Bagi Guru

Guru mendapatkan pengalaman baru tentang perangkat pembelajaran yang

dibuat dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

dan mendapatkan salah satu sarana belajar berupa modul pembelajaran

menghemat energi listrik yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran di kelas III A Sekolah Dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

9

1.4.3 Bagi Siswa

Siswa mendapatkan model pembelajaran yang membuatnya aktif dan

mandiri dalam menyelesaikan masalah dan siswa belajar dari lingkungan

sekitarnya.

1.4.4 Bagi Sekolah

Sekolah mendapatkan wawasan baru tentang pengembangan perangkat

pembelajaran berbasis pendekatan paradigma pedagogi reflektif dan

pengembangn modul pembelajaran IPA yang dapat mengoptimalkan

kegiatan belajar mengajar.

1.5 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian dan

pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Produk yang dikembangkan berupa perangkat dan modul pembelajaran

berdasakan hasil analisis kebutuhan berupa visi dan misi sekolah, latar

belakan siswa dan permasalahan yang ditemukan di sekolah.

1.5.2 Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa silabus dan RPP yang

disusun dengan mengintegrasi pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif

(PPR) dan Pendidikan Emansipatoris.

1.5.3 Modul pembelajaran yang dikembangkan berisikan tujuan, pengenalan

terhadap topik informasi tentang kegiatan belajar, alat yang digunakan,

kegiatan pembelajaran (yang berisikan petunjuk kegiatan eksperimen dan

pertanyaan untuk siswa setelah melakukan eksperiman), refleksi dan

evaluasi, serta disusun dengan mengintegrasi 11 prinsip pengembangan

materi menurut Tomlinson.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

10

1.5.4 Perangkat dan modul pembelajaran ini akan dikembangkan sebagai sarana

dalam pembelajaran pada mata pelajaran IPA (SK) 5. Menerapkan energi

gerak, Kompetensi Dasar (KD) 5.2 Menerapkan cara menghemat energi

dalam kehidupan sehari-hari untuk siswa kelas III A SDN Petinggen

Yogyakarta.

1.5.5 Modul pembelajaran dilengkapi gambar yang menarik untuk memperjelas

langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran serta untuk menarik

perhatian siswa.

1.6 Definisi Operasional

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah:

1.6.1 Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah perangkat yang dipergunakan dalam proses

pembelajaran yang dapat berupa silabus, Recana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, dan Lembar Kerjas Siswa

(LKS).

1.6.2 Modul

Modul adalah sumber belajar berupa buku yang ditulis dengan tujuan agar

siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru dan

dapat digunakan guru untuk mempermudah dalam proses pembelajaran.

1.6.3 Energi Listrik

Energi listrik merupakan energi utama yang dibutuhkan untuk menyalakan

peralatan yang membutuhkan listrik untuk menyalakannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

11

1.6.4 Menghemat energi listrik

Menghemat energi listrik adalah usaha yang dilakukan untuk mengurangi

besarnya penggunaan energi listrik.

1.6.5 Paradigma Pedagogi Refeltif

Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan pola pikir yang dipercaya

mampu menumbuhkembangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam diri siswa

yang diperoleh melalui 5 siklus, yaitu konteks, pengalaman, aksi, refleksi

dan evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan (1) Kajian Pustaka (2) Penelitian yang

Relevan (3) Kerangka Berpikir dan (4) Pertanyaan Penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development, R&D)

Penelitian pengembangan atau yang lebih dikenal dengan R & D

merupakan suatu penelitian yang diarahkan untuk menghasilkan suatu produk,

desain maupun proses. Menurut Borg (dalam Sanjaya, 2013) penelitian

pengembangan ini merupakan model penelitian yang banyak digunakan untuk

pengembangan pendidikan. R & D sendiri menurutnya berkembang dalam

penelitian yang dilakukan oleh industri untuk menemukan suatu produk yang

dianggap cocok dengan kebutuhan masyarakat. Dalam dunia pendidikan R & D

mulai diperkenalkan oleh United States Office of Education, sebuah lembaga

pendidikan di Amerika pada tahun 1965 untuk mengembangkan produk, bahan

ajar dan prosedur dalam bidang pendidikan.

Sukmadinata (2008) berpendapat bahwa Research and Development

adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk

baru atau meyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat

dipertanggungjawabkan. Pendapat ini sejalan dengan Soenarto (dalam Tegeh,

2014: xii) yang menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah upaya untuk

mengembankan dan menghasilkan suatu produk berupa materi, media, alat dan

atau strategi pembelajaran. Pengertian yang hampir sama juga dikemukakan oleh

Bord & Gall (1983) bahwa penelitian pengembangan sebagai usaha untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

13

mengembangan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam

pendidikan. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

penelitian pengembangan adalah upaya mengembangkan dan menghasilkan suatu

produk.

Dalam rangka meningkatkan kualitas produk pendidikan, Sentyasa (dalam

Tegeh, 2014: xiii) merincikan karakteristik penelitian dan pengembangan.

Pertama, masalah yang dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan

upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran. Kedua,

pengembangan model, pendekatan, dan metode pembelajaran serta media belajar

yang dikembangkan sebaiknya menunjang keefektifan pencapaian kompetensi

siswa. Ketiga, produk yang dikembangkan divalidasi melalui uji ahli dan uji

lapangan secara terbatas perlu dilakukan. Keempat, proses pengembangan perlu

didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sitematis.

Terdapat beberapa macam desain metode penelitian dan pengembangan

dari beberapa ahli seperti Borg & Gall (1983) dan Dick & Carey (2003). Dalam

penelitian ini peneliti berfokus pada pengembangan bahan ajar berupa modul

pembelajaran, sehingga peneliti menggunakan desain model penelitian

pengembangan materi menurut Brian Tomlinson. Tomlinson dianggap sebagai

ahli terkemuka pada pengembangan materi khususnya berkaitan dengan bahasa

(Aneheim University, 2016).

Terdapat 5 langkah utama dalam pengembangan materi menurut

Tomlinson (dalam Harsono, 2015). Pertama, analisis kebutuhan. Analisi

kebutuhan dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi hal yang

dibutuhkan. Analisis kebutuhan bertujuan sebagai pedoman dalam pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

14

materi. Tahap kedua adalan desain. Desain merupakan kegiatan dalam merincikan

hal-hal pokok yang diperlukan dalam pengembangan materi. Perincian hal pokok

pengembangan materi didasarkan pada hasil analisis kebutuhan. Tahap ketiga

adalah implementasi. Hasil perincian hal pokok dalam pengembangan materi

kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Tahap keempat yaitu

evaluasi. Hasil implementasi materi kemudian dievaluasi. Tahap kelima yaitu

revisi. Dasar dalam melakukan revisi adalah hasil evaluasi implementasi materi.

Tahap revisi ini merupakan tahap akhir pengembangan materi yang

memungkinkan terbentuknya materi yang layak digunakan.

Pengembangan materi menurut Brian Tomlinson (2005) merupakan segala

sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk menunjang proses

pembelajaran bahasa. Materi atau bahan yang digunakan dapat berupa seperti

buku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM, DVD, video, handout, dan dari

internet, dan apa pun yang menyajikan suatu informasi (Tomlinson, 2005).

Terdapat 16 prinsip yang harus dicapai dalam pengembangan materi ini untuk

proses pembelajaran bahasa (Tomlinson, 2005: 7-22). Peneliti kemudian berfokus

pada 11 prinsip dari Tomlinson yang sesuai dengan penelitian ini.

Sebelas prinsip Tomlinson yang digunakan peneliti dalam

mengembangkan modul pembelajaran yaitu 1) materi harus mencapai dampak 2)

Materi harus membantu peserta didik untuk merasa nyaman, 3) materi harus

membantu peserta didik untuk mengembangkan kepercayaan diri, 4) materi yang

diajarkan harus relevan dan berguna bagi siswa, 5) materi harus diperlukan dan

memfasilitasi peserta didik dalam belajar, 6) materi yang dikembangkan terdapat

bagian-bagian yang dapat memfasilitasi siswa dalam belajar, 7) materi harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

15

menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat berkomunikasi dengan

aktif, 8) materi harus memperhatikan gaya belajar yang bebeda dalam diri masing-

masing siswa, 9) materi harus memperhitungkan sikap persrta didik yang berbeda-

beda, 10) materi dapat membantu pembelajar mengembangkan kemampuan

berpikir, pengelolaan emosi, estetika seni, dan menyediakan kegiatan yang

melatih otak kanan dan kiri peserta didik, 11) materi harus memberikan

kesempatan peserta didik untuk umpan balik hasil.

2.1.2 Perangkat Pembelajaran

Ibrahim (2003: 3) dalam buku “Model Pembelajaran Terpadu” Trianto

(2010: 96) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran merupakan perangkat yang

dipergunakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, setiap guru di setiap

satuan pendidikan diwajibkan untuk menyusun perangkat pembelajaran supaya

proses pembelajaran yang ingin diajarkan dapat berjalan dengan baik dan menarik

bagi siswa. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses

belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

Berdarkan teori sersebut dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran

adalah perangkat yang dipergunakan dalam proses pembelajaran.

2.1.2.1 Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok

mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi

dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi penilaiaan, alokasi waktu, dan sumber belajar (Trianto, 2010: 96).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

16

Sesuai dengan prinsip kemandirian (otonomi) sekolah, pengembangan

silabus dapat dilakukan oleh guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah

sekolah. Menurut Trianto (2010: 96) Penyusunan dan pengembangan silabus yang

dilakukan oleh tim pengembang harus memenuhi beberapa prinsip pengembangan

silabus, yaitu 1) Ilmiah, bahwa keseluruhan materi dan kegiatan dalam silabus

harus benar dan dapat dipertangungjawabkan secara keilmuan. 2) Relevan, artinya

seluruh cakupan dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,

intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. 3) Sistematis, bahwa

komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam

mencapai kompetensi. 4) Konsisten, adanya hubungan yang konsisten dari

keseluruhan komponen silabus. 5) Memadai, artinya cakupan keseluruhan

komponen silabus cukup untuk menunjang pancapaian kompetensi dasar. 6)

Aktual dan Kontekstual, artinya cakupan silabus memerhatikan perkembangan

ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang

terjadi. 7) Fleksibel, sartinya seluruh komponen silabus dapat mengakomodasi

keragaman peserta didik dan perubahan dalam masyarakat. 8) Menyeluruh, artinya

komponen silabus mencakup keseluruhan kompetensi (kognitif, afektif,

psikomotor).

Dengan mempertimbangkan prinsip tersebut, pengembangan dan

penyusunan silabus dapat dilakukan dengan cara mengembangakan indikator,

meteri pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber

belajar yang mengacu pada pencapaian kompetensis dasar sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran dan sumber daya yang ada dan berpedoman pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

17

standar isi yang ditetapkan pemerintahan dalam Peraturan Pendidikan Nasional

Nomor 23 tahun 2006.

Langkah-langkah dalam pengembangan silabus yaitu, pertama, mengkaji

Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum

pada satandar isi. Kedua, mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang

menunjang pencapaian kompetensi dasar. Ketiga, mengembangkan kegiatan

pembelajaran. Keempat, merumuskan indikator pencapaian kompetensi. Kelima,

penentuan jenis penilaian. Keenam, menentukan alokasi waktu. Ketujuh,

menentukan sumber belajar (Trianto, 2010: 99-102).

2.1.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu

kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar kompetensi yang dijabarkan

dalam silabus (Trianto, 2010:108). Rencana pelaksanaan pembelajaran dapat

menjadi langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Skenario kegiatan

pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu

pada indikator untuk mencapai hasil belajar. Jadi secara sederhana RPP

merupakan penjabaran silabus dan dijadikan pedoman/skenario pembelajaran.

Secara umum dalam mengembangkan RPP harus berpedoman pada

prinsisp pengembangan RPP, yaitu 1) Kompetensi yang direncanakan dalam RPP

harus jelas, konkret, dan mudah dipahami. 2) RPP harus sederhana dan fleksibel.

3) RPP yang dikembangkan sifatnya menyeluruh, utuh, dan jelas pencapaiannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

18

4) Harus koordinasi dengan komponen pelaksanaan program sekolah, agar tidak

mengganggu jam pelajaran yang lain.

Komponen-komponen penting yang ada dalam RPP meliputi Standar

kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), hasil belajar, indikator pencapaiaan

hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, angkah-

langkah kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.

Adapun langkah-langkah atau cara pengembangan RPP menurut Trianto

(2010: 99) yaitu 1) Mengisi kolom identitas, 2) Menentukan alokasi waktu

pertemuan, 3) Menentukan SK/KD serta indikator, 4) Merumuskan tujuan sesuai

SK/KD dan indikator. 5) Mengidentifikasi materi standar. 6) Menentukan

pendekatan, model & metode pembelajaran. 7) Menentukan langkah-langkah

pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan akhir. 8) Menentukan

sumber belajar. 9) Menyususn kriteria penilaian.

2.1.2.3 Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa merupakan panduan siswa yang digunakan untuk

melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar Kegiatan

Siswa (LKS) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh

siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan

dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditrmpuh. Komponen-

komponen LKS meliputi judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan

bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan

untuk bahan diskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

19

2.1.3 Modul

2.1.3.1 Pengertian modul

Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi. Modul adalah alat ukur yang

lengkap. Abdul Majid (2008) dalam buku “Pengembangan Bahan Ajar Tematik”

Prastowo (2014) menyatakan bahwa modul adalah sebuah buku yang ditulis

dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan

bimbingan guru. Jika guru mempunyai fungsi menjelaskan sesuatu maka modul

harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima siswa

sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga ditemukan pengertian yang

hampir sama bahwa modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat

dipelajari oleh siswa dengan bantuan yang minimal dari guru, meliputi:

perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran,

alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilaiaan, dan mengukur keberhasilan

siswa dalam penyelesaiaan pelajaran. Sukiman (2012) juga menjelaskan bahwa

modul dapat dipandang sebagai paket program yang disususn dalam bentuk satuan

tertentu guna keperluan pembelajaran.

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa modul

adalah sumber belajar yang dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk

mempermudah dalam proses pembelajaran.

2.1.3.2 Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Modul

Modul memiliki arti penting dalam pembelajaran. Sebagai salah satu jenis

bahan ajar catak, modul memiliki setidak-tidaknya empat fungsi sebagai berikut

(Prastowo, 2014: 210-211): pertama, bahan ajar mandiri, artinya modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

20

membantu meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa

tergantung kepada kehadiran pendidik (guru). Kedua, pengganti fungsi pendidik,

maksudnya modul sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi

pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat

pengetahuan dan usiannya. Ketiga, sebagai alat evaluasi, maksudnya dengan

modul siswa dituntut dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya

terhadap materi yang telah dipelajari. Keempat, sebagai bahan rujukan bagi siswa,

maksudnya karena modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari

siswa, maka modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi siswa.

Penyusunan atau pembuatan modul dalam kegiatan pembelajaran

mempunyai lima tujuan, sebagai berikut: pertama, agar siswa dapat belajar secara

mandiri tanpa, atau, dengan bimbingan pendidik (guru). Kedua, agar peran

pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran. Ketiga,

melatih kejujuran siswa. Keempat, mengakomodasi berbagai tingkat dan

kecepatan belajar siswa. Kelima, agar siswa mampu mengukur sendiri tingkat

penguasaan materi yang telah dipelajari.

Modul memiliki empat macam kegunaan dalam proses pembelajaran

seperti yang diungkapkan Andriani dan Andi Prastowo, yaitu: pertama, modul

sebagai penyedia informasi dasar. Kedua, modul sebagai bahan instruksi atau

petunjuk bagi siswa. Ketiga, modul sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan

foto yang komunikatif. Keempat, modul bisa menjadi petunjuk mengajar yang

efektif bagi pendidik dan menjadi bahan untuk berlatih siswa dalam melakukan

penilaian sendiri (self-assesment).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

21

2.1.3.3 Karakteristik Modul

Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi

penggunanya, modul harus mencakup beberapa karakteristik tertentu.

Karakteristik untuk pengembangan modul antara lain sebagai berikut: pertama,

self instructional. Melalui modul, siswa mampu belajar mandiri dan tidak

tergantung pada pihak lain. Kedua, self contained. Seluruh materi pembelajaran

dari satu unit standar kompetensi dasar yang dipelajari terdapat dalam satu modul

secara untuh. Ketiga, stand alone. Modul yang dikembangkan tidak tergantung

pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.

Keempat, adaptive. Modul hendaknya memiliki daya adaptasi tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Kelima, user friendly. Modul hendaknya

mudah digunakan oleh peserta didik. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah

dimengerti, intruksi dan informasi yang diberikan bersifat mempermudah peserta

didik (Sukiman, 2012: 133-135).

Berdasarkan kelima karakteristik modul tersebut dapat disimpulakan

bahwa materi atau kegiatan dalam modul harus menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti siswa, sesuai dengan pemahaman siswa dan dapat membuat siswa

lebih mandiri.

2.1.3.4 Prinsip Modul

Tomlinson (2005) menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan

pengembangan materi adalah pengembangan terhadap bahan-bahan apapun yang

dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Bahan ajar tersebut

dapat berbentuk seperti buku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM, DVD,

video, handout, dan dari internet. Pengembangan bahan ajar perlu memenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

22

setidaknya 16 prinsip sesuai yang diringkas oleh Tomlinson. Peneliti kemudian

menentukan (11) prinsip dari enem belas (16) prinsip yang diyakini relevan

dengan penelitian ini.

Penelitian ini mengupayakan tercapainya ke sebelas prinsisp

pengembangan bahan ajar menurut Tomlinson (2005: 1-24). Prinsip yang pertama

yaitu materi harus mencapai dampak. Dampak tercapai ketika materi memiliki

efek yang nyata pada peserta didik, yaitu peserta didik memiliki rasa ingin tahu,

minat dan tertatik terhadap materi. Pengaruh dapat tercapai ketika materi itu

dipegang dan dibaca oleh siswa. Siswa pun akan memperoleh kesempatan untuk

menerima informasi yang dihadirkan dalam suatu materi yang nantinya akan

diproses sebagai bentuk kegiatan berpikir. Prinsip kedua yaitu materi harus

membantu peserta didik untuk merasa nyaman. Materi dapat membantu

pembelajar untuk merasakan kenyamanan jika setidaknya terdapat beberapa

kriteria antara lain berisikan teks dan ilustrai/gambar, bahasa yang digunakan

mudah dipahami oleh pembelajar, dan berisikan contoh-contoh atau petunjuk.

Prinsip yang ketiga yaitu materi harus membantu siswa untuk

mengembangkan kepercayaan diri. Pembelajar dapat dengan lebih mudah

mengembangkan kepercayaan diri mereka jika materi yang diterima tidak terlalu

rumit akan tetapi materi tersebut tetap dapat berpotensi untuk mengembangkan

kemampuan mereka. Materi yang diajarkan harus relevan dan berguna bagi siswa

sehinggan dapat memenuhi prinsip yang keempat. Materi yang diberikan

sebaiknya disesuaikan dengan latar belakang tingkat kemampuan kognitif, afektif,

psikomotorik, sosial dan ekonomi pembelajar. Materi juga diharapkan dapat

berguna bagi kehidupan pembelajar sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

23

Prinsip yang kelima yaitu materi semestinya diperlukan dan memfasilitasi

peserta didik dalam belajar. Materi yang dikembangkan terdapat bagian-bagian

yang dapat memfasilitasi siswa dalam belajar, misalnya materi, gambar dan

kegiatan eksperimen. Materi sebaiknya juga memberikan pencerahan bagi

pembelajar dengan menghadirkan petunjuk atau nasihat kegiatan sehingga

memudahkan pembelajar memahaminya sesuai dengan prinsip yang keenam.

Prinsip yang ketujuh yaitu materi menyediakan kesempatan untuk siswa

berkomunikasi dengan aktif tanpa dikendalikah oleh guru sehingga siswa diberi

kebebasan untuk berkomunikasi. Prinsip kedelapan yaitu, materi harus

memperhatikan gaya belajar yang bebeda dalam diri masing-masing siswa. Tidak

semua siswa memiliki gaya belajar yang sama. Materi sebaiknya mengupayakan

untuk menyediakan bentuk-bentuk kegiatan yang mengupayakan kegiatan visual

(belajar dengan cara melihat), auditori (belajar dengan cara mendengar), dan

kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).

Materi juga diharapkan dapat memenuhi prinsip kesembilan yaitu

memperhatikan sikap afektif yang berbeda dalam diri masing-masing siswa, oleh

karena itu sebaiknya materi dapat menyediakan kegiatan secara individual atau

pun kelompok. Prinsip yang kesepuluh yaitu .materi dapat membantu pembelajar

mengembangkan kemampuan berpikir, pengelolaan emosi, estetika seni, dan

menyediakan kegiatan yang melatih otak kanan dan kiri pembelajar. Materi juga

sebaiknya dapat mendorong siswa untuk memberikan respon positif atas

informasi/kegiatan yang sudah diterima pembelajar sesuiai dengan prinsip yang

kesebelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

24

2.1.4 IPA

2.1.4.1 Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memegang peranan sangat penting dalam

kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena kehidupan kita sangat tergantung

dari alam, zat terkandung di alam, dan segala jenis gejala yang terjadi di alam.

Menurut Wisudawati (2012: 22) IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki

karakteristik khusus yang mempelajari fenomena alam yang fakta (factual), baik

berupa kenyataan (reality), atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya.

Dalam pembelajarannya, IPA akan membahas tentang hubungan yang terjadi pada

fenomena yang terjadi dan sebab akibatnya pada manusia.

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA

juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal yang

berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk,

pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah (Wisudawati, 2014:22).

Samatowa (2011: 3) ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-

kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam

(IPA). Berhubuangan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science

artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science dapat

disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa

yang terjadi di alam. Hal ini selaras dengan pendapat Trianto (2007) yang

menyatakan bahwa IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengatahuan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

25

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip, tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan.

IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari

diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajaran IPA menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

menjelajahi dan memahami alam secara ilmiah. Jadi, pendidikan IPA diarahkan

untuk dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebh

mendalam tentang alam sekitar.

2.1.4.2 Pendidikan IPA SD

IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapanya dalam masyarakat membuat

pendidikan IPA menjadi penting. Melalui pendidikan IPA siswa diajak untuk

lebih mengembangankan kemampuan kognitif dan melatih keterampilan-

keterampilan yang dimiliknya (Samatowa, 2010: 5).

Proses pembelajaran IPA lebih menitik beratkan dengan malakukan

percobaan-percobaan dan penelitian. Hal ini terjadi ketika belajar IPA mampu

meningkatkan proses berpikir siswa dan mengajak siswa mengurangi kebiasaan

yang bersifat hapalan belaka. Dengan demikian, proses pembelajaran IPA lebih

mengutamakan penelitian dan pemecahan masalah. Proses pembelajaran IPA

seperti ini akan melatih anak untuk berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang

benar artinya pengetahuan yang dibenarkan mnurut tolak ukur kebenaran ilmu,

yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal dan logis, diterima oleh

akal sehat, objektif artinya sesuai objeknya, sesuai dengan kenyataan atau sesuai

dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

26

Paolo dan Marten (dalam Samatowa, 2006: 12) mendefinisikan bahwa

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yaitu sebagai berikut: mengamati apa yang

terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru

untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu

benar. Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yaitu siswa diharapkan mampu

berpikir secara kritis dan ilmiah serta mampu menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Permendiknas no 22 tahun 2006 menyebutkan bahwa ruang lingkup

pembelajaran IPA tentang standar isi meliputi aspek-aspek sebagai berikut a)

makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan, b) benda/materi, sifat-sifat dan

kegunaannya meliputi cair, padat dan gas, c) energi dan perubahannya meliputi:

gaya, bunyi, panas, magnet dan listrik, d) bumi dan alam semesta meliputi: tanah,

bumi, tata surya dan benda-benda langit lainnya. Dari ruang lingkup tersebut

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA mencakup semua benda yang ada di

alam semesta.

2.1.5 Paradigma Pedagogi Reflektif

2.1.5.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif

PPR merupakan polapikir (paradigma ≈ polapikir) dalam

menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi kristiani/kemanusiaan (padagogi

reflektif ≈ pendidikan kristiani/kemanusiaan). Pada polapikir PPR siswa diberi

pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan

pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

27

dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai

tersebut (Tim PPR kanisius, 2008: 39).

Pembelajaran berpola PPR adalah pembelajaran yang mengintegrasikan

pembelajaran bidang studi dengan pengembangan nilai-nilai kemunasiaan..

Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa. Sedangkan

pengembangan nilai-nilai kemanusiaan ditumbuhkan melalui dinamika

pengalaman, refleksi, dan aksi. Proses pembelajaran ini dikawal dengan evaluasi

(Tim PPR Kanisius, 2008: 51).

Berdasarkan teori dapat disimpulkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif

(PPR) merupakan pola pikir yang dipercaya mampu menumbuhkembangkan nilai-

nilai kemanusiaan dalam diri siswa.

2.1.5.2 Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif

Tujuan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR adalah untuk

meningkatkan kemampuan dalam menanggapi berbagai hal yang terjadi di sekitar

secara kritis dalam upaya untuk semakin memperdalam pemahaman akan

pembelajaran yang telah diterima di sekolah dan lingkungan sosial mereka,

sehingga kelak akan mengasilkan lulusan yang handal dan cakap dalam mengatasi

permasalahan yang ada di kehidupan sosialnya (Subagya, 2010: 22-25).

Tujuan dari pembelajaran PPR terwujud dalam 3 unsur yang ada pada

tujuan pembelajaran. Ketiga unsur tersebut adalah competence, conscience, dan

compassion. Competence merupakan kemampuan secara kognitif atau intelektual,

conscience ialah kemampuan afektif dalam menentukan pilihan-pilihan yang

dapat dipertanggungjawabkan secara moral, sedangkan compassion adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

28

kemampuan dalam psikomotor yang berupa tindakan konkret maupun batin

disertai sikap bela rasa bagi sesama (Subagya, 2010: 23-24).

2.1.5.3 Langkah-Langkah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

Penerapan paradima pedagogi reflektif dalam pembelajaran melalui

sebuah siklus yang terdiri atas 5 unsur-unsur pokok. Unsur-unsur pokok tersebut

yaitu: konteks (centext), pengalaman (experience), refleksi (reflection), aksi

(action), dan evaluasi (evaluation) (P3MP, 2008: 8). Berikut ini penjabaran

tentang unsur-unsur pokok pada siklus pembelajaran PPR.

1. Konteks

Konteks merupakan proses dalam siklus PPR yang dilakukan oleh oleh

guru yang didukung oleh keterbukaan diri dari siswa. Dalam proses ini siswa

diajak untuk mencermati konteks-konteks kehidupan yang terjadi dan ada pada

diri siswa. Konteks tersbut dapat diambil dari konteks nyata dari kehidupan

pelajar, konteks sosio-ekonomi, politis, dan kebudayaa, suasana kelembagaan

sekolah atau pusat belajar dan pengertian-pengertian yang dibawa seseorang

pelajar ketika memulai proses belajar. Guru berperan sebagai penggali konteks

kehidupan yang ada dalam diri siswa dan kemudian akan diamati sejauh mana

pecapaian siswa akan perkembangan pribadi yang utuh pada materi yang akan

dipelajarinya atau diajarkan (Subagya, 2010:43).

2. Pengalaman

Pengalaman sangat penting dalam proses PPR. Tanpa pengalaman dalam

pembelajaran maka siswa tidak akan dapat mendalami bahan dan memetik makna

yang mendalam dari bahan yang dipelajari. Pengalaman merupakan suatu

kejadian yang sungguh terjadi, dilakukan, dialami, dihidupi, yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

29

menyentuh pikiran, hati, kehendak, perasaan, maupun hasrat siswa (Suparno,

2015, 28). Pengalaman dalam pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu,

pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung

adalah pengalaman yang sungguh dialami oleh siswa sendiri, sehingga seluruh

diri terlibat misalnya, pengalaman dalam praktikum, diskusi dan pengamatan.

Pengalaman tidak langsung adalah pengalaman yang diperoleh siswa yang bukan

dari pengalaman dirinya sendiri seperti pengalaman mendengarkan, melihat, dan

membaca (Subagya, 2010: 52).

3. Refleksi

Langkah yang sangat penting dalam dinamika PPR adalah refleksi. Dalam

tahap refleksi, siswa dibantu untuk menggali pengalaman mereka sedalam-

dalamnya dan seluas-luasnya, dan mengambil makna bagi hidupnya, bagi orang

lain, dan bagi masyarakat. Refleksi merupakan proses mempertimbangkan dengan

seksama menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi, pengalaman dan ide-

ide atau tujuan-tujuan yang diinginkan. Refleksi menjadi sarana dalam

menghubungkan antara pengalaman yang telah diperoleh siswa dalam kegitan

pembelajaran dengan tindakan yang akan siswa lakukan. Dengan berefleksi siswa

diharapkan mampu memaknai proses pembelajaran, menangkap nilai-nilai positif

yang ada dalam pembelajaran yang telah dilakukan dan mengalamu perubahan

pribadi yang lebih baik yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitar.

4. Aksi

Aksi adalah tindakan yang dilakukan siswa setelah merefleksikan

pengalaman belajar mereka. Secara nyata aksi dapat berupa dua hal yaitu: sikap

diri yang berubah lebih baik dan tindakan nyata keluar yang dapat dilihat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

30

dirasakan orang lain (Suparno, 2015: 37). Aksi yang sering terjadi adalah siswa

mengalami perubahan sikap, menjadi lebih baik dan bersemangat maju. Lewat

refleksi dan pengalaman, siswa semakin merasa hidupnya bermakna. Mereka

semakin memperbaiki diri, semakin menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi

pribadi yang utuh. Tindakan aksi kedua, adalah sampai pada tindakan keluar yang

nyata, yang dirasakan orang lain. Misalnya, saat siswa belajar tentang energi,

siswa akan sampai pada kesadaran untuk menghemat energi dengan menggunakan

energi dengan sewajarnya. Disinilah pentingnnya peran guru dalam memberikan

atau menyediakan pengalaman dan menantang siswa sendiri untuk mengalami

kejadian, pengalaman, pendalaman, yang dapat menantang pikiran, hari,

kehendak, dan tindakan mereka.

5. Evaluasi

Sebagai suatu proses pendidikan, agar dapat terus dikembangkan,

diperlukan evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat secara keseluruhan

bagaimana seluruh proses PPR itu terjadi dan berkembang (Suparno, 2015: 40).

Seluruh proses yang berdasar atas tujuan dari pendidikan PPR, yaitu untuk

membentuk manusia yang memiliki kepribadian utuh, kompeten secara kognitif

atau intelektual, bersedia untuk makin berkembang, memiliki sikap religious,

penuh kasih, dan memiliki tekad untuk berbuat adil dalam pelayanan yang tulus

pada sesama umat Allah. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui evaluasi

yang mendalam pada aspek-aspek pengetahuan, prioritas, perkembangan sikap,

dan tindakan-tindakan nyata yang dilakukan siswa (Subagya, 2010: 63-64).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

31

2.1.6 Pendidikan Emansipatoris

Pendidikan Emansipatoris merupakan pendidikan yang mampu

memberdayakan dan memberi pencerahan pada siswa (Mangunsong, 2005: 15).

Winarti (2015: 53) dalam buku yang berjudul “Manusia Pembelajar di Dunia

Tarik Ulur” Giroux (2011) bahwa pendidikan emansipatoris yang pergerakannya

menekankan perwujudan masyarakat yang adil dan demokratis. Melalui

pendidikan emansipatoris, yaitu pendidikan yang mampu memberi pencerahan,

menyantuni dan memberdayakan peserta didik sebagai subyek dalam kegiatan

belajar (Darmaningtyas, 2005: 66). Dalam hal ini pendidikan emansipatoris

menempatkan guru dan siswa keduanya adalah pembelajar, yang artinya adanya

hubungan timbal balik antara guru dan siswa karena proses belajar mengajar akan

efektif jika terjadi dialog diantara keduanya, maka pemahaman dan pengalaman

akan realitas dari kedua pihak akan berkembang, apabila masing-masing pihak

menghargai pihak lainnya.

Dalam buku yang berjudul Mencapai Perkembangan Manusia yang Utuh

melalui Pendidikan Emansipatoris (2005: 74), Darmaningtyas mengemukakan

bahwa, pendidikan di Indonesia merupakan antagonis terhadap pendagogis

emansipatoris karena pendekatannya top-down, sistemnya militeristik, dan

menggunakan metode anjing supaya para murid setia dan tunduk. Pendidikan

mestinya mengembangkan bakat siswa, menghormati kepribadian unik murid,

merangsang daya cipta, tanggung jawab, otonomi, dan kesadaran moral. Salah

satu strategi untuk mengobarkan semangat pedagogi emansipatoris adalah dengan

terus menerus melakukan kontekstualisasi kegiatan belajar di kelas. Guru mesti

menghayati betul dan berusaha menjadi preseden bagi murid perihal apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

32

disebut belajar sepanjang hayat (on going formation dan long life education).

Guru mesti berusaha mengajar sekaligus melakoni belajar.

Dalam pendidikan emansipatoris, baik guru maupun siswa keduanya

adalah pembelajar (Winarti dan Anggadewi, 2015:54). Jadi dalam proses

pembelajaran siswa dan guru akan menjadi seperti teman belajar, walaupun

keduanya memiliki tugas dan tanggung jawab masing-maing yang berbeda.

Sebagai manusia pembelajar guru dan murid bersama-sama membangun dan

mengembangkan kemampuannya untuk mengerti secara kritis dirinya sendiri dan

dunianya. Dalam pendidikan emansipatoris memiliki kata kunci yang selalu

bekaitan dalam mewujudkan pendidikan ini.

Ada tiga kata kunci pada model pendidikan emansipatoris, yaitu

humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem.

2.1.6.1 Humanisasi

Dalam buku yang berjudul Manusia Pembelajar di Dunia Tarik Ulur

(2015: 289-290), (Abidin, 2006) mengatakan bahwa humanisme dalam arti filsafat

diarttikan sebagai paham filsafat yang menjunjung tinggi nilai dan martabat

manusia sedemikian rupa sehingga manusia menempati posisi yang sentral dan

penting dalam hidup sehari-hari. Pendidikan humanis berfokus pada cara menjalin

komunikasi dan relasi personal antarpribadi dengan pribadi dan antarpribadi

dengan kelompok di dalam komunitas pendidikan. Humanisme harus dipahami

sebagai suatu keyakinan etis yang sesuai, yaitu suatu keyakinan bahwa setiap

orang harus dihormati sebagai manusia dalam arti yang sepenuhnya (Budiningsih,

2010: 4). Humanisme juga diartikan sebagai solidaritas terhadap orang lain, tanpa

memandang sekat-sekat primordial dan sosialnya. Ini berarti humanisme tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

33

terikat pada batas-batas ideologi agama, dan legitimas teoritis lain (Magis-Suseno,

2001).

Dari beberapa pendapat tersebut maka, teori pendidikan humanisasi

memungkinkan konsep belajar disusun dengan menitiberatkan pada sisi

perkembangan kepribadian manusia, berfokus pada potensi manusia untuk

mencari dan menemukan kemampuan yang dimiliki, serta mengembangkan

kemampuan tersebut. Karenanya, pembelajaran dengan asas humanisasi

pendidikan membuka ruang akan proses dilatih dan terarahnya kemampuan

seseorang, kebebasan yang dimiliki sebagi manusia, menyadari konteks hidupnya,

memahami posisi dirinya, dan belajar menjawab tuntutan etis yang hadir di depan

matanya sebagai perwujudan perkembangan intelektual yang tanggap realitas.

Teori humanisme pendidikan banyak mengadopsi prinsip-prinsip progresif

dan mendapat stimulus dari eksistensialisme, yang mencakup keberpusatan pada

anak, peran guru yang tidak otoritatif, pemfokusan pada subjek didik yang terlibat

aktif, dan sisi-sisi pendidikan yang kooperatif dan demokrasi. Selain itu, teori

belajar humanistik sifatnya mementingkan isi pembelajaran yang sambung

terhadap keadaan pembelajar daripada terpaku pada langkah baku yang alergi

perunahan dan situasi. Humanisasi adalah pendidikan yang memanusiakan

manusia yang artinya semakin mengasah akal budi manusia dan mendidik hati

nurani (Priyatma dan Mudayen, 2015).

2.1.6.2 Kesadaran Kritis

Dalam buku Rahmat Hidayat yang berjudul Pedagogi kritis: Sejarah,

Perkembangan dan Pemikiran (2013:7), Monchinski (2011) mengatakan bahwa

pedagogi kritis merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

34

murid mempertanyakan dan menantang dominasi serta keyakinan dan praktik-

praktik yang mendominasi. Dalam buku yang sama Vavrus (2007) Pedagogi kritis

menawarkan cara untuk melihat pengajaran dan pembelajaran yang dapat

membawa konsep kunci seperti ideologi, hegemoni, resitensi, kekuasaan,

konstruksi pengetahuan, kelas, politik budaya, politik budaya, dan emansipatoris

tindakan. Pedagogi kritis berfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan

kesempatan, suara dan wacana dominan pendidikan dan mencari pengalaman

pendidikan yang lebih adil dan membebaskan.

Dalam prespektif kritis, pembelajaran harus mampu menciptakan ruang

untuk mengidentifikasi dan menganalisis secara bebas kritis untuk transformasi

sosial. Dengan kata lain tugas utama pembelajaran adalah „memanusiakan‟

kembali manusia yang mengalami dehumanisasi karena sistem dan struktur yang

tidak adil. Paradigma kritis dalam pembelajaran, bertujuan melatih siswa untuk

mampu mengidentifikasi „ketidakadilan‟ dalam sistem dan struktur yang ada,

kemudian mampu melakukan analisis bagaimana sistem dan struktur itu bekerja,

serta bagaimana mentransformasikannya. Tugas pembelajar dalam paradigma

kritis adalah menciptakan ruang dan keselamatan agar peserta didik terlibat dalam

suatu proses penciptaan struktur yang secara fundamental baru dan lebih baik.

Agar mampu membangun kesadaran kritis maka proses pembelajaran,

harus mencerdaskan sekaligus bersifat membebaskan pesertanya untuk menjadi

pelaku (subyek) utama, bukan sasaran pelaku (obyek), dari proses tersebut. Ciri-

ciri pokok dari pembelajaran yang demikian itu adalah; 1) Belajar dari

pengalaman, artinya belajar dari keadaan nyata masyarakat atau pengalam

seseorang atau sekelompok orang yang terlibat dalam keadaan nyata tersebut. 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

35

Tidak mengurai, karena tak ada “guru” dan tak ada “siswa yang digurui”, semua

orang yang terlibat dalam proser pembelajaran ini adalah “guru sekaligus siswa”

pada saat yang bersamaan. 3) Dialogis, proses pembelajaran yang berlangsung

bukan lagi proses “mengajar-belajar”, tetapi proses “komunikasi” dalam berbagai

bentuk kegiatan dan penggunaan media yang lebih memungkinkan terjadinya

dialog kritis antar semua orang yang terlibat dalam proses pembelajaran

(Haryanto, 2011).

2.1.6.3 Mempertanyakan Sistem

Guru dan siawa keduanya adalah pembelajar. Ketika terjadi dialog antara

keduanya, maka pemahaman dan pengalaman akan relitas dari kedua belah pihak

pun berkembang (Winarti dan Anggadewi, 2015:54). Pada saat dialog

berlangsung, terjadi pula transformasi pengetahuan yang sebenarnya bersifat

politis. Dialog dalam hal ini adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh guru

dan siswa yang menghasilkan suatu kesimpulan yang baru, lebih baik dan sesuai

kehidupan nyata. Dari pemahaman baru tersebut, maka kedua pembelajar akan

menjadi teman yang secara bersama-sama memberdayakan satu sama lain. Dialog

yang nyata dalam kehidupan sehari-hari pembelajar adalah teman dialog yang

biasa diambil dalam pendidikan emansipatoris.

2.1.7 Energi Listrik

Energi listrik merupakan bentuk energi yang sangat dibutuhkan umat

manusia dalam berbagai bidang kehidupan yang serba teknologi (Damanik, 2011).

Energi listrik adalah salah satu bentuk energi yang sangat penting dan menjadi

kategori kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan bagi kehidupan umat

manusia di era globalisasi ini selain makanan dan pakaian. Hal ini terjadi karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

36

hampir semua kebutuhan manusia yang berkaitan dengan peralatan menggunakan

listrik sebagai energinya. Sebut saja kipas angin, televisi, mesin cuci, bahkan

pengaduk adonan kue. Secara garis besar, energi listrik dapat diartikan sebagai

salah satu faktor terpenting bagi kehidupan manusia sebab tak sedikit sekali

peralatan yang biasa kita gunakan menggunakan listrik sebagai sumber energinya.

Oleh sebab itu, untuk mencegah penggunaan energi listrik secara

berlebihnya, perlu adanya tindakan menghemat energi listrik. Menghemat energi

listrik adalah usaha yang dilakukan untuk mengurangi besarnya penggunaan

energi listrik. Dari besarnya penggunaan energi listrik, maka tidaklah

mengherankan jika berbagai bentuk energi yang ada diubah menjadi bentuk energi

listrik agar dapat memenuhi kebutuhan yang selalu bertambah ragam dan

kuantitasnya akibat kemajuan industri dan jumlah penduduk yang terus

bertambah. Energi listrik dapat dihasilkan dari energi lain. Sumber energi yang

bisa menghasilkan listrik, yaitu nuklir, minyak, angin, tenaga gelombang, batu

bara, matahari dan air. Terdapat juga beberapa alat yang dapat menghasilkan

sumber energi listrik yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN), accu/aki, baterai

kering, adaptor. Sampai sekarang juga banyak ditemukan alternatif lain yang

dapat menghasilkan energi listik salah satunya adalah buah.

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibagi dalam dua penelitian yang berhubungan

dengan perangkat serta modul pembelajaran dan Paradigma Pedagogi Refelektif

(PPR).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

37

2.2.1 Penelitian yang berhubungan dengan perangkat dan modul

pembelajaran

Berikut ini adalah penelitian yang relevan yang telah dilakukan peneliti

sebelumnya.

Istanti (2012) dalam penelitianya yang berjudul “Pengembangan Modul

Imu Pengetahuan Alam Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini

bertujuan untuk menghasilkan modul pembelajaran IPA tentang “Perubahan

Kenampakan Bumi dan Benda Langit” yang layak bagi siswa kelas IV Sekolah

Dasar. Penelitian pengembangan ini mengadaptasi dan memodifikasi langkah-

langkah penelitian dan pengembangan Borgand Gall. Teknik dan pengumpulan

data mengggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan angket. Analisis

data menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan

penilaian dari ahli materi dengan rata-rata skor 4,32 dengan kriteria sangat baik

dan penilaian dari ahli media mendapatkan hasil rerata 4,71 dengan kriteria sangat

baik. Hasil penilaian pada uji coba lapangan awal mendapatkan persentase

92,59% dengan kriteria layak dan hasil uji coba lapangan diperoleh persentase

98,89% dengan kriteria layak. Sehingga secara keseluruhan modul IPA materi

Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit layak digunakan sebagai bahan

ajar yang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa.

Rahayu (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Modul

IPA Terpadu Berbasis Etnosains Tema Energi Dalam Menanamkan Jiwa

Konservasi Siswa”. Penelitian menggunakan rancangan penelitian dan

pengembangan R&D (Research and Development). Data penelitian yang

didapatkan dianalisi secara deskriptif persentase. Hasil uji kelayakan modul IPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

38

terpadu tahap I untuk keseluruhan penilaian pakar dinilai positif dan lolos validasi

tahap I. Hasil validasi tahap II oleh pakar isi sebesar 85%, oleh pakar bahasa

sebesar 82,5%, dan oleh pakar penyajian sebesar 90%. Berdasarkan hasil analisis

hasil belajar, ketuntasan klasikal hasil pre test saat implementasi modul yang

dikembangkan sebanyak 4 siswa dari 34 siswa sedangkan ketuntasan klasikal

hasil post test sebanyak 30 siswa dari 34 siswa dengan nilai gain sebesar 0,58

denga kriteria sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa modul IPA terpadu yang

dikembangkan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran IPA. Hasil observasi

dan angket, tingkat karakter siswa berada pada tingkat mulai berkembang.

Widiyatmoko (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan

Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Menggunakan Pendekatan

Humanistik Berbantu Alat Peraga Murah”. Rancangan penelitian ini merupakan

penelitian Research and Development (R & D). Perangkat yang dikembangkan

dalam penelitian ini meliputi: (1) silabus, (2) RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran), (3) Alat Peraga Murah, (4) lembar kerja siswa, dan (5) tes prestasi

belajar.Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan perangkat pembelajaran IPA

terpadu yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan yang

dimiliki secara menyeluruh. Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat

disimpulkan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran IPA terpadu

berkarakter menggunakan pendekatan humanistik berbantu alat peraga murah di

sekolah menengah berupa silabus, RPP, alat peraga, LKS, dan modul yang

dihasilkan melalui alur Four-D model, yaitu definition (pendefinisian), design

(perancangan), development (pengembangan) dan disseminate (penyebaran) yang

telah melalui tahap validasi dan revisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

39

2.2.2 Penelitian yang berhubungan dengan Paradigma Pedagogi Refelektif

(PPR)

Sakti (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Paradigma

Pedagogi Reflektif Pada Mata Pelajaran Pkn Dalam Meningkatkan Kesadaran

Siswa Akan Nilai Demokrasi Kelas V SD Negeri Sarikaya”. Penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan nilai demokrasi dalam bidang

studu PKn pada menghargai keputusan bersama dengan model PPR. Subyek

penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sarikarya. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa PKn dengan menggunakan model PPR dapat meningkatkan kesadarn akan

nila demokrasi.

Susanti (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Implementasi

Model Pembelajaran Paradigm Pedagogi Reflektif (PPR) Berdasarkan Unsur

Competence-Conscience-Compassion Siswa”. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis hasil implementasi model pembelajaran Paradigma Pedagogi

Reflektif (PPR) dalam memfasilitasi penguasaan konsep IPA dan Competence-

Conscience-Compassion (3C) siswa di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta.

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah 32 orang yang terdiri dari Direktur

Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta, pengawas TK/SD Yayasan Kanisius

Cabang Yogyakarta, kepala SD, guru kelas V, dan 28 siswa kelas V SD Kanisius

Wirobrajan 1 Yogyakarta.Penelitian ini merupakan studi kasus. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hasil implementasi dapat memfasilitasi penguasaan konsep

IPA dan unsur 3C siswa. Rekomendasi penelitian yakni: perlunya upaya

peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan dan perlunya penyusunan instrumen

yang lebih detail untuk mengukur unsur 3C.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

40

Widiyanti (2012) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan

Karakter Dengan Pendekatan PPR Dan Motivasi Belajar Terhadap Kepribadian

Siswa”. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas

(action research) dengan mengimplementasikan siklus Pedagogi Ignasian yang

meliputi konteks, pengalaman, refleksi, aksi, evaluasi. Instrument yang digunakan

adalah lembar obsevasi, kuesioner, rubrik, dan lembar refleksi. Jenis penelitian

yang dilakukan adalah eksperimen. Penelitian lapangan dilakukan di SMPK St.

Yusuf Kota Madiun Propinsi Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan

memberikan materi pelajaran yang sama terhadap kelas eksperimen dan kontrol

namun pendekatan yang digunakan berbeda. Kelas eksperimen dengan

pendekatan PPR dan kelas kontrol dengan pendekatan konvensional.Hasil

penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat perbedaan pengaruh pendidikan

karakter dengan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dan pendekatan

konvensional terhadap kepribadian siswa dalam Pendidikan Agama Katolik, (2)

Terdapat perbedaan kepribadian dalam Pendidikan Agama Katolik antara siswa

yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah dalam belajar, (3) Terdapat

interaksi pengaruh antara pendidikan karakter dengan pendekatan paradigma

pedagogi refleksi dan motivasi belajar terhadap kepribadian siswa dalam

Pendidikan Agama Katolik.

Berdasarkan enam penelitian di atas, peneliti menemukan relevansi dari

penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan. Kerangka

relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map yang dijabarkan pada

bagan 2.1 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

41

Desain Diagram

Perangkat & modul PPR

Bagan 2.1 Penelitian terdahulu yang relevan

Sakti, (2014). Penerapan

Paradigma Pedagogi Reflektif

Pada Mata Pelajaran Pkn

Dalam Meningkatkan

Kesadaran Siswa Akan Nilai

Demokrasi Kelas V SD Negeri

Sarikaya.

Istanti, (2012). Pengembangan

Modul Imu Pengetahuan Alam Bagi

Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

Rahayu, (2015). Pengembangan

Modul IPA Terpadu Berbasis

Etnosains Tema Energi Dalam

Menanamkan Jiwa Konservasi

Siswa.

Susanti, (2013). Analisis

Implementasi Model

Pembelajaran Paradigm

Pedagogi Reflektif (PPR)

Berdasarkan Unsur

Competence-Conscience-

Compassion Siswa.

Widitaymoko, (2013).

Pengembangan Perangkat

Pembelajaran IPA Terpadu

Berkarakter Menggunakan

Pendekatan Humanistik Berbantu

Alat Peraga Murah.

Widiyanti, (2012). Pengaruh

Pendidikan Karakter Dengan

Pendekatan PPR Dan Motivasi

Belajar Terhadap Kepribadian

Siswa.

Pengembangan Perangkat Dan Modul Pembelajaran Menghemat Energi

Listrik Berdasarkan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif Untuk

Siswa kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

42

2.3 Kerangka Berpikir

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah cara pandang tentang

pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengintegrasian usaha penumbuhan

nilai-nilai kemanusiaan dan pengembangan kompetensi siswa melalui

pelaksanaan. Pendidikan pada saat ini masih dimaknai sebagai jalan menuju

sukses finansial, maka sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa akan kehilangan

kesadaran akan perlunya pembentukan pribadi manusiawi yang cerdas, berhati

nurani, berkeadilan, berkepedulian, dan berpersaudaraan. Akibatnya nilai-nilai

kemanusiaan yang ditanamkan kepada siswa sangat kurang sehingga berdampak

menjadi maraknya aksi kekerasan, ketidakadilan, perusakan lingkungan dan sikap

mementingkan diri sendiri. PPR berpeluang membantu siswa untuk

menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan yang dilakukan dengan membentuk

pribadi siswa dengan cara siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan,

kemudian difasilitsi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalan tersebut, dan

berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan

berbuat dengan nilai tersebut. Melalui dinamika tersebut siswa diharapkan

mengalami. Melalui refleksi diharapkan siswa yakin sendiri. Melalui aksi, siswa

berbuat dari kemauannya sendiri. Pembentukan kepribadian dilakukan sedemikian

rupa sehingga siswa nantinya memiliki komitmen untuk memperjuangkan

kehidupan bersama yang lebih adil, bersaudara, bermartabat, melestarikan

lingkungan hidup dan lebih menjamin kesejahteraan umum.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas untuk selalu

menggunakan energi listrik. Energi listrik adalah salah satu bentuk energi yang

sangat penting dan menjadi kategori kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

43

bagi kehidupan umat manusia di era globalisasi ini selain makanan dan pakaian.

Hal ini terjadi karena hampir semua kebutuhan manusia yang berkaitan dengan

peralatan menggunakan listrik sebagai energinya. Sebut saja kipas angin, televisi,

mesin cuci, bahkan pengaduk adonan kue. Secara garis besar, energi listrik dapat

diartikan sebagai salah satu faktor terpenting bagi kehidupan manusia sebab tak

sedikit sekali peralatan yang biasa kita gunakan menggunakan listrik sebagai

sumber energinya. Namun, semakin lama kebutuhan akan energi listrik akan

semakin bertambah dan pada kenyataannya sebagian besar siswa tidak tahu

dampak dari menggunakan energi listrik secara berlebihan maka siswa masih

sering menggunakan energi listrik secara berlebihan yang akan mengakibatkan

sumber energi listrik semakin lama akan semakin habis jika digunakan terus-

menerus.

Dari masalah tersebut, maka pendidik memegang peranan penting sebagai

sarana yang dapat membantu memberikan pemahaman kepada anak-anak supaya

mereka mengetahui mengethui manfaat dari energi listrik pendidik juga dapat

membantu siswa belajar mengenai dampak yang ditimbulkan akibat menggunakan

energi lstrik secara berlebihan dan bagaimana cara menghemat energi listrik.

Perangkat pembelajaran dapat dijadikan panduan bagi guru untuk dapat

merancang pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Selain itu

modul pembelajaran juga dapat dijadikan panduan dalam membuat siswa semakin

mandiri dan dapat menemukan pengetahuan baru. Dengan demikian anak-anak

akan menjadi generasi pembaharu yang akan menekankan demokrasi,

kemandirian, keadilan dan sungguh memahami pentingnya pendidikan. Perangkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

44

dan modul pembelajaran merupakan perwujudan dari tanggungjawab peneliti

sebagi warga masyarakat yang ingin memberikan pemahaman tentang pendidikan.

Berdasarkan dari alasan di atas, maka peneliti akan mengembangkan

perangkat dan modul pembelajaran menghemat energi listrik berdasarkan

pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A SDN Petinggen

Yogyakarta. Perangkat dan modul tersebut dapat digunakan guru sebagai

pedoman dan sumber belajar dikelas dan akan membantu siswa untuk belajar

secara mandiri, serta siswa dapat mengetahui manfaat, dampak penggunaan dan

cara menghemat energi listrik.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah atau prosedur pengambangan modul

pembelajaran dengan implementasi pendekatan Peradigma Pedagogi

Reflektif khususnya pada mata pelajaran IPA kelas III mengenai materi

menghemat energi listrik?

2. Bagaimana kualitas modul pembelajaran yang mengimplementasikan

pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat membentuk siswa kelas

III memeiliki pemahaman terhadap materi menghemat energi listrik?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

45

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi paparan metode penelitian yang meliputi: 1. Jenis Penelitian,

2. Prosedur Pengembangan, 3. Uji coba produk yang terdiri dari (a) Desain Uji

Coba, (b) Subjek Uji Coba, (c) Instrumen Penelitian, (d) Teknik Pengumpulan

Data, dan (e) Teknik Analisis Data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan,

yang biasa dikenal dengan penelitan R&D (Research and Development). Research

and Development adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk

mengembangkan suatu produk baru atau meyempurnakan produk yang telah ada,

yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008: 164). Terdapat beberapa

macam desain metode penelitian dan pengembangan dari beberapa ahli seperti

Borg & Gall (1983) dan Dick & Carey (2003). Penelitipun memutusakan untuk

menggunakan desain penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson.

Penelitian ini menggunakan metode pengembangan menurut Tomlinson

dekarenakan lebih memfokuskan pada pengembangan materi pembelajaran.

Tomlinson (2005) menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan pengembangan

materi adalah pengembangan terhadap materi-materi apapun yang dapat

digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran seperti buku teks, buku

kerja (LKS), kaset, CD-ROM, DVD, video, handout, dan dari internet.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk berupa

perangkat dan modul pembelajaran IPA berdasarkan pendekatan Paradigma

Pedagogi Reflektif (PPR) khususnya pada (SK) 5. Menerapkan energi gerak,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

46

Kompetensi Dasar (KD) 5.2 Menerapkan cara menghemat energi dalam

kehidupan sehari-hari di kelas III A SD Negeri Petinggen Yogyakarta.

Pelaksanaan pengembangan perangkat dan modul pembelajaran disesuaikan

dengan lima langkah pengembangan materi menurut Tomlinson. Kelima langkah

pengembangan materi ajar menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015), yaitu:

yaitu (1) Analisis kebutuhan (need analysis), (2) Desain (Design), (3)

Implementasi (Implementation), (4) Evaluasi (Evaluation), dan (5) Revisi

(Revision). Penyususnan modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti

juga didasarkan pada 11 prinsip dari 16 prinsip pengambangan materi menurut

Tomlinson (2005). Sebelas prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson

antara lain (1) materi memiliki pengaruh bagi pembelajar, (2) materi membuat

pembelajar merasa nyaman, (3) materi mengembangkan kepercayaan diri, (4)

materi relevan bagi pembelajar, (5) materi membuat pembelajar tertarik, (6)

materi memberikan penjelasan, (7) materi menyediakan kesempatan

berkomunikasi dengan aktif, (8) materi mempertimbangkan gaya belajar siswa

yang berbeda, (9) materi memperhatikan sikap afektif yang berbeda, (10) materi

memberdayakan kemampuan intelektual, emosional, dan menstimulasi otak kanan

dan kiri, dan (11) materi menyediakan terwujudnya feedbeck.

Peneliti memilih 11 prinsip dari 16 prinsip pengembangan materi ajar

milik Tomlinson beberapa prinsip kurang relevan dengan perangkat dan modul

pembelajaran yang peneliti kembangkan karena secara keseluruhan prinsip

Tomlinson berfokus untuk mengembangkan materi pada materi Bahasa,

sedangkan peneliti berfokus pada materi IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

47

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Petinggen Yogyakarta yang beralamat

di jalan A.M Sangaji no 61 kelurahan Karangwaru kecamatan Tegalrejo

kabupaten Yogyakarta. Peneliti memilih SDN Petinggen Yogyakarta sebagai

tempat penelitian, karena di sini masih kurang diajarkan mengenai cara untuk

menghemat energi terutama energi listrik. Selain itu, pengajaran mengenai materi

IPA masih minim cara mengajar yang menarik dan masing kurangnnya materi ajar

yang dapat lebih memebantu siswa memahami materi. Sehingga keadaan tersebut

sangat cocok untuk kegiatan penelitian.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Petinggen

Yogyakarta. Siswa yang dipilih berjumlah sembilan anak yang terdiri dari lima

siswa putra dan empat siswa putri. Peneliti memilih sembilan siswa tersebut

berdasarkan rekomendasi dari guru kelas.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan Perangkat dan Modul

Pembelajaran Menghemat Energi Listrik Berdasarkan Pendekatan Paradigma

Pedagogi Reflektif (PPR) untuk siswa kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta

tahun ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

48

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juli 2016 s.d

Februari 2017. Secara keseluruahan, penelitian ini berlangsung kurang lebih

selama tujuh bulan.

3.3 Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan

produk berupa perangkat dan modul pembelajaran berdasarkan pendekatan

Pedagogi Reflektif (PPR). Prosedur pengembangan yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan langkah-langkah prosedur penelitian dan

pengembangan menurut Tomlinson. Ada 5 langkah prosedur pengembangan

menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015), yaitu (1) analisis kebutuhan, (2)

Desain, (3) implementasi, (4) evaluasi, dan (5) revisi. Kelima langkah tprosedur

pengembangan materi dijelaskan secara umum pada bagan 3.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

49

Langkah I

Analisis Kebutuhan

1. Visi dan misi (Observasi, wawancara)

2. Kurikulum (Observasi, wawancara)

3. Latar belakang siswa (Observasi, wawancara)

4. Permasalahan (Observasi, wawancara)

5. Penggunaan perangkat dan modul

Pembelajaran (Kuesioner)

Hasil dari analisi

kebutuhan:

1. SK/KD

2. Indikator

3. Tujuan

4. Materi

Langkah II

Desain

1. Perangkat Pembelajaran (Silabus, RPP)

2. Modul pembelajaran

Validasi:

1. Ahli IPA

2. Ahli Bahasa

3. Guru

Revisi Perangkat dan Modul pembelajaran

siap uji

Langkah III

Implementasi

1. Kegiatan belajar mengajar

2. Observasi proses pembelajaran

3. Penyebaran Kuesioner

4. Validasi Siswa

Langkah IV

Evaluasi

1. Analisi data hasil observasi

dan penyebaran kuesioner.

2. Analisi kelebihan dan

kekurangan perangkat dan

modul pembelajaran.

Langkah V

Revisi

Memperbaiki Perangkat dan Modul Pembelajaran sesuai hasil evaluasi

Mengintrgrasi

11 Prinsip

Tomlinson

Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Perangkat dan Modul Pembelajaran

Mengintrgrasi

PPR dan

Emansipatoris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

50

Dari 5 langkah perosedur penelitian dan pengembangan menurut

Tomlinsosn, yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) desain, (3) implementasi, (4)

evaluasi, dan (5) revisi. Berikut ini peneliti akan menjelaskan bagan prosedur

pengembangan tersebut.

3.3.1 Analisis Kebutuhan

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan. Analisis

kebutuhan dilakukan sebagai acuan dalam pembuatan perangkat dan modul

pembelajaran. Pertama peneliti melakukan pengumpulan data yaitu berupa latar

belakang siswa kelas III A di SDN Petinggen Yogyakarta, visi dan misi sekolah,

kurikulum yang digunakan di sekolah, permasalahan yang ada di sekolah dan

penggunaan perangkat dan modul pembelajaran oleh siswa dan guru di kelas III

A. Latar belakang siswa dan permasalahan yang ada di sekolah diperoleh melalui

observasi dan wawancara. Visi dan misi sekolah serta kurikulum yang digunakan

diperoleh dengan observasi. Penggunaan perangkat dan modul pembelajaran

diperoleh melalui penyebaran kuesioner.

Setelah melakukan pengumpulan data, peneliti menganalisis data yang

diperoleh, kemudian memilih Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD). Standar Kompetensi yang peneliti pilih yaitu SK. 5. Menerapkan energi

gerak, dengan Kompetensi Dasar (KD) 5.2 Menerapkan cara menghemat energi

dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menentukan SK & KD, peneliti kemudian

menentukan indikator, tujuan, dan materi yang digunakan peneliti untuk

menyususn perangkat dan modul pembelajran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

51

3.3.2 Desain

Langkah kedua dalam penelitian ini adalah desain. Proses desain diawali

dengan membuat perangkat pembelajaran yang berupa silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP dikembangkan menggunakan

pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan memasukan unsur

Pendidikan Emansipatoris didalamya. RPP digunakan sebagai dasar pembuatan

modul pembelajaran IPA. Modul Pembelajaran IPA dikembangkan dengan

mengintegrasi sebelas dari enambelas prinsip pengembangan materi milik

Tomlinson, yaitu 1) Materi harus mencapai dampak 2) Materi harus membantu

peserta didik untuk merasa nyaman, 3) Materi harus membantu peserta didik

untuk mengembangkan kepercayaan diri., 4) Materi yang diajarkan harus relevan

dan berguna bagi siswa, 5) materi harus diperlukan dan memfasilitasi peserta

didik dalam belajar, 6) materi ajar yang dikembangkan terdapat bagian-bagian

yang dapat memfasilitasi siswa dalam belajar, 7) materi harus menyediakan

kesempatan bagi peserta didik untuk dapat berkomunikasi dengan aktif, 8) materi

harus memperhatikan gaya belajar yang bebeda dalam diri masing-masing siswa,

9) materi harus memperhitungkan sikap peserta didik yang berbeda-beda, 10)

materi dapat membantu pembelajar mengembangkan kemampuan berpikir,

pengelolaan emosi, estetika seni, dan menyediakan kegiatan yang melatih otak

kanan dan kiri peserta didik, 11) materi harus memberikan kesempatan peserta

didik untuk umpan balik hasil. Perangkat dan modul pembelajaran yang sudah

dibuat, kemudian divalidasikan kepada ahli IPA, ahli Bahasa dan Guru kelas III

untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian modul yang dikembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

52

oleh peneliti. Kritik dan saran dari ahli dan Guru kelas III digunakan untuk

memperbaiki modul pembelajaran sebelum dilakukan implementasi.

3.3.3 Implementasi

Langkah ketiga dalam penelitian ini adalah implementasi. Pada tahap ini,

peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dan uji coba produk yang sudah

direvisi berdasarkan hasil validasi oleh ahli IPA, ahli bahasa dan guru kelas III.

Implementasi yang dilakukan melibatkan subjek yang terdiri atas sembilan siswa

kelas III SD. Selama kegiatan pembelajaran peneliti secara tidak langsung

melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Setelah

kegiatan pembelajaran, peneliti kemudian membagikan kuesioner yang digunakan

untuk mengukur kualitas modul pembelajaran IPA kepada masing-masing siswa.

Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperoleh hasil validasi siswa.

3.3.4 Evaluasi

Langkah keempat dalam penelitian ini adalah evaluasi. Pada tahap ini,

keseluruhan dari rangkaian proses implementasi perangkat dan modul

pembelajara, serta hasil kuesioner, dianalisis kembali untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan dari perangkat dan modul pembelajaran.

3.3.5 Revisi

Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah revisi. Revisi akhir dilakukan

peneliti setelah melakukan analisis kelebihan dan kelemahan dari modul

pembelajaran sesuai dengan hasil evalusi. Kegiatan revisi akhir ini dilakukan

sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas modul, agar

semakin layak dan berguna sebagai tahap akhir penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

53

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh

materi-materi, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat

dipercaya. Untuk memperoleh data tersebut, dalam penelitian dapat digunakan

berbagai macam teknik, diantaranya adalah, angket, observasi, wawancara, tes,

dan analisis dokumen (Widoyoko, 2012: 33). Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan kuesioner.

3.4.1 Observasi

Obervasi merupakan salah satu metode pengumpulan data di mana

pengumpul data mengamati secara visual gejala yang diamati serta

menginterprestasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk catatan sehingga

validitas data sangat tergantung pada kemampuan observer (Widoyoko, 2012: 46).

Observasi pada penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Petinggen Yogyakarta

dan kelas III di SD tersebut. Aspek yang diamati oleh peneliti ketika melakukan

observasi adalah permasalahan yang dialami siswa di sekolah dan ketersediaan

perangkat pembelajaran dan bahan ajar yang digunakan.

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan

reponden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan

tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang

melengkapi kata-kata secara verbal (Gulo, 2002: 119). Wawancara adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya-jawab, sambil

bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau

reponden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

54

wawancara) (Nazir, 2014,170). Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada

guru dan siswa kelas III A SD Negeri Petinggen Yogyakarta. Wawancara dengan

guru kelas III A dilakukan untuk memperoleh informasi tentang latar belakan

sosial-ekonomi siswa, mengenali analisis kebutuhan perangkat dan materi ajar

yang digunakan. Wawancara dengan siswa kelas III A dilakukan untuk

memperoleh data terkait dengan materi menghemat energi listrik, proses

pembelajaran yang di lakukan di sekolah dan bahan ajar yang digunakan.

3.4.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Widoyoko, 2012:

33). Peneliti menggunakan kuesioner dalam penelitian ini untuk mengumpulkan

data mengenai analisis kebutuhan baik guru maupun siswa validasi produk dan uji

coba produk. Kuesioner diberikan kepada guru dan siswa kelas III A SD Negeri

Petinggen Yogyakarta untuk memperoleh analisis kebutuhan terkait dengan

produk. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada ahli IPA, Bahasa dan guru

kelas III untuk menilai kelayakan produk berupa perangkat dan modul

pembelajaran yang sudah dibuat. Kuesioner validasi siswa ditujukan untuk

menilai kualitas produk yang sudah dibuat.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran

(Widoyoko, 2012: 51). Peneliti menggunakan beberapa instrumen dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

55

penelitian ini diantaranya pedoman observasi, pedoman wawancara, dan

kuesioner.

3.5.1 Pedoman Observasi

Observasi dilaksanakan dalam dua lingkup yaitu pertama mengenai

sekolah dan kedua mengenai proses pembelajaran IPA siswa kelas III A di SD

Negeri Petinggen Yogyakarta. Aspek yang diobservasi terkait sekolah yaitu

berkaitan dengan kurikulum, visis dan misi sekolah dan permasalahan yang ada..

Aspek yang diobservasi di kelas III A adalah tentang proses pembelajaran yang

berlangsung dan materi ajar yang digunakan. Kisi-kisi observasi dapat dilihat pada

tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi

No Kisi-kisi Observasi Sekolah Kisi-kisi Observasi Kelas

1. Kurikulum sekolah Proses belajar mengajar

2. Visi dan misi sekolah Ketersediaan perangkat pembelajaran

3. Lingkungan sekolah Ketersediaan modul pembelajaran

4. Permasalahan yang ada Partisipasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran

3.5.2 Pedoman wawancara

Wawancara ditujukan kepada guru dan siswa kelas III A SD Negeri

Petinggen Yogyakarta.

3.5.2.1Wawancara Guru Kelas III A

Pengumpulan data melalui wawancara yang pertama ditujuan kepada guru

kelas III A SD Negeri Petinggen Yogyakarta. Teknik wawancara yang digunakan

adalah wawancara tidak tersetruktur atau terbuka, sehingga peneliti hanya

menyusun rencana untuk wawancara tetapi tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

56

datanya (Widoyoko, 2012: 42-43) Berikut adalah rencana wawancara dengan guru

kelas III A dapat dilihat pada tebel 3.2.

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas III A

No Topik Pertanyaan

1. Latar belakang sosial-ekonomi siswa

2. Pendekatan yang pernah di gunakan dalam pembelajaran

3. Penggunaan perangkat pembelajaran

4. Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran

5. Partisipasi siswa dalam pembelajaran

3.5.2.2 Wawancara Siswa Kelas III A

Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada siswa kelas III A yang

berjumlah 5 orang. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara

tidak tersetruktur atau terbuka. Adapun rencana wawancara yang dilakukan

dengan siswa kelas III A dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara dengan siswa kelas III A

No Topik Pertanyaan

1. Tindakan siswa dalam menggunakan energi listrik di sekolah

2. Pemahaman siswa tentang dampak yang ditimbulkan dari penggunaan energi

listrik yang berlebihan

3. Pembelajaran yang menarik bagi siswa

4. Bahan ajar yang digunakan siswa dalam pembelajaran

3.5.3 Kuesioner

Peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis

kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan kuesioner uji coba produk

3.5.3.1 Instrumen analisis kebutuhan

Instrumen analisis kebutuhan yang berupa kuesioner diberikan kepada

guru dan siswa kelas III A SD Negeri Petinggen Yogyakarta. Kuesioner analisis

kebutuhan diberikan kepada guru kelas III A. Kuesioner anaisis kebutuhan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

57

diberikan kepada siswa kelas III A yang berjumlah 30 siswa. Pemberian

instrumen kuesioner bertujuan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa akan

perangkat dan modul pembelajaran. Kuesioner yang diberikan kepada guru berupa

kuesioner terbuka, sedangkan kuesioner yang diberikan kepada siswa berupa

kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka merupakan kuesioner yang bisa

dijawab/direspon secara bebas oleh responden, sedangkan kuesioner tertutup

merupakan kuesioner yang jumlah item san alternatif jawaban maupun responya

sudah ditentukan (Widoyoko, 2012: 36). Adapun kisi-kisi kuesioner analisis

kebutuhan guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 3.4 dan 3.5.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Guru Terbuka

Indikator Nomor Item

Pengaruh penggunaan perangkat dan modul pembelajaran

bagi siswa

1,2,5 dan 6

Pembelajaran yang dapat membentuk pribadi siswa 3,9 dan 10

Fungsi perangkat dan modul pembelajaran 7

Bahan ajar yang pernah digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran

4 dan 8

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Siswa Tertutup

Indikator Nomor Item

Manfaat modul bagi siswa 1,2,3 dan 5

Pentingnya penggunaan modul bagi siswa 4,6 dan 10

Pengaalaman belajar siswa 7,8,9,11,12,13,14, dan 15

3.5.3.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli

Instrumen validasi produk oleh ahli berupa kuesioner, yang dilakukan

untuk mengetahui kualitas produk yang berupa perangkat dan modul

pembelajaran. Kuesioner validasi produk berupa kuesioner tertutup dengan pilihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

58

jawaban berskala likert. Rentang skala yang disediakan yaitu 1- 4 dengan jawaban

skala (1) sangan kurang baik, (2) kurang baik, (3) baik, (4) sangat baik. Validasi

produk dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA, ahli Bahasa dan guru kelas III. Ada

dua kuesioner yang akan di validasi yaitu, kuisioner perangkat pembelajaran dan

kuesioner modul pembelajaran. Kuesioner perangkat pembelajaran berisi

pernyataan yang berjumlah 20 butir, sedangkan kuesioner modul penilaian modul

pembelajaran berisi 32 butir pernyataan. Berikut adalah aspek yang dinilai dalam

validasi produk yang disajikan dalam tabel 3.6 dan 3.7.

Tabel 3.6 Aspek Penilaian Perangkat Pembelajaran

No Aspek yang dinilai

1. Indikator

2. Tujuan

3. Materi

4. Media dan sumber belajar

5. Skenario kegiatan pembelajaran

6. Penilaiaan hasil belajar

Tabel 3.7 Aspek Penilaiaan Modul Pembelajaran

No Aspek yang dinilai

1. Tujuan dan pendekatan

2. Desain dan pengorganisasian

3. Isi

4. Topik

5. Metodologi

6. Bahasa

3.5.3.3 Instrumen Validasi Siswa

Instrumen validasi siswa berupa kuesioner dilakukan untuk mengetahui

kualitas dan pengaruh modul pembelajaran setelah digunakan oleh siswa.

Kuesioner validasi siswa berupa kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban

berskala likert. Rentang skala yang disediakan yaitu 1- 4 dengan jawaban skala (1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

59

sangat tidak baik, (2) tidak baik, (3) baik, (4) sangat baik. Kuesioner validasi

siswa dilakukan oleh siswa kelas III yang sudah mengguakan modul

pembelajaran. Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 12 butir. Adapun

instrumen kuesioner validasi siswa dapat dilihar pada tebel 3.8

Tabel 3.8 Instrumen Kuesioner Validasi Siswa

No Pertanyaan skor Komentar

1 2 3 4

1. Saya memahami bahasa yang

digunakan pada modul

pembelajaran

2. Saya memahami dengan jelas

langkah kegiatan pembelajaran

3. Ukuran dan jenis huruf pada

modul pembelajaran dapat saya

bacaa dengan jelas

4. Gambar pada modul

pembelajaran membuat saya

menjadi jelas dan tertarik dalam

mengikuti kegiatan

pembelajaran.

5. Warna yang ada pada modul

pembelajaran membuat saya

tertarik dan membuat saya

semangat untuk uji coba.

6. Tampilan pada modul

pembelajaran membuat saya

tertarik untuk menemukan

pengetahuan sendiri dan tidak

membosankan.

7. Isi yang disajikan dalam modul

pembelajaran membuat saya

mandiri.

8. Dengan modul pembelajaran

membuat saya lebih aktif dalam

pembelajaran.

9. Modul pembelajaran

meningkatkan rasa ingin tahu

saya.

10. Modul pembelajaran membuat

saya lebih aktif dalam mencari

tahu pada saat melakukan uji

coba.

11. Modul pembelajaran membuat

saya mencari, menemukan

sendiri masalah dan kesimpulan

dari kegiatan uji coba yang

berkaitan dengan lingkungan.

12. Modul pembelajaran membantu

saya dalam memecahkan

masalah saat melakukan uji coba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

60

No Pertanyaan skor Komentar

1 2 3 4

Jumlah Skor

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang menunjukkan kualitas atau mutu

sesuatu yang ada, baik keadaan proses, peristiwa/kejadian dan lainnya yang

dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata (Widoyoko, 2012: 18).

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka sebagai hasil

observasi atau pengukuran (Widoyoko, 2012: 21). Berikut pembahasan dari

masing-masing teknik analisis.

3.6.1 Data kualitatif

Data kualitatif diperoleh berupa kritik dan saran yang dikemukakan oeleh

ahli IPA, ahli Bahasa, guru dan siswa yang dikumpulkan untuk memperbaiki

produk pengembangan perangkat dan modul pembelajaran. Selain itu, data juga

dapat diperoleh dari komentar terhadap kuesioner yang disebarkan. Adapun

komentar tersebut diperoleh dari komentar para pakar yang akan memberikan

masukkan terhadap kelayakan perangkat dan modul pembelajaran. Data juga

dapat diperoleh dari hasil pengamatan peneliti selama proses uji coba berupa hasil

observasi, hasil kajian dari penggunaan modul pembelajaran, dan dari hasil

refleksi siawa. Data yang diperoleh kemudian dianalsis sebagai pedoman untuk

memperbaiki kualitas dan mengetahui kelayakan prosuk.

3.6.2 Data kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner analisis kebutuhan guru,

kebutuhan siswa, validasi produk oleh ahli IPA dan bahasa, serta kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

61

validasi siswa. Analisis dilakukan menggunakan skala likert 1-4 dengan jawaban

skala (1) sangat tidak baik, (2) tidak baik, (3) baik, (4) sangat baik.Hasil yang

digunakan dari penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4 kemudian

dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan

rumus 3.1

Rumus 3.1. Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert

Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai.

Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan

acuan dari Widoyoko (2014: 144). Tabel 3.9 adalah tabel konversi data kuantitatif

ke kualitatif menurut Widoyoko.

Tabel 3.9 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif

Interval Skor Kategori

3,26 - X- 4,00 Sangat Baik

2,51 - X- 3,25 Baik

1,76 - X- 2,50 Kurang

1,00 - X- 1,75 Sangat Kurang

Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu

instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang

dituangkan dalam tabel 3.10

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =Ʃ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

Ʃ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑡𝑒𝑚

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

62

Tabel 3.10 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif

Interval Skor Kategori Bobot

3,26 - X- 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak

digunakan

2,51 - X- 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak

digunakan namun perlu perbaikan

1,76 - X- 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak

digunakan

1,00 - X- 1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak

digunakan

Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari

2,50. Nilai terdapat pada rentan skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan

instrumen sudah layak digunakan namun perul perbaikan. Apabila rerata skor

yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan

tidak valid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas dua hal utama yang berkaitan dengan pertanyaan

penelitian. Pertama, membahas proses pengembangan perangkat dan modul

pembelajaran Menghemat Energi Listrik untuk siswa III A SDN Petinggen

Yogyakata. Kedua, membahas deskripsi kualitas perangkat dan modul

pembelajaran dalam membantu siswa kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta agar

semakin sadar untuk menghememat energi listrik. Peneliti akan menguraikan hasil

penelitian dan pembahasan sebagai berikut:

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Proses Pengembangan Perangkat dan Modul Pembelajaran

Perangkat dan modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti

berfokus pada pembelajaran IPA dengan materi Menghemat Energi Listrik. Proses

pengembangan perangkat dan modul pembelajaran pada penelitian ini

menggunakan lima langkah pengembangan materi menurut Tomlinson, kelima

langkah tersebut antara lain sebagai berikut:

4.1.1.1 Analisis Kebutuhan

Penelitian pengembangan ini diawali dengan melakukan kegiatan analisis

kebutuhan melalui kegatiatan observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner.

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui kurikulum sekolah, visi dan misi

sekolah, permasalahan lingkungan yang ada di sekolah dan proses pembelajaran

di kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta. Kegiatan wawancara dilakukan pada

guru dan siswa. Sedangkan penyebaran kuesioner digunakan untuk memperoleh

informasi tentang kebutuhan bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

64

4.1.1.1.1 Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan kegiatan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SDN Petinggen Yogyakarta. Peneliti

melaksanakan kegiatan PPL selama 3 bulan yakni dari bulan Juli s.d Oktober

2017. Kegiatan obeservasi pertama yang dilakukan peneliti yaitu menganalisis

kurikulum, visi dan misi serta permasalahan yang ada di sekolah. Pertama,

Kurikulum yang diterapkan di SDN Petinggen ada 2 yaitu Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidik (KTSP) dan Kurikulum 2013. Untuk kelas I dan IV

menggunakan kurikulum 2013, sedangkan kelas II, III, V, dan VI menggunakan

KTSP. Kedua, visi dan misi SDN Petinggen Yogyakarta. Analisis visi dan misi

dilakukan akan penelitian yang dilakukan dapat sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh sekolah. Visi SDN Petinggen ini adalah terwujudnya siswa yang

taqwa, cerdas, terampil, berkualitas, dan berkarakter bangsa serta memiliki etika

dalam berlalu lintas. Misi yang ada di SDN Petinggen ada 5, namun peneliti

hanya mengambil satu misi yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan yaitu

mengembangkan kecerdasan intelektual dan emosional secara optimal sesuai

tahap perkrmbangan jiwa anak. Ketiga permasalahan yang peneliti dapatkan di

sekolah yaitu tingginya penggunaan energi listrik yang digunakan. Hal itu dapat

dilihat dari seringnya beban listrik di sekolah anjlok, bahkan sampai 3 kali dalam

sehari, selain itu peneliti mendapatkan fakta bahwa siswa masih menggunakan

energi listrik secara berlebihan dengan menyalakan lampu serta kipas angina

sampai lupa mematikan.

Kegiatan obeservasi kedua yaitu saat peneliti melakukan kegiatan

observasi pembelajaran IPA di kelas III A SDN Petinggen pada hari Rabu tanggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

65

13 September 2016. Siswa kelas III A berjumlah 30 siswa, dengan siswa laki-laki

sebanyak 14 dan 16 siswa perempuan. Guru mengawali pembelajaran dengan

mengkondisikan siswa selanjunya berdoa. Materi yang dipelajari pada hari itu

yaitu tentang lingkungan alam dan buatan. Materi disampaikan dengan cara tanya

jawab terlebih dahulu, salah satu pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah “Apa

yang dimaksud dengan lingkungan?”. Siswa selanjutnya diminta untuk membaca

materi yang ada di buku paket, setelah itu siswa bersama guru melakukan tanya

jawab untuk membahas materi yang dipelajari. Setiap siswa kemudian diminta

untuk mengerjakan latihan soal yang ada di LKS. Jika siswa sudah selesai

mengerjakan latiahan soal, guru meminta siswa untuk secara bergantian

menjawab soal yang sudah dikerjakan. Saat pembelajaran berlangsung, jika ada

siswa yang berbicara sendiri guru selalu menegurnya.

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran di kelas III A dan hasil

observasi yang dilakukan selama peneliti melaksanakan PPL, pembelajaran IPA

yang berlangsung di kelas III A belum mengupayakan pembelajaran yang

menyenangkan. Materi yang disampaikan hanya sebatas pengetahuan saja dan

pembelajaran belum dapat membuat siswa mengalami sendiri (bukan hanya

mendapatkan informasi karena diberi tahu).

4.1.1.1.2 Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan siswa dan guru. Pertama peneliti

melakukan wawancara dengan 5 orang siswa. Garis besar pertanyaan wawancara

yaitu kebiasaan menggunakan energi listrik, dampak penggunaan energi listrik

secara berlebih, cara menghemat energi listrik, pembelajaran yang menarik bagi

siswa dan bahan ajar yang pernah siswa gunakan. Dari kegiatan wawancara ke 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

66

siswa tersebut dapat diperoleh hasil bahwa siswa menggunakan energi listrik

untuk menyalakan lampu, kipas angin, menonton tv, main game, dan kegiatan

tersebut sering meraka lakukan secara bersamaan. Dari penggunaan energi listrik

yang siswa lakukan tersebut, siswa masih belum tahu dampak yang ditimbulkan

dari penggunaan energi listrik secara berlebihan. Siswa juga masih kurang tahu

cara-cara untuk menghemat energi listrik. Kurangnya pemahaman akan dampak

dan cara mengehemat energi listrik disebabkan karena siswa jarang diberikan

pengalaman secara langsung, sedangkan siswa ingin pembelajaran yang

mengajak siswa untuk belajar secara langsung dan menyenangkan. Materi ajar

yang digunakan siswapun masih terbatas dengan menggunakan buku cetak dan

LKS saja yang kurang menunjang dalam proses pembelajaran.

Kegiatan wawancara kedua yaitu peneliti melakukan wawancara terhadap

guru wali kelas III A. Garis besar pertanyaan wawancara yaitu latar belakang

sosial-ekonomi siswa, pendekatan yang pernah digunakan dalam pembelajaran,

penggunaan perangkat pembelajaran, materi ajar yang digunakan dan partisipasi

siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara beliau mengatakan

bahwa secara garis besar latar belakang sosial-ekonomi siswa kelas III A adalah

menengah kebawah. Hal tersebut dapat terlihat dari 30 siswa, 75% orangtua siswa

bekerja menjadi wiraswasta dengan berdagang burjonan, penjual makanan,

tukang parkir, satpam dan lain-lain. Dan sisanya 25% pekerjaan orangtua mereka

menjadi PNS.

Dalam kegiatan pembelajaran beliau berpedoman pada perangkat

pembelajaran yang sudah beliau siapkan. Perangkat pembelajaran yang dibuat

bertujuan untuk mempermudah dalam menyampaikan materi. Selama beliau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

67

mengajar, pendekatan yang pernah beliau gunakan dalam pembelajaran hanya

EEK dan sesekali menggunkan saintifik. Bahan ajar yang sering digunakan dalam

pembelajaran adalah buku paket dan LKS yang direkomendasikan dari sekolah.

Selama beliau mengajar, siswa tekadang terlihat aktif dan terkadang kurang

tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Namun selama ini beliau

sering mengajar dengan hanya memberikan materi kepada siswa dan jarang

membiarkan siswa mencari sendiri.

4.1.1.1.3 Penyebaran Kuesioener

Peneliti selanjutnya membagikan kuesioner kepada guru dan siswa untuk

mendapatkan informasi sebagai analisis kebutuhan akan perangkat dan modul

pembelajaran IPA. Pertama peneliti memberikan kuesioner pada guru kelas III A.

Pertanyaan kuesioner tersebut ditanyakan mengenai penggunaan perangkat dan

modul pembelajaran IPA, guru menjelaskan bahwa perangkat dan modul

pembelajaran berfungsi sebagai acuan guru dalam menyapaikan materi. Dengan

adanya perangkat dan modul pembelajaran materi yang akan disampaikan dalam

pembelajaran akan lebih mudah, runtut dan jelas. Modul pembelajaran dapat

meningkatkan keaktifan, motivasi untuk belajar dan akan lebih baik lagi jika

materi disampikan dengan menarik sehingga mudah dipahami siswa. Namun,

selama ini beliau masih sering memberikan materi kepada siswa daripada siswa

yang mencari sendiri, sehingga dengan adanya modul pembelajaran dapat

membantu siswa untuk madiri dan mencari materi sendiri.

Adapun pertanyaan mengenai kriteria modul dan isi modul, beliau

menjelaskan bahwa modul yang bergambar dan kata-katanya jelas dapat lebih

menarik untuk dipelajari. Lalu pada bagian isi modulnya harus disesuaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

68

dengan materi, langkah-langkah kegiatannya jelas sehingga siswa dapat

melakukan kegiatan yang ada secara mandiri, alat dan materinya mudah

diperoleh, terdapat pertanyaan yang mendukung serta ringkasan materi agar siswa

lebih paham, dan kegiatannya dapat membuat siswa aktif, kreatif, dan kritis.

Peneliti selanjutnya membagikan kuesioner analisis kebutuhan pada

seluruh siswa kelas III A yang pada saat itu siswa yang masuk berjumlah 29

siswa. Hasil dari analisis kuesioner analisis kebutuhan siswa adalah sebagi

berikut.

Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

1. Dengan adanya modul materi dapat mempermudah saya untuk

mengikuti pembelajaran.

26 3

2. Dengan adanya modul materi membuat saya mandiri. 24 5

3. Dengan adanya modul materi lebih memperjelas saya dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran.

26 3

4. Saya memerlukan pembelajaran yang menbuat saya berpikir dan

bertindak.

28 1

5. Dengan adanya modul materi membuat saya aktif berfikir. 28 1

6. Saya memerlukan pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan

saya.

26 3

7. Saya belajar bukan hanya dari penjelasan guru tapi mencari sendiri. 26 3

8. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang akan mengasah akal budi

dan mendidik kepedulian.

5 24

9. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang melakukan kegiatan

praktikum.

18 10

10. Saya memerlukan modul materi untuk membantu dalam

pembelajaran.

25 4

11. Saya terlibat aktif ketika pembelajaran IPA di kelas 16 14

12. Saya mengalami kesulitan ketika melakukan pembeljaran IPA tanpa

menggunakan modul pembelajaran.

22 7

13. Saya belajar dari bacaan dan bertanya kepada orang lain untuk bisa

mengetahui suatu informasi.

23 6

14. Saya memiliki kepribadian yang utuh dan memiliki kebebasan

dalam memilih.

1 28

Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan pada siswa tersebut 26 siswa

menyatakan bahwa modul pembelajaran dapat mempermudah mereka dalam

mengikuti pembelajaran. Lalu untuk keperluan adanya modul pembelajaran IPA,

25 siswa mengatakan bahwa mereka memerlukan modul pembelajaran untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

69

membantu mereka dalam pembelajaran, 22 siswa mengelami kesulitan ketika

melakukan pembelajaran IPA tanpa menggunakan modul pembelajaran. Adapun

kriteria modul yang mereka inginkan yaitu 28 siswa mengatakan menginginkan

modul pempelajaran yang membuat mereka dapat aktif berpikir dan bertindak, 26

siswa memerlukan pembelajaran yang sesuai dengan lingkungannya. Dari data itu

semua menjadi landasan bagi peneliti untuk membuat modul pembelajaran IPA.

Peneliti mengumpulkan data hasil observasi, wawancara, dan kuesioner

tersebut sebagai dasar untuk membuat produk berupa perangkat dan modul

pembelajaran IPA yang diharapkan dapat membantu siswa dan guru dalam

kegiatan belajar mengejar khususnya pada pembelajaran IPA.

4.1.1.2 Desain

Desain merupakan langkah lanjutan setelah peneliti melakukan analisis

kebutuhan. Peneliti mengawali kegiatan desain dengan mempelajari terlebih

dahulu prinsip-prinsip pengembangan materi ajar menurut Tomlinson (2005) yang

diyakini relevan dengan penelitian ini. Proses pendesainan materi dalam

penelitian ini sebagai berikut:

4.1.1.2.1 Desain Materi Sebelum Divalidasi

Berangkat dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan, peneliti membuat

produk berupa perangkat dan modul pembelajaran IPA untuk siswa kelas III

Sekolah Dasar. Dalam pembuatan produk, peneliti pertama-tama mentukan SK,

KD dan menentukan materi yaitu menghemat energi listrik. Pembuatan produk

awal yang dilakuakan peneliti yaitu membuat perangkat pembelajaran. Perangkat

pemebelajaran yang dibuat berupa silabus dan RPP. Setelah silabus dan RPP

selesai dibuat, peneliti selanjutnya membuat modul pembelajaran IPA yang sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

70

dengan acuan yang ada pada silabus dan RPP. Perangkat dan modul pembelajaran

dibuat dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan

mengintegrasi 11 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson.

Perangkat dan modul pembelajaran yang dikembangkan dibuat oleh

peneliti menggunakan program Microsoft word 2010 dengan font Times New

Roman dengan ukuran 12. Desain produk modul di buat semenarik mungkin

dengan memberikan gambar dan warna yang menarik bagi siswa. Komponen dari

modul pembelajaran IPA ini yaitu: (1) sampul modul, (2) pendahuluan, (isi), dan

(4) daftar pustaka, penjelasanya adalah sebagai berikut:

1) Sampul modul

Sampul modul didesain sendiri oleh peneliti menggunakan Microsoft

Word 2010. Isi sampul modul adalah tema “Ayo Menghemat Energi Listrik” yang

ditujukan untuk siswa kelas III, serta nama lengkap dan nomor induk mahasiswa

yaitu Yuliana Reni Restriani, dan background dan gambar yang peneliri peroleh

dari mengakses internet.

Gambar 4.1 Cover Modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

71

2) Pendahuluan

Pendahuluan berisikan deskripsi singkat, Standar Kompetensi (SK),

Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian KD, dan tujuan.

3) Isi Modul

Modul berisi 3 subtema materi yaitu mengenai manfaat energi listrik,

dampak penggunaan energi listrik secara berlebihan dan cara menghemat energi

listrik. Materi tersebut dilengkapi gambar-gambar yang dapat menunjang materi.

Selain itu, isi modul juga dilengkapi serangkaian kegiatan yang dapat memberi

pengalaman nyata bagi penggunanya, yaitu seperti pengamatan, eksperimen,

latihan soal, refleksi, aksi menghemat energi, dan eveluasi.

4) Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisikan referensi yang digunaka dalam penyususnan

modul pembelajaran IPA.

Modul pembelajaran IPA yang dikembangkan oleh peneliti juga

disesuaikan dengan sebelas dari enam belas prinsip pengembangan materi milik

Tomlinson. Prinsip pertama yakni materi harus mencapai dampak. Jadi prinsip ini

dapat dikatakan tercapai apabila modul pembelajaran IPA yang dikembangkan

peneliti dapat menggugah rasa ingin, minat dan perhatian dari peserta didik. Pada

gambar 4.2 dan 4.3 berikut adalah bukti bahwa modul pembelajaran IPA memiliki

dampak bagi siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

72

Gambar 4.2 Panduan berekperimen Gambar 4.3 Kegiatan ekperimen

Prinsip kedua yakni materi harus membantu peserta dikik merasa nyaman.

Pada gambar 4.2 dan 4.3 merupakan salah satu bukti jika modul pembelajaran

IPA yang dikembangkan dapat membantu pesrta didik merasa nyaman, karena

materi sudah dilengkapi dengan teks, gambar dan bahasa yang mudah dipahami

oleh siswa, serta berisikan langkah-langkah kegiatan.

Prinsip ketiga yakni materi harus membantu siswa untuk mengembangkan

kepercayaan diri. Hal ini dapat di pada gambar 4.2 dan 4.3 modul berisikan

kegiatan eksperimen yang membuat siswa dapat melakukan kegiatan dengan

mandiri setelah membaca langkah-langkah yang ada pada modul dan modul juga

mengembangkan kemampuan siswa yaitu siswa melakukan kegiatan eksperimen

yang belum pernah mereka lakukan.

Prinsip yang keempat yakni materi yang diajarkan harus relevan dan

berguna bagi siswa. Gambar 4.4 adalah bukti bahwa modul pembelajaran IPA

yang peneliti kembangkan bermanfaat bagi siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

73

Gambar 4.4 Refleksi

Prinsip yang kelima yakni, materi semestinya diperlukan dan

memfasilitasi peserta didik dalam belajar. Pada modul pembelajaran IPA yang

peneliti kembangkan terdapat bagian-bagian yang dapat memfasilitasi siswa

dalam belajar, misalnya materi, gambar, dan kegiatan eksperimen. Materi

berfungsi sebagai sumber pengetahuan dalam modul, gambar berfungsi sebagai

visualisasi dari materi yang diberikan dan kegiatan eksperimen berfungsi sebagai

pembuktian bahwa materi yang telah dipelajari itu benar. Gambar 4.5 merupakan

salah satu contohnya.

Gambar 4.5 Konten Modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

74

Prinsip yang keenam yakni, materi sebaiknya memberikan pencerahan

bagi peserta didik dengan menghadirkan petunjuk atau nasihat kegiatan sehingga

memudahkan peserta didik memahaminya. Gambar 4.2 adalah salah satu

buktinya.

Prinsip yang ketujuh yakin, materi menyediakan kesempatan bagi siswa

untuk dapat berkomunikasi secara aktif. Setelah belajar, pelajar harus diberikan

kesempatan mempraktekkan bahasa mereka untuk berkomunikasi dalam situasi

kehidupan nyata tidak sekedar dikendalikan oleh guru kelas. Modul pembelajaran

yang dikembangkan peneliti memfasilitasi siswa untuk dapat berkomunikasi

secara aktif dalam kegiatan tanya-jawab dan kegiatan kelompok.

Prinsip kedelapan yaitu, materi harus memperhatikan gaya belajar yang

bebeda dalam diri masing-masing siswa. Materi sebaiknya mengupayakan untuk

menyediakan bentuk-bentuk kegiatan yang mengupayakan kegiatan visual (belajar

dengan cara melihat), auditori (belajar dengan cara mendengar), dan kinestetik

(belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh). Gambar 4.3 dan 4.5

merupakan salah satu buktinya.

Prinsip yang kesembilan yakni, materi harus memperhatikan sikap afektif

yang berbeda dalam diri masing-masing peserta didik. Oleh karena itu sebaiknya

materi yang disusun dapat menyediakan bentuk kegiatan secara individual dan

kelompok. Gambar 4.6 dan 4.7 adalah salah satu buktinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

75

Gambar 4.6 Kegiatan Individu Gambar 4.7 Kegiatan Kelompok

Prinsip kesepuluh adalah materi dapat membantu peserta didik

mengembangkan kemampuan berpikir, pengelolaan emosi, estetika seni, dan

menyediakan kegiatan yang melatih otak kanan dan kiri peserta didik. Pada modul

pembelajaran IPA tersadapat kegiatan eksperimen tentang dampak penggunaaan

energi listrik secara berlebihan dimana ada dua rangkaian, rangkaian pertama

lampu dibiarkan menyala selama 1 menit lalu dimatikan dan rangkaian kedua

lampu dibiarkan menyala selama 5 menit. Dari kegiatan tersebut siswa diminta

untuk menganalisis pada rangkaian berapa yang membutuhkan energi listrik lebih

banyak dan lebih sedikit. Kegiatan ini bertujuan melatih siswa untuk berpikir dan

membandingkan sehingga dengan kegiatan ini dapat memaksimalkan potensi

siswa. Kegiatan tersebut dapat dilihat dari gambar 4.8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

76

Gambar 4.8 Kegiatan eksperimen dan pengamatan

Prinsip yang kesebelas yaitu materi harus memberikan kesempatan peserta

didik untuk umpan balik.

Pada modul ini terdapat kegiatan aksi membuat poster, refleksi dan

evaluasi (lihat gambar 4.4, 4.9 dan 4.10). Rangkaian kegiatan tersebut digunakan

untuk melihat perkembangan siswa (feeback), baik segi kognitif, afektif, dan

psikomotor.

Gambar 4.9 Evaluasi Gambar 4.10 Aksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

77

4.1.1.2.2 Desain Materi Sesudah Divalidasi

Produk awal yang telah disusun menjadi sebuah perangkat dan modul

pembelajaran kemudian diberikan kepada ahli IPA, ahli bahasa dan Guru kelas III

untuk divalidasi. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk yang

dikembangkan oleh peneliti. Validasi ini menggunakan pedoman pensekoran

skala likert 1-4 menurut Widoyoko (2014: 144). Hasil penilaiaan dari ketiga

validator dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran

No Aspek Validator

1

(IPA)

2

(Bahasa)

3

(Guru)

1. Indikator 19 18 19

2. Tujuan 11 11 11

3. Materi 11 10 11

4. Media dan sumber belajar 14 13 15

5. Skenario kegiatan pembelajaran 15 12 15

6. Penilaiaan hasil belajar 3 3 4

Total skor 73 67 75

Skor terbobot Ʃ ℎ

Ʃ 3,65 3,15 3,75

Kategori Sangat layak Layak Sangat layak

Tabel 4.3 Hasil Validasi Modul Pembelajaran

No Aspek

Validator

1

(IPA)

2

(Bahasa)

3

(Guru)

1. Tujuan dan pendekatan 24 22 22

2. Desain dan pengorganisasian 26 25 31

3. Isi 25 21 27

4. Topik 14 12 16

5. Metodologi 12 9 11

6. Bahasa 12 12 16

Total skor 113 101 123

Skor terbobot Ʃ ℎ

Ʃ 3,51 3,15 3,84

Kategori Sangat layak Layak Sangat layak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

78

Validasi pertama dilakukan oleh ahli IPA. Hasil validasi untuk perangkat

pembelajaran memperoleh skor 3,65 dengan kategori “sangat layak”, sedangkan

untuk hasil validasi modul pembelajaran diperoleh skor 3,51 dengan kategori

“sangat layak”, skor yang telah diperoleh tersebut lalu dilihat kategorinya pada

tabel 3.8 modul dikatakan layak untuk digunakan/diuji coba dengan revisi sesuai

dengan saran yang diberikan.

Ahli IPA memberikan beberapa komentar berisi masukan untuk perbaikan

perangkat dan modul pada aspek desain dan pengorganisasian. Pada aspek desain

dan pengorganisasian ahli IPA memberikan masukan bahwa perlu mengganti

kegiatan 2 yaitu tentang dampak penggunaan energi listrik secara berlebihan

karena peneliti menggunakan multimeter untuk mengukur batu baterai padahal

batu baterai tidak dapat diukur dengan multimeter. Aspek selanjutnya

memperbaiki langkah-langkah pada kegiatan 3 yaitu tentang kegiatan

bereksperiman mencari sumber energi listrik alternatif dari buah karena pada

langkah-langkah kegiatan kurang diberikan gambar yang dapat memperjelas

kegiatan eksperimen tersebut. Produk yang telah divalidasi oleh pakar IPA lalu

direvisi sesuai komentar dan saran, komentar dan saran tersebut dijabarka dalam

tabel berikut:

Tabel 4.4 Komentar Pakar IPA dan Revisian

Komentar pakar Revisi

Desain dan Pengorganisasian

Untuk mengukur daya dan energi tidak

menggunakan multimeter

Dilakukan perbaikan dengan mengganti alat

dan materi praktikum dari menggunakan batu

baterai dan multimeter menjadi menggunakan

batu telepon genggam sehingga dapat diukur

dengan menggunakan telepon genggam

Untuk kegiatan ekperimen sumber energi

alternatif dari buah sebaiknya perlu

ditambahkan gambar pada langakah-

langkahnya.

Dilakukan perbaikan dengan menambahkan

gambar pada langkah-langkah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

79

Sebelum direvisi Setelah direvisi

Sebelum direvisi Setelah direvisi

Gambar 4. 11 Komentar dan Saran dari ahli IPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

80

Berdasarkan hasil validasi yang kedua yaitu, validasi pada pakar Bahasa

diperoleh hasil validasi perangkat pembelajaran dengan skor 3,15 dengan kategori

“layak”, sedangkan untuk hasil validasi modul pembelajaran diperoleh skor 3,15

dengan kategori “layak”, skor yang telah diperoleh tersebut lalu dilihat

kategorinya pada tabel 3.8 modul dikatakan layak untuk digunakan/diuji coba

dengan revisi sesuai dengan saran yang diberikan.

Ahli bahasa memberikan beberapa komentar berisi masukan untuk

perbaikan perangkat dan modul pada bahasa. Pada aspek bahasa ahli bahasa

memberikan masukan untuk memperbaiki kesalahan penulisan dan ejaan, serta

masih ada istilah asing yang digunakan. Produk yang telah divalidasi oleh ahli

bahasa lalu direvisi sesuai komentar dan saran. Komentar dan saran tersebut

dijabarkan dalam tebel berikut:

Tabel 4.5 Komentar Pakar Bahasa dan Revisian

Komentar pakar Revisi

Bahasa

Perbaiki kesalahan penuliasan dan ejaan Dilakukan perbaikan pada kesalahan

penuliasan dan ejaan.

Masih ada istilah asing Dilakukan perbaikan kalimat yang

menggunakan istilah asing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

81

Sebelum direvisi Sesudah direvisi

Validasi ketiga dilakukan oleh guru kelas III. Hasil validasi untuk

perangkat pembelajaran memperoleh skor 3,75 dengan kategori “sangat layak”,

sedangkan untuk hasil validasi modul pembelajaran diperoleh skor 3,84 dengan

kategori “sangat layak”, skor yang telah diperoleh tersebut lalu dilihat kategorinya

pada tabel 3.8 modul dikatakan layak untuk digunakan/diuji coba tanpa revisi.

Rekapitulasi penilaian dari dua ahli dan guru kelas terhadap perangkat dan

modul pembelajaran dapat dilihat pada table 4.6

Table 4.6 Rekapitulasi Penilaian Perangkat dan Modul pembelajaran oleh

Ahli IPA, Ahli Bahasa, dan Guru Kelas III

No Valiadator

Skor

Rata-rata Kategori Perangkat

pembelajaran

Modul peserta

didika

1. Ahli IPA 3,65 3,51 3,58 Sangat layak

2. Ahli Bahasa 3,15 3,15 3,15 Layak

3. Guru Kelas III 3,75 3,84 3,79 Sangat layak

Total skor 10,52

Rata-rata 3,50 Sangat layak

Gambar 4.12 Komentar dan saran dari ahli Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

82

Data yang diperoleh dari hasil validasi perangkat dan modul pembelajaran oleh

dua ahli dan guru kelas memperoleh skor rata-rata 3,50. Kualitas perangkat dan

modul pembelajaran yang dikembangkan peneliti berdasarkan validasi pada tabel

4.6 dapat dikateorikan “sangat layak”.

4.1.1.3 Implementasi

Peneliti melakukan implementasi di SDN Petinggen Yogyakarta pada hari

Rabu, 11 Februari 2017 di kelas III A dengan jumlah siswa 9 yang terdiri dari 5

siswa laki-laki dan 4 perempuan. Implementasi dilakukan selama 1 kali pertemuan

dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan berpedoman dengan RPP dan

melakukan kegiatan pada modul yang sudah dibuat. Pada modul pembelajaran

terdapat 3 subtema materi yaitu, mengenai manfaat energi listrik, dampak

penggunaan energi listrik secara berlebihan dan cara menghemat energi listrik.

Subtema materi yang pertama yaitu mengetahui manfaat energi listrik, pada

kegiatan ini siswa diajak untuk mengamati lingkungan kelas dan luar kelas,

setelah itu siswa menuliskan benda-benda yang ada di kelas dan di luar kelas yang

membutuhkan energi listrik. Siswa kemudian secara bergantian menyebutkan apa

saja benda yang mereka temukan. Pada kegiatan tersebut, siswa dapat saling

bertukar pendapat dan saling melengkapi jawaban yang mereka peroleh. Setelah

siswa sudah menemukan benda-benda tersebut, selanjutnya siswa

mengidentifikasi kegunaan dari masing-masing benda yang mereka temukan.

Subtema materi kedua yaitu, mengetahui dampak penggunaan energi

listrik secara berlebihan. Pada kegiatan ini siswa melakukan ekperimen sederhana

dengan menggunakan lampu dan batu baterai telepon genggam. Pertama-tama

telah disediakan 2 telepon genggam, siswa lalu melihat daya batu baterai yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

83

pada 2 telepon genggam tersebut. Percobaan yang dilakukan dibedakan menjadi 2,

pada percobaan pertama lampu yang dinyalakan dengan batu baterai telepon

genggam dinyalakan selama 1 menit dan pada percobaan kedua lampu yang

dinyalakan dengan batu baterai telepon genggam dinyalakan selama 5 menit.

Setelah itu siswa kembali mengukur daya dari kedua batu baterai tersebut.

Dari kegiatan tersebut, selanjutnya siswa menganalisis pada percobaan

berapa yang menghabiskan energi listrik lebih banyak serta apa penyebabnya dan

percobaan mana yang menghabiskan energi listrik lebih sedikit serta apa

penyebabnya. Selain melakukan percobaan siswa juga menuliskan pengalaman

yang pernah mereka lakukan selama menggunakan energi listrik secara berlebihan

dan penyebab yang akan ditimbulkan dari kegiatan yang mereka lakukan tersebut.

Pengalaman yang mereka tulis lalu di bacakan secara bergantian.

Subtema materi yang ketiga yaitu, cara menghemat energi listrik. Pada

kegiatan ini, siswa diajak melakukan ekperimen menemukan sumber alternatif

energi listrik dari buah-buah. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, 1 kelompok

terdiri dari 3 siswa. Setiap kelompok diberikan buah yang berbeda, kelompok

pertama mendapat buah jeruk nipis, kelompok kedua mendapatkan buah kentang

dan kelompok ketiga mendapatkan buah tomat. Setelah siswa mendapatkan buah,

siswa selanjutnya merangkai buah-buah tersebut sesuai dengan langkah-langkah

yang ada pada modul supaya lampu dapat menyala. Selanjutnya setiap kelompok

mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka, sedangkan kelompok yang lain

mengamati nyala lampu yang dihasilkan oleh masing-masing buah.

Dari hasil presentasi masing-masing kelompok, siswa lalu

membandingkan mana buah yang dapat menghasilkan energi listik paling besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

84

dan paling kecil, yang dapat dilihat dari nyala lampu. Kegiatan ekperimen ini

merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi siswa karena saat mereka selesai

merangkai buah dan ternyata lampu dapat menyala mereka terlihat sangat senang

dan kagum bahwa buah bisa membuat lampu menyala. Selain melakukan

ekperimen, siswa juga menuliskan kegiatan yang pernah mereka lakukan dalam

menghemat energi listrik.

Pada kegiatan selanjutnya, siswa melakukan aksi. Aksi dilakukan siswa

dengan membuat poster yang berisi gambar dan kalimat ajakan untuk menghemat

energi listrik. Poster dibuat siswa bersama kelompoknya. Saat membuat poster

terlihat kerjasama antar siswa. Siswa di dalam kelompok saling bertukar pendapat

untuk menentukan gambar dan tulisan yang mereka anggap bagus. Siswa juga

berinisiatif untuk membagi tugas, siswa pertama menggambar, siswa kedua

menulis dan siswa yang ketiga bertugas untuk mewarnai. Dari kerjasama siswa

tersebut membuat poster yang dihasilkan lebih menarik.

Dari kegiatan yang sudah dilakukan tersebut, siswa selanjutnya melakukan

refleksi dan evaluasi. Dari hasil refleksi siswa menuliskan bahwa pembelajaran

hari ini sangat menyenangkan terutama saat kegiatan ekperimen. Dan saat

menjawab soal eveluasi yang ada pada modul, siswa dapat menjawab soal tersebut

dengan benar. Dari hasi refleksi dan evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran yang dilakukan peneliti menyenakan bagi siswa dan materi yang

disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Setelah kegiatan pembelajaran selesai,

peneliti kemudian membagikan kuesioner validasi siswa untuk penilaiaan kualitas

modul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

85

Gambar 4.13 Pelaksanaan Implementasi

4.1.1.4 Evaluasi

4.1.1.4.1 Data Hasil Observasi

Observasi dilakukan selama peneliti melakukan kegiatan implementasi di

sekolah. Peneliti melakukan kegiatan observasi untuk melihat sudah tercapai atau

belumnya pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan unsur Pendidikan

Emansipatoris yang digunakan peneliti sebagai dasar pengembangan perangkat

dan modul pembelajaran. Selain itu peneliti juga akan melihat apakah perangkat

dan modul pembelajaran yang dibuat sudah baik atau masih perlu diperbaiki untuk

digunakan.

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah cara pandang tentang

pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengembangan pada

pengintegrasian usaha penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan dan pengembangan

kompetensi siswa melalui pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Penumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

86

nilai-nilai kemanusiaan dilakukan sesuai konteks siswa dan materi pelajaran, serta

melalui mekanisme pemberian pengalaman refleksi dan perwujudan aksi serta

evaluasi. Melalui pola pikir tersebut siswa diharapkan mengalami sendiri (bukan

hanya mendapatkan informasi karena diberi tahu). Dinamika pelaksanaan PPR

meliputi 5 siklus yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Selain 5

siklus tersebut, tujuan dari pembelajaran PPR terwujud dalam 3 unsur yang ada

pada tujuan pembelajaran. Ketiga unsur tersebut adalah competence, conscience,

dan compassion. Competence merupakan kemampuan secara kognitif atau

intelektual, conscience ialah kemampuan afektif dalam menentukan pilihan-

pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral, sedangkan compassion

adalah kemampuan dalam psikomotor yang berupa tindakan konkret maupun

batin disertai sikap bela rasa bagi sesama (Subagya, 2010: 23-24).

Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan implementasi, perangkat

dan modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti pendekatan PPR yang

digunakan sudah terlihat. Hal ini dapat dilihat dari perangkat dan modul

pembelajaran yang dikembangkan sudah memuat lima siklus dalam PPR yaitu

konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi serta sudah memenuhi tujuan

dari pembelajaran PPR yang terwujud dalam 3 unsur yang ada pada tujuan

pembelajaran yaitu competence, conscience, dan compassion. Siklus yang pertama

adalah konteks. Hal ini terlihat ketika siswa diajak untuk mencermati konteks-

konteks kehidupan yang terjadi pada diri siswa, contohnya saat guru secara

langsung mengajak siswa untuk merasakan jika di sekolah ini tidak ada listrik

dengan cara mematikan lampu dan kipas angin saat sedang dalam kegiatan belajar

mengajar. Dari kegiatan tersebut siswa diajak secara langsung untuk merasakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

87

bagaimana jika mereka belajar tanpa menggunakan lampu dan siswa akan tahu

bagaimana suasanya belajar dengan gelap tanpa ada lampu. Kegiatan tersebut

secara tidak sengaja dapat mengajarkan siswa akan pentingnnya energi listrik.

Siklus yang kedua yaitu pengalaman. Pengalaman merupakan suatu

kejadian yang sungguh terjadi, dilakukan, dialami, dihidupi, yang dapat

menyentuj pikiran, hati, kehendak, perasaan, maupun hasrat siswa (Suparno,

2015: 28). Hal ini terlihat ketika siswa melakukan 2 kegiatan eksperimen.

Kegiatan pertama siswa menyalakan lampu dengan menggunakan batu baterai

telepon genggam dalam waktu 1 menit dan kegiatan kedua siswa menyalakan

lampu selama 5 menit, setelah itu siswa diminta untuk mengukur besar daya yang

dikeluarkan pada masing-masing baterai. Dari kegiatan tersebut siswa dapat

menyimpulkan sendiri pada kegiatan berapa yang lebih boros dan lebih hemat

dalam menggunakan enegi listrik. Kegiaatan ekperimen yang kedua yaitu siswa

diminta untuk mencari sumber energi listik alternatif dari buah-buahan. Pada

kegiatan ini siswa dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing kelompok

mendapatkan buah yang berbeda. Selanjutnya siswa diminta untuk merangkai

buah tersebut, detelah itu rangkaian buah disambunghkan dengan lampu LED.

Dari kegiatan tersebut siswa dapat mengalami sendiri bahwa ternyata energi listik

dapat bersumber dari buah-buahan. Selain dapat membuat siswa mengalami

sendiri, kegiatan eksperimen yang dilakukan tersebut dapat membuat siswa

senang, aktif, tertarik untuk belajar, serta memberikan pengalaman baru bagi

siswa.

Siklus yang ketiga yaitu refleksi. Dalam tahap refleksi, siswa dibantu

untuk menggali pengalaman mereka sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

88

mengambil makna bagi hidupnya, bagi orang lain, dan bagi masyarakat. Hal ini

terlihat ketika guru mengajak siswa merefleksikan tindakan yang dilakukan

selama ini, apakah selama ini saya melakukan tindakan menggunakan energi

listrik secara berlebihan atau tidak dan siswa juga diajak untuk memikirkan

dampak dari tindakan siswa yang dilakukan tersebut. Dari kegiatan ini siswa

dilatih untuk mempunyai sikap yang jujur atas jawaban mereka. Siklus yang

keempat yaitu aksi. Aksi adalah tindakan yang dilakukan siswa setelah

merefleksikan pengalaman belajar mereka. Hal ini terlihat ketika siswa diajak

untuk melakukan aksi dengan mengajak siswa lainnya untuk menghemat energi

listrik melalui poster yang mereka buat. Dari kegiatan tersebut siswa diajak peduli

untuk menghemat energi listrik dan melatih siswa untuk kreatif, karena siswa

diminta untuk menggambar dan mawarnai poster itu sendiri.

Siklus yang kelima yaitu evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat

secara keseluruhan bagaimana seluruh proses PPR itu terjadi dan berkembang

(Suparno, 2015: 40). Hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal materi yang

sudah diberikan hari ini, dari kegiatan tersebut dapat terlihat bahwa siswa sudah

lebih mengetahui manfaat energi listrik, dampak penggunaan energi listrik dan

cara menghemat energi listrik yang membuat siswa lebih dapat menghargai energi

listrik dengan menggunakan energi listrik seperlunya.

Selain kelima siklus tersebut, pembelajaran juga harus memenuhi tujuan

dari pembelajaran PPR yang terwujud dalam 3 unsur yang ada pada tujuan

pembelajaran yaitu competence, conscience, dan compassion. Unsur yang pertama

yaitu competence. Competence merupakan kemampuan akademik yang

memadukan unsur pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hal ini terlihat ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

89

kegiatan pembelajaran yang dilakukan memberikan pengetahuan kepada siswa

tentang manfaat energi listrik, dampak penggunaan energi listrik secara berlebih

dan cara menghemat energi listrik. Pembelajaran juga melatih keterampilan siswa

dengan mengajak siswa berekperimen dan saat mengajak siswa untuk

menggambar poster yang semenarik mungkin.

Unsur yang kedua yaitu conscience. Conscience merupakan kemampuan

afektif dalam menentukan pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan

secara moral. Hal ini terlihat ketika siswa menceritakan pengalaman mereka

selama ini ketika menggunakan energi listik. Dari kegiatan tersebut siswa diberi

kebebasan untuk menceritakan sehingga siswa dilatih untuk bertindak jujur dan

terbuka. Unsur yang ketiga yaitu compassion. Compassion adalah kemampuan

dalam psikomotor yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai sikap bela

rasa bagi sesama. Hal ini terlihat ketika siswa melakukan kegiatan aksi mereka

bersama dengan kelompok. Di dalam kelompok siswa sudah terlihat memiliki

sikap bela rasa dengan saling menghargai pendapat orang lain sehingga poster

yang mereka buat menjadi menarik dan poster yang mereka buat juga dapat

mengajak siswa yang lain untuk menghemat energi listrik.

Perangkat dan modul pembelajaran yang dikembangkan peneliti juga

memasukkan unsur Pendidikan Emansipatoris dalam pedoman

pengembangannya. Pendidikan Emansipatoris merupakan pendidikan yang

mampu memberdayakan dan memberi pencerahan pada siswa (Mangunsong,

2005: 15). Menurut Giroux (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015: 53) pendidikan

emansipatoris dipandang sebagai pendidikan yang pergerakannya menekankan

perwujudan masyarakat yang adil dan demokratis. Ada tiga kata kunci pada model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

90

pendidikan emansipatoris, yaitu humanisasi, kesadaran kritis, dan

mempertanyakan sistem.

Pada konten-konten perangkat dan modul pembelajaran yang

dikembangkan peneliti sudah menunjukaan sisi emansipatoris dengan tiga kata

kunci, yaitu humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem. Kata kunci

yang pertama yaitu humanisasi. Humanisasi terlihat ketika siswa diberi kebebasan

untuk membuat kelompok, siswa mampu berkerjasama dalam kelompok, siswa

dapat saling menghormati pendapat yang orang lain sampaikan, siswa ikut

berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan setelah melakukan kegiatan

pembelajaran siswa dapat menghargai pentingnnya energi listirk dengan

menggunakan energi listrik sesuai kebutuhan.

Kata kunci yang kedua yaitu kesadaran kritis. Kesadaran kritis terlihat

ketika siswa melakukan kegiatan eksperimen. Kegiatan eksperimen yang

dilakukan menuntun siswa untuk berpikir kritis, karena kegiatan ekperimen

mengajak siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisi hasil dari ekperimen

yang dilakukan. Contohnya, ketika siswa melakukan kegiatan eksperimen tentang

dampak menggunakan energi listrik secara berlebihan, siswa dituntut untuk

menganalisis dari dua percobaan dan mengidentifikasi penyebab dari masing-

masing percobaan yang menunjukkan kegiatan hemat energi dan menggunakan

energi secara berlebih.

Kata kunci yang ketiga yaitu, mempertanyakan sistem. Mempertanyakan

sistem terlihat ketika guru dan siswa berdialog melakukan tanya jawab dan

berdiskusi. Salah satu contoh kegiatan dialog yang dilakukan yaitu, saat guru

melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kegiatan yang pernah dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

91

dalam menggunakan energi listrik. Siswa dan guru saling memberikan

pengalaman yang pernah dilakukan saat menggunakan energi listrik. Dari hasil

tanya jawab tersebut, guru dan siswa kemudian berdiskusi apakah selama ini

kegiatan yang dilakukan termasuk kegitan menghemat energi listrik atau

menggunakan energi listrik secara berlebihan. Dari kegiatan diskusi tersebut, guru

dan siswa saling bertukar pendapat akan dampak ketika menggunakan energi

listrik secara berlebih dan ketika dampak menggunakan energi listrik sesuai

dengan keperluan.

Pada pelaksanaan implementasi, peneliti juga menemukan beberapa

kesalahan pada RPP dan modul pembelajaran yang digunakan dalam

implementasi. Kesalahan yang didapat yaitu pada rincian kegiatan inti dalam RPP

pada langkah kegiatan nomor 5 dan 6. Langkah kegiatan bertulisakan siswa

mengamati benda-benda yang ada di dalam kelas, namun pada kegiatan

pembelajaran siswa diminta untuk mengamati benda-benda yang ada di dalam

kelas dan di luar kelas. Kegiatan yang pada nomor 13 juga masih kurang sesuai,

karena pada kegiatan tersebut dituliskan siswa mengamati kegiatan eksperimen

yang dilakukan guru, namun sebenarnya siswa melakukan eksperimen dengan

membaca langkah-langkah yang sudah ada pada modul pembelajaran. Kesalahan

juga ditemukan pada langkah-langkah kegiatan ekperimen mengenai dampak

penggunaan energi listrik secara berlebih pada langkah nomor 2. Kalimat pada

nomor 2 tersebut menurut peneliti masing kurang lengkap.

Dari kegiatan obeservasi yang telah dilakukan peneliti selama kegiatan

implementasi dapat disimpulkan bahwa perangkat dan modul pembelajaran yang

dibuat sudah terlihat penggunaan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

92

dan Pendidikan Emansipatoris dalam proses implementasi. Selain itu perangkat

dan modul pembelajaran yang dikembangkan masih terdapat beberapa kesalahan

yaitu pada kegiatan inti RPP dan langkah kegiatan ekperimen yang ada pada

modul pembelajaran.

4.1.1.4.2 Penyebaran Kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 9 siswa yang mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran. Pembagian kuesioner

dilakukan setelah kegiatan pembelajaran sudah selesai. Instrumen kuesioner yang

dibagikan kepada siswa dapat dilihat pada tabel 3.8 Berikut ini adalah rekapitulasi

peneliaan siswa terhadap kualitas modul.

Tabel 4.7 Hasil Penilaiaan Siswa terhadap Kualitas Modul

Siswa Penilaian Modul Kriteria

1 3,53 Sangat Baik

2 3,53 Sangat Baik

3 3,83 Sangat Baik 4 3,53 Sangat Baik 5 3,53 Sangat Baik 6 3,53 Sangat Baik

7 3,53 Sangat Baik

8 3,83 Sangat Baik 9 3,91 Sangat Baik

Rerata 3,63 Sangat Baik

Berdasarkan pada tabel 4.6 rerata skor yang diperoleh berjumlah 3,63. Bila

dibandingkan dengan table 3.9 skor 3,63 masuk kategori “sangat baik”, sehingga

menunjukkan bahwa instrument ini layak untuk digunakan.

Dari hasil penyebaran kuesioner tersebut, terlihat bahwa modul

pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan 11 prinsip

pengembangan materi ajar menurut Tomlinson sudah sangat layak untuk

digunakan. Hal ini terlihat dari hasil analisis 11 prinsip pengembangan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

93

Tomlinson yang peneliti gunakan. Pada prinsip pertama materi harus mencapai

dampak. Jadi prinsip ini dapat dikatakan tercapai apabila modul pembelajaran

yang dikembangkan peneliti dapat menggugah rasa ingin tahu peserta didik,

minat, dan perhatian. Berdasarkan hasil observasi, siswa sangat antusias ketika

melakukan kegiatan eksperimen dan mereka mampu melakukan eksperimen

secara mandiri dengan panduan yang ada pada modul sehingga pada modul ini

dapat dikatakan mencapai dampak. Hal ini dapat di lihat pada gambar 4.14 dan

4.15.

Prinsip kedua yakni materi harus membantu peserta didik untuk merasa

nyaman. Modul pembelajaran IPA yang dikembangkan peneliti dapat membuat

peserta didik merasa nyaman, hal ini dibuktikan karena modul pembelajaran

sudah berisikan teks dan ilustrai/gambar, bahasa yang digunakan mudah dipahami

oleh peserta didik, dan berisikan contoh-contoh atau petunjuk, sehingga dapat

membuat siswa merasa nyaman. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.14 Siswa

melakukan eksperimen

Gambar 4.15 Siswa

menuliskan hasil kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

94

Prinsip ketiga yakni materi harus membantu peserta didik untuk

mengembangkan kepercayaan diri. Pada modul pembelajaran IPA yang peneliti

kembangkan dapat menumbuhkan kepercayaan diri, hal ini dibuktikan ketika

siswa mengungkapkan hasil observasi tentang benda-benda di kelas dan di luar

kelas yang membutuhkan energi listrik, saat menuliskan kegiatan yang pernah

dilakukan dalam menghemat dan menggunakan energi listrik secara berlebihan

dengan berani dan percaya diri. Kemudian siswa juga dapat mengikuti langkah-

langkah kegiatan eksperimen yang ada pada modul dengan lancar. Hal ini dapat

dilihat pada gambar 4.14 dan 4.15.

Prinsip keempat yakni materi yang diajarkan harus relevan dan berguna

bagi siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil refleksi dan evaluasi siswa, yaitu mereka

berpendapat bahwa “kegiatan yang dilakukan menyenangkan karena bisa tahu

bahwa buah bisa menyalakan lampu”, selain itu mereka juga tahu dampak yang

ditimbulkan akibat menggunakan energi listrik secara berlebihan, serta tahu

bagaimana cara menghemat energi listrik. Jadi modul pembelajaran IPA yang

peneliti kembangkan bermanfaat bagi siswa. Hal ini dapat dilihat pada gambar

4.4.

Prinsip kelima yakni materi harus diperlukan dan memfasilitasi peserta

didik dalam belajar. Pada modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan

terdapat bagian-bagian yang dapat memfasilitasi siswa dalam belajar, misalnya

materi, gambar dan kegiatan eksperimen. Materi berfungsi sebagai sumber

pengetahuan pada modul, gambar berfungsi sebagai visualisasi dari materi yang

diberikan, dan kegiatan eksperimen berfungsi sebagai pembuktian bahwa materi

yang dipelajari itu benar. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

95

Prinsip keeman yakni materi sebaiknya memberikan pencerahan bagi

peserta didik dengan menghadirkan petunjuk atau nasihat kegiatan sehingga

memudahkan peserta didik memahaminya. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.2

yang sudah menunjukan langkah-langkah yang dapat membantu siswa.

Prinsip yang ketujuh yakin, materi menyediakan kesempatan bagi peserta

didik untuk dapat berkomunikasi secara aktif. Modul pembelajaran yang

dikembangkan peneliti sudah menyediakan kesempatan bagi siswa untuk dapat

berkomunikasi dengan aktif. Hal ini terbukti dalam kegiatan pembelajaran siswa

diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan kelompok dan mengemukakan

pendapat mereka tanpa dikendalikan oleh guru. Gambar 4.16 merupakan salah

satu bukti, siswa dapat saling bediskusi tanpa dikendalikan oleh guru.

Prinsip yang kedelapan yaitu. materi harus memperhatikan gaya belajar

yang bebeda dalam diri masing-masing siswa. Dari kegiatan implementasi yang

sudah dilakukan, modul yang dikembangkan peneliti sudah menyediakan

kegiatan pembelajaran secara visual (belajar dengan cara melihat), auditori

(belajar dengan cara mendengar), dan kinestetik (belajar dengan cara bergerak,

Gambar 4.16 Siswa berdiskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

96

bekerja dan menyentuh). Kegiatan visual (belajar dengan cara melihat), terlihat

ketika siswa dapat belajar dengan menggunakan materi, media dan alat peraga

secara langsung siswa dapat materi dengan lebih mudah. Kegiatan auditori

(belajar dengan cara mendengar), terlihat ketika siswa melakukan kegiatan

kelompok, dalam kegiatan kelompok siswa dapat berdiskusi sehingga siswa dapat

mendengarkan pendapat dari siswa dalam satu kelompok dan kelompok lainnya.

Kegiatan kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

terlihat ketika siswa melakukan kegiatan ekperimen, siswa dapat bergerak dan

berkerja secara langsung sehingga siswa dapat membuktikan materi yang sedang

dipelajari dari kegiatan eksperimen tersebut. Ketiga kegiatan tersebut dapat dilihat

pada gambar 4.14, 4.15 dan 4.16

Prinsip yang kesembilan yakni, materi harus memperhatikan sikap afektif

yang berbeda dalam diri masing-masing peserta didik. Hal ini dapat dilihat ketika

modul sudah menyediakan kegiatan individu dan kegiatan kelompok. Kegiatan

individu dapat mengasah kemampuan secara mandiri, contohnya saat siswa

menuliskan benda-benda yang membutuhkan energi listrik siswa dapat

menuliskanya sesuai dengan apa yang mereka ketahui. Kegiatan kelompok

mengasah kemampuan siswa untuk saling menghargai pendapat teman, contohnya

saat siswa secara berkelompok menggambar poster, mereka saling berdiskusi apa

yang akan mereka gambar dan masing-masing siswa harus memiliki kesepakatan

apa yang akan mereka gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

97

Prinsip kesepuluh yakni materi dapat membantu peserta didik

mengembangkan kemampuan berpikir, pengelolaan emosi, estetika seni, dan

menyediakan kegiatan yang melatih otak kanan dan kiri peserta didik. Pada modul

pembelajaran IPA tersadapat kegiatan eksperimen tentang dampak penggunaan

energi listrik secara berlebihan dimana ada dua rangkaian, rangkaian pertama

lampu dibiarkan menyala selama 1 menit lalu dimatikan dan rangkaian kedua

lampu dibiarkan menyala selama 5 menit. Dari kegiatan tersebut siswa diminta

untuk menganalisis pada rangkaian berapa yang membutuhkan energi listrik lebih

banyak dan lebih sedikit. Kegiatan ini bertujuan melatih siswa untuk berpikir dan

membandingkan sehingga dengan kegiatan ini dapat memaksimalkan potensi

siswa.

Prinsip kesebelas yakni materi harus memberikan kesempatan peserta

didik untuk umpan balik hasil. Pada modul ini terdapat kegiatan aksi, refleksi dan

evaluasi (lihat gambar 4.4, 4.10 dan 4.11). Rangkaian kegiatan tersebut digunakan

untuk melihat perkembangan siswa (feeback), baik segi kognitif, afektif, dan

psikomotor.

Gambar 4.16 Siswa

mengerjakan tugas individu

Gambar 4.17 Siswa

mengerjakan tugas kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

98

4.1.1.5 Revisi

Proses revisi sebagai langkah kelima dalam penelitian ini, merupakan

usaha terakhir untuk memperbaiki perangkat dan modul agar kualitasnya semakin

baik. Hasil evaluasi terhadap implementasi perangkat dan modul pada 9 siswa

kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta menjadi dasar dari proses revisi. Bagian

yang perlu diperbaiki yaitu pada rincian kegiatan pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan langkah-langkah ekperimen pada modul pembelajaran.

Rincian kegiatan inti dalam RPP yang dilakukan perbaikan pada langkah

kegiatan nomor 5 dan 6. Langkah kegiatan tersebut perlu ditambahkan kegiatan

yang belum dituliskan. Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 5 dan 6 dapat

dilihat pada gambar 4.19 dan 4.20. Kegiatan yang dilakukan pada nomor 13

dalam rincian kegiatan inti juga dilakukan perbaikan. Proses revisi untuk langkah

kegiatan nomor 13 dapat dilihat pada gambar 4.21 dan 4.22.

Gambar 4.19 Rincian Kegiatan Inti RPPH nomor 5 dan 6 Sebelum Direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

99

Gambar 4.20 Rincian Kegiatan Inti RPPH nomor 5 dan 6 Setelah Direvisi

Gambar 4.21 Rincian Kegiatan Inti RPPH nomor 13 Sebelum Direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

100

Gambar 4.22 Rincian Kegiatan Inti RPPH nomor 13 Setelah Direvisi

Pada kegiatan eksperimen modul pembelajaran tentang dampak

penggunaan energi listik secara berlebihan terdapat perbaikan langkah pada

nomor 2. Keterangan amati besar daya batu baterai telepon genggam yang tertera

pada layar lalu catatlah pada tabel yang sudah disediakan. Proses revisi untuk

langkah kegiatan nomor 2 dapat dilihat pada gambar 4.23 dan 4.24. Pada kegiatan

eksperimen tentang sumber energi listrik alternatif dari buah-buahan diganti

dengan sumber energi listrik alternatif dari larutan air garam, dikarenakan larutan

air garam lebih terjangkau dibandingkan dengan buah-buahan. Proses revisi dapat

dilihat pada gambar 4.25 dan 4.26.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

101

Gambar 4. 23 Langkah Kegiatan Nomor 2 Sebelum Revisi

Gambar 4.24 Langkah Kegiatan Nomor 2 Setelah Direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

102

Gambar 2.25 Eksperimen sebelum direvisi

Gambar 2.26 Eksperimen setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

103

4.2 Pembahasan

Perangkat dan modul pembelajaran menghemat energi listrik yang

dikembangkan oleh peneliti mendapat tanggapan baik dari Validator, Guru dan

Siswa kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta. Kualitas perangkat dan modul

pembelajaran dinilai sangat layak digunakan berdasarkan hasil kuesioner dari

siswa tentang kualitas modul pembelajaran dan kuesioner yang diberikan pada

ahli IPA, ahli Bahasa, dan guru kelas. Hasil kuesioner uji coba modul yang

diberikan kepada siswa memperoleh skor 3,63 masuk kategori “sangat baik”,

sehingga menunjukkan bahwa instrument ini layak untuk digunakan. Hasil

validasi yang dilakukan oleh ahli IPA, ahli Bahasa dan guru kelas terhadap

perangkat dan modul pembelajaran meperoleh skor rata-rata 3,50. Kualitas

perangkat dan modul pembelajaran berdasarkan hasil validasi dapat dikategorikan

“sangat layak”. Perangkat dan modul pembelajaran menghemat energi listrik

dapat dikatakan “sangat layak” untuk digunakan Guru dan Siswa kelas III A SDN

Petinggen Yogyakarya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan penyusunan

perangkat dan modul pembelajaran, peneliti memperhatikan beberapa prinsip

sebagai berikut:

4.2.1 Perangkat dan Modul Pembelajaran Dikembangkan Berdasar Pada 5

Langkah dan 11 Prinsip Pengembangan Materi Ajar Menurut

Tomlinson

Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti

merupakan gagasan dari Tomlinson. Pengembangan materi ajar yang dimaksud

Tomlinson (2005) adalah pengembangan terhadap materi-materi apapun yang

dapat berupa buku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM, DVD, atau video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

104

yang dapat digunakan unruk membantu pelaksanaan pembelajaran.

Pengembangan perangkat dan modul pembelajaran yang dilaksanakan dalam

penelitian ini melalui 5 langkah kegiatan yaitu analisi kebutuhan, desain,

implementasi, evaluasi dan revisi.

Kegiatan observasi sekolah dan pembelajaran yang dilakukan di Kelas III

A menjadi pengalaman awal yang memotivasi peneliti untuk mengobservasi sikap

serta perilaku siswa terhadap lingkungan. Kegiatan wawancara juga dilakukan

kepada guru dan siswa untuk melakukan analisis kebutuhan terhadap modul

pembelajaran. Penyebaran kuesioner juga dilakukan kepada guru dan siswa untuk

memperoleh informasi terhadap kebutuhan modul pembelajaran yang menarik

untuk digunakan. Hasil dari kegiatan observasi, wawancara dan penyebaran

kuesioner memotivasi peneliti untuk fokus dalam mengembangkan perangkat dan

modul pembelajaran yang dapat memberikan materi ajar yang menarik bagi siswa.

Perangkat dan modul peserta didika yang dikembangkan berfokus pada materi

menghemat energi listrik dan disusun berdasarkan pendekatan Paradigma

Pedagogi Reflektif (PPR). Modul pembelajaran yang dikembangkan peneliti

disusun dengan melandaskan diri pada 11 prinsip pengembangan materi ajar

menurut Tomlinson (2005).

Perangkat dan modul pembelajaran yang disusun dengan memenuhi 11

prinsip pengembangan materi ajar menurut Tomlinson tentunya dapat memuat

rasa keingintahuan, ketertarikan, dan perhatian siswa menjadi terpancing untuk

terus membaca dan mempelajarai modul. Siswa dan guru yang sudah membaca

modul pembelajaran akan diajak untuk berpikir. Kegiatan berpikir yang dilakukan

disertai rasa nyaman, senang, dan bahagia karena modul pembelajaran berisikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

105

penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami, contoh-contoh, dan gambar

yang relevan akan semakin mengembangan kepercayaam dalam diri siswa.

Kepercayaan diri yang tumbuh dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan

ekperimen. Kegiatan ekperimen yang dilakukan mengupayakan berkembangnya

kemampuan intelektual, estetika, emosional, dan menstimulasi otak kanan serta

otak kiri dikarenakan dilakukan melalui aktivitas individu serta kelompok. Siswa

juga akan diberikan kesempatan untuk mendapatkan upan balik yang didapatkan

dari kegiatan refleksi, aksi, dan evaluasi. Kegiatan tersebut digunakan untuk

melihat perkembangan siswa (feeback), baik segi kognitif, afektif, dan

psikomotor.

4.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Perangkat dan Modul pembelajaran

Peneliti mendapatkan komentar dan masukan yang membangun kualitas

perangkat dan modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. Data yang

didapatkan dapat membantu peneliti untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan

dari perangkat dan modul pembelajaran “Ayo, Menghemat Energi Listrik”.

4.2.2.1 Kelebihan Perangkat dan Modul Pembelajaran

Penyusunan perangkat dan modul pembelajaran bertujuan untuk mendidik

siswa kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta melalui kegiatan pembelajaran

berdasarkan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Penggunaan

pendekatan PPR akan membantu siswa lebih mudah dalam memahami konteks

pembelajaran melalui pengalaman belajar yang nyata. Siswa juga diajak untuk

merefleksikan pengalaman belajar yang didapat untuk menentukan aksi nyata

yang akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

106

Pengalaman yang didapatkan siswa melalui kegiatan eksperimen

diharapkan menumbuhkan rasa bahagia dalam diri siswa, mereka dapat bermain

sambil belajar. Paduan eksperimen yang dipersiapkan diharapkan juga dapat

membantu siswa agar lebih mudah melakukan eksperimen. Penyususnan panduan

eksperimen didasarkan analisis kebutuhan siswa kelas III A dan juga berdasar

pada 11 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. Tomlinson merupakan

salah satu ahli terkemuka dunia pada pengembangan materi untuk pembelajaran.

4.2.2.2 Kelemahan Perangkat dan Modul Pembelajaran

Perangkat dan modul pembelajaran menghemat energi listrik yang

dikembangkan oleh peneliti tentunya memiliki kelemahan baik dalam segi isi atau

cakupan dan teknis implementasi. Tujuan dari penyusunan perangkat dan modul

pembelajaran ini adalah memberikan pendidikan lingkungan kepada siswa untuk

peduli terhadap lingkungan disekitarnya. Materi eksperimen yang disusun masih

terbatas pada konteks menghemat energi listrik, sehingga guru perlu menyusun

materi ekperimen sendiri untuk konteks permasalahan lingkungan yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

107

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini peneliti akan menguraikan (1) kesimpulan dari penelitian

yang dilakukan, (2) keterbatasan penelitian, dan (3) saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

5.1.1 Proses penyusunan produk berupa perangkat dan modul pembelajaran

menghemat energi listrik berdasarkan pendekatan Paradigma Pedagogi

Reflektif dilakukan dengan menggunakan 5 langkah prosedur

pengembangan bahan yang meliputi: 1) analisis kebutuhan dilakukan

dengan menganalisi visi dan misi sekolah, kurikulum, latar belakang siswa,

permasalahan, dan penggunaan perangkat dan modul pembelajaran di

sekolah. 2) desain diawali dengan mengintegrasi 11 prinsip Tomlinson,

Paradigma Pedagogi Reflektif dan emansipasoris, selanjutnya menyusun

silabus dan RPP, dilanjutkan dengan membuat modul pembelajaran,

kemudian memvalidasi modul yang dilakukan oleh dua ahli dan satu guru

dan melakukan revisi bagian mosul yang diberi komentar dan saran oleh

validator, 3) implementasi perangkat dan modul pembelajaran pada 9 siswa

dari kelas III A di SDN Petinggen Yogyakarta, 4) melakukan evaluasi

modul yang telah diimplementasikan dengan melihat dari hasil observasi

proses pembelajaran dan hasil penilaian siswa terhadap kualitas modul, 5)

melakukan revisi dari hasil evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

108

5.1.2 Kualitas produk berupa perangkat dan modul pembelajaran menghemat

energi listrik setelah divalidasi oleh siswa diperoleh skor 3,63. Skor

tersebut dikategorikan “sangat baik”, sehingga modul pembelajaran yang

peneliti kembangkan ini layak untuk digunakan. Hasil observasi yang

dilakukan selama implementasi modul pembelajaran menunjukkan bahwa

modul sudah memenuhi 11 prinsip pengembangan bahan ajar menurut

Tomlinson. Peneliti meyakini tercapainya 11 prinsip tersebut terbukti

bahwa (1), siswa sudah merasa berminat, ingin tahu, dan tertarik dengan

modul karena siswa sudah memegang dam membaca modul pembelajaran

tersebut. (2) siswa merasa nyaman dan bahagia sebab modul pembelajaran

berisikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami serta berisikan

gambar, (3) siswa bereksperimen dengan menggunakan panduan sehingga

berkembang kepercayaan dirinya, (4) siswa bersedia dibentuk menjadi

kelompok secara acak sehingga memperhatikan latar belakang sosial,

kognitif, afektif dan psikomotorik, (5) siswa difasilitasi dengan modul

pembelajaran yang berisikan materi, gambar dan kegiatan pembelajaran, (6)

siswa dapat melakukan eksperimen sebab terdapat langkah-langkah

kegiatan/petunjuk kegiatan, (7) siswa dapat berkomunikasi dengan aktif, (8)

proses pembelajaran dilakukan melalui berbagai cara belajar seperti tanya

jawab, diskusi dan ekperimen, (9) siswa dapat melakukan kegiatan

individu dan kelompok, (10) siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan

diskusi dan eksperimen, (11) siswa mendapat respon positif melalui

kegiatan ekperimen, refleksi, aksi dan evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

109

5.2 Keterbatasan

Produk yang peneliti rancang mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu

sebagai berikut:

5.2.1 Perangkat dan modul pembelajaran yang peneliti kembangkan lebih

berfokus pada mata pelajaran IPA, serta modul pembelajaran IPA yang

peneliti kembangkan terbatas pada materi menghemat energi listrik.

5.2.2 Modul pembelajaran yang peneliti kembangkan menggunakan 11 prinsip

dari 16 prinsip pengembangan materi milik Tomlinson.

5.3 Saran

Berikut ini beberapa saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya, antara

lain:

5.3.1 Modul pembelajaran akan lebih baik di desain dengan menambahkan lebih

banyak materi pembelajaran tentang dampak menggunakan energi listrik

secara berlebihan dan cara menghemat energi listrik.

5.3.2 Modul pembelajaran akan lebih baik di desain dengan lebih banyak

menambahkan gambar pentunjuk dalam melakukan eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

110

DAFTAR PUSTAKA

Damanik, A. (2011). Fisika Energi. Yogyakarta: Universitas Santa Dharma.

Gulo. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Harsono, Y.M. (2015). Developing Learning Materials for Specific Purpose.

(Online). (http://journal.teflin.org), diakses 27 September 2016.

Hidayat, R. (2013). Pedagogi Kritis: Sejarah, Perkembangan dan Pemikiran.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Istanti, V. (2012). Pengembangan Modul Ilmu Pengetahuan Alam Bagi Siswa

Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal. Tidak diterbitkan.

Mangungsong, F. (2005). Proccending:Mencapai Perkembangan Manusia yang

Utuh Melalui Pendidikan Emansipatoris. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma University Press.

Nazir. (1983). Metode Penelitian. Jakarta: Graha Indonesia.

P3MP-USD. (2008). Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasia.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Prastowo, A. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Tinjauan Teoritis dan

Praktis. Jakarta : Penerbit Kencana.

Priyatma, E.J., dan Mudayen, Y.M.V. (2015). Manusia Pembelajar di Dunia

Tarik Ulur, Bab 19: Keluar dari Jerat Pendidikan yang tak

Memanusiakan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Rahayu, W.E. (2015). Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Etnosains

Tema Energi Dalam Menanamkan Jiwa Konservasi Siswa. Uness Science

Education Journal 4 (2).

Sakti, F.V.P. (2014). Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Mata

Pelajaran Pkn Dalam Meningkatkan Kesadaran Siswa Akan Nilai

Demokrasi Kelas V SD Negeri Sarikaya.Tidak diterbitkan.

Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kharisma Putra Utama

Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Sastrapatedja. (2001). Pendidikan Sebagai Humanisasi. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Setyosari, P. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:

Kencana.

Subagyo. (2010). Paradigma Pedagogi Reflektif Mendampingi Peserta Didik

Menjadi Cerdas & Berkarakter. Yogyakarta: Kanisius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

111

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka

Insan Madani.

Sukmadinata, N.S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Suparno, P. 2015. Pembelajaran di Perguruan Tinggi Bergaya Paradigma

Pedagogi Reflektif . Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Susanti, M.M.I. (2013). Analisis Implementasi Model Pembelajaran Paradigm

Pedagogi Reflektif (PPR) Berdasarkan Unsur Competence-Conscience-

Compassion Siswa. Jurnal: UPI.

Tegeh, dkk. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tim PPR Kanisius, (2008). Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta: Kanisius

Tim Penyusun bahasa Indonesia, (2002). Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Tomlinson, B. (2015). Material Development in Language Teching. Cambridge:

University Press.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Widiyanti. (2012). Pengaruh Pendidikan Karakter Dengan Pendekatan PPR Dan

Motivasi Belajar Terhadap Kepribadian Siswa. Jurnal: UNS.

Widiyatmoko. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu

Berkarakter Menggunakan Pendekatan Humanistik Berbantu Alat Peraga

Murah. Jurnal: JPII 2 (1).

Widoyoko, S. (2012). Teknik Penyususnan Instrumen. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Winarti, E., dan Brigita E.T.A. (2015). Manusis Pembelajar di Dunia Tarik Ulur,

Bab 3: Pedagogi Ignasian Sebagai Pendidikan Emansipatoris.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Wisudawati & Sulistyowati. (2014). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:Bumi

Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

114

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

113

Lampiran 1. Surat ijin penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

114

Lampiran 2. Surat keterangan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

115

Lampiran 3. Hasil analisis kebutuhan Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

117

Lampiran 4. Hasil analisis kebutuhan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

119

Lampiran 5. Vlidasi produk ahli IPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

123

/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

124

Lampiran 6. Validasi produk ahli Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

129

Lampiran 7. Validasi produk Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

134

Lampiran 8. Lembar instrumen validasi siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

136

Lampiran 9

Dokumentasi Penelitian di SDN Petinggen Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

137

Lampiran 10. Poster hasil karya siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIaffective attitude, (10) the materials empower to the intellectual skill, emotional skill, and stimulate the right and left brain, and (11)

140

CURRICULUM VITAE

Yuliana Reni Restriani lahir di Sleman, 15 Juli 1995.

Sebelum menempuh pendidikan dasar, masuk ke Taman

Kanak-kanak Citra Sakti selama dua tahun, yaitu tahun 2000-

2001. Pendidikan dasar ditempuh di SDN Pusmalang pada

tahun 2001-2007. Pendidikan menengah pertama ditempuh di SMP Negeri 1

Pakem pada tahun 2007-2010. Setamat pendidikan SMP, melanjutkan sekolah

menengah atas di SMA Negeri 1 Cangkringan pada tahu 2010-2013. Peneliti

mulai tercatat sebagai mahasiswa aktif Universitas Sanata Dharma sejak tahun

2013, khususnya pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi

Pendidika Guru Sekolah Dasar.

Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti beberapa

macam kegiatan sebagai pengembangan keterampilan di luar perkuliahan wajib.

Tahun 2014, peneliti mengikuti week and moral di Santikara dan menjadi pengisi

acara di Pekan Kreativitas dan Malam Kreativitas Mahasiswa PGSD. Pada tahun

yang sama, peneliti tergabung dalam kepanitian INSIPRO PGSD 2014 sebagai

divisi dampok. Tahun 2015, peneliti juga tergabung dalam kepanitian TABLO

2015 sebagi divisi konsumsi

Lampiran 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI