perpustakaan0un0a0id h digilib0un0a0id...

64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INOVATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB BOLAVOLI PUTRA POPSI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh: ARI KARYANTO NIM X5606030 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 22-Feb-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INOVATIF DAN

KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SERVICE

DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB BOLAVOLI PUTRA

POPSI KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh:

ARI KARYANTO

NIM X5606030

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INOVATIF DAN

KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SERVICE

DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB BOLAVOLI PUTRA

POPSI KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2010

Oleh:

ARI KARYANTO

NIM X5606030

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, __________________

Pembimbing I

Dra. Ismaryati, M. Kes.NIP. 19630505 198903 2 001

Pembimbing II

Slamet Riyadi, S. Pd., M. Or.NIP. 19701102 200501 1 002

Page 4: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Bambang Wijanarko, M. Kes. _________________

Sekretaris : Drs. H. Sunardi, M. Kes. _________________

Anggota 1 : Dra. Ismaryati, M. Kes. _________________

Anggota 2 : Slamet Riyadi, S. Pd., M. Or. _________________

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. PdNIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Ari Karyanto. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INOVATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB BOLAVOLI PUTRA POPSI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh

antara latihan inovatif dan konvensional terhadap hasil latihan jumping service

dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010; (2)

Model latihan yang lebih baik diterapkan untuk latihan jumping service dalam

permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel dalam

penelitian ini adalah pemain bolavoli klub putra POPSI Kabupaten Sragen tahun

2010 yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan

purposive random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes

jumping service permainan bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan dengan

uji t pada taraf signifikansi 5 %.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

(1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan inovatif dan latihan

konvensional terhadap hasil latihan jumping service dalam permainan bolavoli

pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010, (thitung 2,977 > ttabel 2,131). (2)

Latihan inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan

konvensional terhadap hasil latihan jumping service dalam permainan bolavoli

pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Kelompok 1 yang diberi

latihan secara konvensional memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar

9,839%, sedangkan kelompok 2 yang diberi perlakuan secara inovatif memiliki

nilai persentasi peningkatan sebesar 19,145%.

Page 6: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Ari Karyanto. DIFFERENCE OF INNOVATIVE AND CONVENTIONAL EXERCISE EFFECT ON JUMPING SERVICE ABILITY IN VOLLEY GAME AT SON VOLLEY CLUB POPSI I SRAGEN REGENCY IN 2010. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of Surakarta Eleven March, April 2011.

The purpose of this study is to understand: (1) The difference between

exercise influence on the result of innovative and conventional exercise jumping

service in the volley game at son volley club POPSI Sragen in 2010, (2) model

applied better practice to practice jumping service in the game bolavoli the son

volley club POPSI Sragen in 2010.

This research uses experimental methods. The sample in this study is the

son of club volley players POPSI Sragen regency in 2010, amounting to 30

people. Purposive sampling technique using random sampling. Data collection

techniques used were jumping volley test service game. The data analysis

technique that is used with the t test at significance level of 5%.

Based on research results can be obtained conclusions are as follows: (1)

There is a significant difference in effect between innovative training and

conventional training on the jumping exercise service in the game at son volley

club POPSI Sragen in 2010, (tcount 2.977 > ttable 2.131). (2) an innovative exercise

to give a better effect than conventional exercise on the exercise jumping service

in the game at son volley club POPSI Sragen in 2010. Group 1 who were given

the conventional practice has a value of percentage increase of 9.839%, while

group 2 who were treated in an innovative way to have a percentage value

increase of 19.145%.

Page 7: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(QS.AR RA’D ayat 11)

“Tidak ada jaminan kesuksesan, namun tidak mencobanya adalah jaminan

kegagalan”

(Bill Clinton)

“Bila Anda berfikir anda bisa, maka Anda benar. Bila Anda berfikir Anda tidak

bisa, Andapun benar. Karena itu ketika seseorang berfikir tidak bisa, maka

sesungguhnya dia telah membuang kesempatan untuk menjadi bisa”

(Hendri Ford)

“Biasakan untuk berfikir bahwa sukses hanya tinggal selangkah lagi dan pasti

akan diraih, niscaya masa depan yang cerah akan ada di depan Anda”

(Andrew Carnegie)

Page 8: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Bapak dan Ibuku Yang Tercinta

Bapak dan Ibu dosen Uns

Rekan-rekan JPOK’06.

Almamater FKIP UNS Yang

Kubanggakan.

Page 9: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur di panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Skripsi dengan judul:

“Perbedaan Pengaruh Latihan Inovatif dan Konvensional terhadap Kemampuan

Jumping Service dalam Permainan Bolavoli Pada Klub Bolavoli Putra Popsi

Kabupaten Sragen Tahun 2010” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Keberhasilan penulisan Skripsi ini karena bantuan dari beberapa pihak,

oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin

penulisan skripsi;

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan yang selalu mendukung penulisan

skripsi ini;

3. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan

Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan yang selalu mendukung penulisan

skripsi ini;

4. Dra.Ismaryati, M.Kes, selaku pembimbing I dan Slamet Riyadi, S.Pd., M.Or,

selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga

skripsi ini dapat tersusun.

5. Bp/Ibu dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Sebelas Maret yang telah membimbingku.

6. Ketua Klub Bolavoli POPSI Kabupaten Sragen, yang memberi ijin penelitian.

7. Sahabat-sahabatku tercinta di Universitas Sebelas Maret dan semua pihak

yang telah memberikan dukungan dan bantuannya

Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis dicatat sebagai amal

kebaikandan mendapat balasan dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap karya

ini dapat bermanfaat. Amin.

Surakarta,

Penulis

Page 10: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HalamanJUDUL …………………………………………………………..………...

PENGAJUAN………….…………………………………………………..

PERSETUJUAN…………………………………………………………..

PENGESAHAN……………………………………………………………

ABSTRAKSI………………………………………………………………

MOTTO……………………………………………………………………

PERSEMBAHAN…………………………………………………………

KATA PENGANTAR…………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR………………………...……………………………

DAFTAR TABEL……………………………………………….………...

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah……………………………………...

B. Identifikasi Masalah…………………………………………..

C. Pembatasan Masalah………………………………………….

D. Perumusan Masalah…………………………………………..

E. Tujuan Penelitian……………………………………………..

F. Manfaat Penelitian……………………………………………

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………...

A. Tinjauan Pustaka……………………………………………...

1. Teknik Dasar Permainan Bolavoli………………………..

2. Teknik Service……………………………………………

3. Jumping Service…………………………………………..

a. Elemen-elemen Gerakan Jumping Service yang

Harus Dikuasai Seorang Pemain……………………..

b. Latihan Jumping Service……………………………...

4. Proses Belajar Keterampilan Gerak………………………

5. Klub Bolavoli POPSI Sragen…………………………….

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

v

iii

ix

xii

x

iii

xi

v

1

1

5

5

6

6

6

7

7

7

10

12

15

Page 11: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Latihan Konvensional…………………………………….

7. Latihan Konvensional pada Latihan Jumping Service

dalam Permainan Bolavoli………………………………..

8. Latihan Inovatif…………………………………………..

9. Latihan Inovatif pada Latihan Jumping Service

dalam Permainan Bolavoli………………………………..

10. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Konvensional............

a. Kelebihan Latihan Konvensional…………………….

b. Kekurangan Latihan Konvensional…………………..

11. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Inovatif......................

a. Kelebihan Latihan Inovatif…………………………...

b. Kekurangan Latihan Inovatif…………………………

B. Kerangka Pemikiran………………………………………….

C. Perumusan Hipotesis…………………………………………

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………..

A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………...

1. Tempat Penelitian…………………………………………

2. Waktu Penelitian………………………………………….

B. Metode Penelitian…………………………………………….

1. Metode…………………………………………………….

2. Rancangan Penelitian……………………………………..

C. Variabel Penelitian……………………………………………

D. Populasi dan Sampel………………………………………….

1. Populasi…………………………………………………...

2. Sampel…………………………………………………….

E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………...

F. Uji Reliabilitas………………………………………………..

G. Teknik Analisis Data…………………………………………

1. Uji Prasyarat Analisis Data……………………………….

2. Uji Perbedaan……………………………………………..

16

20

24

26

27

28

29

31

31

31

32

32

32

33

34

35

35

35

35

35

35

35

36

37

37

37

38

38

39

Page 12: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………..

A. Deskripsi Data………………………………………………..

1. Data Hasil Tes Awal Jumping Service…………………...

2. Data Hasil Tes Akhir Jumping Service…………………...

B. Reliabilitas Hasil Tes…………………………………………

C. Pengujian Persyaratan Analisis……………………………….

1. Uji Normalitas……………………………………………

2. Uji Homogenitas………………………………………….

D. Pengujian Hipotesis…………………………………………..

E. Pembahasan Hasil Analisis Data……………………………..

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN……………………….

A. Simpulan……………………………………………………...

B. Implikasi……………………………………………………...

1. Implikasi Teoritis………………………………………….

2. Implikasi Praktis…………………………………………..

C. Saran………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...

LAMPIRAN………………………………………………………………..

39

40

41

41

41

42

43

44

44

45

45

46

47

47

47

47

48

48

49

50

Page 13: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sikap permulaan jumping service.

(M. Yunus, 1992. Olahraga pilihan bolavoli: 78)............................ 13

Gambar 2. Gerak pelaksanaan jumping service.

(M. Yunus, 1992. Olahraga pilihan bolavoli: 79)............................ 13

Gambar 3. Gerak lanjutan jumping service.

(M. Yunus, 1992. Olahraga pilihan bolavoli: 79)............................ 14

Page 14: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal

antara kelompok 1 dan kelompok 2....................................................... 41

Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara

Kelompok 1 dan Kelompok 2................................................................ 42

Tabel 3. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan

Kemampuan Jumping Service antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.... 42

Tabel 4. Hasil Uji Tes Reliabilitas....................................................................... 43

Tabel 5. Tabel Range Kategori Reliabilitas......................................................... 43

Tabel 6. Diskripsi Data Hasil penelitian.............................................................. 44

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data................................................ 44

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data.............................................. 45

Page 15: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Jumping Service

Bolavoli………………………………………………………...... 50

Lampiran 2. Hasil Tes Awal………………..………………………………… 52

Lampiran 3. Pembagian Kelompok……………………………..…………….. 53

Lampiran 4. Hasil Tes Jumping Service Selama 30 Detik………..…………... 55

Lampiran 5. Program Latihan Konvensional Jumping Service…………….… 56

Lampiran 6. Program Latihan Inovatif Jumping Service…….……………….. 57

Lampiran 7. Skenario Latihan Konvensional Jumping Service………………. 58

Lampiran 8. Skenario Latihan Inovatif Jumping Service……………………... 60

Lampiran 9. Panduan Blangko Observer……………………………………... 62

Lampiran 10. Kriteria Penilaian……………………………………………….. 63

Lampiran 11. Hasil Tes Akhir…………………………………………………. 64

Lampiran 12. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian……………………………... 65

Lampiran 13. Uji Reliabilitas………………………………………………….. 67

Lampiran 14. Uji Normalitas.............................................................................. 73

Lampiran 15. Uji Homogenitas.......................................................................... 77

Lampiran 16. Perhitungan Uji Beda................................................................... 81

Lampiran 17. Perhitungan Persentase Peningkatan…………………………… 83

Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian………………………………………… 84

Page 16: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembinaan olahraga merupakan suatu proses yang harus dipahami

sebagai sebuah sistem yang kompleks, sehingga masalah yang ada di dalamnya

perlu ditelaah dari sudut pandang yang luas. Gejala yang ada dalam kegiatan

olahraga tidak semata-mata dipandang dari aspek sosial-budaya. Dalam proses

latihan pada sebuah klub olahraga, kegiatan olahraga dipandang sebagai alat

untuk pencapaian prestasi yang diinginkan, sehingga latihan dituntut seoptimal

mungkin sehingga mencapai hasil yang baik. Melalui kegiatan olahraga

diharapkan dapat merangsang perkembangan dan pertumbuhan jasmani anak,

merangsang perkembangan sikap, mental, sosial, emosi yang seimbang serta

keterampilan gerak anak. Pentingnya olahraga pada anak maka harus diajarkan

secara baik dan benar.

Bolavoli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua team dalam satu

lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan dari permainan adalah

melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan

untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga

pantulan untuk mengembalikan bola (sesuai dengan peraturan yang berlaku).

Dalam permainan bolavoli, tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu

angka. Apabila tim yang sedang menerima service memenangkan reli, akan

memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan service berikutnya, serta

para pemainnya melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam.

Keberhasilan suatu ciri memenangkan suatu pertandingan, tidak tercapai

dari penguasaan terhadap teknik dalam permainan bolavoli yaitu servis, passing,

umpan, bendungan (block) dan smash. Servis juga merupakan serangan awal

dalam permainan bolavoli. Menurut M. Yunus (1992: 68) bahwa “ketrampilan

teknik dalam permainan bolavoli meliputi: service, passing, umpan (set up),

smash (spike), bendungan (block)”. Dalam permainan bolavoli, salah satu unsur

Page 18: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

utama yang penting adalah service, karena service merupakan awal serangan.

Tanpa didahului service dengan mematuhi segala peraturan yang berlaku, maka

permainan tidak dapat dimulai.

Demikian halnya menurut pendapat M. Yunus (1992: 137) yang

menyatakan bahwa:

Service merupakan pukulan permulaan untuk memulai suatu permainan, namun jika ditinjau dari taktik, service merupakan serangan yang diharapkan dapat langsung menghasilkan nilai atau setidak-tidaknya membuat tekanan terhadap pertahanan lawan dan lawan tidak dapat dengan mudah melakukan serangan.

Kesempatan sebagai server haruslah digunakan sebaik-baiknya untuk

melakukan serangan karena bola yang akan dipukul sepenuhnya dibawah kendali

server itu sendiri. Kemana saja service itu diarahkan dan seberapa keras pukulan

yang diinginkan tergantung pada server itu sendiri tanpa dapat dipengaruhi secara

langsung oleh lawan. Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan permainan

bolavoli maka arti service dalam permainan bolavoli juga mengalami perubahan.

Pada zaman sekarang ini hendaknya para pembaca mengartikan service ini tidak

lagi sebagai tanda saat dimulainya permainan ataupun sekedar menyajikan bola,

tetapi hendaknya diartikan sebagai suatu serangan yang pertama kali bagi regu

yang melakukan service.

Untuk menguasai teknik yang sempurna sangat dibutuhkan proses

latihan. Latihan yang baik adalah latihan yang menyenangkan dan memiliki daya

kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan variasi bentuk latihan. Latihan adalah

suatu proses mempersiapkan fisik dan mental anak latih secara sistematis untuk

mencapai mutu prestasi terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya. Dengan

latihan yang rutin dan terarah diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas

atlet.

Pelatih yang tidak kreatif dan monoton dalam menyampaikan materi

latihan, hanya menerapkan model latihan konvensional yang mengakibatkan atlet

tidak dapat berprestasi secara maksimal dan latihan cenderung membosankan,

maka kegiatan latihan pada klub olahraga dan kesehatan selalu terkait dengan

tujuan yang jelas agar tercapai prestasi yang memuaskan. Bila proses latihan tidak

Page 19: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

begitu bermakna dan tidak mempunyai tujuan yang jelas maka isi latihan berikut

metode latihan tidak mengandung makna apa-apa. Oleh karena itu seorang pelatih

harus menyadari keterkaitan antara tujuan, metode latihan, serta cara mengukur

perubahan dan kemajuan yang dicapai.

Guna mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses latihan, maka

pelatih harus mampu menerapkan metode latihan yang cocok untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Seorang pelatih harus memiliki ide dengan menerapkan

model latihan yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada, agar tujuan yang

telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

Model latihan yang diterapkan selama ini, dalam latihan bolavoli adalah

latihan konvensional yang hanya memfokuskan pada komunikasai verbal,

demonstrasi, sentralisasi pelatih, dan pelatih yang otoriter, yaitu pelatihlah yang

berhak menentukan apa yang akan dilatihkan kepada atlet. Latihan inovatif

sebenarnya merupakan pemaknaan terhadap proses latihan yang berkaitan dengan

berbagai teori latihan yang modern yang berkaitan pada inovasi latihan. Latihan

inovatif bersifat menyenangkan dan membutuhkan kreatifitas pelatih dalam proses

latihan untuk dapat membuat atlet selama latihan untuk bersifat aktif dan mandiri

sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan.

Saat ini dalam permainan bolavoli, banyak pemain yang melakukan

jumping service, karena service jenis ini akan menghasilkan pukulan service yang

menukik dengan tajam dan keras sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi tim

lawan penerima service. Untuk melakukan jumping service, posisi awalan

bervariasi tergantung pada pemain tetapi menurut M. Yunus (1992: 71) “awalan

jumping service dilakukan sekitar 3 meter”. Awalan ini berguna sekali untuk

memperoleh posisi awal yang mantap untuk melakukan lompatan sehingga

memperoleh lompatan yang tinggi, dengan waktu atau saat yang tepat berguna

untuk memukul bola dengan keras dan dengan waktu yang tepat.

Menurut M. Yunus (1992: 71) “jumping service adalah teknik service

yang dilakukan dengan melompat seperti gerakan smash”. Hasil pukulan ini akan

menghasilkan pukulan top spin. Jumping service merupakan teknik service baru

Page 20: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang perlu dilatihkan dan dapat digunakan untuk memulai serangan dalam

permainan bolavoli.

Di sini atlet atau anak banyak mengalami kesulitan dalam melakukan

jumping service, terbukti disetiap pertandingan banyak pemain yang gagal dalam

melakukan jumping service. Dikarenakan dalam latihan, bola yang digunakan

terlalu berat dan terlalu besar ukurannya dan juga faktor-faktor lain yang

mempengaruhinya, disini pelatih mencari cara atau metode yang baru yaitu

menggunanakan metode latihan inovatif.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti membandingkan model

latihan inovatif dan konvensional. Dari kedua model latihan jumping service

tersebut akan dibandingkan manakah yang lebih baik pengaruhnya terhadap

peningkatan hasil latihan jumping service bolavoli. Untuk mengetahui hal

tersebut, maka perlu di kaji dan di teliti melalui penelitian eksperimen.

Disinilah pentingnya jumping service dalam permainan bolavoli. Dengan

jumping service yang baik dan benar, atlet dapat dengan mudah memperoleh

point tanpa mengeluarkan tenaga bagi tim untuk melakukan suatu rally. Untuk itu

jumping service sangat penting untuk dilatih agar mendapatkan hasil yang

maksimal. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi atlet dalam berlatih jumping service

bolavoli di klub putra POPSI Sragen menuntut pelatih untuk berkreativitas

menerapkan model latihan yang tepat. Model latihan yang dicontohkan akan dapat

meningkatkan motivasi atlet dalam berlatih, karena cara berlatih yang dilakukan

lebih mudah, ringan dan menyenangkan, sehingga akan diperoleh hasil latihan

yang lebih optimal.

Berdasarkan situasi di atas, timbul pertanyaan tentang pengaruh yang

diberikan dari kedua model latihan tersebut jika masing-masing model latihan

diterapkan secara utuh tanpa dipadukan dalam latihan teknik dasar permainan

bolavoli, khususnya untuk teknik dasar jumping service.

Dari uraian di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian

dengan judul “Perbedaan Pengaruh Latihan Inovatif dan Konvensional terhadap

Kemampuan Jumping Service dalam Permainan Bolavoli Pada Klub Bolavoli

Putra POPSI Kabupaten Sragen Tahun 2010”.

Page 21: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah

dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Perlu latihan inovatif dalam melatih jumping service.

2. Pengaruh antara latihan inovatif dan konvensional jika masing-masing

diterapkan secara utuh tanpa dipadukan terhadap hasil latihan jumping service

dalam permainan bolavoli.

3. Perlu dipilih model latihan yang efektif untuk latihan jumping service dalam

permainan bolavoli.

4. Meskipun model latihan inovatif dapat dijadikan alternatif dalam latihan

bolavoli ada alasan tertentu yang dimiliki para pelatih untuk tetap menerapkan

pola latihan konvensional dalam teori latihan dan praktik permainan bolavoli.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap permasalahan

penelitian, maka masalah perlu dibatasi. Pembatasan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan jumping service bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen

tahun 2010.

2. Latihan inovatif dan konvensional terhadap peningkatan kemampuan jumping

service bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010.

3. Perlu dipilih model latihan yang efektif dalam latihan jumping service dalam

permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010.

Page 22: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat di rumuskan masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh antara latihan inovatif dan konvensional terhadap

kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli

putra POPSI Sragen tahun 2010?

2. Latihan manakah yang lebih efektif diterapkan dalam latihan jumping service

dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun

2010?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui:

1. Mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan inovatif dan konvensional

terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub

bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010.

2. Mengetahui model latihan manakah yang lebih baik diterapkan untuk latihan

jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI

Sragen tahun 2010.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Bahan masukan untuk pelatih bolavoli dalam memberikan program latihan

jumping service agar mendapatkan hasil yang lebih baik pada klub bolavoli

putra POPSI Sragen.

2. Informasi tentang model latihan yang baik dan efektif dalam meningkatkan

kemampuan jumping service bolavoli.

3. Bahan pembanding bagi peneliti yang lain yang berminat mengadakan

penelitian tentang teknik jumping service dalam permainan bolavoli.

Page 23: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Teknik Dasar Permainan Bolavoli

Permainan bolavoli adalah suatu cabang olahraga beregu yang dimainkan

oleh dua regu yang dipisahkan oleh net. Terdapat versi yang berbeda tentang

jumlah pemain, jenis atau ukuran lapangan, angka kemenangan yang digunakan,

untuk keperluan tertentu. Namun pada hakekatnya permainan bolavoli bermaksud

menyebar luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang yang meminatinya.

Tujuan dari permainan adalah melewatkan bola diatas net agar dapat

jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari

lawan. Setiap team dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola

(diluar perkenaan blok). Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul

oleh pelaku service melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan

hingga bola menyentuh lantai, bola “keluar” atau satu tim gagal mengembalikan

bola secara sempurna.

Dalam permainan bolavoli, team yang memenangkan sebuah rally

memperoleh satu angka (rally point system). Apabila team yang sedang menerima

service memenangkan rally, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk

melakukan service berikutnya, serta para pemainnya melakukan pergeseran satu

posisi searah jarum jam. Dalam memainkannya bola yang dimainkan

diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan dengan ketentuan yang

berlaku sesuai peraturan permainan. Seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP

(1982: 4) bahwa:

Pada prinsipnya permainan tersebut adalah memvoli bola melewati net atau jaring dengan menggunakan seluruh anggota badan dengan syarat pantulan bersih dan setiap pemain berusaha secepat mungkin menjatuhkan bola dilapangan lawan untuk mencari kemenangan bertanding.

Saat dimulai permainan tersebut posisi service berada digaris belakang

lapangan. Tanda dimulainya permainan dengan melakukan service, setelah

Page 24: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perintah untuk service dan bola harus melewati di daerah net kedalam daerah

lapangan lawan. Masing-masing regu berhak memainkan bola sampai tiga kali

sentuhan diluar perkenaan block untuk dikembalikan ke daerah lawan. Seorang

pemain tidak diperbolehkan memainkan bola berturut-turut. Pada waktu

melakukan block, sentuhan tersebut tidak dihitung sebagai sentuhan pertama.

Teknik dasar permainan bolavoli sebaiknya dikuasai oleh para pemain

agar dapat bermain dengan baik dan berprestasi. Menurut M. Yunus (1992: 68)

“teknik dasar permainan bolavoli terdiri dari service, passing, umpan (set-up),

smash (spike) dan bendungan (block)”.

Menurut Suharno HP (1982: 12) “yang dimaksud dengan teknik dasar

permainan bolavoli adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan

pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas

yang pasti dalam permainan bolavoli”. Jadi teknik dasar permainan bolavoli dapat

diartikan sebagai cara yang paling dasar, efektif dan efisien sesuai dengan

peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Agar dapat

bermain bolavoli dengan baik, ada berbagai macam teknik dalam permainan

bolavoli yang harus dimiliki dan dipelajari. Teknik-teknik tersebut diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Service

Pada mulanya service hanya merupakan pukulan pembukaan untuk

memulai suatu permainan, sesuai dengan kemajuan permainan, teknik service saat

ini tidak hanya sebagai permulaan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik

sudah merupakan serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil

meraih kemenangan. Menurut Suharno HP (1982: 24) “service adalah merupakan

suatu serangan yang pertama kali bagi regu yang melakukan service”. Sedangkan

service menurut Dieter Beutelstahl (1986: 9), “service adalah sentuhan pertama

dengan bola”.

Sesuai dengan pendapat M. Yunus (1992: 69) “karena kedudukannya

begitu penting maka para pelatih selalu berusaha menciptakan bentuk teknik

service yang dapat menyulitkan lawan bahkan kalau bisa dengan service itu

langsung membunuh lawan dan mendapatkan nilai”. Jadi teknik ini tidak boleh

Page 25: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diabaikan, dan harus dilatih dengan baik terus menerus, sehingga mendapatkan

hasil yang maksimal dan dengan menggunakan service yang berkualitas akan

memudahkan sebuah tim untuk mendapatkan point. Menurut buku yang

dikeluarkan oleh sekretariat umum PP.PBVSI (1995: 151) bahwa:

Hal terpenting dalam service adalah mengontrol bola, kecepatan dan perubahan arahnya. Bila service itu salah akan mengakibatkan bola keluar, jadi penting sekali untuk men”serve” bola kedalam daerah lawan tanpa kekeliruan. Kecepatan dan perubahan mendadak arah bola akan sangat menguntungkan.

b. Passing

Passing berfungsi untuk menerima bola atau memainkan bola yang

datang dari daerah lawan atau teman seregunya. Menurut Yunus (1992: 79)

“passing adalah suatu usaha atau upaya bagi seorang pemain bolavoli dengan cara

menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoper bola

yang dimainkan kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri”.

Tujuan utama passing adalah menyajikan bola sebaik mungkin untuk diberikan

kepada pengumpan. Dengan hasil passing yang baik, maka suatu tim dapat

mengatur serangan dengan baik pula. Dengan demikian kesempatan untuk

memperoleh point-pun lebih besar.

c. Set-up

Umpan berfungsi mengumpan bola keteman (smasher) untuk melakukan

serangan (smesh) kedaerah lawan. Menurut Suharno (1982: 19) “umpan adalah

menyajikan bola kepada teman seregunya yang selanjutnya diharapkan akan dapat

dipergunakan untuk menyerang kelapangan lawan”. Dengan hasil sajian bola yang

baik, akurat dan ditempatkan pada posisi block yang lemah dapat memudahkan

spiker untuk melakukan serangan dengan sempurna.

d. Smash

Smash berfungsi untuk melakukan serangan ke daerah lawan sehingga

bola yang akan diseberangkan ke daerah lawan tersebut dapat mematikan minimal

menyulitkan lawan dalam memainkan bola dengan sempurna. Pukulan-pukulan

Page 26: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keras dan tajam yang dilakukan suatu tim tersebut diharapkan mampu

menghasilkan point sehingga kemungkinan memenangkan pertandingan lebih

besar. Menurut Suharno HP (1982: 20) “smash adalah bola dipukul keras

kebawah sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas

net menuju lapangan dan akan sulit diterima oleh lawan”.

e. Block

Block berfungsi sebagai bendungan dari serangan lawan agar bola tidak

sampai dalam lapangan dan menghentikan serangan lawan. Menurut Suharno HP

(1982: 28), “block adalah daya upaya bagi pemain depan untuk menahan bola

didekat net setelah bola dipukul oleh lawan”. Sedangkan menurut M. Yunus

(1992: 119) “block merupakan benteng pertahanan yang paling utama untuk

menangkis serangan lawan”.

Bendungan atau block berfungsi untuk menghadang serangan lawan dari

dekat jaring sekaligus sebagai serangan balik ke pihak lawan (Amung Ma’mun &

Toto Subroto, 2001: 51). Melakukan block adalah tindakan para pemain di dekat

net untuk menghalangi bola yang datang dari lawan dengan melakukan jangkauan

lebih tinggi dari ketinggian net. Hanya pemain baris depan yang diperbolehkan

untuk melakukan block yang sempurna.

2. Teknik Servis

Dalam sejarahnya bermula dari penyajian bola kedalam permainan,

dalam arti kata bahwa service merupakan awal terjadinya suatu permainan dalam

bolavoli. Menurut M. Yunus (1992: 137) “service merupakan pukulan permulaan

untuk memulai suatu permainan yang dilakukan didaerah service dibelakang

lapangan”. Pada mulanya service ini hanya merupakan pukulan pembukaan untuk

memulai suatu permainan, tetapi sesuai dengan kemajuan permainan, service

berkembang menjadi senjata yang ampuh untuk serangan awal untuk

mendapatkan nilai atau membuat tekanan terhadap pertahanan lawan.

Page 27: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal ini sesuai dengan sejarah bolavoli sebagai olahraga rekreasi. Akan

tetapi dalam perkembangannya kemudian service menjadi salah satu serangan

pertama yang sangat penting. Secara berturut-turut service yang baik adalah yang

langsung dapat mematikan lawan, kemudian menyulitkan lawan agar tidak dapat

melakukan serangan dengan baik.

Menurut Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001: 35-36) menjelaskan

bahwa:

Perkembangan teknik diarahkan pada peningkatan upaya bagaimana keterampilan gerak dirancang dengan maksud bola yang dimainkan dapat dilewatkan melalui jaring ke lapangan lawan sehingga lawan tidak mampu mengembalikan bola atau mengalami kesulitan untuk mengembalikan bola dengan baik, tanpa mengabaikan peraturan permainan. Pada awalnya, service dilakukan, semata-mata hanya membuka permainan. Dalam perkembangan, service sekaligus dimanfaatkan sebagai serangan.

Sedangkan service menurut Dieter Beutelstahl (1986: 9) “service adalah

sentuhan pertama dengan bola oleh pelaku service”. Pada mulanya service ini

hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk

memulai permainan. Tetapi service ini kemudian berkembang menjadi suatu

senjata yang ampuh untuk menyerang sehingga menyulitkan lawan untuk

menerima bola dan menghasilkan point.

Menurut M. Yunus (1992: 130) macam-macam teknik service dan variasi

service dalam permaian bolavoli meliputi:

a. Menurut posisi bola terhadap badan

1) Servis tangan bawah (underhand service)

a) Back spin service

b) Outside spin service

c) Inside spin service

d) Cutting underhand service

e) Floating underhand service

2) Servis dari samping (side arm service)

a) Cutting side arm service

b) Floating side arm service

Page 28: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Servis tangan atas (overhand service)

a) Tennis service

b) Floating oferhand service

c) Slider floating oferhand service

d) Jumping service

e) Overhand round hause service

f) Hongaria oferhand service

Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dalam

menganalisis gerakan dalam cabang olahraga bolavoli, saat ini sering kita jumpai

atlet dalam melakukan service dalam cabang bolavoli menggunakan service

tangan atas. Selain menghasilkan pukulan yang keras, gerakan dalam melakukan

service inipun sesuai dengan gerakan anatomis tubuh.

b. Menurut putaran bola hasil service

1) Top spin service

2) Back spin service

3) Floating service

4) Inside spin service

5) Out side spin service (Yunus,1992: 130)

3. Jumping Service

Dalam permainan bolavoli, saat ini banyak pemain yang melakukan

jumping service, karena servis jenis ini akan menghasilkan pukulan servis yang

menukik dengan tajam dan keras sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi tim

lawan penerima servis. Menurut M. Yunus (1992: 69) bahwa:

Pada mulanya service hanya merupakan pukulan pembuka untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Jumping service adalah service yang dilakukan dengan gerakan melompat seperti gerakan smash.

Page 29: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan jumping

service adalah:

a. Sikap Permulaan

Gambar 1. Sikap Permulaan Jumping Service

(M. Yunus, 1992: 78)

Keterangan Gambar:

1) Berdiri di daerah service dekat garis belakang menghadap ke net,

kedua tangan memegang bola.

2) Sebelum melakukan service diharapkan pelaku service berkonsentrasi

agar tidak melakukan kesalahan yang fatal dalam pelaksanaan service.

Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada saat akan melakukan

service adalah terlalu tergesa-gesa dalam melakukan service. Hal ini

sebaiknya dihindari oleh atlet sebelum melakukan service.

b. Gerak Pelaksanaan

Gambar 2. Gerak Pelaksanaan Jumping Service

(M. Yunus, 1992: 79)

Page 30: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan Gambar:

1) Lambungkan bola setinggi lebih kurang 3 meter agak didepan badan.

2) Kemudian badan merendah dengan menekuk lutut untuk melakukan

awalan melompat setinggi mungkin kemudian bola dipukul setinggi

mungkin seperti gerakan smash.

3) Lecutkan pergelangan tangan secepat-cepatnya sehingga menghasilkan

pukulan top-spin yang tinggi agar bola secepat mungkin turun

kedaerah lapangan lawan.

c. Gerak Lanjutan

Gambar 3: Gerak Lanjutan Jumping Service

(M. Yunus, 1992: 79)

Keterangan Gambar:

1) Setelah melakukan pukulan dengan meraih bola setingi tingginya pada

saat melayang diudara, pelaku service langsung mendarat dengan

kedua kaki sebagai tumpuan di dalam lapangan dan segera mengambil

posisi siap untuk menerima pengembalian atau serangan dari pihak

lawan.

2) Sebagai catatan, sewaktu melakukan awalan, tolakan kedua kaki harus

berada di belakang garis (tidak boleh menginjak garis belakang), tetapi

pendaratan setelah memukul, boleh menginjak garis atau mendarat

jauh didalam lapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Page 31: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Elemen-elemen gerakan jumping service yang harus dikuasai seorang

pemain

1) Lambungan bola

Lambungan bola yang baik adalah bola berada didepan atas kepala

pemaian yang akan melakukan jumpimg service. Sesuai pendapat M.

Yunus (1992: 71) “pemain harus menguasai teknik melambungkan bola.

Melambungkan bola merupakan elemen yang harus dikuasai, sebab teknik

ini sangat mempengaruhi keberhasilan jumping service”. Lambungan yang

benar adalah kurang lebih setinggi tiga meter agak di depan badan, tetapi

yang perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya agar lambungan bola

tersebut dapat dipukul dengan mudah dalam jumping service, yaitu bola

dilambungkan agak kearah sebelah kanan badan. Dengan lambungan bola

yang sempurna akan lebih memudahkan untuk melakukan jumping

service.

2) Awalan

Posisi awalan tergantung pada pemain tersebut boleh kaki kiri

didepan ataupun kaki kanan didepan dengan jarak yang diinginkan oleh

pemain yang akan melakukan jumping service, tetapi menurut M. Yunus

(1992: 71) “awalan jumping service dilakukan sekitar 3 meter”. Awalan

ini berguna sekali untuk memperoleh posisi awal yang mantap untuk

melakukan lompatan sehingga memperoleh lompatan yang tinggi, dengan

waktu atau saat yang tepat berguna untuk memukul bola dengan keras dan

dengan waktu yang tepat. Karena dengan awalan yang tepat dapat

menghindari terjadi kesalahan seperti menginjak garis akhir pada saat

melakukan tolakan.

3) Lompatan

Lompatan merupakan gerak dari awalan. Lompatan vertical

dilakukan dengan tumpuan dua kaki, kedua lengan terayun untuk

membantu memperkuat lompatan sehingga diperoleh lompatan vertical

yang tinggi dan dengan mudah pemain dapat memukul bola. Semakin

tinggi lompatan yang dilakukan maka bola yang dihasilkan oleh pelaku

Page 32: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

service dapat menukik dengan tajam dan cepat sehingga sulit diantisipasi

oleh lawan.

4) Pukulan

Gerakan selanjutnya adalah memukul bola. Pada waktu memukul

bola, lengan harus tetap lurus agar bola dapat dipukul dengan ketinggian

yang memadai, sehingga bisa melewati net. Selain itu sewaktu memukul

bola, pergelangan tangan tidak boleh kaku sehingga diperoleh pukulan top

spin yang memungkinkan bola dengan cepat turun kedalam daerah

lapangan lawan.

5) Mendarat

Gerakan selanjutnya adalah Teknik mendarat yang benar adalah

mendarat dengan dua kaki. Teknik mendarat yang benar akan

memperkecil kemungkinan pemain cidera dan memungkinkan pemain

untuk mempersiapkan diri untuk menerima pengembalian bola atau

serangan lawan. Gerakan dalam melakukan jumping service adalah

gerakan yang kompleks sehingga perlu juga diperhatikan latihan dari

koordinasi dari rangkaian gerak jumping service, sebab tanpa koordinasi

gerak yang baik tidak mungkin jumping service berhasil dengan baik.

b. Latihan jumping service

1) Pengertian latihan

Latihan digunakan untuk membantu atlet meningkatkan

keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Latihan dalam

penelitian ini adalah suatu proses belajar untuk meningkatkan

keterampilan jumping service yang dilakukan secara berulang-ulang agar

dapat mencapai prestasi secara maksimal. Menurut Josef Nossek (1995: 3)

menyatakan bahwa:

Latihan adalah suatu proses atau dinyatakan dengan kata lain periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun sampai atlet tersebut mencapai standart penampilan tertinggi. Latihan dasar bagi pemula biasanya berlangsung selama dua tahun, tahap intermediate selama dua tahun lagi dan latihan lanjut kira-kira dua sampai empat tahun, sampai kapasitas penampilan yang maksimal.

Page 33: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Latihan yang modern harus direncanakan sesuai apa yang akan

diperlukan untuk mencapai sasaran latihan. Ada rencana jangka pendek,

jangka menengah dan rencana jangka panjang. Rencana-rencana latihan

disusun berdasarkan pada segi latihan tunggal, mingguan, bulanan,

tahunan dan jangka waktu yang lebih panjang (Josef Nossek, 1995: 3).

Menurut M. Sajoto (1988: 15) “untuk mencapai tujuan prestasi optimal

dalam tiap-tiap cabang olahraga, haruslah berdasarkan prinsip-prinsip

modern dengan pendekatan ilmiah”.

Latihan yang sistematis adalah dilakukan secara teratur, latihan

tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu minggu, tergantung pada

standart atlet dan periode latihan. Selanjutnya latihan tersebut

dilaksanakan berdasarkan suatu sistem yang mengikuti prinsip-prinsip

latihan yang bersifat dasar. Dalam penelitian ini latihan dilaksanakan tiga

kali pertemuan dalam satu minggu yakni senin, rabu dan jum’at.

2) Tujuan latihan

Tujuan utama latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan

ketrampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk dapat mencapai

hal itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara

seksama oleh atlet, yaitu:

a) Latihan Fisik

Latihan fisik (physical training) adalah sangat penting oleh

karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak dapat mengikuti

latihan-latihan dengan sempurna. Latihan fisik haruslah menunjang

perkembangan kondisi fisik secara menyeluruh.

b) Latihan Teknik

Latihan teknik (technical training) yang dimaksud adalah

latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan

untuk mampu melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet.

Latihan teknik juga dimaksud untuk membentuk dan

Page 34: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memperkembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik atau perkembangan

neuromuscular.

c) Latihan Taktik

Latihan taktik (tactical training) mempunyai tujuan untuk

menumbuhkan perkembangan interpretative atau daya tafsir pada atlet.

Teknik gerakan-gerakan yang telah dikuasai dengan baik harus

dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan, bentuk-bentuk

dan formasi permainan, serta strategi-strategi dan taktik-taktik

pertahanan serta penyerangan, sehingga berkembang menjadi satu

kesatuan gerak yang sempurna.

d) Latihan Mental.

Latihan mental (psychological training) perlu mendapat

perhatian untuk mempertinggi efisiensi mental atlet, terutama apabila

atlet berada dalam situasi stress yang komplek. Latihan-latihan mental

adalah latihan-latihan yang lebih menekan pada perkembangan

kedewasaan atlet serta perkembangan emosional dan impulsive

misalnya: semangat bertanding, sikap pantang menyerah,

keseimbangan emosi meskipun dalam situasi stress, sportifitas,

percaya diri, kejujuran dan sebagainya.

Apabila mental atlet tidak turut dikembangkan, maka prestasi

tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai. Keempat aspek tersebut

diatas haruslah dilatih dan diajarkan secara serempak. Seorang pelatih

hendaknya memperhatikan aspek psikologis terhadap atletnya karena

itu merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan pada

waktu melatih.

3) Prinsip latihan

Prinsi-prinsip latihan adalah garis pedoman suatu latihan

terorganisasi dengan baik yang harus digunakan. Prinsip-prinsip semacam

itu menunjuk pada semua aspek dan kegiatan latihan, prinsip-prinsip itu

menentukan isi, cara dan metode, serta organisasi latihan. Teori dan

Page 35: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

metodologi penelitian, sebagai dasar dan pedoman pelaksanaan latihan

olahraga, memiliki prinsip-prinsip khusus berdasar pada pendekatan

biologis, pendekatan psikologis, dan ilmu pengetahuan yang berorientasi

pada latihan. Ilmu-ilmu tersebut memberikan petunjuk dan aturan secara

sistematis serta mengarahkan keseluruhan proses latihan, agar latihan

dapat berdaya guna dan berhasil guna.

Menurut Josef Nossek (1995: 4) ada beberapa prinsip latihan yang harus

dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Prinsip-prinsip latihan akan

dibahas sebagai berikut:

1) Prinsip pembebanan (loading) sepanjang tahun latihan.

2) Prinsip periodisasi dan penyusunan atau perencanaan siklus pembebanan.

3) Prinsip hubungan diantara persiapan umum dan khusus dengan kemajuan

spesialisasi.

4) Prinsip pendekatan individual dan pembebanan individual.

5) Prinsip hubungan yang sebaik mungkin antara latihan fisik, teknik, taktik dan

intelektual (kecerdikan) termasuk persiapan tekad atau kemauan.

Prinsip-prinsip lain yang dihubungkan dengan metode dirumuskan sebagai

berikut:

1) Prinsip peningkatan beban sedikit demi sedikit. Artinya beban latihan yang

diberikan harus selalu meningkat sesuai kemampuan.

2) Prinsip pembebanan yang bervariasi dengan pergantian beban dan rekaveri

secara sistematis.

3) Prinsip adaptasi (penyesuaian) beban terhadap standart penampilan (Josef

Nossek, 1995: 4).

Page 36: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Proses Belajar Keterampilan Gerak

Pengertian belajar merupakan sesuatu yang kompleks, karena itu

pengertiannya bisa bermacam-macam. Belajar bisa dipandang sebagai suatu hasil

apabila yang dilihat adalah bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi

adukatif, bisa dipandang sebagai suatu proses apabila yang dilihat adalah kejadian

selama anak menjalani proses belajar untuk mencapai suatu tujuan, dan bisa juga

dipandang sebagai suatu fungsi apabila yang dilihat adalah aspek-aspek yang

menentukan terjadinya perubahan tingkah laku anak.

Pengertian belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada

umumnya, tetapi dalam belajar gerak mengandung karakteristik tertentu.

Karakteristik tersebut berhubungan dengan domain tujuan belajar yang menjadi

sasaran yaitu menyangkut penguasaan keterampilan dan gerak tubuh.

Belajar gerak mempelajari pola-pola gerak keterampilan tubuh. Proses

belajarnya melalui pengamatan dan mempraktikkan pola-pola gerak yang

dipelajari. Intensitas keterlibatan unsur domain kemampuan yang paling tinggi

adalah domain psikomotor yang juga termasuk domain fisik. Hasil akhir dari

belajar gerak adalah berupa kemampuan melakukan pola-pola gerak keterampilan

tubuh. Misalnya keterampilan anak dalam melakukan jumping service bolavoli,

sebelumnya anak merespon dengan unsur kognitif, afektif, yang kemudian

diwujudkan dalam unsur psikomotor.

Semua unsur kemampuan individu terlibat di dalam belajar gerak, hanya

saja intensitas keterlibatannya berbeda-beda. Intensitas keterlibatan domain

kognitif dan domain afektif relatif lebih kecil dibanding keterlibatan domain

psikomotor. Keterlibatan domain psikomotor tercermin dalam respon-respon

muscular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau

bagian-bagian tubuh. Berkaitan dengan berlajar gerak, Sugiyanto (1996: 27)

menyatakan, “Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-

respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh”.

Menurut Rusli Lutan (1988: 102) “Belajar motorik adalah seperangkat proses

Page 37: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang bertahap dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah

perubahan permanen dalam perilaku terampil”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, belajar

gerak (motorik) merupakan perubahan perilaku motorik berupa keterampilan

sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Upaya menguasai keterampilan gerak

sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Kemampuan seseorang untuk dapat

menguasai keterampilan-keterampilan motorik olahraga berbeda-beda, yang

disebabkan oleh antara lain:

a. Perbedaan kemampuan kondisi dan koordinasi yang dimiliki

b. Perbedaan usia

c. Perbedaan pengalaman gerakan

d. Perbedaan jenis kelamin

e. Perbedaan kognitif,

f. Frekuensi latihan dan sebagainya.

Pada awal tahap belajar anak baru mengenal subtansi yang dipelajari baik

yang menyangkut belajar kognitif, afektif, dan psikomotor bagi anak materi

latihan itu menjadi asing pada awalnya, namun setelah pelatih berusaha untuk

menarik dan memusatkan perhatian anak pada materi latihan, maka diharapkan

sesuatu yang asing bagi anak tersebut berangsur-angsur hilang dengan sendirinya.

Dalam tahap ini seorang pelatih harus mengupayakan latihan dengan

menata lingkungan latihan dan perencanaa materi yang akan dipelajari atau akan

dibahas. Pelatih harus berperan sebagai fasilitator dan motivator sehingga anak

berminat untuk mengikuti latihan tersebut. Domain afektif adalah penalaran yang

mempunyai peran penting sebagai motivasi dalam belajar keterampilan gerak dan

yang terakhir adalah domain psikomotor sangat penting dalam belajar

keterampilan gerak, karena berhasil tidaknya seseorang memahami keterampilan

gerak dari gerakan yang sederhana ke dalam gerakan yang lebih kompleks.

Belajar gerak terjadi dalam bentuk atau melalui respon-respon muskular yang

diekspresikan dalam gerakan-gerakan bagian tubuh.

Perkembangan gerak dapat dibagi dalam dua periode utama: tahap pra-

keterampilan dan tahap perbaikan keterampilan. Dalam masing-masing tahap

Page 38: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggambarkan pengamatan tingkah laku. Ciri khas tingkah laku untuk

mendapatkan keterampilan yang lebih tinggi secara berkelanjutan, sesuai dengan

tahap tingkatan perkembangan keterampilan gerak.

Selama masa awal pra-remaja anak-anak mulai sangat mementingkan

keikutsertaan yang berhasil dalam olahraga. Ketika remaja telah membatasi

pilihannya dan berkonsentrasi pada keterampilan gerak, tekanan harus diarahkan

pada perbaikan keterampilan tersebut. Keterampilan olahraga dapat menjadi lebih

baik ketika kesempatan untuk turut serta dalam kegiatan yang cocok bertambah.

Tahap-tahap dalam perolehan keterampilan olahraga mencakup periode

perkembangan perbaikan, penampilan, dan kemunduran. Satu hal yang sangat

penting adalah bahwa cara seseorang dalam tahap-tahap perkembangan

tergantung pada kecenderungannya untuk ikut serta kegiatan yang berorientasi

pada kegiatan olahraga.

Tingkat perbaikan keterampilan remaja secara terus-menerus mulai

mengatur pola gerak dasar dengan penuh terpadu. Gerakan dasar secara penuh

sudah terkuasai. Latihan diperlukan untuk perbaikan keterampilan pengendalian

gerakan. Latihan yang terus menerus selama tingkatan perkembangan ini penting

untuk mengembangkan mekanisme kontrol gerak. Kemampuan dalam mengontrol

gerakan akan memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk berbuat sesuai

dengan yang seharusnya dilakukan akan lebih mudah untuk mengikuti aturan-

aturan, termasuk mengikuti aturan agar dirinya dapat menjadi terampil. Belajar

gerak adalah mempelajari pola-pola gerak keterampilan tubuh, proses belajarnya

melalui pengamatan dan mempraktekkan pola-pola yang dipelajari.

Periode pra-remaja sangat penting dalam belajar gerak yang makin

terpadu. Seperti yang diungkapkan oleh Fitts, Adams dalam Pate, Rotella dan

McClenaghan (1993: 205) menandai tiga langkah dalam perolehan yang terampil.

Tampaknya semua pelaku tanpa pandang umur, maju melalui langkah-langkah

perkembangan berikut ini:

a. Tahap pertama:

Tingkat kognitif ditandai oleh usaha pertama anak untuk menguasai suatu

keterampilan gerak baru atau dengan kata lain proses belajar diawali dengan aktif

Page 39: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berpikir tentang gerakan yang dipelajari. Anak berusaha untuk mengetahui dan

memahami gerakan dari informasi yang diberikan kepadanya.

b. Tahap kedua:

Tingkat asosiatif yaitu dalam perbaikan keterampilan olahraga ditandai

oleh naiknya penampilan melalui latihan dan pada saat program gerak dibuat atau

seorang anak sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian

yang tidak tersendat-sendat dalam pelaksanaannya.

c. Tahap ketiga:

Tahap otonom. Latihan yang rutin dan terus-menerus menghasilkan

perbaikan lebih lanjut dari keterampilan gerak menjadi suatu gerak yang otomatis.

Dalam kegiatan ini, hanya sedikit perhatian yang dibutuhkan agar anak dapat

memusatkan perhatian pada faktor lingkungan yang mempengaruhi

penampilannya.

Pelatih yang berpengalaman dapat dengan mudah mengamati anak yang

banyak dengan siapa belajar melewati tahap-tahap perbaikan keterampilan.

Dampak latihan ini sangat jelas, pengalaman belajar awal harus memungkinkan

terjadinya waktu untuk pemrosesan kognitif dalam lingkungan yang terkendali.

Jika keterampilan membaik, waktu memberikan keterampilan harus dirancang

sedemikian rupa sehingga memungkinkan seorang anak menampilkan kegiatan itu

dalam berbagai situasi lingkungan.

Tujuan pelatih memberikan materi latihan dasar ini adalah tercapainya

kemampuan untuk menampilkan segala macam keterampilan yang mungkin

dibutuhkan dalam pertandingan yang sebenarnya. Untuk itu anak harus

memperhatikan contoh gerakan dan merespon gerakan tersebut. Dalam tahap

otonom ini keterampilan gerak yang dikuasai oleh anak akan berlanjut sejalan

dengan bertambahnya latihan dan berlanjut ke tahap yang lebih kompleks.

Dengan demikian keterampilan dapat digambarkan sebagai kualitas

penampilan seseorang dalam melakukan tugas-tugas gerak fisik. Indikator kualitas

yang di penuhi sebagai gerak terampil yaitu efektif, efisien dan adaptif. Untuk

dapat menguasai keterampilan gerak olahraga harus melalui proses latihan.

Page 40: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Melalui latihan yang sistematis dan kontinyu, maka keterampilan dapat di kuasai

dengan baik dan benar.

5. Klub Bolavoli POPSI Sragen

Klub adalah perkumpulan yang kegiatannya mengadakan persekutuan

untuk maksud tertentu (http://www.artikata.com/arti-335503-klub.php diakses 30

/10/2010). Jadi klub dalam pengertian ini adalah perkumpulan, perserikatan,

organisasi bolavoli Kabupaten Sragen tahun 2010 yang digunakan peneliti sebagai

sampel penelitian.

Klub bolavoli POPSI Sragen adalah klub bolavoli yang mendidik anak-

anak untuk berprestasi didalam permainan bola voli sejak umur 10 tahun keatas

hingga dewasa untuk menjadi atlet bolavoli yang berprestasi. Klub bolavoli

POPSI berdiri kurang lebih sejak 15 (lima belas) tahun yang lalu. Pada tahun

1995, Bambang Haryanto, S.pd (ketua klub bolavoli POPSI) memiliki cita-cita

untuk membentuk klub bolavoli di kota Sragen yang berprestasi baik diwilayah

Sragen maupun diluar wilayah Sragen. Maka sejak bulan April tahun 1995

terbentuklah sebuah klub bolavoli yang bertempat Desa Gudang Kapuk,

Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen Kota, Kabupaten Sragen. Klub

bolavoli POPSI merupakan salah satu klub bolavoli yang berada di kota Sragen

yang memiliki gedung olah raga yang masih aktif yaitu di GOR DIPONEGORO

Sragen Jl. Printis Kemerdekaan No.15 Sragen dan memiliki sarana dan prasarana

yang lengkap diantaranya jumlah bola yang banyak dan kondisinya masih sangat

bagus, juga gedung yang memadai untuk berlatih bolavoli. Dana yang diperoleh

melalui dana sendiri yaitu dana sukarela dari para atlet yang berlatih dan dari

PEMDA setempat yang sangat mendukung akan adanya klub bolavoli tersebut.

Tujuan dari program latihan klub bolavoli POPSI adalah memunculkan

atlet-atlet berbakat untuk dapat meningkatkan prestasi dalam kejuaraan-kejuaraan

yang diselenggarakan di daerah pada cabang olah raga bolavoli di kota Sragen,

maupun diluar diluar daerah misalnya untuk kejuaran antar wilayah. Untuk

membantu tercapainya pelaksanaan program latihan di klub bolavoli POPSI,

Page 41: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bambang Haryanto, S.Pd selaku ketua dan pelatih serta di bantu oleh tiga orang

asisten pelatih, latihan rutin dilaksanakan tiga hari dalam satu minggu di GOR

DIPONEGORO kabupaten Sragen. Fasilitas yang diberikan di klub bolavoli ini

sangat mendukung pelaksanaan latihan.

Saat ini terdapat 75 atlet yang berlatih di klub bolavoli POPSI dari 75

orang tersebut, diantaranya; 50 orang atlet putra, 25 orang atlet putri, para atlet

pada umumnya masih duduk dibangku sekolah antara SLTP-SLTA yang berada

dikota Sragen dan sekitarnya. Diklub tersebut memiliki dua lapangan bola voli

yang kondisinya masih sangat bagus dan jumlah bola sekitar ±50 dan jumlah net

sebanyak 5, karena sarana dan prasarananya yang lengkap memotivasi pelatih

untuk lebih bersemangat dalam mengelola klub tersebut.

Klub bolavoli POPSI banyak meraih prestasi baik didalam wilayah

Sragen maupun diluar wilayah diantaranya:

1. Juara tingkat Jawa Tengah, bolavoli pantai putra junior:

• Tahun 2006 juara I

• Tahun 2007 juara I

• Tahun 2008 juara I

• Tahun 2009 juara I

• Tahun 2010 juara III

2. Juara POPDA SMP / SMA:

• Tahun 2008 juara I

• Tahun 2009 juara I

• Tahun 2010 juara II

3. Juara Sekarisidenan:

• Tahun 2011 juara I Sekrisidenan Surakarta

4. Juara PORDA SMA:

• Tahun 2005 juara I

Page 42: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Latihan Konvensional

Latihan Konvensional merupakan suatu istilah dalam latihan yang lazim

diterapkan dalam latihan sehari-hari. Desain latihan bersifat linier dan dirancang

dari sub-sub konsep secara terpisah menuju konsep-konsep yang lebih kompleks.

Latihan linier berarti bahwa satu langkah mengikuti langkah yang lain, karena

langkah kedua tidak bisa dilakukan sebelum langkah pertama dikerjakan. Latihan

konvensional jarang melibatkan pengaktifan pengetahuan awal dan jarang

memotivasi atlet untuk proses pengetahuannya. Latihan konvensional masih

didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari

pikiran pelatih ke pikiran atlet.

Dalam latihan konvensional cenderung pada latihan hafalan yang

mentolerir respon-respon yang bersifat konvergen, menekankan informasi konsep

yang diberikan oleh pelatih. Pelatih hanya melatih secara monoton dan tidak ada

inovasi baru untuk merubah keadaan dalam melatih agar atlet lebih bersemangat.

Secara umum ciri-ciri latihan konvensional adalah:

1. Atlet adalah penerima informasi secara pasif, dimana atlet menerima

pengetahuan dari pelatih dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari

informasi dan keterampilan yang dimiliki keluaran secara standar.

2. Latihan secara individual.

3. Latihan sangat abstrak dan teoritis.

4. Perilaku dibangun atas kebiasaan.

5. Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final.

6. Pelatih adalah penentu jalannya proses latihan.

Latihan Konvensional sendiri mempunyai sifat:

1. Pelatih sering membiarkan adanya atlet yang mendominasi kelompok atau

menggantungkan diri pada kelompok.

2. Kelompok latihan biasanya homogen.

3. Pemimpin kelompok biasanya ditentukan oleh pelatih atau kelompok

dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.

Page 43: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.

5. Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh

pelatih pada saat latihan sedang berlangsung.

6. Penekan sering hanya pada penyelesaian tugas.

7. Latihan Konvensional pada Latihan Jumping Service dalam Permainan

Bolavoli

Latihan konvensional pada jumping service bolavoli yakni model latihan

yang selama ini sering diterapkan dalam proses latihan. Adapun langkah-langkah

latihan konvensional pada latihan jumping service dalam permainan bolavoli

antara lain sebagai berikut:

a) Pendahuluan (pemanasan)

• Pemanasan untuk meningkatkan suhu tubuh, misalnya dengan lari keliling

lapangan bolavoli.

• Penguluran (stretching) statis.

• Penguluran (stretching) dinamis.

• Latihan fisik yang meliputi latihan pembentukan kekuatan dan/atau

kelincahan.

• Pemanasan menggunakan bolavoli, misalnya dengan lempar tangkap

bolavoli.

b) Inti

• Pengenalan dan penjelasan teknik jumping service.

• Peragaan awalan dengan cara pengambilan atau melakukan langkah awal

pada saat akan melakukan jumping service.

• Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan lompatan

untuk jumping service..

• Peragaan dan latihan memukul bolavoli di depan atas kepala sejauh

jangkauan tangan dengan dilambungkan sendiri tanpa loncatan.

Page 44: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

• Peragaan dan latihan langkah awalan disertai dengan teknik melakukan

tolakan untuk meloncat serta memukul bolavoli yang dilambungkan

sendiri di depan kepala sejauh jangkauan tangan tanpa menghadapi net.

• Peragaan dan latihan langkah awalan disertai dengan teknik melakukan

tolakan untuk meloncat serta memukul bolavoli yang dilambungkan

didepan atas kepala dngan jarak 3 meter dari belakang garis.

• Memperagakan teknik gerakan jumping service secara seutuhnya.

c) Pendinginan (penutup)

• Pemberian koreksi gerakan dan evaluasi.

8. Latihan Inovatif

Latihan inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan terhadap proses

latihan yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori latihan

modern yang berlandaskan pada inovasi latihan. Seperti halnya teori latihan

konstruktivis dan teori lainnya.

Dari segi definisinya, latihan inovatif adalah suatu latihan yang dirancang

sedemikian rupa sehingga berbeda dengan latihan pada umumnya yang dilakukan

oleh pelatih (konvensional). Latihan inovatif lebih mengarah pada latihan yang

berpusat pada atlet. Proses latihan dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk

atlet agar berlatih.

Latihan inovatif sebagai inovasi latihan dapat mencakup modifikasi

latihan, baik dari segi sarana dan prasarana maupun model latihan yang

diterapkan. Latihan inovatif bersifat menyenangkan dan membutuhkan kreativitas

pelatih dalam proses latihan untuk dapat membuat atlet agar aktif selama latihan

berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan latihan. Dalam

berbagai latihan inovatif yang dilakukan pelatih lebih ditekankan pada penerapan

gagasan yang lebih praktis dan mudah. Dengan demikian latihan inovatif yang

dilakukan oleh pelatih dapat berupa gagasan kreatif dan kegiatan sederhana di

tingkat klub yang dianggap dapat mengatasi permasalahan-permasalahan latihan.

Page 45: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berbagai kegiatan pelatih dalam melakukan inovasi latihan inovatif

meliputi: “a) mengetahui dan menentukan masalah; b) mengidentifikasi dan

menyeleksi alternatif pemecahan masalah; c) penentuan alternatif pemecahan

masalah; d) melaksanakan; e) menilai; f) perbaikan produk inovasi”. Keseluruhan

rangkaian kegiatan tersebut berkaitan sehingga produk yang dihasilkan benar-

benar merupakan solusi yang mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi

oleh pelatih yang bersangkutan. Meskipun melalui kegiatan inovasi ini para

pelatih mempunyai peluang untuk meningkatkan mutu latihan, akan tetapi dalam

mewujudkan kegiatan inovasi tergantung kesempatan pada pelatih yang ada, biaya

situasi sosial kultural klub, kualitas pemimpin klub dan karakteristik pelatih.

Dengan demikian, apabila pelatih hendak melakukan kegiatan inovasi dalam

latihan sebaiknya memperhatikan hal-hal tersebut sehingga kegiatan inovasi yang

dilakukan terlaksana dengan baik dan berhasil maksimal.

Ciri-ciri latihan inovatif adalah:

1. Atlet adalah penerima informasi secara aktif, dimana atlet juga berhak

mengutarakan pendapat dalam proses latihan yang berguna bagi altet.

2. Latihan berkelompok dan saling membantu antara atlet satu dan yang lain.

3. Latihan tidak monoton dan mencari inovasi baru.

4. Altet lebih bersemangat dengan adanya modifikasi berlatih.

5. Pelatih dan atlet adalah penentu jalannya proses latihan.

9. L atihan Inovatif pada Latihan Jumping Service dalam Permainan

Bolavoli

Latihan inovatif pada latihan jumping service merupakan suatu bentuk

model latihan yang disusun dan dirancang sedemikian rupa untuk memberikan

inovasi terhadap model latihan yang telah ada selama ini. Inovasi tersebut sangat

tergantung dari kreativitas pelatih dalam menyampaikan materi latihan. Wujud

dari inovasi tersebut dapat berupa variasi gaya melatih, dan strategi melatih serta

modifikasi sarana dan prasarana latihan. Adapun langkah-langkah latihan inovatif

Page 46: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang dapat diterapkan pada latihan jumping service dalam permainan bolavoli

antara lain sebagai berikut:

a) Pendahuluan (pemanasan)

• Penguluran (stretching) statis secara berpasangan dan/atau berkelompok

dengan permainan tertentu.

• Penguluran (stretching) dinamis secara berpasangan dan/atau berkelompok

dalam bentuk permainan tertentu dengan atau tanpa menggunakan alat

bantu.

• Latihan fisik berupa latihan pembentukan kekuatan dan/atau kelincahan

yang diterapkan dalam bentuk permainan tertentu baik dengan atau tanpa

menggunakan alat bantu.

• Pemanasan dengan menggunakan bola yang mengarah pada gerakan dasar

jumping service dalam bentuk permainan.

b) Inti

• Pengenalan dan penjelasan teknik gerakan jumping service.

• Latihan langkah awalan dengan cara pengambilan atau melakukan langkah

awal pada saat akan melaksanakan jumping service denngan formasi

barisan tertentu dalam bentuk permainan dan/atau memakai tanda atau

check mark menggunakan bantuan alat tertentu.

• Latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat

dengan meloncati kardus setinggi 20-30 cm atau benda lain yang

ukurannya hampir sama.

• Latihan memukul bola yang digantung dengan ketinggian 250 - 300 cm.

• Anak berlatih lambungan bola dengan satu tangan dan berusaha

menangkapnya dengan bola mini.

• Anak melakukan lempar tangkap dengan bola mini secara berpasangan.

• Anak melakukan servis tanpa awalan dan melompat dengan bola mini.

• Anak melakukan jumping service dengan bola mini dari garing belakang

lapangan.

Page 47: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

• Anak melakukan jumping sevice dengan ketinggian net bertahap yaitu dari

224 cm kemudian dinaikan menjadi 243 cm.

c) Pendinginan (penutup)

• Pemberian koreksi gerakan dengan contoh dari perwakilan anak,baik

untuk gerakan yang benar maupun gerakan yang salah.

• Pemberian tugas-tugas dan evaluasi.

10. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Konvensional

Latihan konvensional sebagai salah satu model latihan yang diterapkan

selama ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berdasarkan uraian di

atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kekurangan dari latihan

konvensional.

a. Kelebihan Latihan Konvensional

Pada umumnya para pelatih saat ini masih menerapkan model latihan

konvensional meskipun latihan inovatif sedang digalakkan. Hal ini dikarenakan

latihan konvensional dipandang memiliki beberapa kelebihan, antara lain sebagai

berikut:

1) Pelatih adalah sumber latihan seutuhnya.

2) Pelatih merupakan penentu jalannya proses latihan.

3) Situasi tempat latihan terkoordinir dengan baik.

b. Kekurangan Latihan Konvensional

Di samping memiliki kelebihan, latihan konvensional juga memiliki

beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:

1) Atlet adalah penerima informasi secara pasif, dengan penerimaan pengetahuan

dari pelatih dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan

keterampilan yang dimiliki keluaran sesuai standar.

2) Latihan secara individual.

3) Latihan bersifat abstrak dan teoritis.

4) Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan.

Page 48: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Pelatih sering membiarkan adanya atlet yang mendominasi kelompok atau

menggantungkan diri pada kelompok.

6) Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh

pelatih pada saat latihan kelompok sedang berlangsung.

7) Atlet akan cepat merasa jenuh.

11. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Inovatif

a. Kelebihan Latihan Inovatif

Latihan yang sedang digalakkan saat ini adalah latihan inovatif. Hal ini

dikarenakan latihan inovatif memiliki beberapa kelebihan, antara lain sebagai

berikut:

1) Latihan inovatif lebih mengarah pada latihan yang berpusat pada atlet.

2) Proses latihan dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk atlet agar berlatih.

3) Menuntut kreativitas pelatih dalam melatih.

4) Hubungan antara pelatih dan atlet menjadi hubungan yang saling membangun.

5) Bersifat menyenangkan (rekreatif) dan membutuhkan kreativitas pelatih dalam

proses latihan untuk dapat membuat atlet agar aktif selama latihan

berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan latihan.

6) Atlet adalah penerima informasi secara aktif.

7) Pengetahuan dibangun dengan penemuan terbimbing.

8) Latihan lebih konkret dan praktis.

9) Perilaku dibangun atas pengalaman latihan.

b. Kekurangan Latihan Inovatif

Disamping memiliki kelebihan, latihan inovatif juga memiliki beberapa

kekurangan, antara lain sebagai berikut:

1) Latihan akan bersifat monoton jika pelatih kurang kreatif dalam mengelola

klub.

2) Atlet yang kurang aktif dalam proses latihan akan semakin tertinggal.

Page 49: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Situasi klub kurang terkoordinir karena pusat kegiatan latihan adalah atlet.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat

diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Bolavoli merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu

yang dipisahkan oleh net. Tujuan utama dari setiap tim adalah memukul bola

kearah bidang lapangan musuh sedemikian rupa agar lawan tidak dapat

mengembalikan bola. Secara garis besar, unsur dalam permainan bolavoli terdiri

dari: passing atas, passing bawah, service, block, dan smash.

Pada mulanya service hanya merupakan pukulan pembuka untuk

memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, tetapi jika ditinjau

dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan nilai

agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Jumping service adalah service yang

dilakukan dengan gerakan melompat seperti gerakan smash.

Permainan bolavoli termasuk dalam kategori olahraga permainan yang

sulit untuk dikuasai sebab dalam permainan bolavoli, bola dimainkan tanpa boleh

menyentuh tanah selama pertandingan atau permainan berlangsung sehingga

diperlukan penguasaan teknik dan kontrol yang baik dalam permainan ini. Oleh

karena itu diperlukan model latihan yang tepat agar atlet dapat menguasai teknik

bolavoli.

Latihan inovatif adalah suatu proses latihan yang dirancang sedemikian

rupa sehingga berbeda dengan latihan pada umumnya yang dilakukan oleh pelatih

(konvensional). Latihan inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan

terhadap proses latihan yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan

Page 50: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berbagai teori latihan modern yang berlandaskan pada inovasi latihan. Latihan

inovatif lebih mengarah pada latihan yang berpusat pada atlet. Proses latihan

dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk atlet agar berlatih. Dalam latihan yang

berpusat pada atlet, pemahaman perancangan proses latihan dimulai. Latihan

inovatif sebagai inovasi latihan dapat mencakup modifikasi latihan baik dari segi

sarana dan prasarana maupun metode latihan yang diterapkan.

Latihan konvensional merupakan suatu istilah dalam latihan yang lazim

diterapkan dalam latihan sehari-hari. Latihan bersifat linier dan dirancang dari

sub-sub konsep secara terpisah menuju konsep-konsep yang lebih kompleks.

Latihan linier berarti bahwa satu langkah mengikuti langkah yang lain, karena

langkah kedua tidak bisa dilakukan sebelum langkah pertama dikerjakan. Latihan

konvensional pada jumping service bolavoli yakni model latihan yang selama ini

sering diterapkan pada latihan jumping service merupakan suatu bentuk model

latihan yang disusun dan dirancang sedemikian rupa untuk memberikan inovasi

terhadap model latihan yang telah ada selama ini. Inovasi tersebut sangat

tergantung dari kreativitas pelatih dalam menyampaikan materi latihan. Wujud

dari inovasi tersebut dapat berupa variasi gaya latihan dan strategi latihan serta

modifikasi sarana dan prasarana latihan.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh latihan inovatif dan latihan konvensional terhadap

kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli

putra POPSI Sragen tahun 2010.

2. Latihan inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan

konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli

pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010.

Page 51: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lapangan klub

bolavoli POPSI Sragen. Yang bertempat di desa Gudang Kapuk, kelurahan Sragen

Wetan, kecamatan Sragen Kota, kabupaten Sragen.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan kegiatan latihan dilakukan selama enam minggu pada sore

hari pukul 14.30 WIB sampai selesai, yaitu hari selasa, rabu, dan jum’at. Adapun

jadwal pelaksanaan terlampir.

B. Metode Penelitian

1. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah “pretest-posttest design”. Gambar

rancangan penelitian sebagai berikut:

K 1 Treatment A Posttest

R Pretest MSOP

K 2 Treatment B Posttest

Keterangan :

R : Random.

Pretest : Tes awal kemampuan jumping service bolavoli.

MSOP : Matched Subject Ordinal Pairing.

Page 52: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

K 1 : Kelompok 1

K 2 : Kelompok 2

Treatment A : Latihan Konvensional

Treatment B : Latihan Inovatif

Posttest : Tes akhir kemampuan jumping service.

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan awal

jumping service bolavoli pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangking,

kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam

kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2). Dengan demikian kedua kelompok

tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang seimbang. Apabila

pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh

perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara

ordinal pairing.

Adapun teknik pembagian kelompok sebagai berikut:

1 2

4 3

5 6

8 7

9 dan selanjutnya.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent variable)

dan satu variable terikat (dependent variabel) yaitu:

1. Jenis variabel:

a. Variabel bebas (independent variable), terdiri dari:

1. Latihan Konvensional.

2. Latihan Inovatif.

b. Variabel terikat (dependent variable), dalam penelitian ini adalah

kemampuan jumping service pada permainan bolavoli pada klub bolavoli

putra POPSI Sragen.

Page 53: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Definisi Operasional Variabel

a. Metode Latihan Konvensional Jumping Service.

Latihan Konvensional jumping service yaitu pelatih mengajarkan secara

langsung teknik jumping service yang sebenarnya. Anak diminta untuk melakukan

gerakan teknik dasar. Meskipun demikian, latihan tersebut dapat dilakukan

dengan kondisi yang paling mudah dari teknik yang sebenarnya. Dari pendapat

tersebut dapat menunjukkan bahwa latihan secara konvensional merupakan

latihan dengan teknik yang sebenarnya.

b. Metode Latihan Inovatif Jumping Service.

Latihan inovatif jumping service yaitu pelatih menyusun rencana latihan

secara cermat dalam rangkaian urutan yang logis sebelum teknik yang sebenarnya

diajarkan pada kesempatan pertama. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa,

latihan inovatif jumping service yaitu pelatih menyusun rencana latihan yang

sistematis dan terprogram sebelum mengenalkan gerakan teknik jumping service

yang sebenarnya.

c. Jumping Service Bolavoli

jumping service dalam penelitian ini adalah service yang dilakukan dengan

gerakan melompat seperti gerakan smash. Jadi jumping service adalah aktivitas

service dengan gerakan melompat dan bola di pukul pada saat posisi badan

melayang di udara.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota klub bolavoli putra POPSI

Kabupaten Sragen tahun 2010, sejumlah 50 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu pemain bolavoli klub bolavoli putra

POPSI Kabupaten Sragen tahun 2010 yang berjumlah 30 orang, yang dipilih

Page 54: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

secara purposive random sampling. Peneliti memilih anak yang sejumlah 30

orang yang telah mampu melakukan teknik jumping service dengan baik,

kemudian dilakukan tes awal yaitu tes servis dari Laveage. Dari hasil tes awal

tersebut dilakukan matching dengan cara ordinal pairing.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder, yang

dikumpulkan melalui tes dan pengukuran serta observasi. Data primer berupa data

tentang kemampuan jumping service, data sekundernya adalah data-data

pengamatan tentang kejadian-kejadian yang terjadi selama berlangsungnya

latihan. Tes keterampilan kemampuan jumping service bolavoli dengan tes service

dari Laveage menurut Suharno HP (1982: 75). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.

F. Uji Reliabilitas

Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian, dilakukan

uji reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas, ANOVA dari Mulyono B.

(2010: 46-49) sebagai berikut:

R =

Keterangan:

R : koefisien reliabilitas

MSA : Jumlah rata-rata dalam kelompok

MSW : Jumlah rata-rata antar kelompok

MS A

– MS W

MS A

Page 55: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam kelompok ini meliputi uji

normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah uji prasyarat penelitian

sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui kenormalan data atau

data berada dalam suatu kurve normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini

menggunakan metode Lillieforse dari Sudjana (2002: 466) untuk mengetahui

apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Adapun

prosedur uji normalitas tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan X1, X2,...., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,...., Zn dengan

menggunakan rumus:

Zi =

Keterangan:

X = Rata-rata

s = Simpangan baku

2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F (Zi) = P(Z<Xi)

3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,....Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka:

4) Hitung selisih F(Zi) –S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

5) Menentukan harga tersebut dari harga mutlak diambil sebagai Lo.

Rumusnya Lo = ‌│F(Zi) – S(Zi)│maksimum.

Kriteria:

Lo≤Ltab = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Lo>Ltab = sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Xi-Xs

Banyaknya Z1, Z

2,…., Zn yang <Zin

S(Zi) =

Page 56: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan berasal dari kelompok yang sama atau setara. Untuk mencari atau

menguji homogenitas data, digunakan rumus untuk mencari uji homogenitas

(Sudjana, 1996: 386). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Fdbvb : dbvk =

Keterangan:

db : vb = derajat kebebasan dari varians yang lebih besar

db : vk = derajat kebebasan dari varians yang lebih kecil

SD2bs = varians yang lebih besar

SD2kt = varians yang lebih kecil

2. Uji Perbedaan

Untuk menghitung perbedaan peningkatan hasil kemampuan jumping

service dengan menggunakan rumus t-test dari Thomas dan Nelson (2001: 137)

sebagai berikut:

t =

Keterangan:

t : Nilai perbedaan

Md : Mean deviasi

d2 : Derajat perbedaan

n : Jumlah sampel

Adapun uji perbedaan menggunakan derajat kebebasan N-1 pada taraf

signifikasi 5%. Peningkatan prosentase dari hasil kemampuan jumping service

yang telah dilakukan dicari dengan cara sebagai berikut:

Peningkatan Prosentase =

Md = mean posttest – mean pretest

│Md│

√ ∑d2Nx(N-1)

MdMpre-test X 100%

SD2bs

SD3kt

Page 57: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Data Hasil Tes Awal Jumping Service

Tujuan penelitian dapat tercapai dengan pengambilan data pada sampel

yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari tes awal secara

keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok dan dilakukan tes

akhir. Sebelum tes akhir, pada masing-masing kelompok diberikan perlakuan

yang berbeda pada masing-masing kelompok. Kelompok 1 diberikan latihan

secara konvensional sedangkan kelompok 2 diberikan latihan secara inovatif.

a. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibetuk dalam penelitian diuji

perbedaannya telebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan

anggota pada kedua kelompok tersebut. Sesudah diberi perlakuan berangkat dari

keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan

kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:

Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dan kelompok 2.

Kelompok n Mean thitung ttabel

1 15 33,202 15 32,73 0,556 2,131

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test antara

kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0,556 dan t tabel dengan taraf

signifikansi 5% dan n = 15 sebesar 2,131. Karena thitung < ttabel, maka dapat

disimpulkan bahwa kemampuan jumping service kelompok 1 dan kelompok 2

sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Page 58: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Data Hasil Tes Akhir Jumping Service

b. Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan

Setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan bermain

secara individu dan kelompok 2 diberikan perlakuan bermain secara kelompok,

kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam

penelitian ini hasilnya sebagai berikut:

1) Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu:

Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok n Mean thitung ttabel

1 15 36,472 15 39,00 2,977 2,131

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test

antara kelompok 1 dan kelompok diperoleh nilai sebesar 2,977 dan t tabel dengan

taraf signifikansi 5% dan n = 15 sebesar 2,131. Karena thitung > ttabel, maka dapat

disimpulkan kemampuan jumping service kelompok 1 dan kelompok 2 setelah

diberi perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan.

2) Perbedaan persentasi peningkatan

Kelompok mana yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik

dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap

kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan gerak dasar

kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:

Tabel 3. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Jumping Service antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok nMean

Pretest

Mean

Postest

Mean

Different

Persentase

Peningkatan1 14 33,200 36,467 3,267 9,8392 14 32,733 39,000 6,267 19,145

Berdasarkan hasil perhitungan prosentase peningkatan kemampuan gerak

dasar, diketahui bahwa kelompok 1 memilki peningkatan sebesar 9,839%.

Page 59: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan sebesar 19,145%. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki prosentase peningkatan

kemampuan gerak dasar yang lebih baik daripada kelompok 1.

B. Reliabilitas Hasil Tes

Agar data yang dianalisis adalah hasil suatu tes pengukuran yang baik,

maka perlu uji reliabilitas. Adapun hasil perhitungan reliabilitas tes dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Tes Reliabilitas.

Tes Nilai Reliabilitas KategoriAwal 0,97 Tinggi sekaliAkhir 0,96 Tinggi sekali

Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes, digunakan tabel

koefisien korelasi dari Book Walter dalam Mulyono B (2010: 49) seperti dibawah

ini:

Tabel 5. Tabel Range Kategori Reliabilitas.

Kategori ReliabilitasTinggi sekali 0.90-1.0

Tinggi 0.80-0.89Cukup 0.60-0.79Kurang 0.40-0.59

Tidak Signifikan 0.00-0.39

Data hasil penelitian tersebut dianalisis dengan statistik, seperti terlihat

pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Diskripsi Data Hasil Penelitian.

Kelompok Tes nNilai

Tertinggi

Nilai

TerrendahMean SD

Page 60: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1Awal 15 59 14 33,200 13,929Akhir 15 61 17 36,467 13,938

2Awal 15 54 9 32,733 14,285Akhir 15 59 14 39,000 14,353

C. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data

tes awal. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan liliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan

kelompok 2 adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Tes Kelompok n Mean SD Lhitung Ltabel

Awal1 15 33,200 13,929 0,1481 0,22002 15 32,733 14,285 0,1514 0,2200

Akhir1 15 36,467 13,938 0,1422 0,22002 15 39,000 14,353 0,1532 0,2200

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, diperoleh nilai Lhitung

pada tes awal kelompok 1, tes awal kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes

akhir kelompok 2 lebih kecil dari nilai Ltabel dengan taraf signifikansi 5%. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa data tes awal kelompok 1, tes awal

kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2 berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari

kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka

apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut

disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara

kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

Tes Kelompok n SD2 Fhitung Ftabel

Page 61: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Awal1 15 192502 15 18929

0,951 2,484

Akhir1 15 256992 15 22667

1,060 2,484

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan, diperoleh nilai Fhitung

dari tes awal dan tes akhir lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%.

Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2

memiliki varians yang homogen.

D. Pengujian Hipotesis

Ada perbedaan pengaruh latihan inovatif dan latihan konvensional

terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub

bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan

yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh

nilai thitung sebesar 2,977, sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar

2,131. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan

yang signifikan antara tes kelompok 1 dan kelompok 2. Perbedaan hasil tersebut

karena latihan yang diberikan pada masing-masing kelompok memiliki

karakteristik yang berbeda.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, “Ada Perbedaan Pengaruh

Latihan Inovatif dan latihan Konvensional terhadap Kemampuan Jumping Service

dalam Permainan Bolavoli Pada Klub Bolavoli Putra POPSI Sragen Tahun 2010”

dapat diterima kebenarannya.

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

Latihan inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan

konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli

pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Berdasarkan hasil

penghitungan persentase peningkatan kemampuan jumping service diketahui

Page 62: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahwa, kelompok 1 memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar 9,839%.

Sedangkan kelompok 2 memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar 19,145%.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelompok 2 memiliki

persentase peningkatan hasil latihan jumping service yang lebih besar daripada

kelompok 1. Dalam melatih jumping service pada awal latihan, latihan

konvensional lebih baik dari pada latihan inovatif, tetapi setelah pertengahan

sampai akhir latihan, latihan inovatif lebih baik daripada latihan konvensional

disini peneliti mengetahui hasilnya dari observasi disetiap minggunya.

Dengan demikian latihan inovatif lebih efektif diterapkan untuk latihan

jumping service, dengan demikian hipotesis yang menyatakan, “Latihan Inovatif

Memberikan Pengaruh yang Lebih Baik daripada Latihan Konvensional terhadap

Kemampuan Jumping Service dalam Permainan Bolavoli Pada Klub Bolavoli

Putra POPSI Sragen Tahun 2010”, dapat diterima kebenarannya.

Page 63: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB VSIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata

hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diambil simpulan

sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan inovatif dan latihan

konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli

pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Dari data tes akhir antara

kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai thitung sebesar 2,977, sedangkan

nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 2,131.

2. Latihan inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan

konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli

pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Kelompok 1 yang diberi

latihan secara konvensional memiliki nilai persentase peningkatan sebesar

9,839%, sedangkan kelompok 2 yang diberi perlakuan secara inovatif

memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar 19,145%.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa latihan inovatif

memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan konvensional terhadap

kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli.

1. Implikasi Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini adalah inovasi dalam latihan memiliki

efektivitas yang berbeda dalam meningkatkan hasil latihan jumping service.

Oleh karena itu, dalam memberikan latihan yang bertujuan untuk

mengembangkan atau meningkatkan kemampuan jumping service, harus

membuat inovasi baik dalam metode maupun sarana dan prasarana yang

digunakan dalam latihan dengan tepat. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan

Page 64: perpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id Heprints.uns.ac.id/7611/1/192440202201210151.pdfperpustakaan0un0a0id H digilib0un0a0id H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 5 5 5 5 5 5 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dasar bahwa inovasi dalam pemberian latihan dapat meningkatkan

kemampuan jumping service.

2. Implikasi Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa atlet perlu

memiliki persepsi yang positif mengenai penggunaan metode latihan agar atlet

mampu meningkatkan motivasi dalam berlatih. Persepsi atlet yang positif

mengenai penggunaan metode latihan akan menjadikan pelatih termotivasi

dalam melatih atlet. Oleh karena itu, perlu bagi pelatih untuk meningkatkan

keterampilannya dalam menggunakan metode latihan sebagai upaya untuk

meningkatkan motivasi dalam melatih atlet.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang

ditimbulkan, maka disarankan kepada pelatih bolavoli beberapa hal sebagai

berikut:

1. Kepada pelatih Klub bolavoli POSI Sragen, maka saya sarankan

menggunakan latihan inovatif dan konvensional dalam melatih jumping

service agar memperoleh hasil yang optimal.

2. Disarankan kepada atlet untuk meningkatkan jumping service dengan

menggunakan metode inavatif.

3. Kepada peneliti yang lain bisa meneliti jumping service dengan menggunakan

metode yang lain.