perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INOVATIF DAN
KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SERVICE
DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB BOLAVOLI PUTRA
POPSI KABUPATEN SRAGEN
TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh:
ARI KARYANTO
NIM X5606030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INOVATIF DAN
KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SERVICE
DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB BOLAVOLI PUTRA
POPSI KABUPATEN SRAGEN
TAHUN 2010
Oleh:
ARI KARYANTO
NIM X5606030
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, __________________
Pembimbing I
Dra. Ismaryati, M. Kes.NIP. 19630505 198903 2 001
Pembimbing II
Slamet Riyadi, S. Pd., M. Or.NIP. 19701102 200501 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Bambang Wijanarko, M. Kes. _________________
Sekretaris : Drs. H. Sunardi, M. Kes. _________________
Anggota 1 : Dra. Ismaryati, M. Kes. _________________
Anggota 2 : Slamet Riyadi, S. Pd., M. Or. _________________
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. PdNIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Ari Karyanto. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INOVATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB BOLAVOLI PUTRA POPSI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh
antara latihan inovatif dan konvensional terhadap hasil latihan jumping service
dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010; (2)
Model latihan yang lebih baik diterapkan untuk latihan jumping service dalam
permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel dalam
penelitian ini adalah pemain bolavoli klub putra POPSI Kabupaten Sragen tahun
2010 yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes
jumping service permainan bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan dengan
uji t pada taraf signifikansi 5 %.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
(1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan inovatif dan latihan
konvensional terhadap hasil latihan jumping service dalam permainan bolavoli
pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010, (thitung 2,977 > ttabel 2,131). (2)
Latihan inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan
konvensional terhadap hasil latihan jumping service dalam permainan bolavoli
pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Kelompok 1 yang diberi
latihan secara konvensional memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar
9,839%, sedangkan kelompok 2 yang diberi perlakuan secara inovatif memiliki
nilai persentasi peningkatan sebesar 19,145%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Ari Karyanto. DIFFERENCE OF INNOVATIVE AND CONVENTIONAL EXERCISE EFFECT ON JUMPING SERVICE ABILITY IN VOLLEY GAME AT SON VOLLEY CLUB POPSI I SRAGEN REGENCY IN 2010. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of Surakarta Eleven March, April 2011.
The purpose of this study is to understand: (1) The difference between
exercise influence on the result of innovative and conventional exercise jumping
service in the volley game at son volley club POPSI Sragen in 2010, (2) model
applied better practice to practice jumping service in the game bolavoli the son
volley club POPSI Sragen in 2010.
This research uses experimental methods. The sample in this study is the
son of club volley players POPSI Sragen regency in 2010, amounting to 30
people. Purposive sampling technique using random sampling. Data collection
techniques used were jumping volley test service game. The data analysis
technique that is used with the t test at significance level of 5%.
Based on research results can be obtained conclusions are as follows: (1)
There is a significant difference in effect between innovative training and
conventional training on the jumping exercise service in the game at son volley
club POPSI Sragen in 2010, (tcount 2.977 > ttable 2.131). (2) an innovative exercise
to give a better effect than conventional exercise on the exercise jumping service
in the game at son volley club POPSI Sragen in 2010. Group 1 who were given
the conventional practice has a value of percentage increase of 9.839%, while
group 2 who were treated in an innovative way to have a percentage value
increase of 19.145%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(QS.AR RA’D ayat 11)
“Tidak ada jaminan kesuksesan, namun tidak mencobanya adalah jaminan
kegagalan”
(Bill Clinton)
“Bila Anda berfikir anda bisa, maka Anda benar. Bila Anda berfikir Anda tidak
bisa, Andapun benar. Karena itu ketika seseorang berfikir tidak bisa, maka
sesungguhnya dia telah membuang kesempatan untuk menjadi bisa”
(Hendri Ford)
“Biasakan untuk berfikir bahwa sukses hanya tinggal selangkah lagi dan pasti
akan diraih, niscaya masa depan yang cerah akan ada di depan Anda”
(Andrew Carnegie)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan kepada
Bapak dan Ibuku Yang Tercinta
Bapak dan Ibu dosen Uns
Rekan-rekan JPOK’06.
Almamater FKIP UNS Yang
Kubanggakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur di panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Skripsi dengan judul:
“Perbedaan Pengaruh Latihan Inovatif dan Konvensional terhadap Kemampuan
Jumping Service dalam Permainan Bolavoli Pada Klub Bolavoli Putra Popsi
Kabupaten Sragen Tahun 2010” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Keberhasilan penulisan Skripsi ini karena bantuan dari beberapa pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin
penulisan skripsi;
2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan yang selalu mendukung penulisan
skripsi ini;
3. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan yang selalu mendukung penulisan
skripsi ini;
4. Dra.Ismaryati, M.Kes, selaku pembimbing I dan Slamet Riyadi, S.Pd., M.Or,
selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga
skripsi ini dapat tersusun.
5. Bp/Ibu dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Sebelas Maret yang telah membimbingku.
6. Ketua Klub Bolavoli POPSI Kabupaten Sragen, yang memberi ijin penelitian.
7. Sahabat-sahabatku tercinta di Universitas Sebelas Maret dan semua pihak
yang telah memberikan dukungan dan bantuannya
Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis dicatat sebagai amal
kebaikandan mendapat balasan dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap karya
ini dapat bermanfaat. Amin.
Surakarta,
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HalamanJUDUL …………………………………………………………..………...
PENGAJUAN………….…………………………………………………..
PERSETUJUAN…………………………………………………………..
PENGESAHAN……………………………………………………………
ABSTRAKSI………………………………………………………………
MOTTO……………………………………………………………………
PERSEMBAHAN…………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR………………………...……………………………
DAFTAR TABEL……………………………………………….………...
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………
A. Latar Belakang Masalah……………………………………...
B. Identifikasi Masalah…………………………………………..
C. Pembatasan Masalah………………………………………….
D. Perumusan Masalah…………………………………………..
E. Tujuan Penelitian……………………………………………..
F. Manfaat Penelitian……………………………………………
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………...
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………...
1. Teknik Dasar Permainan Bolavoli………………………..
2. Teknik Service……………………………………………
3. Jumping Service…………………………………………..
a. Elemen-elemen Gerakan Jumping Service yang
Harus Dikuasai Seorang Pemain……………………..
b. Latihan Jumping Service……………………………...
4. Proses Belajar Keterampilan Gerak………………………
5. Klub Bolavoli POPSI Sragen…………………………….
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
v
iii
ix
xii
x
iii
xi
v
1
1
5
5
6
6
6
7
7
7
10
12
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Latihan Konvensional…………………………………….
7. Latihan Konvensional pada Latihan Jumping Service
dalam Permainan Bolavoli………………………………..
8. Latihan Inovatif…………………………………………..
9. Latihan Inovatif pada Latihan Jumping Service
dalam Permainan Bolavoli………………………………..
10. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Konvensional............
a. Kelebihan Latihan Konvensional…………………….
b. Kekurangan Latihan Konvensional…………………..
11. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Inovatif......................
a. Kelebihan Latihan Inovatif…………………………...
b. Kekurangan Latihan Inovatif…………………………
B. Kerangka Pemikiran………………………………………….
C. Perumusan Hipotesis…………………………………………
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………..
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………...
1. Tempat Penelitian…………………………………………
2. Waktu Penelitian………………………………………….
B. Metode Penelitian…………………………………………….
1. Metode…………………………………………………….
2. Rancangan Penelitian……………………………………..
C. Variabel Penelitian……………………………………………
D. Populasi dan Sampel………………………………………….
1. Populasi…………………………………………………...
2. Sampel…………………………………………………….
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………...
F. Uji Reliabilitas………………………………………………..
G. Teknik Analisis Data…………………………………………
1. Uji Prasyarat Analisis Data……………………………….
2. Uji Perbedaan……………………………………………..
16
20
24
26
27
28
29
31
31
31
32
32
32
33
34
35
35
35
35
35
35
35
36
37
37
37
38
38
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………..
A. Deskripsi Data………………………………………………..
1. Data Hasil Tes Awal Jumping Service…………………...
2. Data Hasil Tes Akhir Jumping Service…………………...
B. Reliabilitas Hasil Tes…………………………………………
C. Pengujian Persyaratan Analisis……………………………….
1. Uji Normalitas……………………………………………
2. Uji Homogenitas………………………………………….
D. Pengujian Hipotesis…………………………………………..
E. Pembahasan Hasil Analisis Data……………………………..
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN……………………….
A. Simpulan……………………………………………………...
B. Implikasi……………………………………………………...
1. Implikasi Teoritis………………………………………….
2. Implikasi Praktis…………………………………………..
C. Saran………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
LAMPIRAN………………………………………………………………..
39
40
41
41
41
42
43
44
44
45
45
46
47
47
47
47
48
48
49
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Sikap permulaan jumping service.
(M. Yunus, 1992. Olahraga pilihan bolavoli: 78)............................ 13
Gambar 2. Gerak pelaksanaan jumping service.
(M. Yunus, 1992. Olahraga pilihan bolavoli: 79)............................ 13
Gambar 3. Gerak lanjutan jumping service.
(M. Yunus, 1992. Olahraga pilihan bolavoli: 79)............................ 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal
antara kelompok 1 dan kelompok 2....................................................... 41
Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara
Kelompok 1 dan Kelompok 2................................................................ 42
Tabel 3. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan
Kemampuan Jumping Service antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.... 42
Tabel 4. Hasil Uji Tes Reliabilitas....................................................................... 43
Tabel 5. Tabel Range Kategori Reliabilitas......................................................... 43
Tabel 6. Diskripsi Data Hasil penelitian.............................................................. 44
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data................................................ 44
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data.............................................. 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Jumping Service
Bolavoli………………………………………………………...... 50
Lampiran 2. Hasil Tes Awal………………..………………………………… 52
Lampiran 3. Pembagian Kelompok……………………………..…………….. 53
Lampiran 4. Hasil Tes Jumping Service Selama 30 Detik………..…………... 55
Lampiran 5. Program Latihan Konvensional Jumping Service…………….… 56
Lampiran 6. Program Latihan Inovatif Jumping Service…….……………….. 57
Lampiran 7. Skenario Latihan Konvensional Jumping Service………………. 58
Lampiran 8. Skenario Latihan Inovatif Jumping Service……………………... 60
Lampiran 9. Panduan Blangko Observer……………………………………... 62
Lampiran 10. Kriteria Penilaian……………………………………………….. 63
Lampiran 11. Hasil Tes Akhir…………………………………………………. 64
Lampiran 12. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian……………………………... 65
Lampiran 13. Uji Reliabilitas………………………………………………….. 67
Lampiran 14. Uji Normalitas.............................................................................. 73
Lampiran 15. Uji Homogenitas.......................................................................... 77
Lampiran 16. Perhitungan Uji Beda................................................................... 81
Lampiran 17. Perhitungan Persentase Peningkatan…………………………… 83
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian………………………………………… 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembinaan olahraga merupakan suatu proses yang harus dipahami
sebagai sebuah sistem yang kompleks, sehingga masalah yang ada di dalamnya
perlu ditelaah dari sudut pandang yang luas. Gejala yang ada dalam kegiatan
olahraga tidak semata-mata dipandang dari aspek sosial-budaya. Dalam proses
latihan pada sebuah klub olahraga, kegiatan olahraga dipandang sebagai alat
untuk pencapaian prestasi yang diinginkan, sehingga latihan dituntut seoptimal
mungkin sehingga mencapai hasil yang baik. Melalui kegiatan olahraga
diharapkan dapat merangsang perkembangan dan pertumbuhan jasmani anak,
merangsang perkembangan sikap, mental, sosial, emosi yang seimbang serta
keterampilan gerak anak. Pentingnya olahraga pada anak maka harus diajarkan
secara baik dan benar.
Bolavoli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua team dalam satu
lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan dari permainan adalah
melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan
untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga
pantulan untuk mengembalikan bola (sesuai dengan peraturan yang berlaku).
Dalam permainan bolavoli, tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu
angka. Apabila tim yang sedang menerima service memenangkan reli, akan
memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan service berikutnya, serta
para pemainnya melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam.
Keberhasilan suatu ciri memenangkan suatu pertandingan, tidak tercapai
dari penguasaan terhadap teknik dalam permainan bolavoli yaitu servis, passing,
umpan, bendungan (block) dan smash. Servis juga merupakan serangan awal
dalam permainan bolavoli. Menurut M. Yunus (1992: 68) bahwa “ketrampilan
teknik dalam permainan bolavoli meliputi: service, passing, umpan (set up),
smash (spike), bendungan (block)”. Dalam permainan bolavoli, salah satu unsur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
utama yang penting adalah service, karena service merupakan awal serangan.
Tanpa didahului service dengan mematuhi segala peraturan yang berlaku, maka
permainan tidak dapat dimulai.
Demikian halnya menurut pendapat M. Yunus (1992: 137) yang
menyatakan bahwa:
Service merupakan pukulan permulaan untuk memulai suatu permainan, namun jika ditinjau dari taktik, service merupakan serangan yang diharapkan dapat langsung menghasilkan nilai atau setidak-tidaknya membuat tekanan terhadap pertahanan lawan dan lawan tidak dapat dengan mudah melakukan serangan.
Kesempatan sebagai server haruslah digunakan sebaik-baiknya untuk
melakukan serangan karena bola yang akan dipukul sepenuhnya dibawah kendali
server itu sendiri. Kemana saja service itu diarahkan dan seberapa keras pukulan
yang diinginkan tergantung pada server itu sendiri tanpa dapat dipengaruhi secara
langsung oleh lawan. Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan permainan
bolavoli maka arti service dalam permainan bolavoli juga mengalami perubahan.
Pada zaman sekarang ini hendaknya para pembaca mengartikan service ini tidak
lagi sebagai tanda saat dimulainya permainan ataupun sekedar menyajikan bola,
tetapi hendaknya diartikan sebagai suatu serangan yang pertama kali bagi regu
yang melakukan service.
Untuk menguasai teknik yang sempurna sangat dibutuhkan proses
latihan. Latihan yang baik adalah latihan yang menyenangkan dan memiliki daya
kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan variasi bentuk latihan. Latihan adalah
suatu proses mempersiapkan fisik dan mental anak latih secara sistematis untuk
mencapai mutu prestasi terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya. Dengan
latihan yang rutin dan terarah diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas
atlet.
Pelatih yang tidak kreatif dan monoton dalam menyampaikan materi
latihan, hanya menerapkan model latihan konvensional yang mengakibatkan atlet
tidak dapat berprestasi secara maksimal dan latihan cenderung membosankan,
maka kegiatan latihan pada klub olahraga dan kesehatan selalu terkait dengan
tujuan yang jelas agar tercapai prestasi yang memuaskan. Bila proses latihan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
begitu bermakna dan tidak mempunyai tujuan yang jelas maka isi latihan berikut
metode latihan tidak mengandung makna apa-apa. Oleh karena itu seorang pelatih
harus menyadari keterkaitan antara tujuan, metode latihan, serta cara mengukur
perubahan dan kemajuan yang dicapai.
Guna mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses latihan, maka
pelatih harus mampu menerapkan metode latihan yang cocok untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Seorang pelatih harus memiliki ide dengan menerapkan
model latihan yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada, agar tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Model latihan yang diterapkan selama ini, dalam latihan bolavoli adalah
latihan konvensional yang hanya memfokuskan pada komunikasai verbal,
demonstrasi, sentralisasi pelatih, dan pelatih yang otoriter, yaitu pelatihlah yang
berhak menentukan apa yang akan dilatihkan kepada atlet. Latihan inovatif
sebenarnya merupakan pemaknaan terhadap proses latihan yang berkaitan dengan
berbagai teori latihan yang modern yang berkaitan pada inovasi latihan. Latihan
inovatif bersifat menyenangkan dan membutuhkan kreatifitas pelatih dalam proses
latihan untuk dapat membuat atlet selama latihan untuk bersifat aktif dan mandiri
sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan.
Saat ini dalam permainan bolavoli, banyak pemain yang melakukan
jumping service, karena service jenis ini akan menghasilkan pukulan service yang
menukik dengan tajam dan keras sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi tim
lawan penerima service. Untuk melakukan jumping service, posisi awalan
bervariasi tergantung pada pemain tetapi menurut M. Yunus (1992: 71) “awalan
jumping service dilakukan sekitar 3 meter”. Awalan ini berguna sekali untuk
memperoleh posisi awal yang mantap untuk melakukan lompatan sehingga
memperoleh lompatan yang tinggi, dengan waktu atau saat yang tepat berguna
untuk memukul bola dengan keras dan dengan waktu yang tepat.
Menurut M. Yunus (1992: 71) “jumping service adalah teknik service
yang dilakukan dengan melompat seperti gerakan smash”. Hasil pukulan ini akan
menghasilkan pukulan top spin. Jumping service merupakan teknik service baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang perlu dilatihkan dan dapat digunakan untuk memulai serangan dalam
permainan bolavoli.
Di sini atlet atau anak banyak mengalami kesulitan dalam melakukan
jumping service, terbukti disetiap pertandingan banyak pemain yang gagal dalam
melakukan jumping service. Dikarenakan dalam latihan, bola yang digunakan
terlalu berat dan terlalu besar ukurannya dan juga faktor-faktor lain yang
mempengaruhinya, disini pelatih mencari cara atau metode yang baru yaitu
menggunanakan metode latihan inovatif.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti membandingkan model
latihan inovatif dan konvensional. Dari kedua model latihan jumping service
tersebut akan dibandingkan manakah yang lebih baik pengaruhnya terhadap
peningkatan hasil latihan jumping service bolavoli. Untuk mengetahui hal
tersebut, maka perlu di kaji dan di teliti melalui penelitian eksperimen.
Disinilah pentingnya jumping service dalam permainan bolavoli. Dengan
jumping service yang baik dan benar, atlet dapat dengan mudah memperoleh
point tanpa mengeluarkan tenaga bagi tim untuk melakukan suatu rally. Untuk itu
jumping service sangat penting untuk dilatih agar mendapatkan hasil yang
maksimal. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi atlet dalam berlatih jumping service
bolavoli di klub putra POPSI Sragen menuntut pelatih untuk berkreativitas
menerapkan model latihan yang tepat. Model latihan yang dicontohkan akan dapat
meningkatkan motivasi atlet dalam berlatih, karena cara berlatih yang dilakukan
lebih mudah, ringan dan menyenangkan, sehingga akan diperoleh hasil latihan
yang lebih optimal.
Berdasarkan situasi di atas, timbul pertanyaan tentang pengaruh yang
diberikan dari kedua model latihan tersebut jika masing-masing model latihan
diterapkan secara utuh tanpa dipadukan dalam latihan teknik dasar permainan
bolavoli, khususnya untuk teknik dasar jumping service.
Dari uraian di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian
dengan judul “Perbedaan Pengaruh Latihan Inovatif dan Konvensional terhadap
Kemampuan Jumping Service dalam Permainan Bolavoli Pada Klub Bolavoli
Putra POPSI Kabupaten Sragen Tahun 2010”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah
dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Perlu latihan inovatif dalam melatih jumping service.
2. Pengaruh antara latihan inovatif dan konvensional jika masing-masing
diterapkan secara utuh tanpa dipadukan terhadap hasil latihan jumping service
dalam permainan bolavoli.
3. Perlu dipilih model latihan yang efektif untuk latihan jumping service dalam
permainan bolavoli.
4. Meskipun model latihan inovatif dapat dijadikan alternatif dalam latihan
bolavoli ada alasan tertentu yang dimiliki para pelatih untuk tetap menerapkan
pola latihan konvensional dalam teori latihan dan praktik permainan bolavoli.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap permasalahan
penelitian, maka masalah perlu dibatasi. Pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan jumping service bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen
tahun 2010.
2. Latihan inovatif dan konvensional terhadap peningkatan kemampuan jumping
service bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010.
3. Perlu dipilih model latihan yang efektif dalam latihan jumping service dalam
permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat di rumuskan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara latihan inovatif dan konvensional terhadap
kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli
putra POPSI Sragen tahun 2010?
2. Latihan manakah yang lebih efektif diterapkan dalam latihan jumping service
dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun
2010?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui:
1. Mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan inovatif dan konvensional
terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub
bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010.
2. Mengetahui model latihan manakah yang lebih baik diterapkan untuk latihan
jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli putra POPSI
Sragen tahun 2010.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:
1. Bahan masukan untuk pelatih bolavoli dalam memberikan program latihan
jumping service agar mendapatkan hasil yang lebih baik pada klub bolavoli
putra POPSI Sragen.
2. Informasi tentang model latihan yang baik dan efektif dalam meningkatkan
kemampuan jumping service bolavoli.
3. Bahan pembanding bagi peneliti yang lain yang berminat mengadakan
penelitian tentang teknik jumping service dalam permainan bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Teknik Dasar Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli adalah suatu cabang olahraga beregu yang dimainkan
oleh dua regu yang dipisahkan oleh net. Terdapat versi yang berbeda tentang
jumlah pemain, jenis atau ukuran lapangan, angka kemenangan yang digunakan,
untuk keperluan tertentu. Namun pada hakekatnya permainan bolavoli bermaksud
menyebar luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang yang meminatinya.
Tujuan dari permainan adalah melewatkan bola diatas net agar dapat
jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari
lawan. Setiap team dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola
(diluar perkenaan blok). Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul
oleh pelaku service melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan
hingga bola menyentuh lantai, bola “keluar” atau satu tim gagal mengembalikan
bola secara sempurna.
Dalam permainan bolavoli, team yang memenangkan sebuah rally
memperoleh satu angka (rally point system). Apabila team yang sedang menerima
service memenangkan rally, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk
melakukan service berikutnya, serta para pemainnya melakukan pergeseran satu
posisi searah jarum jam. Dalam memainkannya bola yang dimainkan
diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan dengan ketentuan yang
berlaku sesuai peraturan permainan. Seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP
(1982: 4) bahwa:
Pada prinsipnya permainan tersebut adalah memvoli bola melewati net atau jaring dengan menggunakan seluruh anggota badan dengan syarat pantulan bersih dan setiap pemain berusaha secepat mungkin menjatuhkan bola dilapangan lawan untuk mencari kemenangan bertanding.
Saat dimulai permainan tersebut posisi service berada digaris belakang
lapangan. Tanda dimulainya permainan dengan melakukan service, setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perintah untuk service dan bola harus melewati di daerah net kedalam daerah
lapangan lawan. Masing-masing regu berhak memainkan bola sampai tiga kali
sentuhan diluar perkenaan block untuk dikembalikan ke daerah lawan. Seorang
pemain tidak diperbolehkan memainkan bola berturut-turut. Pada waktu
melakukan block, sentuhan tersebut tidak dihitung sebagai sentuhan pertama.
Teknik dasar permainan bolavoli sebaiknya dikuasai oleh para pemain
agar dapat bermain dengan baik dan berprestasi. Menurut M. Yunus (1992: 68)
“teknik dasar permainan bolavoli terdiri dari service, passing, umpan (set-up),
smash (spike) dan bendungan (block)”.
Menurut Suharno HP (1982: 12) “yang dimaksud dengan teknik dasar
permainan bolavoli adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan
pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas
yang pasti dalam permainan bolavoli”. Jadi teknik dasar permainan bolavoli dapat
diartikan sebagai cara yang paling dasar, efektif dan efisien sesuai dengan
peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Agar dapat
bermain bolavoli dengan baik, ada berbagai macam teknik dalam permainan
bolavoli yang harus dimiliki dan dipelajari. Teknik-teknik tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Service
Pada mulanya service hanya merupakan pukulan pembukaan untuk
memulai suatu permainan, sesuai dengan kemajuan permainan, teknik service saat
ini tidak hanya sebagai permulaan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik
sudah merupakan serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil
meraih kemenangan. Menurut Suharno HP (1982: 24) “service adalah merupakan
suatu serangan yang pertama kali bagi regu yang melakukan service”. Sedangkan
service menurut Dieter Beutelstahl (1986: 9), “service adalah sentuhan pertama
dengan bola”.
Sesuai dengan pendapat M. Yunus (1992: 69) “karena kedudukannya
begitu penting maka para pelatih selalu berusaha menciptakan bentuk teknik
service yang dapat menyulitkan lawan bahkan kalau bisa dengan service itu
langsung membunuh lawan dan mendapatkan nilai”. Jadi teknik ini tidak boleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diabaikan, dan harus dilatih dengan baik terus menerus, sehingga mendapatkan
hasil yang maksimal dan dengan menggunakan service yang berkualitas akan
memudahkan sebuah tim untuk mendapatkan point. Menurut buku yang
dikeluarkan oleh sekretariat umum PP.PBVSI (1995: 151) bahwa:
Hal terpenting dalam service adalah mengontrol bola, kecepatan dan perubahan arahnya. Bila service itu salah akan mengakibatkan bola keluar, jadi penting sekali untuk men”serve” bola kedalam daerah lawan tanpa kekeliruan. Kecepatan dan perubahan mendadak arah bola akan sangat menguntungkan.
b. Passing
Passing berfungsi untuk menerima bola atau memainkan bola yang
datang dari daerah lawan atau teman seregunya. Menurut Yunus (1992: 79)
“passing adalah suatu usaha atau upaya bagi seorang pemain bolavoli dengan cara
menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoper bola
yang dimainkan kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri”.
Tujuan utama passing adalah menyajikan bola sebaik mungkin untuk diberikan
kepada pengumpan. Dengan hasil passing yang baik, maka suatu tim dapat
mengatur serangan dengan baik pula. Dengan demikian kesempatan untuk
memperoleh point-pun lebih besar.
c. Set-up
Umpan berfungsi mengumpan bola keteman (smasher) untuk melakukan
serangan (smesh) kedaerah lawan. Menurut Suharno (1982: 19) “umpan adalah
menyajikan bola kepada teman seregunya yang selanjutnya diharapkan akan dapat
dipergunakan untuk menyerang kelapangan lawan”. Dengan hasil sajian bola yang
baik, akurat dan ditempatkan pada posisi block yang lemah dapat memudahkan
spiker untuk melakukan serangan dengan sempurna.
d. Smash
Smash berfungsi untuk melakukan serangan ke daerah lawan sehingga
bola yang akan diseberangkan ke daerah lawan tersebut dapat mematikan minimal
menyulitkan lawan dalam memainkan bola dengan sempurna. Pukulan-pukulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keras dan tajam yang dilakukan suatu tim tersebut diharapkan mampu
menghasilkan point sehingga kemungkinan memenangkan pertandingan lebih
besar. Menurut Suharno HP (1982: 20) “smash adalah bola dipukul keras
kebawah sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas
net menuju lapangan dan akan sulit diterima oleh lawan”.
e. Block
Block berfungsi sebagai bendungan dari serangan lawan agar bola tidak
sampai dalam lapangan dan menghentikan serangan lawan. Menurut Suharno HP
(1982: 28), “block adalah daya upaya bagi pemain depan untuk menahan bola
didekat net setelah bola dipukul oleh lawan”. Sedangkan menurut M. Yunus
(1992: 119) “block merupakan benteng pertahanan yang paling utama untuk
menangkis serangan lawan”.
Bendungan atau block berfungsi untuk menghadang serangan lawan dari
dekat jaring sekaligus sebagai serangan balik ke pihak lawan (Amung Ma’mun &
Toto Subroto, 2001: 51). Melakukan block adalah tindakan para pemain di dekat
net untuk menghalangi bola yang datang dari lawan dengan melakukan jangkauan
lebih tinggi dari ketinggian net. Hanya pemain baris depan yang diperbolehkan
untuk melakukan block yang sempurna.
2. Teknik Servis
Dalam sejarahnya bermula dari penyajian bola kedalam permainan,
dalam arti kata bahwa service merupakan awal terjadinya suatu permainan dalam
bolavoli. Menurut M. Yunus (1992: 137) “service merupakan pukulan permulaan
untuk memulai suatu permainan yang dilakukan didaerah service dibelakang
lapangan”. Pada mulanya service ini hanya merupakan pukulan pembukaan untuk
memulai suatu permainan, tetapi sesuai dengan kemajuan permainan, service
berkembang menjadi senjata yang ampuh untuk serangan awal untuk
mendapatkan nilai atau membuat tekanan terhadap pertahanan lawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hal ini sesuai dengan sejarah bolavoli sebagai olahraga rekreasi. Akan
tetapi dalam perkembangannya kemudian service menjadi salah satu serangan
pertama yang sangat penting. Secara berturut-turut service yang baik adalah yang
langsung dapat mematikan lawan, kemudian menyulitkan lawan agar tidak dapat
melakukan serangan dengan baik.
Menurut Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001: 35-36) menjelaskan
bahwa:
Perkembangan teknik diarahkan pada peningkatan upaya bagaimana keterampilan gerak dirancang dengan maksud bola yang dimainkan dapat dilewatkan melalui jaring ke lapangan lawan sehingga lawan tidak mampu mengembalikan bola atau mengalami kesulitan untuk mengembalikan bola dengan baik, tanpa mengabaikan peraturan permainan. Pada awalnya, service dilakukan, semata-mata hanya membuka permainan. Dalam perkembangan, service sekaligus dimanfaatkan sebagai serangan.
Sedangkan service menurut Dieter Beutelstahl (1986: 9) “service adalah
sentuhan pertama dengan bola oleh pelaku service”. Pada mulanya service ini
hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk
memulai permainan. Tetapi service ini kemudian berkembang menjadi suatu
senjata yang ampuh untuk menyerang sehingga menyulitkan lawan untuk
menerima bola dan menghasilkan point.
Menurut M. Yunus (1992: 130) macam-macam teknik service dan variasi
service dalam permaian bolavoli meliputi:
a. Menurut posisi bola terhadap badan
1) Servis tangan bawah (underhand service)
a) Back spin service
b) Outside spin service
c) Inside spin service
d) Cutting underhand service
e) Floating underhand service
2) Servis dari samping (side arm service)
a) Cutting side arm service
b) Floating side arm service
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Servis tangan atas (overhand service)
a) Tennis service
b) Floating oferhand service
c) Slider floating oferhand service
d) Jumping service
e) Overhand round hause service
f) Hongaria oferhand service
Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dalam
menganalisis gerakan dalam cabang olahraga bolavoli, saat ini sering kita jumpai
atlet dalam melakukan service dalam cabang bolavoli menggunakan service
tangan atas. Selain menghasilkan pukulan yang keras, gerakan dalam melakukan
service inipun sesuai dengan gerakan anatomis tubuh.
b. Menurut putaran bola hasil service
1) Top spin service
2) Back spin service
3) Floating service
4) Inside spin service
5) Out side spin service (Yunus,1992: 130)
3. Jumping Service
Dalam permainan bolavoli, saat ini banyak pemain yang melakukan
jumping service, karena servis jenis ini akan menghasilkan pukulan servis yang
menukik dengan tajam dan keras sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi tim
lawan penerima servis. Menurut M. Yunus (1992: 69) bahwa:
Pada mulanya service hanya merupakan pukulan pembuka untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Jumping service adalah service yang dilakukan dengan gerakan melompat seperti gerakan smash.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan jumping
service adalah:
a. Sikap Permulaan
Gambar 1. Sikap Permulaan Jumping Service
(M. Yunus, 1992: 78)
Keterangan Gambar:
1) Berdiri di daerah service dekat garis belakang menghadap ke net,
kedua tangan memegang bola.
2) Sebelum melakukan service diharapkan pelaku service berkonsentrasi
agar tidak melakukan kesalahan yang fatal dalam pelaksanaan service.
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada saat akan melakukan
service adalah terlalu tergesa-gesa dalam melakukan service. Hal ini
sebaiknya dihindari oleh atlet sebelum melakukan service.
b. Gerak Pelaksanaan
Gambar 2. Gerak Pelaksanaan Jumping Service
(M. Yunus, 1992: 79)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan Gambar:
1) Lambungkan bola setinggi lebih kurang 3 meter agak didepan badan.
2) Kemudian badan merendah dengan menekuk lutut untuk melakukan
awalan melompat setinggi mungkin kemudian bola dipukul setinggi
mungkin seperti gerakan smash.
3) Lecutkan pergelangan tangan secepat-cepatnya sehingga menghasilkan
pukulan top-spin yang tinggi agar bola secepat mungkin turun
kedaerah lapangan lawan.
c. Gerak Lanjutan
Gambar 3: Gerak Lanjutan Jumping Service
(M. Yunus, 1992: 79)
Keterangan Gambar:
1) Setelah melakukan pukulan dengan meraih bola setingi tingginya pada
saat melayang diudara, pelaku service langsung mendarat dengan
kedua kaki sebagai tumpuan di dalam lapangan dan segera mengambil
posisi siap untuk menerima pengembalian atau serangan dari pihak
lawan.
2) Sebagai catatan, sewaktu melakukan awalan, tolakan kedua kaki harus
berada di belakang garis (tidak boleh menginjak garis belakang), tetapi
pendaratan setelah memukul, boleh menginjak garis atau mendarat
jauh didalam lapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Elemen-elemen gerakan jumping service yang harus dikuasai seorang
pemain
1) Lambungan bola
Lambungan bola yang baik adalah bola berada didepan atas kepala
pemaian yang akan melakukan jumpimg service. Sesuai pendapat M.
Yunus (1992: 71) “pemain harus menguasai teknik melambungkan bola.
Melambungkan bola merupakan elemen yang harus dikuasai, sebab teknik
ini sangat mempengaruhi keberhasilan jumping service”. Lambungan yang
benar adalah kurang lebih setinggi tiga meter agak di depan badan, tetapi
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya agar lambungan bola
tersebut dapat dipukul dengan mudah dalam jumping service, yaitu bola
dilambungkan agak kearah sebelah kanan badan. Dengan lambungan bola
yang sempurna akan lebih memudahkan untuk melakukan jumping
service.
2) Awalan
Posisi awalan tergantung pada pemain tersebut boleh kaki kiri
didepan ataupun kaki kanan didepan dengan jarak yang diinginkan oleh
pemain yang akan melakukan jumping service, tetapi menurut M. Yunus
(1992: 71) “awalan jumping service dilakukan sekitar 3 meter”. Awalan
ini berguna sekali untuk memperoleh posisi awal yang mantap untuk
melakukan lompatan sehingga memperoleh lompatan yang tinggi, dengan
waktu atau saat yang tepat berguna untuk memukul bola dengan keras dan
dengan waktu yang tepat. Karena dengan awalan yang tepat dapat
menghindari terjadi kesalahan seperti menginjak garis akhir pada saat
melakukan tolakan.
3) Lompatan
Lompatan merupakan gerak dari awalan. Lompatan vertical
dilakukan dengan tumpuan dua kaki, kedua lengan terayun untuk
membantu memperkuat lompatan sehingga diperoleh lompatan vertical
yang tinggi dan dengan mudah pemain dapat memukul bola. Semakin
tinggi lompatan yang dilakukan maka bola yang dihasilkan oleh pelaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
service dapat menukik dengan tajam dan cepat sehingga sulit diantisipasi
oleh lawan.
4) Pukulan
Gerakan selanjutnya adalah memukul bola. Pada waktu memukul
bola, lengan harus tetap lurus agar bola dapat dipukul dengan ketinggian
yang memadai, sehingga bisa melewati net. Selain itu sewaktu memukul
bola, pergelangan tangan tidak boleh kaku sehingga diperoleh pukulan top
spin yang memungkinkan bola dengan cepat turun kedalam daerah
lapangan lawan.
5) Mendarat
Gerakan selanjutnya adalah Teknik mendarat yang benar adalah
mendarat dengan dua kaki. Teknik mendarat yang benar akan
memperkecil kemungkinan pemain cidera dan memungkinkan pemain
untuk mempersiapkan diri untuk menerima pengembalian bola atau
serangan lawan. Gerakan dalam melakukan jumping service adalah
gerakan yang kompleks sehingga perlu juga diperhatikan latihan dari
koordinasi dari rangkaian gerak jumping service, sebab tanpa koordinasi
gerak yang baik tidak mungkin jumping service berhasil dengan baik.
b. Latihan jumping service
1) Pengertian latihan
Latihan digunakan untuk membantu atlet meningkatkan
keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Latihan dalam
penelitian ini adalah suatu proses belajar untuk meningkatkan
keterampilan jumping service yang dilakukan secara berulang-ulang agar
dapat mencapai prestasi secara maksimal. Menurut Josef Nossek (1995: 3)
menyatakan bahwa:
Latihan adalah suatu proses atau dinyatakan dengan kata lain periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun sampai atlet tersebut mencapai standart penampilan tertinggi. Latihan dasar bagi pemula biasanya berlangsung selama dua tahun, tahap intermediate selama dua tahun lagi dan latihan lanjut kira-kira dua sampai empat tahun, sampai kapasitas penampilan yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Latihan yang modern harus direncanakan sesuai apa yang akan
diperlukan untuk mencapai sasaran latihan. Ada rencana jangka pendek,
jangka menengah dan rencana jangka panjang. Rencana-rencana latihan
disusun berdasarkan pada segi latihan tunggal, mingguan, bulanan,
tahunan dan jangka waktu yang lebih panjang (Josef Nossek, 1995: 3).
Menurut M. Sajoto (1988: 15) “untuk mencapai tujuan prestasi optimal
dalam tiap-tiap cabang olahraga, haruslah berdasarkan prinsip-prinsip
modern dengan pendekatan ilmiah”.
Latihan yang sistematis adalah dilakukan secara teratur, latihan
tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu minggu, tergantung pada
standart atlet dan periode latihan. Selanjutnya latihan tersebut
dilaksanakan berdasarkan suatu sistem yang mengikuti prinsip-prinsip
latihan yang bersifat dasar. Dalam penelitian ini latihan dilaksanakan tiga
kali pertemuan dalam satu minggu yakni senin, rabu dan jum’at.
2) Tujuan latihan
Tujuan utama latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan
ketrampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk dapat mencapai
hal itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara
seksama oleh atlet, yaitu:
a) Latihan Fisik
Latihan fisik (physical training) adalah sangat penting oleh
karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak dapat mengikuti
latihan-latihan dengan sempurna. Latihan fisik haruslah menunjang
perkembangan kondisi fisik secara menyeluruh.
b) Latihan Teknik
Latihan teknik (technical training) yang dimaksud adalah
latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan
untuk mampu melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet.
Latihan teknik juga dimaksud untuk membentuk dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memperkembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik atau perkembangan
neuromuscular.
c) Latihan Taktik
Latihan taktik (tactical training) mempunyai tujuan untuk
menumbuhkan perkembangan interpretative atau daya tafsir pada atlet.
Teknik gerakan-gerakan yang telah dikuasai dengan baik harus
dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan, bentuk-bentuk
dan formasi permainan, serta strategi-strategi dan taktik-taktik
pertahanan serta penyerangan, sehingga berkembang menjadi satu
kesatuan gerak yang sempurna.
d) Latihan Mental.
Latihan mental (psychological training) perlu mendapat
perhatian untuk mempertinggi efisiensi mental atlet, terutama apabila
atlet berada dalam situasi stress yang komplek. Latihan-latihan mental
adalah latihan-latihan yang lebih menekan pada perkembangan
kedewasaan atlet serta perkembangan emosional dan impulsive
misalnya: semangat bertanding, sikap pantang menyerah,
keseimbangan emosi meskipun dalam situasi stress, sportifitas,
percaya diri, kejujuran dan sebagainya.
Apabila mental atlet tidak turut dikembangkan, maka prestasi
tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai. Keempat aspek tersebut
diatas haruslah dilatih dan diajarkan secara serempak. Seorang pelatih
hendaknya memperhatikan aspek psikologis terhadap atletnya karena
itu merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan pada
waktu melatih.
3) Prinsip latihan
Prinsi-prinsip latihan adalah garis pedoman suatu latihan
terorganisasi dengan baik yang harus digunakan. Prinsip-prinsip semacam
itu menunjuk pada semua aspek dan kegiatan latihan, prinsip-prinsip itu
menentukan isi, cara dan metode, serta organisasi latihan. Teori dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
metodologi penelitian, sebagai dasar dan pedoman pelaksanaan latihan
olahraga, memiliki prinsip-prinsip khusus berdasar pada pendekatan
biologis, pendekatan psikologis, dan ilmu pengetahuan yang berorientasi
pada latihan. Ilmu-ilmu tersebut memberikan petunjuk dan aturan secara
sistematis serta mengarahkan keseluruhan proses latihan, agar latihan
dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Menurut Josef Nossek (1995: 4) ada beberapa prinsip latihan yang harus
dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Prinsip-prinsip latihan akan
dibahas sebagai berikut:
1) Prinsip pembebanan (loading) sepanjang tahun latihan.
2) Prinsip periodisasi dan penyusunan atau perencanaan siklus pembebanan.
3) Prinsip hubungan diantara persiapan umum dan khusus dengan kemajuan
spesialisasi.
4) Prinsip pendekatan individual dan pembebanan individual.
5) Prinsip hubungan yang sebaik mungkin antara latihan fisik, teknik, taktik dan
intelektual (kecerdikan) termasuk persiapan tekad atau kemauan.
Prinsip-prinsip lain yang dihubungkan dengan metode dirumuskan sebagai
berikut:
1) Prinsip peningkatan beban sedikit demi sedikit. Artinya beban latihan yang
diberikan harus selalu meningkat sesuai kemampuan.
2) Prinsip pembebanan yang bervariasi dengan pergantian beban dan rekaveri
secara sistematis.
3) Prinsip adaptasi (penyesuaian) beban terhadap standart penampilan (Josef
Nossek, 1995: 4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Proses Belajar Keterampilan Gerak
Pengertian belajar merupakan sesuatu yang kompleks, karena itu
pengertiannya bisa bermacam-macam. Belajar bisa dipandang sebagai suatu hasil
apabila yang dilihat adalah bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi
adukatif, bisa dipandang sebagai suatu proses apabila yang dilihat adalah kejadian
selama anak menjalani proses belajar untuk mencapai suatu tujuan, dan bisa juga
dipandang sebagai suatu fungsi apabila yang dilihat adalah aspek-aspek yang
menentukan terjadinya perubahan tingkah laku anak.
Pengertian belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada
umumnya, tetapi dalam belajar gerak mengandung karakteristik tertentu.
Karakteristik tersebut berhubungan dengan domain tujuan belajar yang menjadi
sasaran yaitu menyangkut penguasaan keterampilan dan gerak tubuh.
Belajar gerak mempelajari pola-pola gerak keterampilan tubuh. Proses
belajarnya melalui pengamatan dan mempraktikkan pola-pola gerak yang
dipelajari. Intensitas keterlibatan unsur domain kemampuan yang paling tinggi
adalah domain psikomotor yang juga termasuk domain fisik. Hasil akhir dari
belajar gerak adalah berupa kemampuan melakukan pola-pola gerak keterampilan
tubuh. Misalnya keterampilan anak dalam melakukan jumping service bolavoli,
sebelumnya anak merespon dengan unsur kognitif, afektif, yang kemudian
diwujudkan dalam unsur psikomotor.
Semua unsur kemampuan individu terlibat di dalam belajar gerak, hanya
saja intensitas keterlibatannya berbeda-beda. Intensitas keterlibatan domain
kognitif dan domain afektif relatif lebih kecil dibanding keterlibatan domain
psikomotor. Keterlibatan domain psikomotor tercermin dalam respon-respon
muscular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau
bagian-bagian tubuh. Berkaitan dengan berlajar gerak, Sugiyanto (1996: 27)
menyatakan, “Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-
respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh”.
Menurut Rusli Lutan (1988: 102) “Belajar motorik adalah seperangkat proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang bertahap dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah
perubahan permanen dalam perilaku terampil”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, belajar
gerak (motorik) merupakan perubahan perilaku motorik berupa keterampilan
sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Upaya menguasai keterampilan gerak
sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Kemampuan seseorang untuk dapat
menguasai keterampilan-keterampilan motorik olahraga berbeda-beda, yang
disebabkan oleh antara lain:
a. Perbedaan kemampuan kondisi dan koordinasi yang dimiliki
b. Perbedaan usia
c. Perbedaan pengalaman gerakan
d. Perbedaan jenis kelamin
e. Perbedaan kognitif,
f. Frekuensi latihan dan sebagainya.
Pada awal tahap belajar anak baru mengenal subtansi yang dipelajari baik
yang menyangkut belajar kognitif, afektif, dan psikomotor bagi anak materi
latihan itu menjadi asing pada awalnya, namun setelah pelatih berusaha untuk
menarik dan memusatkan perhatian anak pada materi latihan, maka diharapkan
sesuatu yang asing bagi anak tersebut berangsur-angsur hilang dengan sendirinya.
Dalam tahap ini seorang pelatih harus mengupayakan latihan dengan
menata lingkungan latihan dan perencanaa materi yang akan dipelajari atau akan
dibahas. Pelatih harus berperan sebagai fasilitator dan motivator sehingga anak
berminat untuk mengikuti latihan tersebut. Domain afektif adalah penalaran yang
mempunyai peran penting sebagai motivasi dalam belajar keterampilan gerak dan
yang terakhir adalah domain psikomotor sangat penting dalam belajar
keterampilan gerak, karena berhasil tidaknya seseorang memahami keterampilan
gerak dari gerakan yang sederhana ke dalam gerakan yang lebih kompleks.
Belajar gerak terjadi dalam bentuk atau melalui respon-respon muskular yang
diekspresikan dalam gerakan-gerakan bagian tubuh.
Perkembangan gerak dapat dibagi dalam dua periode utama: tahap pra-
keterampilan dan tahap perbaikan keterampilan. Dalam masing-masing tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menggambarkan pengamatan tingkah laku. Ciri khas tingkah laku untuk
mendapatkan keterampilan yang lebih tinggi secara berkelanjutan, sesuai dengan
tahap tingkatan perkembangan keterampilan gerak.
Selama masa awal pra-remaja anak-anak mulai sangat mementingkan
keikutsertaan yang berhasil dalam olahraga. Ketika remaja telah membatasi
pilihannya dan berkonsentrasi pada keterampilan gerak, tekanan harus diarahkan
pada perbaikan keterampilan tersebut. Keterampilan olahraga dapat menjadi lebih
baik ketika kesempatan untuk turut serta dalam kegiatan yang cocok bertambah.
Tahap-tahap dalam perolehan keterampilan olahraga mencakup periode
perkembangan perbaikan, penampilan, dan kemunduran. Satu hal yang sangat
penting adalah bahwa cara seseorang dalam tahap-tahap perkembangan
tergantung pada kecenderungannya untuk ikut serta kegiatan yang berorientasi
pada kegiatan olahraga.
Tingkat perbaikan keterampilan remaja secara terus-menerus mulai
mengatur pola gerak dasar dengan penuh terpadu. Gerakan dasar secara penuh
sudah terkuasai. Latihan diperlukan untuk perbaikan keterampilan pengendalian
gerakan. Latihan yang terus menerus selama tingkatan perkembangan ini penting
untuk mengembangkan mekanisme kontrol gerak. Kemampuan dalam mengontrol
gerakan akan memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk berbuat sesuai
dengan yang seharusnya dilakukan akan lebih mudah untuk mengikuti aturan-
aturan, termasuk mengikuti aturan agar dirinya dapat menjadi terampil. Belajar
gerak adalah mempelajari pola-pola gerak keterampilan tubuh, proses belajarnya
melalui pengamatan dan mempraktekkan pola-pola yang dipelajari.
Periode pra-remaja sangat penting dalam belajar gerak yang makin
terpadu. Seperti yang diungkapkan oleh Fitts, Adams dalam Pate, Rotella dan
McClenaghan (1993: 205) menandai tiga langkah dalam perolehan yang terampil.
Tampaknya semua pelaku tanpa pandang umur, maju melalui langkah-langkah
perkembangan berikut ini:
a. Tahap pertama:
Tingkat kognitif ditandai oleh usaha pertama anak untuk menguasai suatu
keterampilan gerak baru atau dengan kata lain proses belajar diawali dengan aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berpikir tentang gerakan yang dipelajari. Anak berusaha untuk mengetahui dan
memahami gerakan dari informasi yang diberikan kepadanya.
b. Tahap kedua:
Tingkat asosiatif yaitu dalam perbaikan keterampilan olahraga ditandai
oleh naiknya penampilan melalui latihan dan pada saat program gerak dibuat atau
seorang anak sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian
yang tidak tersendat-sendat dalam pelaksanaannya.
c. Tahap ketiga:
Tahap otonom. Latihan yang rutin dan terus-menerus menghasilkan
perbaikan lebih lanjut dari keterampilan gerak menjadi suatu gerak yang otomatis.
Dalam kegiatan ini, hanya sedikit perhatian yang dibutuhkan agar anak dapat
memusatkan perhatian pada faktor lingkungan yang mempengaruhi
penampilannya.
Pelatih yang berpengalaman dapat dengan mudah mengamati anak yang
banyak dengan siapa belajar melewati tahap-tahap perbaikan keterampilan.
Dampak latihan ini sangat jelas, pengalaman belajar awal harus memungkinkan
terjadinya waktu untuk pemrosesan kognitif dalam lingkungan yang terkendali.
Jika keterampilan membaik, waktu memberikan keterampilan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga memungkinkan seorang anak menampilkan kegiatan itu
dalam berbagai situasi lingkungan.
Tujuan pelatih memberikan materi latihan dasar ini adalah tercapainya
kemampuan untuk menampilkan segala macam keterampilan yang mungkin
dibutuhkan dalam pertandingan yang sebenarnya. Untuk itu anak harus
memperhatikan contoh gerakan dan merespon gerakan tersebut. Dalam tahap
otonom ini keterampilan gerak yang dikuasai oleh anak akan berlanjut sejalan
dengan bertambahnya latihan dan berlanjut ke tahap yang lebih kompleks.
Dengan demikian keterampilan dapat digambarkan sebagai kualitas
penampilan seseorang dalam melakukan tugas-tugas gerak fisik. Indikator kualitas
yang di penuhi sebagai gerak terampil yaitu efektif, efisien dan adaptif. Untuk
dapat menguasai keterampilan gerak olahraga harus melalui proses latihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Melalui latihan yang sistematis dan kontinyu, maka keterampilan dapat di kuasai
dengan baik dan benar.
5. Klub Bolavoli POPSI Sragen
Klub adalah perkumpulan yang kegiatannya mengadakan persekutuan
untuk maksud tertentu (http://www.artikata.com/arti-335503-klub.php diakses 30
/10/2010). Jadi klub dalam pengertian ini adalah perkumpulan, perserikatan,
organisasi bolavoli Kabupaten Sragen tahun 2010 yang digunakan peneliti sebagai
sampel penelitian.
Klub bolavoli POPSI Sragen adalah klub bolavoli yang mendidik anak-
anak untuk berprestasi didalam permainan bola voli sejak umur 10 tahun keatas
hingga dewasa untuk menjadi atlet bolavoli yang berprestasi. Klub bolavoli
POPSI berdiri kurang lebih sejak 15 (lima belas) tahun yang lalu. Pada tahun
1995, Bambang Haryanto, S.pd (ketua klub bolavoli POPSI) memiliki cita-cita
untuk membentuk klub bolavoli di kota Sragen yang berprestasi baik diwilayah
Sragen maupun diluar wilayah Sragen. Maka sejak bulan April tahun 1995
terbentuklah sebuah klub bolavoli yang bertempat Desa Gudang Kapuk,
Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen Kota, Kabupaten Sragen. Klub
bolavoli POPSI merupakan salah satu klub bolavoli yang berada di kota Sragen
yang memiliki gedung olah raga yang masih aktif yaitu di GOR DIPONEGORO
Sragen Jl. Printis Kemerdekaan No.15 Sragen dan memiliki sarana dan prasarana
yang lengkap diantaranya jumlah bola yang banyak dan kondisinya masih sangat
bagus, juga gedung yang memadai untuk berlatih bolavoli. Dana yang diperoleh
melalui dana sendiri yaitu dana sukarela dari para atlet yang berlatih dan dari
PEMDA setempat yang sangat mendukung akan adanya klub bolavoli tersebut.
Tujuan dari program latihan klub bolavoli POPSI adalah memunculkan
atlet-atlet berbakat untuk dapat meningkatkan prestasi dalam kejuaraan-kejuaraan
yang diselenggarakan di daerah pada cabang olah raga bolavoli di kota Sragen,
maupun diluar diluar daerah misalnya untuk kejuaran antar wilayah. Untuk
membantu tercapainya pelaksanaan program latihan di klub bolavoli POPSI,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bambang Haryanto, S.Pd selaku ketua dan pelatih serta di bantu oleh tiga orang
asisten pelatih, latihan rutin dilaksanakan tiga hari dalam satu minggu di GOR
DIPONEGORO kabupaten Sragen. Fasilitas yang diberikan di klub bolavoli ini
sangat mendukung pelaksanaan latihan.
Saat ini terdapat 75 atlet yang berlatih di klub bolavoli POPSI dari 75
orang tersebut, diantaranya; 50 orang atlet putra, 25 orang atlet putri, para atlet
pada umumnya masih duduk dibangku sekolah antara SLTP-SLTA yang berada
dikota Sragen dan sekitarnya. Diklub tersebut memiliki dua lapangan bola voli
yang kondisinya masih sangat bagus dan jumlah bola sekitar ±50 dan jumlah net
sebanyak 5, karena sarana dan prasarananya yang lengkap memotivasi pelatih
untuk lebih bersemangat dalam mengelola klub tersebut.
Klub bolavoli POPSI banyak meraih prestasi baik didalam wilayah
Sragen maupun diluar wilayah diantaranya:
1. Juara tingkat Jawa Tengah, bolavoli pantai putra junior:
• Tahun 2006 juara I
• Tahun 2007 juara I
• Tahun 2008 juara I
• Tahun 2009 juara I
• Tahun 2010 juara III
2. Juara POPDA SMP / SMA:
• Tahun 2008 juara I
• Tahun 2009 juara I
• Tahun 2010 juara II
3. Juara Sekarisidenan:
• Tahun 2011 juara I Sekrisidenan Surakarta
4. Juara PORDA SMA:
• Tahun 2005 juara I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Latihan Konvensional
Latihan Konvensional merupakan suatu istilah dalam latihan yang lazim
diterapkan dalam latihan sehari-hari. Desain latihan bersifat linier dan dirancang
dari sub-sub konsep secara terpisah menuju konsep-konsep yang lebih kompleks.
Latihan linier berarti bahwa satu langkah mengikuti langkah yang lain, karena
langkah kedua tidak bisa dilakukan sebelum langkah pertama dikerjakan. Latihan
konvensional jarang melibatkan pengaktifan pengetahuan awal dan jarang
memotivasi atlet untuk proses pengetahuannya. Latihan konvensional masih
didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari
pikiran pelatih ke pikiran atlet.
Dalam latihan konvensional cenderung pada latihan hafalan yang
mentolerir respon-respon yang bersifat konvergen, menekankan informasi konsep
yang diberikan oleh pelatih. Pelatih hanya melatih secara monoton dan tidak ada
inovasi baru untuk merubah keadaan dalam melatih agar atlet lebih bersemangat.
Secara umum ciri-ciri latihan konvensional adalah:
1. Atlet adalah penerima informasi secara pasif, dimana atlet menerima
pengetahuan dari pelatih dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari
informasi dan keterampilan yang dimiliki keluaran secara standar.
2. Latihan secara individual.
3. Latihan sangat abstrak dan teoritis.
4. Perilaku dibangun atas kebiasaan.
5. Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final.
6. Pelatih adalah penentu jalannya proses latihan.
Latihan Konvensional sendiri mempunyai sifat:
1. Pelatih sering membiarkan adanya atlet yang mendominasi kelompok atau
menggantungkan diri pada kelompok.
2. Kelompok latihan biasanya homogen.
3. Pemimpin kelompok biasanya ditentukan oleh pelatih atau kelompok
dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.
5. Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh
pelatih pada saat latihan sedang berlangsung.
6. Penekan sering hanya pada penyelesaian tugas.
7. Latihan Konvensional pada Latihan Jumping Service dalam Permainan
Bolavoli
Latihan konvensional pada jumping service bolavoli yakni model latihan
yang selama ini sering diterapkan dalam proses latihan. Adapun langkah-langkah
latihan konvensional pada latihan jumping service dalam permainan bolavoli
antara lain sebagai berikut:
a) Pendahuluan (pemanasan)
• Pemanasan untuk meningkatkan suhu tubuh, misalnya dengan lari keliling
lapangan bolavoli.
• Penguluran (stretching) statis.
• Penguluran (stretching) dinamis.
• Latihan fisik yang meliputi latihan pembentukan kekuatan dan/atau
kelincahan.
• Pemanasan menggunakan bolavoli, misalnya dengan lempar tangkap
bolavoli.
b) Inti
• Pengenalan dan penjelasan teknik jumping service.
• Peragaan awalan dengan cara pengambilan atau melakukan langkah awal
pada saat akan melakukan jumping service.
• Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan lompatan
untuk jumping service..
• Peragaan dan latihan memukul bolavoli di depan atas kepala sejauh
jangkauan tangan dengan dilambungkan sendiri tanpa loncatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
• Peragaan dan latihan langkah awalan disertai dengan teknik melakukan
tolakan untuk meloncat serta memukul bolavoli yang dilambungkan
sendiri di depan kepala sejauh jangkauan tangan tanpa menghadapi net.
• Peragaan dan latihan langkah awalan disertai dengan teknik melakukan
tolakan untuk meloncat serta memukul bolavoli yang dilambungkan
didepan atas kepala dngan jarak 3 meter dari belakang garis.
• Memperagakan teknik gerakan jumping service secara seutuhnya.
c) Pendinginan (penutup)
• Pemberian koreksi gerakan dan evaluasi.
8. Latihan Inovatif
Latihan inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan terhadap proses
latihan yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori latihan
modern yang berlandaskan pada inovasi latihan. Seperti halnya teori latihan
konstruktivis dan teori lainnya.
Dari segi definisinya, latihan inovatif adalah suatu latihan yang dirancang
sedemikian rupa sehingga berbeda dengan latihan pada umumnya yang dilakukan
oleh pelatih (konvensional). Latihan inovatif lebih mengarah pada latihan yang
berpusat pada atlet. Proses latihan dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk
atlet agar berlatih.
Latihan inovatif sebagai inovasi latihan dapat mencakup modifikasi
latihan, baik dari segi sarana dan prasarana maupun model latihan yang
diterapkan. Latihan inovatif bersifat menyenangkan dan membutuhkan kreativitas
pelatih dalam proses latihan untuk dapat membuat atlet agar aktif selama latihan
berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan latihan. Dalam
berbagai latihan inovatif yang dilakukan pelatih lebih ditekankan pada penerapan
gagasan yang lebih praktis dan mudah. Dengan demikian latihan inovatif yang
dilakukan oleh pelatih dapat berupa gagasan kreatif dan kegiatan sederhana di
tingkat klub yang dianggap dapat mengatasi permasalahan-permasalahan latihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berbagai kegiatan pelatih dalam melakukan inovasi latihan inovatif
meliputi: “a) mengetahui dan menentukan masalah; b) mengidentifikasi dan
menyeleksi alternatif pemecahan masalah; c) penentuan alternatif pemecahan
masalah; d) melaksanakan; e) menilai; f) perbaikan produk inovasi”. Keseluruhan
rangkaian kegiatan tersebut berkaitan sehingga produk yang dihasilkan benar-
benar merupakan solusi yang mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi
oleh pelatih yang bersangkutan. Meskipun melalui kegiatan inovasi ini para
pelatih mempunyai peluang untuk meningkatkan mutu latihan, akan tetapi dalam
mewujudkan kegiatan inovasi tergantung kesempatan pada pelatih yang ada, biaya
situasi sosial kultural klub, kualitas pemimpin klub dan karakteristik pelatih.
Dengan demikian, apabila pelatih hendak melakukan kegiatan inovasi dalam
latihan sebaiknya memperhatikan hal-hal tersebut sehingga kegiatan inovasi yang
dilakukan terlaksana dengan baik dan berhasil maksimal.
Ciri-ciri latihan inovatif adalah:
1. Atlet adalah penerima informasi secara aktif, dimana atlet juga berhak
mengutarakan pendapat dalam proses latihan yang berguna bagi altet.
2. Latihan berkelompok dan saling membantu antara atlet satu dan yang lain.
3. Latihan tidak monoton dan mencari inovasi baru.
4. Altet lebih bersemangat dengan adanya modifikasi berlatih.
5. Pelatih dan atlet adalah penentu jalannya proses latihan.
9. L atihan Inovatif pada Latihan Jumping Service dalam Permainan
Bolavoli
Latihan inovatif pada latihan jumping service merupakan suatu bentuk
model latihan yang disusun dan dirancang sedemikian rupa untuk memberikan
inovasi terhadap model latihan yang telah ada selama ini. Inovasi tersebut sangat
tergantung dari kreativitas pelatih dalam menyampaikan materi latihan. Wujud
dari inovasi tersebut dapat berupa variasi gaya melatih, dan strategi melatih serta
modifikasi sarana dan prasarana latihan. Adapun langkah-langkah latihan inovatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang dapat diterapkan pada latihan jumping service dalam permainan bolavoli
antara lain sebagai berikut:
a) Pendahuluan (pemanasan)
• Penguluran (stretching) statis secara berpasangan dan/atau berkelompok
dengan permainan tertentu.
• Penguluran (stretching) dinamis secara berpasangan dan/atau berkelompok
dalam bentuk permainan tertentu dengan atau tanpa menggunakan alat
bantu.
• Latihan fisik berupa latihan pembentukan kekuatan dan/atau kelincahan
yang diterapkan dalam bentuk permainan tertentu baik dengan atau tanpa
menggunakan alat bantu.
• Pemanasan dengan menggunakan bola yang mengarah pada gerakan dasar
jumping service dalam bentuk permainan.
b) Inti
• Pengenalan dan penjelasan teknik gerakan jumping service.
• Latihan langkah awalan dengan cara pengambilan atau melakukan langkah
awal pada saat akan melaksanakan jumping service denngan formasi
barisan tertentu dalam bentuk permainan dan/atau memakai tanda atau
check mark menggunakan bantuan alat tertentu.
• Latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat
dengan meloncati kardus setinggi 20-30 cm atau benda lain yang
ukurannya hampir sama.
• Latihan memukul bola yang digantung dengan ketinggian 250 - 300 cm.
• Anak berlatih lambungan bola dengan satu tangan dan berusaha
menangkapnya dengan bola mini.
• Anak melakukan lempar tangkap dengan bola mini secara berpasangan.
• Anak melakukan servis tanpa awalan dan melompat dengan bola mini.
• Anak melakukan jumping service dengan bola mini dari garing belakang
lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
• Anak melakukan jumping sevice dengan ketinggian net bertahap yaitu dari
224 cm kemudian dinaikan menjadi 243 cm.
c) Pendinginan (penutup)
• Pemberian koreksi gerakan dengan contoh dari perwakilan anak,baik
untuk gerakan yang benar maupun gerakan yang salah.
• Pemberian tugas-tugas dan evaluasi.
10. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Konvensional
Latihan konvensional sebagai salah satu model latihan yang diterapkan
selama ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kekurangan dari latihan
konvensional.
a. Kelebihan Latihan Konvensional
Pada umumnya para pelatih saat ini masih menerapkan model latihan
konvensional meskipun latihan inovatif sedang digalakkan. Hal ini dikarenakan
latihan konvensional dipandang memiliki beberapa kelebihan, antara lain sebagai
berikut:
1) Pelatih adalah sumber latihan seutuhnya.
2) Pelatih merupakan penentu jalannya proses latihan.
3) Situasi tempat latihan terkoordinir dengan baik.
b. Kekurangan Latihan Konvensional
Di samping memiliki kelebihan, latihan konvensional juga memiliki
beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:
1) Atlet adalah penerima informasi secara pasif, dengan penerimaan pengetahuan
dari pelatih dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan
keterampilan yang dimiliki keluaran sesuai standar.
2) Latihan secara individual.
3) Latihan bersifat abstrak dan teoritis.
4) Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5) Pelatih sering membiarkan adanya atlet yang mendominasi kelompok atau
menggantungkan diri pada kelompok.
6) Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh
pelatih pada saat latihan kelompok sedang berlangsung.
7) Atlet akan cepat merasa jenuh.
11. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Inovatif
a. Kelebihan Latihan Inovatif
Latihan yang sedang digalakkan saat ini adalah latihan inovatif. Hal ini
dikarenakan latihan inovatif memiliki beberapa kelebihan, antara lain sebagai
berikut:
1) Latihan inovatif lebih mengarah pada latihan yang berpusat pada atlet.
2) Proses latihan dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk atlet agar berlatih.
3) Menuntut kreativitas pelatih dalam melatih.
4) Hubungan antara pelatih dan atlet menjadi hubungan yang saling membangun.
5) Bersifat menyenangkan (rekreatif) dan membutuhkan kreativitas pelatih dalam
proses latihan untuk dapat membuat atlet agar aktif selama latihan
berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan latihan.
6) Atlet adalah penerima informasi secara aktif.
7) Pengetahuan dibangun dengan penemuan terbimbing.
8) Latihan lebih konkret dan praktis.
9) Perilaku dibangun atas pengalaman latihan.
b. Kekurangan Latihan Inovatif
Disamping memiliki kelebihan, latihan inovatif juga memiliki beberapa
kekurangan, antara lain sebagai berikut:
1) Latihan akan bersifat monoton jika pelatih kurang kreatif dalam mengelola
klub.
2) Atlet yang kurang aktif dalam proses latihan akan semakin tertinggal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Situasi klub kurang terkoordinir karena pusat kegiatan latihan adalah atlet.
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat
diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Bolavoli merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu
yang dipisahkan oleh net. Tujuan utama dari setiap tim adalah memukul bola
kearah bidang lapangan musuh sedemikian rupa agar lawan tidak dapat
mengembalikan bola. Secara garis besar, unsur dalam permainan bolavoli terdiri
dari: passing atas, passing bawah, service, block, dan smash.
Pada mulanya service hanya merupakan pukulan pembuka untuk
memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, tetapi jika ditinjau
dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan nilai
agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Jumping service adalah service yang
dilakukan dengan gerakan melompat seperti gerakan smash.
Permainan bolavoli termasuk dalam kategori olahraga permainan yang
sulit untuk dikuasai sebab dalam permainan bolavoli, bola dimainkan tanpa boleh
menyentuh tanah selama pertandingan atau permainan berlangsung sehingga
diperlukan penguasaan teknik dan kontrol yang baik dalam permainan ini. Oleh
karena itu diperlukan model latihan yang tepat agar atlet dapat menguasai teknik
bolavoli.
Latihan inovatif adalah suatu proses latihan yang dirancang sedemikian
rupa sehingga berbeda dengan latihan pada umumnya yang dilakukan oleh pelatih
(konvensional). Latihan inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan
terhadap proses latihan yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berbagai teori latihan modern yang berlandaskan pada inovasi latihan. Latihan
inovatif lebih mengarah pada latihan yang berpusat pada atlet. Proses latihan
dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk atlet agar berlatih. Dalam latihan yang
berpusat pada atlet, pemahaman perancangan proses latihan dimulai. Latihan
inovatif sebagai inovasi latihan dapat mencakup modifikasi latihan baik dari segi
sarana dan prasarana maupun metode latihan yang diterapkan.
Latihan konvensional merupakan suatu istilah dalam latihan yang lazim
diterapkan dalam latihan sehari-hari. Latihan bersifat linier dan dirancang dari
sub-sub konsep secara terpisah menuju konsep-konsep yang lebih kompleks.
Latihan linier berarti bahwa satu langkah mengikuti langkah yang lain, karena
langkah kedua tidak bisa dilakukan sebelum langkah pertama dikerjakan. Latihan
konvensional pada jumping service bolavoli yakni model latihan yang selama ini
sering diterapkan pada latihan jumping service merupakan suatu bentuk model
latihan yang disusun dan dirancang sedemikian rupa untuk memberikan inovasi
terhadap model latihan yang telah ada selama ini. Inovasi tersebut sangat
tergantung dari kreativitas pelatih dalam menyampaikan materi latihan. Wujud
dari inovasi tersebut dapat berupa variasi gaya latihan dan strategi latihan serta
modifikasi sarana dan prasarana latihan.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh latihan inovatif dan latihan konvensional terhadap
kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub bolavoli
putra POPSI Sragen tahun 2010.
2. Latihan inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan
konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli
pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lapangan klub
bolavoli POPSI Sragen. Yang bertempat di desa Gudang Kapuk, kelurahan Sragen
Wetan, kecamatan Sragen Kota, kabupaten Sragen.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan kegiatan latihan dilakukan selama enam minggu pada sore
hari pukul 14.30 WIB sampai selesai, yaitu hari selasa, rabu, dan jum’at. Adapun
jadwal pelaksanaan terlampir.
B. Metode Penelitian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah “pretest-posttest design”. Gambar
rancangan penelitian sebagai berikut:
K 1 Treatment A Posttest
R Pretest MSOP
K 2 Treatment B Posttest
Keterangan :
R : Random.
Pretest : Tes awal kemampuan jumping service bolavoli.
MSOP : Matched Subject Ordinal Pairing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
K 1 : Kelompok 1
K 2 : Kelompok 2
Treatment A : Latihan Konvensional
Treatment B : Latihan Inovatif
Posttest : Tes akhir kemampuan jumping service.
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan awal
jumping service bolavoli pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangking,
kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam
kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2). Dengan demikian kedua kelompok
tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang seimbang. Apabila
pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh
perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara
ordinal pairing.
Adapun teknik pembagian kelompok sebagai berikut:
1 2
4 3
5 6
8 7
9 dan selanjutnya.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent variable)
dan satu variable terikat (dependent variabel) yaitu:
1. Jenis variabel:
a. Variabel bebas (independent variable), terdiri dari:
1. Latihan Konvensional.
2. Latihan Inovatif.
b. Variabel terikat (dependent variable), dalam penelitian ini adalah
kemampuan jumping service pada permainan bolavoli pada klub bolavoli
putra POPSI Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Definisi Operasional Variabel
a. Metode Latihan Konvensional Jumping Service.
Latihan Konvensional jumping service yaitu pelatih mengajarkan secara
langsung teknik jumping service yang sebenarnya. Anak diminta untuk melakukan
gerakan teknik dasar. Meskipun demikian, latihan tersebut dapat dilakukan
dengan kondisi yang paling mudah dari teknik yang sebenarnya. Dari pendapat
tersebut dapat menunjukkan bahwa latihan secara konvensional merupakan
latihan dengan teknik yang sebenarnya.
b. Metode Latihan Inovatif Jumping Service.
Latihan inovatif jumping service yaitu pelatih menyusun rencana latihan
secara cermat dalam rangkaian urutan yang logis sebelum teknik yang sebenarnya
diajarkan pada kesempatan pertama. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa,
latihan inovatif jumping service yaitu pelatih menyusun rencana latihan yang
sistematis dan terprogram sebelum mengenalkan gerakan teknik jumping service
yang sebenarnya.
c. Jumping Service Bolavoli
jumping service dalam penelitian ini adalah service yang dilakukan dengan
gerakan melompat seperti gerakan smash. Jadi jumping service adalah aktivitas
service dengan gerakan melompat dan bola di pukul pada saat posisi badan
melayang di udara.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota klub bolavoli putra POPSI
Kabupaten Sragen tahun 2010, sejumlah 50 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu pemain bolavoli klub bolavoli putra
POPSI Kabupaten Sragen tahun 2010 yang berjumlah 30 orang, yang dipilih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
secara purposive random sampling. Peneliti memilih anak yang sejumlah 30
orang yang telah mampu melakukan teknik jumping service dengan baik,
kemudian dilakukan tes awal yaitu tes servis dari Laveage. Dari hasil tes awal
tersebut dilakukan matching dengan cara ordinal pairing.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder, yang
dikumpulkan melalui tes dan pengukuran serta observasi. Data primer berupa data
tentang kemampuan jumping service, data sekundernya adalah data-data
pengamatan tentang kejadian-kejadian yang terjadi selama berlangsungnya
latihan. Tes keterampilan kemampuan jumping service bolavoli dengan tes service
dari Laveage menurut Suharno HP (1982: 75). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
F. Uji Reliabilitas
Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian, dilakukan
uji reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas, ANOVA dari Mulyono B.
(2010: 46-49) sebagai berikut:
R =
Keterangan:
R : koefisien reliabilitas
MSA : Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW : Jumlah rata-rata antar kelompok
MS A
– MS W
MS A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam kelompok ini meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah uji prasyarat penelitian
sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui kenormalan data atau
data berada dalam suatu kurve normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan metode Lillieforse dari Sudjana (2002: 466) untuk mengetahui
apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Adapun
prosedur uji normalitas tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pengamatan X1, X2,...., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,...., Zn dengan
menggunakan rumus:
Zi =
Keterangan:
X = Rata-rata
s = Simpangan baku
2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F (Zi) = P(Z<Xi)
3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,....Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka:
4) Hitung selisih F(Zi) –S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
5) Menentukan harga tersebut dari harga mutlak diambil sebagai Lo.
Rumusnya Lo = │F(Zi) – S(Zi)│maksimum.
Kriteria:
Lo≤Ltab = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lo>Ltab = sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Xi-Xs
Banyaknya Z1, Z
2,…., Zn yang <Zin
S(Zi) =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan berasal dari kelompok yang sama atau setara. Untuk mencari atau
menguji homogenitas data, digunakan rumus untuk mencari uji homogenitas
(Sudjana, 1996: 386). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Fdbvb : dbvk =
Keterangan:
db : vb = derajat kebebasan dari varians yang lebih besar
db : vk = derajat kebebasan dari varians yang lebih kecil
SD2bs = varians yang lebih besar
SD2kt = varians yang lebih kecil
2. Uji Perbedaan
Untuk menghitung perbedaan peningkatan hasil kemampuan jumping
service dengan menggunakan rumus t-test dari Thomas dan Nelson (2001: 137)
sebagai berikut:
t =
Keterangan:
t : Nilai perbedaan
Md : Mean deviasi
d2 : Derajat perbedaan
n : Jumlah sampel
Adapun uji perbedaan menggunakan derajat kebebasan N-1 pada taraf
signifikasi 5%. Peningkatan prosentase dari hasil kemampuan jumping service
yang telah dilakukan dicari dengan cara sebagai berikut:
Peningkatan Prosentase =
Md = mean posttest – mean pretest
│Md│
√ ∑d2Nx(N-1)
MdMpre-test X 100%
SD2bs
SD3kt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Data Hasil Tes Awal Jumping Service
Tujuan penelitian dapat tercapai dengan pengambilan data pada sampel
yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari tes awal secara
keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok dan dilakukan tes
akhir. Sebelum tes akhir, pada masing-masing kelompok diberikan perlakuan
yang berbeda pada masing-masing kelompok. Kelompok 1 diberikan latihan
secara konvensional sedangkan kelompok 2 diberikan latihan secara inovatif.
a. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan
Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibetuk dalam penelitian diuji
perbedaannya telebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan
anggota pada kedua kelompok tersebut. Sesudah diberi perlakuan berangkat dari
keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan
kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dan kelompok 2.
Kelompok n Mean thitung ttabel
1 15 33,202 15 32,73 0,556 2,131
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test antara
kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0,556 dan t tabel dengan taraf
signifikansi 5% dan n = 15 sebesar 2,131. Karena thitung < ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan jumping service kelompok 1 dan kelompok 2
sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Data Hasil Tes Akhir Jumping Service
b. Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan
Setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan bermain
secara individu dan kelompok 2 diberikan perlakuan bermain secara kelompok,
kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam
penelitian ini hasilnya sebagai berikut:
1) Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu:
Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok n Mean thitung ttabel
1 15 36,472 15 39,00 2,977 2,131
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test
antara kelompok 1 dan kelompok diperoleh nilai sebesar 2,977 dan t tabel dengan
taraf signifikansi 5% dan n = 15 sebesar 2,131. Karena thitung > ttabel, maka dapat
disimpulkan kemampuan jumping service kelompok 1 dan kelompok 2 setelah
diberi perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan.
2) Perbedaan persentasi peningkatan
Kelompok mana yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik
dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap
kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan gerak dasar
kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:
Tabel 3. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Jumping Service antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok nMean
Pretest
Mean
Postest
Mean
Different
Persentase
Peningkatan1 14 33,200 36,467 3,267 9,8392 14 32,733 39,000 6,267 19,145
Berdasarkan hasil perhitungan prosentase peningkatan kemampuan gerak
dasar, diketahui bahwa kelompok 1 memilki peningkatan sebesar 9,839%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan sebesar 19,145%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki prosentase peningkatan
kemampuan gerak dasar yang lebih baik daripada kelompok 1.
B. Reliabilitas Hasil Tes
Agar data yang dianalisis adalah hasil suatu tes pengukuran yang baik,
maka perlu uji reliabilitas. Adapun hasil perhitungan reliabilitas tes dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Tes Reliabilitas.
Tes Nilai Reliabilitas KategoriAwal 0,97 Tinggi sekaliAkhir 0,96 Tinggi sekali
Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes, digunakan tabel
koefisien korelasi dari Book Walter dalam Mulyono B (2010: 49) seperti dibawah
ini:
Tabel 5. Tabel Range Kategori Reliabilitas.
Kategori ReliabilitasTinggi sekali 0.90-1.0
Tinggi 0.80-0.89Cukup 0.60-0.79Kurang 0.40-0.59
Tidak Signifikan 0.00-0.39
Data hasil penelitian tersebut dianalisis dengan statistik, seperti terlihat
pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Diskripsi Data Hasil Penelitian.
Kelompok Tes nNilai
Tertinggi
Nilai
TerrendahMean SD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1Awal 15 59 14 33,200 13,929Akhir 15 61 17 36,467 13,938
2Awal 15 54 9 32,733 14,285Akhir 15 59 14 39,000 14,353
C. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data
tes awal. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan liliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan
kelompok 2 adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Tes Kelompok n Mean SD Lhitung Ltabel
Awal1 15 33,200 13,929 0,1481 0,22002 15 32,733 14,285 0,1514 0,2200
Akhir1 15 36,467 13,938 0,1422 0,22002 15 39,000 14,353 0,1532 0,2200
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, diperoleh nilai Lhitung
pada tes awal kelompok 1, tes awal kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes
akhir kelompok 2 lebih kecil dari nilai Ltabel dengan taraf signifikansi 5%. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa data tes awal kelompok 1, tes awal
kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2 berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari
kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka
apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut
disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara
kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data
Tes Kelompok n SD2 Fhitung Ftabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Awal1 15 192502 15 18929
0,951 2,484
Akhir1 15 256992 15 22667
1,060 2,484
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan, diperoleh nilai Fhitung
dari tes awal dan tes akhir lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%.
Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2
memiliki varians yang homogen.
D. Pengujian Hipotesis
Ada perbedaan pengaruh latihan inovatif dan latihan konvensional
terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli pada klub
bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan
yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh
nilai thitung sebesar 2,977, sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar
2,131. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan
yang signifikan antara tes kelompok 1 dan kelompok 2. Perbedaan hasil tersebut
karena latihan yang diberikan pada masing-masing kelompok memiliki
karakteristik yang berbeda.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, “Ada Perbedaan Pengaruh
Latihan Inovatif dan latihan Konvensional terhadap Kemampuan Jumping Service
dalam Permainan Bolavoli Pada Klub Bolavoli Putra POPSI Sragen Tahun 2010”
dapat diterima kebenarannya.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
Latihan inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan
konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli
pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Berdasarkan hasil
penghitungan persentase peningkatan kemampuan jumping service diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bahwa, kelompok 1 memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar 9,839%.
Sedangkan kelompok 2 memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar 19,145%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelompok 2 memiliki
persentase peningkatan hasil latihan jumping service yang lebih besar daripada
kelompok 1. Dalam melatih jumping service pada awal latihan, latihan
konvensional lebih baik dari pada latihan inovatif, tetapi setelah pertengahan
sampai akhir latihan, latihan inovatif lebih baik daripada latihan konvensional
disini peneliti mengetahui hasilnya dari observasi disetiap minggunya.
Dengan demikian latihan inovatif lebih efektif diterapkan untuk latihan
jumping service, dengan demikian hipotesis yang menyatakan, “Latihan Inovatif
Memberikan Pengaruh yang Lebih Baik daripada Latihan Konvensional terhadap
Kemampuan Jumping Service dalam Permainan Bolavoli Pada Klub Bolavoli
Putra POPSI Sragen Tahun 2010”, dapat diterima kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB VSIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata
hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diambil simpulan
sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan inovatif dan latihan
konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli
pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Dari data tes akhir antara
kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai thitung sebesar 2,977, sedangkan
nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 2,131.
2. Latihan inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan
konvensional terhadap kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli
pada klub bolavoli putra POPSI Sragen tahun 2010. Kelompok 1 yang diberi
latihan secara konvensional memiliki nilai persentase peningkatan sebesar
9,839%, sedangkan kelompok 2 yang diberi perlakuan secara inovatif
memiliki nilai persentasi peningkatan sebesar 19,145%.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa latihan inovatif
memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan konvensional terhadap
kemampuan jumping service dalam permainan bolavoli.
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini adalah inovasi dalam latihan memiliki
efektivitas yang berbeda dalam meningkatkan hasil latihan jumping service.
Oleh karena itu, dalam memberikan latihan yang bertujuan untuk
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan jumping service, harus
membuat inovasi baik dalam metode maupun sarana dan prasarana yang
digunakan dalam latihan dengan tepat. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dasar bahwa inovasi dalam pemberian latihan dapat meningkatkan
kemampuan jumping service.
2. Implikasi Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa atlet perlu
memiliki persepsi yang positif mengenai penggunaan metode latihan agar atlet
mampu meningkatkan motivasi dalam berlatih. Persepsi atlet yang positif
mengenai penggunaan metode latihan akan menjadikan pelatih termotivasi
dalam melatih atlet. Oleh karena itu, perlu bagi pelatih untuk meningkatkan
keterampilannya dalam menggunakan metode latihan sebagai upaya untuk
meningkatkan motivasi dalam melatih atlet.
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka disarankan kepada pelatih bolavoli beberapa hal sebagai
berikut:
1. Kepada pelatih Klub bolavoli POSI Sragen, maka saya sarankan
menggunakan latihan inovatif dan konvensional dalam melatih jumping
service agar memperoleh hasil yang optimal.
2. Disarankan kepada atlet untuk meningkatkan jumping service dengan
menggunakan metode inavatif.
3. Kepada peneliti yang lain bisa meneliti jumping service dengan menggunakan
metode yang lain.