analisis penentuan rute optimal berdasarkan ......2019/12/06 · produk berupa spare part yang...
TRANSCRIPT
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
212
ANALISIS PENENTUAN RUTE OPTIMAL BERDASARKAN
JARAK DAN WAKTU PADA SISTEM DISTRIBUSI SPARE PART
Oleh:
Leni Herdiani, R. Ismet Rohimat
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana
[email protected], [email protected]
ABSTRAK
Masalah pendistribusian produk merupakan bagian dari suatu kegiatan perusahaan
yang harus diperhatikan karena sifatnya kontinu. Salah satu keputusan penting yang
berkaitan dengan transportasi adalah bagaimana penentuan rute dan menjadwalkan
pengiriman produk sehingga diperoleh kendaraan yang sesuai dengan kapasitas dan
jumlah pengiriman. Permasalahan ini dipandang sebagai salah satu varian dari
vehicle routing problem (VRP), sejauh ini pendekatan yang paling terkenal untuk
masalah VRP adalah Algoritma Saving dari Clarke Wright, karena algoritma saving
mampu menyelesaikan masalah VRP untuk jumlah node yang relatif singkat, serta
prosedurnya yang tidak terlalu rumit. Aspek yang diperhatikan adalah jarak, waktu
tempuh dan moda yang digunakan yang pada akhirnya bisa ditentukan konsumen
mana yang akan dilayani dan urutan konsumen yang akan dikunjungi.
Kata kunci: transportasi, sistem distribusi, vehicle routing problem.
ABSTRACT
Problem of distribution products is part of an enterprises activity that must be
considered because it is continuous. One of the important decisions related to
transportation is how to determine the route and schedule delivery of products in
order to obtain a suitable vehicle with the capacity and number of shipments. This
issue is seen as one variant of the vehicle routing problem (VRP), the most popular
approach to the problem of the VRP is the algorithm Saving Clarke Wright, because
the algorithm is able to solve VRP saving for a relatively short number of nodes, as
well as the procedures that are not too complicated. Aspect to consider is the
distance, travel time and mode of use, which in turn can be determined which
customers will be served and the order of the consumer to be visited.
Keyword: transportation, distribution system, vehicle routing problem
PENDAHULUAN
Masalah pendistribusian produk
merupakan bagian dari suatu kegiatan
perusahaan yang harus diperhatikan
karena sifatnya kontinu. Untuk itu
perlu diperhatikan aspek yang saling
berhubungan diantaranya jumlah dan
jenis produk yang dibawa,tipe
pelayanan yang diberikan, dan
pemilihan rute perjalanan kendaraan.
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
213
PT. Dirgaputra Ekapratama
merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam pendistribusian
produk berupa Spare Part yang
didistribusikan ke beberapa daerah
pemasaran, salah satunya, yaitu
wilayah Bandung. Dalam memenuhi
permintaan konsumen, perusahaan
secara langsung mengirim produk
tanpa memperhatikan rute sehingga
biaya pengiriman tinggi.
Pada penelitian ini membahas
penentuan rute transportasi pada
sistem distribusi spare part dengan
mengambil kasus nyata tentang
pendistribusian spare part dari depot
ke sejumlah outlet.
TINJAUAN PUSTAKA
Persoalan pendistribusian barang
yang menyangkut masalah kebutuhan
konsumen dapat terpenuhi secara
efektif dan efesien. Agar seluruh
aktivitas dan seluruh kegiatan
distribusi berjalan dengan lancar
dengan sistem perencanaan distribusi
dapat dilakukan dengan optimal,
sehingga diharapkan mampu
meningkatkan pengiriman produk
kepada konsumen dengan tepat waktu,
kapan produk tersebut harus
dikirimkan dan sesuai dengan pesanan
yang diperlukan untuk setiap lokasi
pemasaran.
Penentuan rute merupakan salah
satu isu yang penting dalam peren-
canaan transportasi dan distribusi.
Secara umum masalah penentuan rute
ini dikenal dengan istilah vehicle
routing problem (VRP) yang
dipelopori oleh Dantzig dan Ramser,
(1959). Bentuk dasar VRP secara
umum berkaitan dengan masalah
penentuan suatu himpunan rute
kendaraan (vehicle) yang melayani
satu himpunan konsumen dengan
permintaan yang diketahui, dimana
suatu rute berawal dan berakhir pada
satu depot dan bertujuan untuk
mendapatkan total jarak atau waktu
yang minimum.
Beberapa penerapan mengenai
VRP diantaranya masalah pengum-
pulan sampah (Angelelli dan
Speranza, 2002, Tung dan Pinnoi,
2002), masalah rute sekolah (Corberan
et.al., 2002; Delgado-Serna dan
Bonrosto, 2000; Li dan Fu, 2002),
masalah pengiriman surat kabar
(Song, et.al, 2002), pengiriman
barang-barang industri (Singer et.al.,
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
214
2002), masalah pengiriman makanan
dan minuman (Rochat dan Semet,
1994; Suprayogi, et.al., 2006).
Agar didapat suatu pemecahan
yang optimum, maka diperlukan
bantuan suatu metode yang dapat
menyelesaikan masalah pendistri-
busian. Salah satu metode yang dapat
dipakai dalam menyelesaikan masalah
ini adalah dengan menggunakan
metode Algoritma saving dari Clarke
Wright yaitu suatu metode yang
membahas tentang masalah pendistri-
busian produk gudang (depot) ke tiap
lokasi pemesan serta tujuan yang di
inginkan yaitu menentukan rute
perjalanan, jumlah dan jenis
kendaraan pengangkut dari depot
ketiap node.
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Mengacu pada model rute
pendistribusian minuman ringan
(Suprayogi et.al, 2006), maka pada
penelitian ini akan membahas rute
pendistribusian untuk spare part dari
depot distributor ke sejumlah outlet
(Gambar 1).
Perusahaan Induk
- PT.Indo Prima Gemilang
- PT.Wacana Prima Sentosa
- PT.Indomobil Bhupala
- PT.Wahana Nusantara
- PT.Daikin Clutch In
Distributor Distributor Distributor
PT.Dirgaputra Ekapratama
Outlet n - Outlet Outlet
Gambar 1 Skema sistem kajian
Output dari pengembangan
model adalah dapat menentukan rute
pendistribusian spare part dengan
jumlah kendaraan yang dipakai
sehingga pada akhirnya diperoleh
biaya yang optimal.
Asumsi
1. Rata-rata tenaga kerja untuk satu
kendaraan angkut adalah 2 orang.
Dengan asumsi satu orang berada
di dalam kendaraan angkut dan satu
orang sebagai tenaga pengangkut.
2. Total waktu bongkar yang
diperlukan adalah 1 menit dapat
dihitung berdasarkan banyaknya
permintaan yang akan dikirim ke
setiap wilayah pelayanan.
3. Spare Part yang dikirim berbentuk
Dus, dimana dalam 1 dus terdiri
dari 10 Set suku cadang dan sudah
di rata-ratakan bahwa berat satu dus
adalah (x = 8,87 kg). Jadi satuan
yang digunakan adalah Kilo Gram
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
215
(kg) karena satuan inilah yang
sangat logis dan dapat dipakai
dalam pengiriman barang.
Sumber Data
Sumber data penelitian
pendistribusian spare part dari
PT.Dirgaputra Ekapratama (sebagai
depot) berupa data permintaan, moda,
pengecer, dari DLLAJR berupa data
kecepatan.
Pengumpulan Data
1. Lokasi Pelayanan dan Jadwal
Pengiriman
Lokasi pelayanan dan jadwal
pengiriman dapat dilihat di tabel 1.
Tabel 1 Lokasi wilayah pelayanan
No Wilayah
Pelayanan No
Wilayah
Pelayanan
1 Jl. Soekarno- Hatta I
10 Jl. Cijerah
2 Jl. Ciwastra 11 Jl. Kopo
3 Jl. Buah Batu
12 Jl. Gatot Subroto
4 Jl. Achmad yani 13 Ujung Berung
5 Jl. Banceuy 14 Jl. M. Toha
6 Jl. Suka Jadi
15 Jl. PHH Mustofa
7 Jl. Pungkur 16 Jl. Setia Budi
8 Jl. Soekarno Hatta II
17 Lembang
9 Jl.Jend Sudirman 18 Cimahi
Pengiriman Spare Part dilaku-
kan setiap hari sekali yaitu 6 kali
dalam seminggu.
2. Kecepatan Kendaraan
Pada jam 08.00 – 12.00 keadaan
jalan tidak terlalu ramai, di mana
orang-orang yang akan pergi
bekerja sudah jarang, sehingga
dapat dianggap atau diasumsikan
waktu itu sebagai jam tidak sibuk,
di mana kecepatan kendaraan rata-
rata adalah 40 km/jam
Pada jam 12.00 – 18.00 dianggap
atau diasumsikan jam sibuk, hal ini
didasarkan pada waktu karyawan
istirahat dan waktunya pulang
anak-anak sekolah. Kecepatan
kendaraan rata-rata yang dipakai
adalah 30 km/jam.
3. Permintaan Setiap Wilayah
Pelayanan
Data permintaan dan berdasar-
kan periode perminggu yaitu dimulai
dari bulan Mei 2011 sampai dengan
bulan juli 2011 (lampiran 1). Dilihat
dari klasifikasinya, Spare Part terdiri
dari berbagai macam jenis produk dan
merk yang berbeda-beda serta berat
produk berbeda pula. Satuan yang
digunakan adalah satuan dalam set.
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
216
4. Waktu Bongkar dan Waktu
Istirahat
Berat Spare Part 1 Dus yang
diangkut rata-rata adalah 8,87 kg.
waktu untuk memindahkan 1 Dus dari
kendaraan ke gudang pengecer kurang
lebih 1 menit. Asumsi rata-rata tenaga
kerja untuk satu kendaraan angkut
adalah 2 orang. satu orang berada di
dalam kendaraan angkut dan satu
orang sebagai tenaga pengangkut.
Waktu istirahat bagi setiap pengiriman
dibutuhkan waktu rata-rata 5 menit.
5. Waktu yang Tersedia Untuk
Pengiriman
Waktu pendistribusian Spare
Part mulai pukul 09.00 pagi dan
kembali paling lambat 16.00 sore.
Sehingga waktu yang disediakan oleh
perusahaan adalah 7 jam (420 menit).
6. Jumlah dan Kapasitas Muat
Kendaraan
PT. Dirgaputra Ekapratama
Bandung saat ini memiliki 9 unit
kendaraan pengangkut dengan
perincian sebagai berikut :
a. Untuk pendistribusian barang di
dalam kota (kota Bandung) terdiri
dari :
1) Mobil Box Cold Diesel dengan
kapasitas muat 1200 kg : 2 unit
2) Mobil Box dengan kapasitas
muat 850 kg : 1 unit
b. Sedangkan untuk pendistribusian
barang keluar kota terdiri dari :
1) Truk Double dengan kapasitas
muat 4.800 kg : 3 (tiga) unit
2) Truk Engkel Colt Diesel dengan
kapasitas 3000 kg : 3 (tiga) unit
7. Jarak Antar Lokasi
Berdasarkan hasil pengolahan
data menggunakan Program ELCEE-
JJDB 2005, dan juga keterangan dari
pihak DLLAJR. Jarak antar lokasi
pelanggan yang ada dalam Tabel 3
merupakan matrik yang berukuran n x
n matrik ini bersifat simetris dimanan
harga di atas dan di bawah diagonal
adalah sama. Jarak dalam bentuk
matrik ini dijadikan dasar input dalam
perhitungan nilai saving. Untuk lebih
jelasnya nilai saving dapat dilihat pada
lampiran 2.
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
217
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Nilai Saving
Penentuan rute pengiriman ini
dilakukan berdasarkan prioritas yang
dimiliki setiap prioritas mungkin
memiliki lebih dari satu rute
pengiriman dan ini tergantung dari
besarnya permintaan dari setiap lokasi
pelanggan, waktu yang tersedia untuk
pengiriman dan kapasitas dari
kendaraan angkut yang mungkin
digunakan. Berdasarkan matrik jarak
yang telah diperoleh sebaiknya
(lampiran 2), maka nilai saving
adalah:
S(i,j) = d(0,i) + d(0,j) – d(i,j)
Contoh perhitungan pada link atau
node 1.2 untuk Jl. Soekarno Hatta I
dan Ciwastra dapat dilihat pada
perhitungan dibawah ini :
S(1,2) = d(0,1) + d(0,2) – d(1,2)
= (10,27 + 12,17) – 3,18
= 19,78 km
Setelah didapat nilai saving
untuk tiap lokasi pelanggan maka
nilai-nilai saving tersebut diurutkan
dari yang terbesar hingga yang
terkecil, di mana nilai saving yang
terbesar diprioritaskan untuk diperiksa
terlebih dahulu. Hasil nilai per-
hitungan nilai saving pelanggan ini
dapat dilihat pada lampiran 3.
Peramalan Permintaan
Pola data permintaan produk
Spare Part bulan Mei sampai dengan
Juli 2011 setelah di agregasi seperti
pada Gambar 1.
Pola data memiliki sifat trend,
yaitu ada kecenderungan naik dan
turun sehingga metode yang cocok
adalah Double Exsponential
Smoothing, dan Linier Trend.
Mengingat permintaan spare part ini
cukup besar, maka prediksi spare part
ini dilakukan setiap bulan. Dari kedua
metode tersebut yang memiliki MAD
terkecil adalah Linier trend 170,73,
sehingga hasil peramalan (lampiran 4)
dari metode tersebut bisa dipakai
untuk pengolahan selanjutnya
Plot Data
6200
6400
6600
6800
7000
7200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Periode (Minggu)
Perm
intaan
Gambar 1 Plot Data Permintaan
Spare Part
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
218
Penentuan Rute
Perhitungan Waktu Tempuh
Kendaraan
Tujuan dari langkah ini adalah
menentukan lamanya waktu yang
dibutuhkan oleh kendaraan angkut
untuk melayani semua lokasi
pelanggan, dimana waktu tempuh
yang diperlukan oleh kendaraan
angkut dari satu lokasi pelanggan ke
lokasi pelanggan yang lain didasarkan
pada jarak dikalikan dengan rata-rata
laju kendaraan untuk tiap kilo
meternya yaitu 30 km/jam atau sama
dengan 2 menit untuk setiap 1 km.
untuk lebih jelasnya waktu tempuh
kendaraan angkut dari satu lokasi ke
lokasi lainnya dapat dilihat pada
lampiran 5.
Penentuan Rute Pengiriman Tiap
Pelanggan
Dalam membentuk rute, maka
sebelumnya harus ditentukan peng-
urutan nilai saving. Dalam pengurutan
nilai saving ini dilihat dari nilai yang
terbesar hingga yang terkecil yang ada
dalam Tabel 16, Misalnya pada Tabel
16 nilai saving yang terbesar terdapat
pada link 1-2 (lihat pada baris ke-1
pada kolom ke-2) yaitu nilai di atas
diagonal sama dengan 19,78 sedang-
kan nilai saving yang terkecil terdapat
pada link 11-18 (baris ke-11 dan
kolom ke-18) yaitu sama dengan 1,40
untuk pengurutan nilai saving yang
lainnya dapat dilihat pada lampiran 6.
Urutan kunjungan yang ter-
bentuk akan merupakan suatu rute
yang dimulai dan diakhiri pada suatu
depot yang sama, yaitu PT.Dirgaputra
Ekapratama Bandung. Pada pem-
bentukan rute ini didasarkan pada
pasangan-pasangan lokasi (link) yang
digabungkan secara berurutan sampai
semua lokasi pelanggan dapat
dimasukan kedalam suatu rute dengan
memperhatikan kendala yang ada,
yaitu jumlah permintaan pelanggan,
kapasitas kendaraan angkut yang
digunakan, dan waktu yang tersedia
untuk pengiriman.
Pasangan-pasangan lokasi
pelanggan dibentuk berdasarkan
penghematan yang akan diperoleh
dengan menggabungkan dua lokasi
dalam satu rute.
Untuk lebih jelasnya proses
pembentukan rute pendistribusian
produk Spare Part berdasarkan
pengurutan nilai saving (lampiran 6)
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
219
dan kriteria-kriteria yang ada sebelum-
nya, seperti pada Tabel 2.
Kendaraan angkut yang dipakai
yaitu:
1. Mobil Box Colt Diesel (K1 & K2)
dengan kapasitas = 1200 kg (2
unit)
2. Mobil Box L500 (K3)dengan
kapasitas = 850 kg (1 unit).
Berdasarkan urutan nilai saving dari
yang terbesar hingga yang terkecil,
maka rute distribusi yang terbentuk
adalah:
1. 0 – 1 - 2 – 0 (Depot [PT.DE]–
Soekarno Hatta I–Ciwastra– Depot)
2. 0 – 3 – 8 – 0 (Depot–Buah Batu–
Soekarno Hatta II – Depot)
3. 0 – 7 – 12 – 0 (Depot–Pungkur-
Gatot Subroto–Depot)
4. 0 – 4 – 13 – 15 – 0 (Depot–Ahmad
Yani–Ujung Berung-Phh Mustofa –
Depot)
5. 0 – 11 – 5 – 0 (Depot– Kopo-
Banceuy – Depot )
6. 0 – 6 – 17 – 0 (Depot–Suka Jadi–
Lembang– Depot)
7. 0 – 18 – 10 – 9 – 0 (Depot–
Cimahi–Cijerah–Sudirman– Depot)
Hasil Proses pembentukan rute
pada Tabel 3. Setelah dilakukan
pembagian jumlah muatan yang akan
dikirim per hari untuk setiap
pelanggan, Tabel 4. berikut ini
merupakan pembentukan rute untuk
setiap wilayah pelayanan beserta
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
220
waktunya. Alat angkut yang diguna-
kan (Tabel 4) adalah 1 unit Mobil Box
Colt Diesel (K1) dengan kapasitas
1200 kg. Jumlah Spare Part yang
dikirim 561 Set.
Alat angkut yang digunakan
(tabel 5) adalah 1 unit Mobil Box Colt
Diesel dengan kapasitas 1200 kg,
jumlah Spare Part yang dikirim 508
Set.
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
221
Berdasarkan urutan nilai saving
dari yang terbesar hingga yang
terkecil, serta kriteria-kriteria yang
telah di tetapkan, maka rute distribusi
yang terbentuk adalah:
0 – 14 – 0 (Depot–Moh Toha– Depot)
Setelah dilakukan pembentukan
rute (Tabel 7) untuk setiap wilayah
pelayanan, dengan menggunakan
kendaraan angkut kapasitas 850 kg.
Alat angkut yang digunakan 1 unit
Mobil Box dengan kapasitas 850 kg,
Jumlah Spare Part yang dikirim 78
Set.
Adapun hasil dari gambar pem-
bentukan rute yang dibuat berdasarkan
kriteria-kriteria yang ada dapat dilihat
pada Gambar 2.
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
222
KESIMPULAN
1. Rute yang dilalui oleh kendaraan
angkut dalam melakukan pengi-
riman Spare Part terdapat 2 (Dua)
kelompok wilayah pelayanan
yang berbeda yaitu :
a. Kelompok kendaraan angkut
dengan kapasitas 1200 kg,
terbentuk 7 rute dengan jenis
mobil Box Cold Diesel
(K1&K2) sebanyak 2 unit.
Jadwal pengiriman setiap hari
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
223
b. Kelompok kendaraan angkut
dengan kapasitas 850 kg
terbentuk 1 rute dengan jenis
mobil Box (K3) = 1 unit.
Jadwal pengiriman setiap hari.
2. Waktu kedatangan Spare Part ke
setiap pelanggan untuk masing-
masing kendaraan angkut seperti
pada Tabel 4, 5 dan 7.
Penelitian lebih lanjut disaran-
kan untuk menghitung biaya transpor-
tasi dengan rute yang telah terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Balou, Ronald. H, 1999, “Bussines
Logistic Management”, Second
Edition, Prentice-Hall. Inc,
Englewood Clift, New Jersey.
Dantzig, G.B., Ramser, J.H, 1959, The
Truck Dispatching Problem,
Management Science 6.
Gaspersz, V. Dantzig, 1995, Sistem
Penentuan Rute Armada
Kendaraan, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Suprayogi, Nurbahagia S, Widjaja T,
2006, Analisis Rute Distribusi
terhadap Peningkatan Efisiensi
Performansi Logistik, Jurnal
Teknik dan Manajemen Industri,
vol 26, ITB.
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
224
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
225
Penggunaan Soft System........(Leni Herdiani & R. Ismet Rohimat)
SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011
226