warta cendana edisi vi no.1 2013
TRANSCRIPT
Forestry Research Institute of Kupang (Forist)
WartaCendanaBalai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VI No.1
April 2013
ISSN 1979-8636
Sejarah Konservasi Alam di Indonesia
Kawasan Konservasi di NTT
sebagai Habitat Rusa Timor
| FOKUS |
Pipit Zebra di Lalu Lintas Kota Kupang
SERI I : Mengenal Balai Penelitian Kehutanan Kupang
Tenun Ikat Tradisional Ende, Budaya Yang Masih Terjaga
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN KUPANG | FORESTRY RESEARCH INSTITUTE OH KUPANG
Dewan Redaksi Sekretaris Redaksi
PENERBIT
Balai Penelitian Kehutanan Kupang Jln Untung Suropati No 7 B. Kupang
Telp (0380)823357 Fax (0380) 831086 Email : [email protected]
REDAKSI
merupakan majalah ilmiah poluler Balai Peneleitian Kehutanan Kupang yang diterbitkan 3 kali dalam satu tahun, berisikan tema rehabilitasi
hutan dan lahan, konservasi, sosial ekonomi, ekowisata, lingkungan, HHBK, managemen, hukum
kelembagaan, kebijakan publik dan lain-lain. www.foristkupang.org
Redaksi menerima sumbangan artikel sesuai tema terkait, Tim Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mngubah isi materi tulisan, Tulisan dapa dikirim melalui email ke [email protected]
DAFTAR ISI
SEKAPUR SIRIHNeno Noka Leko Neis, Nako Neno I. Ungkapan Dawan (bahasa Timor) yang mengusung semangat
perubahan. Dan melecutkan optimisme untuk berubah menjadi lebih baik. Mengawali tahun 2013 ini,
Warta cendana mengalami perombakan yang cukup signifikan. Baik dari sisi tampilannya maupun
substansinya yang lebih popular dan informatif. Hal tersebut berdasarkan keinginan pembaca yang
membutuhkan informasi aktual dan dikemas secara menarik.
Pada topik utama, kami menampilkan Sejarah Konservasi Alam di Indonesia, Kawasan Konservasi di
NTT sebagai Habitat Rusa Timor, Pipit Zebra di Lalu Lintas Kota Kupang, dan Tenun Ikat Tradisional
Ende, Budaya yang Masih Terjaga. Tidak kalah menariknya adalah Rubrik Ragam yang mengupas Profil
Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Kupang. Sajian ini sebagai refleksi perjalanan BPK Kupang yang telah
28 tahun berkiprah di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Semoga sajian informasi tersebut dapat memenuhi rasa keingintahuan pembaca. Tak lupa kami
mengundang para pembaca untuk mengirimkan artikelnya. Maupun memberikan masukan, kritik dan
sarannya. Sehingga warta cendana yang hadir di tengah-tengah kita dapat semakin eksis dan tampil lebih
baik lagi,.
Selamat membaca….
(pinusa).
| FOKUS | | RAGAM | | KILAS BERITA |
Sejarah Konservasi Alam di Indonesia
h.1oleh: Grace Serepina Saragih
Kawasan Konservasi di NTT sebagai Habitat Rusa Timor
h.4Oleh : Kayat
SERI I : Mengenal Balai Penelitian Kehutanan Kupang
h.16
Hari Bhakti Rimbawan ke-30
h.20
Cover Photo by : M. Hidayatullah
Penanggung JawabKepala Balai Penelitian Kehutanan Kupang
Ketua merangkap Anggota
AnggotaSigit B Prabawa, M.Sc.
Rahman Kurniadi, S.Hut, M.Sc. Sumardi, S.Hut, M.Sc
Tipuk Purwandari, S.Kom, M.Sc.Rattah Pinnusa H.H, S.Sos.
M. Azis Rakhman, S.Hut.Ketua merangkap Anggota
Anggota
Pipit Zebra di Lalu Lintas Kota Kupang
h.10Oleh : Oki Hidayat
Tenun Ikat Tradisional Ende, Budaya Yang Masih Terjaga
h.13Oleh : Dani Pamungkas
th5 IndoGreen Forestry Expo 2013
h.21
egiatan konservasi di Indonesia Depok, Jawa Barat. Seorang anggota
sudah dimulai sejak jaman Dewan Hindia, C. Chastelein, dengan Kpenjajahan Belanda. Hal ini ini surat wasiat tertanggal 13 Maret 1714
terbukti dari catatan sejarah mengenai mewariskan kepada para pekerjanya dua
perlindungan sebuah kawasan untuk kavling tanah (6 ha), dengan syarat
tujuan konservasi pada tahun 1714 di bahwa lahan tersebut tidak boleh
1Edisi VI No.1 April 2013
| FO
KUS
|
Sejarah Konservasi Alam di
INDONESIA oleh: Grace Serepina Saragih
2 Edisi VI No.1 April 2013
dipindahtangankan dan tidak boleh perlindungan sebuah kawasan yang
dijadikan lahan pertanian karena didalamnya terdapat keanekaragaman
keanekaragaman flora yang ada di satwa liar. Pada tahun 1921 perkumpulan
dalamnya. Pada tanggal 31 Maret 1913, ini mengusulkan agar kawasan Ujung
berdasarkan Keputusan Gubernur Kulon ditetapkan sebagai kawasan suaka
Jenderal Belanda No.167 (Staat Blad alam karena kawasan ini merupakan
No.167), pemangkuan lahan i tu habitat bagi badak jawa. Kemudian pada
diserahkan oleh gemeente (desa) Tanah tahun 1992 Suaka Alam Ujung Kulon resmi
D e p o k , k e p a d a p e r k u m p u l a n menjadi Taman Nasional Ujung Kulon.
Perlindungan Alam Hindia Belanda Saat ini terdapat 50 taman nasional yang
(Nederlandsh Indische Vereeniging tot tersebar di seluruh Indonesia.
Natuurbescherming) dan dikelola dengan Setelah kemerdekaan Indonesia,
nama Cagar Alam Depok. Pada tahun perhatian terhadap konservasi ditandai
1999 cagar alam ini diubah fungsinya d e n g a n d i b e n t u k n y a L e m b a g a
menjadi taman hutan raya dengan nama Pengawetan Alam yang merupakan
Taman Hutan Raya Pancoran Mas. Inisiatif bagian dan Pusat Penyelidikan Alam
untuk melestarikan kekayaan flora di Kebun Raya Bogor pada tahun 1952. Pada
Indonesia selanjutnya dicetuskan oleh tahun 1971 Direktorat Perlindungan dan
Reinwardt pada 15 April 1817. Usulnya Pengawetan Alam (PPA) dibentuk
untuk mendirikan sebuah kebun botani berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian
dikabulkan oleh Komisaris Jenderal Hindia No. 168/Kpts/Org/4/71 tanggal 23 April
Belanda, maka pada 18 Mei 1817 1971. Sejak saat itu Indonesia mulai aktif
berdiri lah 'Slands Plantentiun te melakukan kegiatan konservasi dan aktif
Buitenzorg' atau Kebun Botani Bogor. turut serta dalam gerakan konservasi
Setelah itu secara berturut-turut didirikan dalam forum internasional. Bahkan pada
kebun raya lainnya, yaitu: Kebun Raya beberapa universitas mulai dibentuk
Cibodas didirikan oleh Teysman tahun bidang studi konservasi sumberdaya
1866, Kebun Raya Purwodadi didirikan alam. Pada tahun 1974 bersama dengan
oleh Van Sloten tahun 1941 dan Kebun Food and Agriculture Organization
Raya "Eka Karya" Bedugul-Bali didirikan (FAO)/United Nations Development
tahun 1959 oleh Prof. Ir. Kusnoto Programme (UNDP), Indonesia menyusun
Setyodiwiryo. rancangan pengembangan kawasan
Seir ing dengan tumbuhnya konservasi dan perlindungan terhadap
kesadaran tentang pentingnya usaha satwa liar. Kemudian pada tahun 1969
konservasi terhadap keanekaragaman untuk pertama kalinya mengikuti
flora, pemikiran mengenai perlunya pertemuan teknis International Union for
kegiatan konservasi fauna juga mulai The Conservation of Nature and Natural
berkembang. Pada awal abad ke-19 resources (IUCN) di India. Sebagai bentuk
sebuah perkumpulan pemburu satwa liar part is ipasi akti f dalam kegiatan
yang diberi nama Vetoria terbentuk. konservasi secara internasional, pada
Organisasi ini tidak hanya melakukan tahun 1982 pulau Bali menjadi lokasi
kegiatan perburuan namun mereka juga acara Kongres Taman Nasional Sedunia
s e r i n g ka l i m e m b e r i ka n u s u l a n ke -3 . Se lan ju tnya , Depar temen
3Edisi VI No.1 April 2013
Kehutanan dibentuk pada tahun 1983 dukungan dalam bentuk peraturan dan
d a l a m P e m b e n t u k a n K a b i n e t perundangan.
Pembangunan IV Periode Tahun 1983- Peraturan mengenai perlindungan
1988, sehingga Direktorat Perlindungan alam dan satwa sudah ada sejak jaman
dan Pengawetan Alam statusnya diubah Belanda, beberapa diantara peraturan
menjadi Direktorat Jenderal Perlindungan pemerintah (ordonansi) tersebut adalah :
Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA). Ordonansi Perburuan (Jachtordonnantie
Seiring dengan meningkatnya 1931 Staatsblad 1931 Nummer 133);
perhatian terhadap kegiatan konservasi Ordonansi Perlindungan Binatang-
flora dan fauna, maka semakin banyak Binatang Liar (Dierenbescherming-
pula lembaga konservasi yang didirikan. sordonnantie 1931 Staatsblad 1931
Beberapa lembaga swadaya masyarakat Nummer 134); Ordonansi Perburuan Jawa
yang bergerak di bidang konservasi dan Madura (Jachtoddonnantie Java en
adalah Conservation International Madoera 1940 Staatsblad 1939 Nummer
Indones ia , Bi rd l i fe , TROPENBOS 733); Ordonansi Perlindungan Alam
International-Indonesia (TBI), Wetlands- (Natuurbeschermingsordonnantie 1941
International, The Borneo Orangutan Staatsblad 1941 Nummer 167). Dalam
Survival Foundation (BOS) , ProFauna, p e r ke m b a n g a n n y a p e m e r i n t a h
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia menyusun undang-undang baru untuk
(Walhi), Greenpeace, Yayasan Gibbon menggantikan ordonansi tersebut, maka
Indonesia dan World Wildlife Fund (WWF). pada tanggal 10 Agustus 1990 disahkan
Peningkatan jumlah kawasan dan Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun
lembaga konservasi ternyata tidak 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
m e m b u a t j u m l a h A lam Hayat i dan
tumbuhan dan satwa Ekosistemnya. Pada
dilindungi berkurang. t a h u n 2 0 1 2
Dalam IUCN Red List K e m e n t e r i a n
V e r s i o n 2 0 1 2 . 2 , Kehutanan kemudian
tercatat ada 1.154 mengumumkan draft
species satwa dan revisi UU Konservasi
t u m b u h a n d a r i m e n j a d i U n d a n g -
I n d o n e s i a d a l a m Undang Keaneka-
berbagai kategor i ragaman Hayati dan
(least concern hingga publik dapat memberi
e x t i n c t ) . H a l i n i masukan dan saran
d i s e b a b k a n o l e h untuk undang-undang
a n c a m a n b e r u p a ini. Selain UU Nomor 5
perubahan penutupan lahan, kebakaran, Tahun 1990, adapula Peraturan
pemanenan yang tidak lestari, perubahan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999
iklim, invasi spesies asing, serta tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan
penjualan satwa dan tumbuhan secara Satwa, dan PP Nomor 8 Tahun 1999
illegal. Perlindungan terhadap kelestarian tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan
alam, flora dan fauna sangat memerlukan dan Satwa.
4 Edisi VI No.1 April 2013
| FO
KUS
|
Kawasan Konservasi di NTT sebagai Habitat Rusa TimorOleh : Kayat
paya konservasi satwa liar dapat statusnya yang dilindungi dan juga
dilakukan secara in-situ maupun potensinya sebagai sumber protein Uex-situ. Keberadaan kawasan h e w a n i a l t e r n a t i f y a n g d a p a t
konservasi merupakan upaya konservasi dikembangkan. Ancaman utama pada
in-situ yang melestarikan satwa dan penurunan populasi adalah akibat
habitatnya. Saat ini berbagai bentuk kerusakan dan fragmentasi habitat,
gangguan mengancam kawasan polusi, pemanfaatan jenis secara
konservasi. Rusa timor (Rusa timorensis berlebihan, introduksi jenis eksotik dan
timorensis Blainville) adalah salah satu penyebaran penyakit (Primack et al.,
spesies yang menjadi perhatian karena 1998).
5Edisi VI No.1 April 2013
Saat ini kawasan konservasi tidak dengan komposisi : 103 ekor rusa jantan,
lepas dari adanya gangguan dari aktivitas 164 ekor rusa betina dan 64 ekor rusa
masyarakat di sekitarnya. Perladangan, anak. Sedangkan di SM Ale Aisio tidak ada
pemukiman, persawahan, penebangan perjumpaan langsung, namun masih
pohon, penggembalaan ternak, dan ditemui jejak kaki dan faeces (Saragih
perburuan liar menjadi masalah yang dkk, 2010). Pada tahun 2011 penelitian
dihadapi sebuah kawasan konservasi. populasi di SM Kateri, Kabupaten Belu
Akibat dari kegiatan-kegiatan tersebut diperoleh hasil bahwa dugaan populasi
adalah degradasi dan perusakan habitat rusa timor hanya sebanyak 35 ekor dan
satwa yang hidup dalam kawasan terpusat pada kawasan hutan campuran
konservasi tersebut yang dapat pula padang rumput yang diperkirakan hanya
menurunkan jumlah populasi satwa seluas 58 ha. Populasinya sudah sangat
tersebut. menurun karena habitat yang makin
sempit dan sumber pakan di dalam
Populasi Rusa Timor kawasan semakin berkurang akibat
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adanya kegiatan perambahan di dalam
terdapat 29 kawasan konservasi dan kawasan SM Kateri (Kayat, dkk. 2011).
populasi rusa timor tercatat ditemukan
pada beberapa kawasan konservasi di
Pulau Timor, Rote, dan Semau, yaitu:
Suaka Margasatwa (SM) Kateri, SM Harlu,
SM Parhatu, Taman Wisata Alam (TWA)
Pulau Menipo, SM Ale Aisio, Taman Buru
(TB) Pulau Ndana dan TB Dataran Bena.
Sedangkan di deretan Pulau Flores dan
Alor, rusa timor tercatat pada 6 kawasan
konservasi, yaitu : Cagar Alam (CA)
Waewuul, CA Wolo Tadho, CA Riung, TWA
Egon Ilimedo, TWA Teluk Maumere, dan
TWA Pulau Rusa (BBKSDA NTT, 2008).
N a m u n h a s i l p e n e l i t i a n
inventarisasi populasi rusa timor yang
dilakukan tim peneliti Balai Penelitian
Kehutanan (BPK) Kupang dari tahun 2010 Berdasarkan Laporan Inventarisasi sampai dengan 2012 menunjukkan
Populasi Rusa di TWA Pulau Menipo oleh bahwa dari beberapa kawasan konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam tersebut ada kawasan konservasi yang (BKSDA) NTT pada tahun 1994, populasi sudah tidak ditemukan lagi populasi rusa rusa di TWA Pulau Menipo adalah 354 ekor timor seperti di TB Bena. Namun ada juga dengan kerapatan 0,619 ekor/ha. Hasil beberapa kawasan konservasi yang penelitian Sutrisno (1993) menyatakan keberadaan rusa timor masih ditemukan, kapasitas rusa di TWA Pulau Menipo seperti di TWA Pulau Menipo diperoleh adalah 6 ekor/ha dengan populasi temuan rusa timor sebanyak 331 ekor, 0,31–1,11 rusa/ha. Sedangkan populasi
Gambar 1. Kelompok rusa timor di TWA Pulau Menipo
6 Edisi VI No.1 April 2013
rusa timor pada kawasan TB Dataran air, pelindung/cover dan ruang.
Bena, saat ini sudah demikian kritis yang Secara alami rusa merupakan
ditandai dengan laporan perjumpaan satwa yang mendiami daerah hutan,
relatif jarang (BBKSDA NTT, 2008). semak atau padang terbuka. Adanya
Hasil penelitian di CA Riung lingkungan yang ternaungi merupakan
menunjukkan nilai rata-rata indeks hal yang paling dibutuhkan oleh rusa
kelimpahan/Abundance Indices (AI) yang karena dua hal. Pertama, sebagai tempat
diperoleh dengan metode transect walk berteduh di saat terik matahari dan
adalah sebesar 4, artinya ditemukan 4 penghindaran gangguan insekta,
ekor rusa timor sepanjang 1 km. khususnya pada pejantan yang sedang
Berdasarkan cara penelitian lainnya, mengelupas kulit velvetnya dan kedua,
dijumpai 17 titik perjumpaan tidak sebagai daerah persembunyian baik di
langsung rusa timor di CA Riung. Bentuk kala istirahat ataupun melepaskan diri
tapak yang ditinggalkan berupa jejak, d a r i p e m a n g s a . N a m u n d a l a m
kotoran/feses dan bekas tandukan di penyesuaian hidupnya lebih lanjut,
batang pohon. Ditemukan pula lokasi sebagian besar rusa mampu untuk
bekas istirahat rusa timor. Kotoran rusa beradaptasi dengan baik pada lingkungan
timor yang ditemukan diseluruh lokasi barunya, khususnya pada daerah sub
penelitian memiliki kepadatan sebesar tropis. Bersamaan dengan perubahan
1,06 kotoran/ha. lingkungan habitatnya, akan pula
H e r i y a n i n g t y a s ( 2 0 1 2 ) berpengaruh terhadap perubahan pola
menyatakan hasil inventarisasi rusa timor pakannya (de Nahlik 1974 dalam Semiadi,
di TWA Pulau Rusa tercatat ditemukan 2006).
perjumpaan langsung sebanyak 124 ekor, Whitten et al. (1996) dalam
sedangkan kalau penghitungan dengan Semiadi (2006) menyatakan bahwa
metode King diperoleh dugaan populasi habitat utama untuk rusa timor adalah
sebanyak 653 ekor. kawasan savana. Di daerah yang sering
Dengan melakukan sensus secara terkena kebakaran akan dijumpai banyak
berulang dan teratur, maka perubahan rusa timor yang "turun gunung" guna
yang terjadi dalam suatu populasi dapat merumput tanaman muda dan menjilati
diketahui (Indrawan dkk, 2007). Data dan abu sisa pembakaran sebagai sumber
informasi mengenai populasi serta habitat mineral. Rusa timor dapat dijumpai
rusa timor di dalam kawasan konservasi dengan mudah di daerah hutan terbuka
diharapkan dapat menjadi bahan hingga ketinggian 2.600 m dpl.
pertimbangan dalam merencanakan Beberapa kawasan konservasi di
kegiatan konservasinya dan kebijakan NTT merupakan habitat rusa timor.
yang menyangkut pemanfaatannya. Kawasan konservasi di NTT tersebut
memiliki karakteristik habitat yang
Habitat Rusa Timor berbeda-beda. Seperti di TWA Pulau
Habitat satwa liar yang ideal adalah harus Menipo terdiri dari beberapa tipe vegetasi
memenuhi beberapa komponen habitat yaitu vegetasi pantai, hutan bakau dan
yang dibutuhkan oleh satwa liar untuk padang rumput. Vegetasi pantai di selatan
bertahan hidup, yang terdiri dari pakan, Pulau Menipo didominasi jenis cemara
7Edisi VI No.1 April 2013
laut (Casuarina equisetifolia) dan tempat bermain dan beristirahat, habitat
tumbuhan bawahnya didominasi rumput padang rumput digunakan sebagai
duri (Spinifex littolaris). Sedangkan pada tempat makan dan bermain (Saragih dkk,
kawasan hutan bakau dapat dijumpai 2010).
jenis Rhizophora mucronata, Bruguiera Kawasan SM Kateri memiliki 4 tipe
parviflora dan Sonneratia alba. Padang struktur dan komposisi vegetasi, yaitu
rumput di Pulau Menipo cukup luas yaitu hutan jati, hutan alam sekunder, hutan
diperkirakan mencapai 246 ha yang campuran padang rumput, dan area
membentang dari timur ke barat. Dari perambahan. Namun rusa t imor
hasil analisis vegetasi diketahui bahwa terkonsentrasi di hutan campuran padang
jenis yang mendominasi pada tingkat rumput dimungkinkan karena selain pada
semai adalah rumput manis atau rumput area ini semua kebutuhan habitatnya
t imor ( I s chaemum t imorens i s ) , terpenuhi, juga area ini relatif aman dari
sedangkan pada tingkat pancang, tiang gangguan manusia (Kayat dkk., 2011).
dan pohon yang mendominasi adalah Sebagaimana menurut Alikodra (2002),
lontar (Borassus flabellifer). Vegetasi suatu habitat merupakan hasil interaksi
yang berbeda dimanfaatkan untuk dari komponen fisik dan komponen biotik.
kebutuhan yang berbeda pula, habitat Komponen fisik terdiri atas: air, udara,
bakau dan cemara digunakan sebagai iklim, topografi, tanah dan ruang;
Gambar 2. Gambaran berbagai tipe habitat pada kawasan konservasi di NTT
1. Habitat rusa timor berupa padang
rumput savana di TWA Pulau Menipo
2. Habitat rusa timor berupa tipe hutan
campuran padang rumput di SM Kateri
3. Habitat rusa timor berupa tipe padang
rumput di perbukitan dan hutan
campuran di Lembah di CA Riung
1 2
3
8 Edisi VI No.1 April 2013
sedangkan komponen biotik terdiri atas: Beberapa Permasalahan Kawasan
vegetasi, mikro fauna, makro fauna dan Konservasi di NTT
manusia. Secara umum beberapa pemasalahan
Habitat rusa timor di CA Riung dapat yang ditemui pada kawasan konservasi di
dibedakan pada 2 tipe vegetasi, yaitu tipe wilayah NTT adalah perladangan,
vegetasi padang rumput yang sebagian pemukiman, persawahan, penebangan
besar atau hampir seluruhnya berada di pohon, penggembalaan ternak, dan
punggung bukit dan tipe vegetasi hutan perburuan liar. Seperti di TB Bena
campuran yang berada di lembah- permasalahan yang ada adalah
lembah. Sedangkan pakan yang disukai penggembalaan ternak dan adanya alih
secara berturut-turut terdiri dari jenis fungsi menjadi areal persawahan.
spot, Sorgum timorense, rengit, kurun, Sedangkan di SM Ale Aisio adalah
kusu rusa dan kurun pendek. penggembalaan ternak dan penebangan
pohon. Permasalahan di SM Kateri adalah
Rusa timor memiliki perbedaan adanya perambahan kawasan untuk
penggunaan habitat di CA Riung. Rusa pemukiman dan perladangan oleh warga
t i m o r m e l a k u k a n a k t i v i t a s eks pengungsi Timor Timur. Sedangkan
feeding/merumput pada kawasan padang permasalahan di CA Riung adalah
rumput yang hampir seluruhnya berada penggembalaan ternak dan perburuan.
pada daerah punggung bukit. Hal ini Beberapa solusi yang ditawarkan
ditandai dengan banyaknya bekas makan untuk penyelesaian permasalahan di atas
rusa yang berada di daerah padang adalah (1) pengelolaan kawasan yang
rumput. Sedangkan pada daerah lembah salah satu aspek yang terpenting penting
yang berupa hutan sekunder dan semak ada lah mon i to r ing /pemantauan .
belukar lebih banyak dimanfaatkan Pemantauan di lakukan terhadap
sebagai tempat berteduh dan istirahat. komponen yang berpengaruh terhadap
Aktivitas tersebut bisa dilihat dari kelestarian keanekaragaman hayati
bekasnya dimana pada daerah lembah seperti sumber air, jumlah individu,
banyak bekas/jejak rusa timor baik ketersediaan pakan, kepadatan dan
berupa tempat istirahat maupun bekas keragaman vegetasi serta kegiatan
tandukan ranggah rusa jantan, khususnya manusia yang dapat mempengaruhi
pada jenis kemuning. Schroeder (1976) kawasan; (2) pembinaan habitat dan
menyatakan bahwa Rusa timorensis lebih populasi. Pembinaan habitat dan populasi
menyukai habitat padang rumput di tanah satwa adalah kegiatan-kegiatan yang
datar, sedangkan hutan dan semak dilakukan oleh petugas yang berwenang
belukar sebagai tempat berlindung. Aji d e n g a n t u j u a n u n t u k m e n j a g a
(2001) juga mengatakan bahwa rusa keberadaan populasi satwa tertentu
timor mempunyai kesukaan yang dalam keadaan seimbang dengan daya
mencolok terhadap tempat-tempat yang dukungnya melalui kegiatan seperti
terbuka seperti padang rumput. Sebagai pembinaan vegetasi, pembinaan populasi
tempat ber l indung rusa ser ing s a t w a , p e n g a d a a n s u m b e r a i r
menggunakan hutan atau semak belukar. minum,tempat mandi atau berkubang,
penjarangan populasi satwa serta
9Edisi VI No.1 April 2013
penambahan tumbuhan dan satwa asli Alam Pulau Rusa Kabupaten Alor
dalam upaya pemulihan populasi dan NTT. Cervus timorensis Wahana
keragaman jenisnya; (3) patrol i Konservasi Nusa Tenggara Timur
pengaman kawasan secara rutin dan Edisi II Tahun 2012. Balai Besar
adanya penegakan hukum yang tidak Konservasi Sumberdaya Alam
pandang bulu; (4) pembinaan dan Nusa Tenggara Timur. Kupang.
pemberdayaan masyarakat sekitar Indrawan, Mochamad, Richard B. Primack,
kawasan konservasi; dan (5) penyuluhan J a t n a S u p r i a t n a . B i o l o g i
kepada masyarakat tentang pentingnya Konservasi. 2007. Edisi Revisi.
melindungi kawasan konservasi dan Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
satwa liar yang ada di dalamnya, salah Kayat, G. S. Saragih, dan O. Hidayat. 2011.
satunya adalah rusa t imor. (6) Karakterisasi Habitat, Pakan
pengamanan dari kegiatan perburuan dan Preferensial dan Populasi Rusa
persaingan dengan ternak sapi milik Timor (Rusa timorensis timorensis
masyarakat di sekitar kawasan adalah Blainville) di SM Kateri. Laporan
kegiatan yang sangat penting untuk Hasil Penelitian. Balai Penelitian
dilakukan. Kehutanan Kupang. Kupang.
Primack, R. B., J. Supriatna, M. Indrawan,
DAFTAR PUSTAKA dan P. Kramadirata. 1998. Biologi
Aji, B. S. 2001. Studi Kesesuaian Lahan Konservas i . Yayasan Obor
untuk Pengembangan Rusa Timor Indonesia. Jakarta.
(Rusa timorensis) di TN Baluran Saragih, G. S. dan Kayat. 2010. Eksplorasi
Jawa Timur. Tesis. Program Pasca Habitat dan Populasi Rusa Timor
Sarjana Fakultas Kehutanan (Rusa timorensis timorensis
Univers i tas Gadjah Mada. Blainville) di TWA Pulau Menipo
Yogyakarta. dan Taman Buru Dataran Bena,
Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Provinsi NTT. Laporan Hasil
Satwaliar Jilid I. Bogor: Yayasan Penelitian. Balai Penelitian
Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Kehutanan Kupang. Kupang
366 hal. Schroeder, T. O. 1976. Deer in Indonesia.
BBKSDA NTT. 2008. Statistik BBKSDA NTT N a t u r a l C o n s e r v a t i o n
Tahun 2008. Kupang. Department. Wegeningen.
Heriyaningtyas, E. 2012. Melestarikan Semiadi, G. 2006. Biologi Rusa Tropis.
Rusa Timor di Taman Wissata Puslit Biologi LIPI. Bogor.
10 Edisi VI No.1 April 2013
membentuk sebuah ekosistem yang unik. alah satu ciri kota yang baik adalah Keberadaannya di tengah hiruk pikuknya kota yang memiliki jalur hijau yang lalu lintas ternyata dapat memberikan Smemadai. Itulah ungkapan yang kenyamanan bagi burung. Banyak tepat untuk menggambarkan bagaimana aktivitas yang dapat dilakukan burung di sebuah kota sebaiknya dibangun dan jalur hijau tersebut mulai dari mencari dikembangkan. Penyediaan jalur hijau m a k a n , b e r s o s i a l i s a s i d e n g a n merupakan sebuah keharusan untuk kelompoknya hingga melakukan proses sebuah kota, selain menambah nilai perkembangbiakan. Bukan sesuatu yang estetika dan berfungsi sebagai paru-paru tidak mungkin bagi burung untuk kota jalur hijau juga dapat menjadi melakukan proses perkembangbiakan di penyerap polutan. jalur hijau kota. Selama jalur hijau Namun ada satu hal yang kadang tersebut menyediakan lokasi bersarang luput dari perhatian yaitu fungsinya yang nyaman dan aman, maka proses sebagai habitat bagi satwaliar khususnya tersebut tetap dapat berlangsung burung. Jalur hijau dengan berbagai walaupun menjadi sesuatu yang agak macam pohon didalamnya telah
| FO
KUS
|
Pipit Zebra di Lalu Lintas Kota Kupang
Oleh : Oki Hidayat
11Edisi VI No.1 April 2013
aneh bagi kita hingga
timbul pertanyaan,
"Kok bisa ya mereka
bersarang disana?"
aneh memang tapi
b e g i t u l a h
kenyataannya.
Kisah pipit zebra
dengan sarangnya
Apa yang anda lakukan
j i k a s e d a n g
mengendarai sepeda
m o t o r ? A d a
be rmacam-macam
jawaban tentunya,
namun dari sekian
banyaknya jawaban
yang terpenting dan
harus dilakukan adalah
fokus, agar selamat
sampai tujuan. Lalu
m u n c u l l a g i
pertanyaan apa yang
anda lakukan j ika
membonceng sepeda mengecek keberadaan sarang. Ya...benar m o t o r ? J a w a b a n apa yang dikatakan Colin Trainor, saya pertanyaan kedua ini sempat terheran-heran dengan apa yang
mungkin akan lebih banyak variasinya, saya lihat, ternyata sarang tersebut karena bagi yang dibonceng dapat berada di jalur hijau, tepat di tengah-melakukan lebih banyak hal, seperti yang tengah jalan di jalan utama di Kota dilakukan oleh salah seorang birder senior Kupang. Saya heran mengapa burung-asal Australia, Colin Trainor. Di dalam burung tersebut membuat sarang di perjalanan pulang setelah pengamatan lokasi tersebut, padahal lalu lintas jalan bersama di bulan Agustus 2012, beliau raya sangatlah padat. Selain itu lokasi m a s i h s e m p a t m e m p e r h a t i k a n tersebut juga terdapat di depan gedung pepohonan di jalur hijau, berharap dapat perkantoran yang ramai. Ditengah menemukan sesuatu yang menarik. Saat keheranan tersebut saya cukup senang saya sedang fokus mengendarai motor dan bangga karena di Kota Kupang yang beliau berkata: "Saya melihat sarang pipit terkenal gersang ini masih dapat dijumpai zebra di ranting pohon di atas jalan". Dua biodiversitas yang luput dari perhatian.hari kemudian berdasarkan informasi Pipit zebra (Taeniopygia guttata) yang beliau sampaikan, saya pergi atau yang dikenal pula sebagai zebra
Gambar 1. Sarang pipit zebra di Jalan Frans Seda (depan Kantor Badan Pertanahan)
12 Edisi VI No.1 April 2013
finch merupakan burung dari keluarga Lebih dari sepuluh sarang pipit
bondol-bondolan (famili Estrildidae). zebra terdapat di jalur hijau sepanjang
Secara global jenis ini tersebar di Jalan Frans Seda. Beberapa sarang
Indonesia Timur dan Australia. Secara terletak di tengah jalur hijau, beberapa
lokal khususnya di Nusa Tenggara, yang lainnya terletak cukup ekstrim tepat
tersebar mulai dari Lombok, Sumbawa, di atas jalan raya. Dari sisi ornitologis ini
Komodo, Flores, Sumba hingga Timor, merupakan hal yang cukup menarik,
serta beberapa pulau kecil lainnya seperti karena biasanya burung mencari daerah
Lomblen, Alor, Sabu, Rote, Semau, Wetar yang relatif sepi untuk bersarang seperti
dan Kisar. Burung mungil berukuran 10 cm di hutan, kebun maupun ladang. Namun
ini terlihat cantik dengan paruh merah dalam kasus ini burung-burung tersebut
jingga. bersarang di tempat yang tidak lazim
Diberi nama pipit zebra karena yaitu di tengah jalan raya yang memiliki
warna hitam dan putih pada ekornya yang lalu lintas yang ramai.
menyerupai warna zebra. Seperti burung Berdasarkan hal ini timbullah
pipit pada umumnya, pipit zebra biasa berbagai macam pertanyaan, "Mengapa
dijumpai secara berkelompok menghuni mereka tidak bersarang dengan jenis
padang rumput yang kering dengan pohon yang sama di lokasi yang lebih
pepohonan yang jarang, tepi hutan sepi?" atau "Mengapa mereka lebih
musim, hingga lahan budidaya. memilih di jalur hijau ?". Untuk menjawab
Keberadaannya di jalur hijau Kota pertanyaan tersebut pastilah dibutuhkan
Kupang hampir tidak pernah ada yang pengamatan dan penelitian lebih lanjut
memperhatikannya, padahal beberapa mengenai perilaku pipit zebra. Namun
sarang terlihat kontras di sela-sela ranting keberadaan burung tersebut
pohon flamboyan, apalagi kondisi saat itu beserta sarangnya di jalur hijau Kota
sedang musim kemarau sehingga daun Kupang paling tidak bagi masyarakat
dari pohon tersebut meranggas. umum telah memberikan warna tersendiri
dari sisi ekologis. Ternyata Kota
Kupang telah menjadi habitat
yang cukup nyaman bagi
beberapa jenis burung. Selain
itu keberadaan pipit zebra
yang bermorfologi indah dapat
menambah nilai estetika kota.
Yang terakhir dan tidak kalah
pentingnya adalah maki
menghimbau untuk bersama-
sama menjaga dan tidak
mengganggu keberadaan
satwa tersebut karena mereka
juga memiliki hak untuk hidup
dengan bebas dan nyaman.Gambar 2. Sepasang pipit zebra dengan sarangnya (kiri: betina, kanan: jantan)
13Edisi VI No.1 April 2013
| FO
KUS
|
Tenun Ikat Tradisional Ende, Budaya Yang Masih TerjagaOleh : Dani Pamungkas
ajunya teknologi dibidang tekstil umumnya alat-alat tenun tersebut
ternyata tidak menyurutkan terbuat dari kayu. Tidak hanya alatnya Msemangat penggiat tenun ikat saja yang tradisional, namun komponen
tradisional di Kabupaten Ende untuk tetap pendukung seperti bahan baku pewarna
menjaga keaslian budaya tenun ikat menggunakan bahan-bahan alami yang
tradisional. Tenun ikat tradisional adalah diambil langsung di alam. Saat ini banyak
sebuah kegiatan dimana benang-benang penenun tradisional yang tidak lagi
diikat sedemikian rupa sehingga menjadi menggunakan pewarna alami, sebagian
sebuah motif kemudian ditenun menjadi besar penenun telah banyak yang
sebuah kain yang ditenun dengan menggunakan bahan pewarna tekstil
menggunakan alat–alat tradisional, seperti naptol karena menginginkan hasil
14 Edisi VI No.1 April 2013
yang cepat dan ekonomis. waktu yang dibutuhkan untuk menjadi
Adalah Kelurahan Onelako, sebuah kain tenun ikat dengan
Kecamatan Ndona merupakan salah satu pewarnaan alami dapat memakan waktu
lokasi yang terletak di Kabupaten Ende, hingga 2 bulan. Beberapa rangkaian
Flores dimana warganya masih menjaga kegiatan tenun ikat yaitu merangkai
tradisi tenun ikat tradisional secara turun benang-benang untuk diikat menjadi satu
temurun. Terdapat sebuah kelompok rangkaian, sehingga akan membentuk
tenun ikat tradisional yang memiliki nama sebuah motif tenun khas Ende. Setelah
“Bou Sama Sama” yang memiliki arti motif terbentuk, kemudian dilanjutkan
dengan pewarnaan dengan mencelupkan
kain tersebut berkali-kali pada adonan
pewarna alami yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Selain itu alat-alat
tradisional yang digunakan beragam,
seperti olawoe, alat ini digunakan untuk
menggulung benang menjadi bola
sebelum digunakan, meka, alat ini
digunakan untuk membuat rangkaian
benang yang dililitkan pada meka hingga
meka tersebut tertutup oleh lilitan benang
(meka memiliki ukuran yang bermacam-
m a c a m ) , ndao go ' a , a l a t i n i Kumpul Sama-Sama. Patut mendapatkan
dipergunakan untuk menaruh lilitan sebuah apresiasi bahwa kelompok ini
benang yang telah terbentuk di meka dibentuk untuk mempertahankan budaya
yang kemudian dilakukan pengikatan tenun ikat tradisional di tengah-tengah
untuk pembuatan motif.gempuran produk tekstil modern. Selain
Bahan pewarna yang digunakan mempertahankan tradisi yang telah
dalam proses pewarnaan berasal dari diturunkan, tenun ikat tradisional
bahan yang diambil dari alam, seperti merupakan sa l ah sa tu sumber
warna merah alami diambil dari kulit akar pendapatan yang dapat diandalkan.
mengkudu (Morinda sp), warna biru alami Proses tenun ikat lebih banyak melibatkan
diambil dari daun tarum (Indigofera kaum perempuan dibandingkan laki-laki,
tinctoria) selain itu untuk memperkuat sedangkan keterlibatan untuk laki-laki
warna–warna tersebut agar tetap cerah lebih kepada mencari bahan baku untuk
dan tidak mudah luntur (mordant), ramuan atau adonan pada proses
penenun tradisional biasa menggunakan pewarnaan alami, selain itu untuk
daun gugur loba manu (Symplocos memenuhi kebutuhan hidup keluarga,
fasciculata) yang ditumbuk sehingga para laki-laki juga bekerja bertani.
menjadi serbuk. Masih terdapat bahan-Kegiatan pembuatan tenun ikat
bahan alami lainnya yang digunakan tradisional dengan menggunakan proses
dalam proses pewarnaan, seperti minyak pewarnaan alami tidak semudah yang
kemiri (Aleurites moluccana) yang dibayangkan, karena membutuhkan
digunakan dalam proses perminyakan proses dan waktu yang panjang, total
15Edisi VI No.1 April 2013
yang dicampurkan dengan daun loba, warna kain tenun dengan pewarna alami
daun pacar dan daun widuri dengan cara tidak secerah kain tenun dengan pewarna
pencelupan hingga minyak kemiri tekstil, selain itu, hasil tenun ikat tersebut
tersebut habis, maksud dari perminyakan banyak dibeli untuk dibawa pulang oleh
ini agar warna dapat cepat masuk. wisatawan asing sebagai buah tangan, ini
Tradisi tenun ikat tradisional perlu berarti kain tenun ikat tradisional
mendapatkan perhatian dari berbagai memberikan tambahan penghasilan bagi
pihak, karena tradisi ini merupakan penenun. Harga kain tenun ikat
sebuah ikon yang dapat ditonjolkan untuk tradisional antara Rp. 100.000,- dalam
Kabupaten Ende dan bahkan memiliki bentuk selendang dengan motif yang
nilai jual hingga ke mancanegara, beragam,dan harga termahal dapat
menurut penenun tradisional di Onelako mencapai Rp. 3.000.000,- dalam bentuk
bahwa telah banyak wisatawan asing sarung perempuan.
yang datang untuk melihat proses tenun Tenun ikat tradisional Ende
ikat tradisional. Wisatawan dari Jepang, merupakan salah satu dari sekian banyak
Inggris, dan Amerika pernah datang untuk budaya tenun ikat yang ada di Indonesia
menyaksikan kegiatan tenun ikat dan masih menggunakan pewarna alami.
tradisional, dan wisatawan tersebut lebih Hal ini patut mendapatkan perhatian agar
menyukai tenun ikat tradisional yang budaya ini tidak hilang hanya karena tidak
m e n g g u n a k a n p e w a r n a a l a m i mampu bersaing oleh industri tekstil
dibandingkan dengan penggunaan modern.
pewarna tekstil seperti naptol meskipun
Gambar 1. Olawoe (kiri) dan Meka (kanan), Sumber: Foto pribadi
Gambar 2. Tenun ikat yang dijemur (kiri) dan proses pengikatan benang untuk membentuk sebuah motif (kanan), Sumber: Foto pribadi
16 Edisi VI No.1 April 2013
| RA
GAM
|
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN Selatan (TTS)); Banamlaat (Kabupaten
ua pu luh de lapan tahun Timor Tengah Utara (TTU)) dan Hambala
merupakan usia yang matang (Kabupaten Sumba Timur). Berdasarkan Dbagi suatu instansi. Kurun waktu SK. Menteri Kehutanan R.I Nomor
tersebut menandai kiprah Balai Penelitian 095/Kpts-II/1984 tanggal 12 Mei 1984 jo.
Kehutanan (BPK) Kupang di Nusa No, 241/Kpts-II/1990 tanggal 14 Mei 1990
Tenggara Timur (NTT). Bermula pada maka Proyek Penelitian Kehutanan
tahun 1985, Proyek Penelitian Kehutanan Kupang resmi berubah menjadi Balai
Kupang dan Maluku dipimpin oleh Ir. Penelitian Kehutanan Kupang. Kantornya
Sutar jo Sur iamihar ja. Kantornya pun pindah ke Jalan Untung Suropati
beralamat di Jalan El Tari Nomor. 9, nomor 7 PO. BOX 69 Kupang. Seiring
Kupang. Beliau membidani pembangunan perubahan tersebut maka tugas pokok
stasiun penelitian di beberapa di BPK Kupang adalah mengkoordinasikan
Sikumana, Oel Sonbai (Kabupaten dan melaksanakan penelitian serta
Kupang); Bu'at (Kabupaten Timor Tengah menyajikan hasil penelitian kehutanan.
Mengenal Balai Penelitian Kehutanan Kupang
SERI I :
17Edisi VI No.1 April 2013
Selanjutnya pengganti Ir. Sutarjo peraturan Menteri Kehutanan Nomor:
Suriamiharja secara berturut-turut P.38/Menhut-II/2011 tanggal 20 April
sebagai berikut: Ir. Marolop Sinaga, M.S 2011. Penyesuaian dilakukan terhadap 2
(1993-1997); Dr. Ir Slamet Riyadi Gadas, (dua) seksi, yaitu: seksi Pelayanan dan
M. For (1997-1998); Dr. Ir Maman Masyur Evaluasi berubah menjadi Data, Informasi
Idris, M.S (1998-2002); Ir. Markus Kudeng dan Sarana Penelitian. Sedangkan fungsi
Sallata, M.Sc (2002-2004). Evaluasi dilebur kedalam seksi Program,
Pada tahun 2002, BPK Evaluasi dan Kerjasama Penelitian.
Kupang berubah nama menjadi Balai Peraturan tersebut turut merubah tugas
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan pokok BPK Kupang guna melaksanakan
Bali dan Nusa Tenggara (BP2KBNT). penelitian bidang konservasi dan
Perubahan nama tersebut memperluas rehabilitasi, peningkatan produktivitas
wilayah pelayanan yang mencakup Bali, hutan, keteknikan kehutanan dan
Nusa Tenggara Barat (NTB), NTT dan pengolahan hasil hutan, serta perubahan
Yamdena (Maluku Selatan). Sejalan iklim dan kebijakan kehutanan. Dan saat
dengan hal tersebut maka sarana ini BPK Kupang dipimpin oleh Ir. Misto, MP
penelitian pun bertambah, yakni: (2012 s.d …).
Wanariset Rarung di Lombok dan Stasiun
Penelitian di Batur. Kepala Balai pada saat KELEMBAGAAN
itu dijabat oleh Ir. Tigor Butar-butar, M.Sc Sebagai institusi penelitian kehutanan
(2004-2008). yang menangani kawasan semi arida
Ditetapkannya Peraturan Menteri maka Balai Penelitian Kehutanan Kupang
Kehutanan Nomor: P.32/Menhut-II/2006 memiliki visi dan misi.
tentang Organisasi dan Tata Kerja BPK
Kupang menandai sebuah babak baru. VISI
Berdasar peraturan tersebut maka BPK “Menjadi lembaga penyedia IPTEK
Kupang melaksanakan penelitian di Kehutanan wilayah semi arid yang unggul
bidang kehutanan dan konservasi alam, u n t u k m e n d u ku n g p e n g e l o l a a n
hutan tanaman, hasil hutan, sosial sumberdaya alam secara berkelanjutan
budaya, ekonomi dan lingkungan bagi peningkatan kesejahteraan
kehutanan. Kegiatan penelitian diarahkan masyarakat yang berkeadilan.”
pada bidang tehnik budidaya jenis
tanaman penghasil kayu komersil, jenis MISI
tanaman reboisasi, tehnik konservasi Guna mewujudkan visi yang telah
tanah dan air, konservasi satwa endemik ditetapkan, BPK Kupang merumuskan
dan pemberdayaan masyarakat misi sebagai berikut:
pengembangan kelembagaan. Dan 1) Meningkatkan penguasaan dan
selanjutnya jabatan Kepala Balai kemanfaatan IPTEK Kehutanan;
dipercayakan kepada Ir. Soenarno, M.Si 2) Memantapkan unsur pendukung
(2008-2012). kelitbangan.
Pada tahun 2011, BPK Kupang
mengalami penyempurnaan organisasi Berdasarkan visi dan misi tersebut
dan tata kerja. Hal tersebut berdasarkan maka tugas BPK Kupang adalah
18 Edisi VI No.1 April 2013
melaksanakan penelitian dibidang k e t e k n i k a n k e h u t a n a n d a n
konservasi dan rehabilitasi, peningkatan pengolahan hasil hutan, serta
produkt iv i tas hutan, keteknikan perubahan iklim dan kebijakan
kehutanan dan pengolahan hasil hutan, kehutanan.
serta perubahan iklim dan kebijakan
kehutanan. Selain itu, BPK Kupang BPK Kupang merupakan Unit
berfungsi: Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang
1. Penyusunan rencana dan program Kehutanan setingkat eselon III. Struktur
kerja serta anggaran penelitian organisasinya terdiri dari Kepala Balai
dibidang konservasi dan rehabilitasi, (eselon III.a) yang dibantu seksi-seksi
peningkatan produktivitas hutan, (eselon IV.a) meliputi: Program, Evaluasi
k e t e k n i k a n k e h u t a n a n d a n dan Kerjasama; Data, Informasi dan
pengolahan hasil hutan, serta Sarana Penelitian; Sub Bagian Tata Usaha
perubahan iklim dan kebijakan dan jabatan fungsional peneliti serta
kehutanan teknisi litkayasa. Saat ini jumlah
2. Pelaksanaan kerjasama penelitian pegawainya sebanyak : 79 (tujuh puluh
dibidang dibidang konservasi dan sembilan) orang. Dengan rincian 1 (satu)
rehabilitasi, peningkatan produktivitas orang eselon III, 3 (tiga) orang eselon IV;
hutan, keteknikan kehutanan dan 36 orang non struktural dan 39 orang
pengolahan hasil hutan, serta fungsional.
perubahan iklim dan kebijakan Dalam struktur organisasi BPK
kehutanan. Kupang dikenal istilah Kelompok Peneliti
3. Pelaksananaan penelitian dibidang (Kelti). Para peneliti yang memiliki
dibidang konservasi dan rehabilitasi, kesamaan kepakaran berhimpun di
peningkatan produktivitas hutan, dalamnya. Terdapat 3 (tiga) Kelti pada BPK
k e t e k n i k a n k e h u t a n a n d a n Kupang, yakni: Silvikultur; Pelestarian
pengolahan hasil hutan, serta Sumber Daya Alam; Sosial Ekonomi
perubahan iklim dan kebijakan Kehutanan.
kehutanan.
4. Pelaksanaan pelayanan informasi dan C A PA I A N B A L A I P E N E L I T I A N
ilmu pengetahuan dan teknologi KEHUTANAN KUPANG
(IPTEK) hasil-hasil penelitian serta Keberadaan BPK Kupang berdampak
pelayanan penelit ian dibidang positif bagi pemerintah daerah dan
ko n s e r v a s i d a n re h a b i l i t a s i , masyarakat NTT. BPK Kupang terlibat aktif
peningkatan produktivitas hutan, dalam pembangunan kehutanan di NTT.
k e t e k n i k a n k e h u t a n a n d a n Wujud nyata kontribusi BPK Kupang
pengolahan hasil hutan, serta terlihat dari capaian sebagai berikut:
perubahan iklim dan kebijakan 1. Terdistribusinya publikasi ilmiah
kehutanan. melalui media Savana (1987 s.d
5. Pelaksanaan pengelolaan sarana 1992); Santalum (1987 s.d 1995) dan
prasarana penelit ian dibidang Aisuli (1987 s.d 2006).
ko n s e r v a s i d a n re h a b i l i t a s i , 2. Tersedianya teknik pelestarian
peningkatan produktivitas hutan, endemic lokal seperti : Petunjuk teknik
19Edisi VI No.1 April 2013
budidaya cendana (Santalum Album kelerangan, analisa kimia-fisika tanah,
Linn); Petunjuk teknik budidaya persyaratan tumbuh cendana dan
gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk), kondisi sosial masyarakat. Informasi
Penangkaran rusa timor (Cervus tersebut disajikan seacar digital
Timoresis) dan Penangkaran bayan d e n g a n p e m b e d a a n w a r n a
sumba (Eclectus Rotatus). berdasarkan analisis kandungan hara
3. Tersedianya sumber benih berkualitas tanah yang dibutuhkan cendana. (---,
dalam rangka mendukung program 2012)
“Provinsi cendana”. Pada tahun 2012 5. Tersedianya teknologi terapan
kegiatan pembangunan demplot pewarnaan alami. Tim peneliti BPK
budidaya dan kebun benih tanaman Kupang memformulasikan penguat
hutan telah terlaksana dengan baik, warna dari ekstrak loba. Ekstrak ini
yaitu telah berhasil mengoleksi materi dapat diaplikasikan pada pemberian
genetik sebanyak 70 famili yang warna kain dengan bahan pewarna
berasal dari Pulau Sumba dan Timor, alami. Takaran konsentrasi untuk
telah terbangun demplot sumber warna merah dari akar mengkudu
benih melalui uji keturunan generasi (Morinda cirifolia L) dan warna biru
pertama yang dilakukan berdasarkan daun fe rmentas i daun taum
pada materi genetik yang berhasil (Indigovera tinctoria) sebanyak 20%
dikumpulkan dan disemaikan hingga berat/volume. Sedangkan warna
menjadi bibit siap tanam yakni kuning dari serbuk kulit nangka
sebanyak 65 famili, 3 treeplot dan 5 (Artocarpus Heterophyllus) sebanyak
blok sebagai ulangan. Disamping itu 50% berat/volume. Hasil pengujian
juga telah dilakukan pelebelan nomor berdasarkan SII nomor SII.0115-75 dan
pada APB cendana sebanyak 294 SII.0119-75 menunjukkan nilai 5 (Baik
individu pohon. (--, 2013) sekali). (---, 2012).
4. Tersedianya teknologi terapan Capaian tersebut menjadi pelecut
konservasi dan rehabilitasi yang bagi BPK Kupang guna senantiasa
mendukung program prov ins i berinovasi dan menghasilkan karya yang
cendana. Pada tahun 2012, Tim berguna bagi pembangunan kehutanan di
peneliti BPK Kupang menyusun peta Nusa Tenggara. (pinusa)
kesesuaian lahan cendana. Peta ini
merupakan alat bantu dalam DAFTAR PUSTAKA
perencanaan pengembangan cendana ---.2013. Laporan Akuntabilitas Instansi
secara terarah sehingga mengurangi Pemerintah Balai Penelit ian
resiko kegagalan. Informasi yang Kehutanan Kupang Tahun 2012.
d i s a j i ka n p e t a i n i m e l i p u t i : Kupang.
administrasi lokasi, jenis tanah, --.2012. 20 Seri 3 Iptek Kehutanan.
kawasanm tutupan lahan, curah hujan, Jakarta, Badan Litbang Kehutanan.
20 Edisi VI No.1 April 2013
| KI
LAS
BERI
TA |
Peringatan Hari Bhakti Rimbawan ke-30 tahun 2013 Menteri Kehutanan Republik Indonesia Zulkifli
diselenggarakan pada tanggal 13 Maret 2013 s/d Hasan yang dibacakan Gubernur pada upacara
10 April 2013 oleh Rimbawan Nusa Tenggara Timur tersebut. Gubernur menegaskan ada satu tekad
(NTT) dengan mengadakan penanaman, bersama yang sedang dijalankan oleh Pemerintah
pertandingan olah raga, dan jalan sehat. Tema yang Daerah Provinsi NTT saat ini yaitu menjadikan NTT
diusung pada peringatan tahun 2013 adalah sebagai Provinsi Cendana. “Mari kita tanam
“Memperkokoh Jiwa Korsa Rimbawan dalam cendana, wangikan NTT kembali” ucapnya
Mewujudkan Pelayanan Prima”. Puncak Peringatan berharap.
Hari Bhakti Rimbawan kali ini ditandai dengan Pada kesempatan itu juga dilakukan
upacara pada tanggal 18 Maret 2013 di halaman penyerahan Piagam Purna Karya Wana Bakti oleh
Kantor Dinas Kehutanan NTT, yang dihadiri Gubernur Frans Lebu Raya kepada Nicodemus B.
rimbawan sen-NTT dan dipimpin oleh Gubernur Blegur, Elisabet Lali Ndaparoka serta Bernard A. Pah
NTT, Frans Lebu Raya. dan diakhiri dengan pemberian anakan cendana
Jadikanlah peringatan ini sebagai wahana secara simbolis kepada perwakilan Universitas
kontemplasi untuk mengukur sejauh mana upaya PGRI NTT, Pramuka dan kelompok masyarakat
yang telah dilaksanakan dan hasil yang dicapai peduli hutan. Setelah upacara peringatan acara
guna mewujudkan pengelolaan hutan lestari dan dilanjutkan dengan donor darah dan berbagai
masyarakat sejahtera. Demikian sambutan tertulis perlombaan dan pembagian doorprize.
Hari Bhakti Rimbawan ke-30, 16 Maret 2013“Memperkokoh Jiwa Korsa Rimbawan dalam Mewujudkan Pelayanan Prima”
Untuk kelima kalinya Balai Penelitian dan mendukung upaya merealisasikan Konsep
Kehutanan (BPK) Kupang mengikuti ajang pameran Gaya Hidup yang Hijau Menuju Indonesia Hijau
”IndoGreen Forestry Expo”. IndoGreen Forestry (Green Living Concept Towards Green Indonesia).
Expo adalah pameran kehutanan terbesar di Pameran yang berlangsung di Assembly Hall JCC
Indonesia yang diselenggarakan setiap tahun sejak Senayan, Jakarta ini dibuka oleh Menteri
tahun 2009. Pameran ini menampilkan potensi Kehutanan, Zulkifli Hasan.
yang sangat besar pada sektor kehutanan, Peserta pameran sebanyak 225 stand yang
pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian hutan, terdiri dari kementrian dan lembaga terkait, BUMN
hasil hutan baik kayu maupun non kayu, produk dan BUMS, pelaku bisnis sektor pertambangan dan
olahannya dan peralatan pemanfaatan hutan. migas, kehutanan, Pemda, LSM serta organisasi
The 5th IndoGreen Forestry Expo yang pemerhati kehutanan. BPK Kupang menampilkan
berlangsung selama 4 hari dari tanggal 4 - 7 April hasil-hasil penelitian dalam bentuk poster, leaflet
2013 tersebut, mengambil tema ”Sustainable dan contoh-contoh produk.
Growth with Equity in Forestry Sector Toward 2020”
th 5 IndoGreen Forestry Expo 2013, 4 - 7 April 2013Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta”Sustainable Growth with Equity in Forestry Sector Toward 2020”
BAHASA Naskah artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia, memuat tulisan bersifat popular/semi ilmiah dan bersifat informatif.
FORMAT Naskah diketik diatas kertas kuarto putih pada satu permukaan dengan 2 spasi. Pada semua tepi kertas disisakan ruang kosong minimal 3,5 cm.
JUDUL Judul dibuat tidak lebih dari 2 baris dan harus mencerminkan isi tulisan. Nama penulis dicantum-kan dibawah tulisan.
FOTO Foto harus mempunyai ketajaman yang baik, diberi judul dan keterangan pada gambar.
GAMBAR GARISGrafik atau ilustrasi lain yang berupa gambar diberi garis harus kontas dan dibuat dengan tinta hitam. Setiap gambar garsi harus diberi nomor, judul dan keterangan yang jelas dalam bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Daftar Pustaka yang dirujuk harus disusun menurut abjad nama pengarang dengan mencantum-kan tahun penerbitan, sebagai berikut :
Allan, J.E. 1961. The Determination of Copper by atomic Absorbstion of spectrophotometry. Spec-tophotometrim Acta (17), 459-466.
PETUNJUK BAGI
PENULIS