skripsi posyandu
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
1/100
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, 13 Desember 2010
Nurul Hidayati, NIM : 106101003718
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita Ke Posyandu di
Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun
2010
xxii + 138 halaman, 30 tabel, 2 bagan, 6 lampiran
ABSTRAK
Partisipasi masyarakat adalah suatu bentuk keterlibatan secara aktif dari
masyarakat dalam segala bidang kehidupan. Dalam bidang kesehatan, salah satu
partisipasi masyarakat adalah memantau pertumbuhan berat badan balita di Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu), dengan tolak ukur melihat jumlah balita yang
ditimbang dibandingkan jumlah balita seluruhnya (D/S). Hasil laporan Puskesmas
Ciputat Timur tahun 2009, angka D/S paling rendah terdapat di Kelurahan Rempoa
yaitu 34,24%. Angka tersebut masih jauh dibawah target Nasional yaitu sebesar 80%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2010, yang dilaksanakan pada bulan April - November dengan menggunakan desain penelitian studi cross sectional . Sampel
penelitian ini berjumlah 222 ibu balita. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari
analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel,
analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan
dependen dengan menggunakan uji statistik chi-square serta analisis multivariat
untuk mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan partisipasi ibu
balita ke Posyandu dengan menggunakan uji regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu balita berpartisipasi
tidak aktif ke Posyandu (63,5%). Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa umur
ibu, pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu, status bekerja ibu, pendapatan keluarga, perilaku kader dan perilaku petugas kesehatan tidak memiliki
hubungan yang bermakna dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan
Rempoa. Sedangkan kepemilikan KMS dan perilaku tokoh masyarakat memiliki
hubungan yang bermakna dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan
Rempoa pada tahun 2010. Selanjutnya, berdasarkan analisis multivariat diketahui
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
2/100
iii
bahwa kepemilikan KMS merupakan faktor yang paling dominan berhubungan
dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa pada tahun 2010.
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah untuk para ibu balita supaya menggunakan semaksimal mungkin sarana yang tersedia di Posyandu
untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan balitanya. Untuk Puskesmas
Ciputat Timur disarankan agar segera mengganti Kartu Menuju Sehat (KMS) yang
hilang, memberi penyuluhan kepada ibu tentang kegunaan KMS, serta
mensosialisasikan untuk menjaga KMS dengan baik dan disiplin membawanya pada
saat kegiatan Posyandu. Untuk Dinas Kesehatan Tangerang Selatan disarankan dapat
memberikan pembinaan kepada pihak Puskesmas tentang kegiatan Posyandu.
Daftar Bacaan: 53 ( 1989 - 2010)
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
3/100
iv
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
Undergraduate Thesis, 13 Desember 2010
Nurul Hidayati, NIM : 106101003718
Factors that are Related with the Participation of Toddler Mother to Posyandu
in Rempoa Village Ciputat Timur Subdistrict of Tangerang Selatan City at 2010
xxii + 138 pages, 30 tables, 2 charts, 6 attachments
ABSTRACT
Public participation is a form of active society involvement in all aspects of
life. In the health sector, one of the public participation is monitoring weight gain of
children under five in "Pos Pelayanan Terpadu" (Posyandu), by considering the ratio
of the number of toddler measured to the total number of toddler (D / S). Ciputat
Timur Medical Center reported in 2009 that the lowest D / S ratio is in Sub Rempoa
which is 34.24%. The number is still far below the national target which is 80%.
The aim of this research is to determine the factors that are related with the
participation of mothers in the village Rempoa Ciputat Timur district of Tangerang
Selatan City in 2010, which was held in April-November by using cross sectional
research design. The samples of this research are 222 mothers. The data analysis
which were used in this research consists of univariate analysis to determine thefrequency distribution of each variable, bivariate analysis to determine the
relationship between independent and dependent variables using chi-square statistical
test and multivariate analysis to determine the most dominant factor that are related
with mothers' participation to Posyandu by using multiple logistic regression.
The results show that most of the mothers do not participate actively in
Posyandu (63.5%). Bivariate analysis shows that maternal age, maternal education,
maternal knowledge, attitude of mothers, mothers working status, household income,
attitude and behavior of cadres of health workers do not have a significant
relationship with the participation of mothers in the Rempoa district. However, the
ownership of KMS and the behavior of public figures have a significant impact to the
participation of mothers in the Rempoa district in 2010. Furthermore, it was shown
by multivariate analysis that the ownership of KMS is the most dominant factor that
are related with the participation of mothers in the Rempoa district's Posyandu in
2010.
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
4/100
v
Based on the results of this research, the mothers are advised to use the
available tools obtimaly to monitor growth of and the development their children.
Community Health Center of Ciputat Timur should replace the missing Kartu MenujuSehat (KMS) immediately, inform the mothers about the uses of KMS, and also
socialize them to keep KMS well and bring it regularly to the Posyandu's activities.
Tangerang Selatan Health Department is recommended to provide guidance to the
health center on integrated health activities.
Reading list: 53 (1989 - 2010)
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
5/100
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadhirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas
limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita Ke
Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang
Selatan Tahun 2010”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rosul
tercinta yang telah membawa kebenaran yaitu Islam dan telah menjadi suri tauladan
bagi kita umatnya.
Dengan bekal pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang diperoleh
selama perkuliahan penulis mencoba menyusun skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi
ini, penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis bermaksud menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Bapak Prof. DR. (HC) dr. MK Tadjuddin, Sp. And, selaku dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Yuli Prapanca Satar, MARS, selaku ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ayah dan Bunda tersayang, serta abang dan adik-adik tercinta (b’ichsan,
d’rahmat, d’maman, d’husnul dan d’intan) yang nan jauh disana yang telah
memberikan kasih sayang, perhatian serta dorongan semangat kepada ananda,
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
6/100
x
semoga Allah memberikan yang terbaik kepada mereka dan mengampuni segala
dosanya.
4. Ibu Febrianti, M.Si selaku pembimbing I dalam penyusunan skripsi yang telah
banyak memberikan arahan, saran dan bimbingan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, nasihat, motivasi, saran-saran, dan do’a yang sangat
berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan
ilmu yang sangat bermanfaat dan semoga dapat diaplikasikan dalam kehidupan
penulis.
7. Kepala Puskesmas dan Kepala Kelurahan Rempoa yang telah memberikan izin
bagi peneliti untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas.
8. Staff gizi dan bidan kelurahan Rempoa yang telah membantu penulis dalam
mendapatkan data penelitian.
9. Ibu-ibu kader Posyandu se-Kelurahan Rempoa yang banyak membantu penulis
dalam memberikan informasi terkait dengan kegiatan Posyandu, sehingga dengan
bantuan beliau-beliau lah pengumpulan data bisa lebih cepat selesai.
10.
Pengurus Mahasiswa Beasiswa Santri Departemen Agama (CSS MoRA) yang
telah memberikan motivasi baik moril maupun materil hingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan pendidikaan S1.
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
7/100
xi
11. Teman-teman CSS MoRa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya angkatan
2006, teman-teman 3G Kesmas 2006, teman-teman kosan Buzul (Zume, Liya,
Reni, Ida, Kaha, Arie, Eni, Mayang, Intan, Huda, Nisa, Yeni dan Liah) yang
selalu memberikan motivasi bagi penulis, Barakallah…
12. Ade-ade tercinta dari dayah Jeumala Amal yang seperjuangan terutama de Ainul,
Zakiah, Cut Meurah, Zikriah, Reka, Ema dan Mirza yang telah memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis. Jazakumullah. Tetap jaga ukhuwah-nya.
13.
Bapak dan Ibu Zul selaku ibu kos yang baik bagi penulis, yang telah memberikan
banyak saran kepada penulis sejak awal tinggal di Ciputat sampai terakhir.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu.
Penulis menyadari bahwa skripsi atau laporan penelitian ini masih sangat jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar di masa mendatang penulis dapat menyusun laporan penelitian yang
lebih baik lagi.
Semoga dengan disusunnya skripsi ini akan memberikan manfaat bagi banyak
pihak, khususnya bagi penulis serta bagi pembaca.
Ciputat, 25 Desember 2010
Penulis
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
8/100
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................................. ii
ABSTRACT ............................................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... vi
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xviii
DAFTAR BAGAN ..................................................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xxii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 6
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 7
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 11
1.4.1 Tujuan Umum .............................................................................. 11
1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................. 11
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 14
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
9/100
xiii
1.5.1 Bagi Masyarakat .......................................................................... 14
1.5.2
Bagi Puskesmas Ciputat Timur ................................................... 14
1.5.3 Bagi Penelitian ............................................................................. 15
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 16
2.1 Partisipasi Masyarakat ........................................................................... 16
2.1.1 Pengertian .................................................................................... 16
2.1.2 Dasar-Dasar Filosofi Partisipasi Masyarakat .............................. 18
2.1.3 Tahap-Tahap Partisipasi .............................................................. 19
2.2 Posyandu ................................................................................................ 20
2.2.1 Konsep Dasar Posyandu .............................................................. 20
2.2.2 Tujuan Penyelenggara Posyandu ................................................. 21
2.2.3
Sasaran Posyandu ........................................................................ 21
2.2.4 Penyelenggaraan Posyandu ......................................................... 22
2.2.5 Kegiatan Posyandu ...................................................................... 22
2.2.6 Cakupan Penimbangan Balita ...................................................... 25
2.2.7 Perkembangan Posyandu ............................................................. 26
2.3 Perilaku Kesehatan ................................................................................. 28
2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita kePosyandu ................................................................................................ 32
2.4.1 Umur Ibu ...................................................................................... 32
2.4.2 Pendidikan Ibu ............................................................................. 33
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
10/100
xiv
2.4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu ............................................................. 35
2.4.4
Sikap Ibu ....................................................................................... 37
2.4.5 Status Bekerja Ibu ......................................................................... 39
2.4.6 Pendapatan Keluarga ................................................................... 40
2.4.7 Jarak Tempuh dari Rumah Ke Posyandu .................................... 42
2.4.8 Kepemilikan KMS ....................................................................... 43
2.4.9 Perilaku Kader ............................................................................. 44
2.4.10
Perilaku Petugas Kesehatan ......................................................... 45
2.4.11 Perilaku Tokoh Masyarakat ......................................................... 46
2.5 Kerangka Teori ...................................................................................... 48
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .................. 50
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................... 50
3.2
Definisi Operasional .............................................................................. 52
3.3 Hipotesis ................................................................................................ 55
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 57
4.1 Desain Penelitian ................................................................................... 57
4.2 Lokasi dan waktu Penelitian .................................................................. 57
4.3
Populasi dan Sampel .............................................................................. 58
4.3.1 Populasi ....................................................................................... 58
4.3.2 Sampel ......................................................................................... 58
4.4 Instrumen Penelitian .............................................................................. 60
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
11/100
xv
4.5 Pengumpulan Data ................................................................................. 66
4.6
Pengolahan Data .................................................................................... 66
4.7 Analisa Data ........................................................................................... 67
4.7.1 Analisis Univariat ........................................................................ 67
4.7.2 Analisis Bivariat .......................................................................... 67
4.7.3 Analisis Multivariat ..................................................................... 69
BAB V HASIL ........................................................................................................... 72
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 72
5.1.1 Keadaan Geografis ...................................................................... 72
5.1.2 Keadaan Demografi ..................................................................... 73
5.2 Analisis Univariat .................................................................................... 75
5.2.1 Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu ............................................. 75
5.2.2
Umur Ibu .................................................................................... 76
5.2.3 Pendidikan Ibu ........................................................................... 76
5.2.4 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Posyandu ............................... 78
5.2.5 Sikap Ibu .................................................................................... 78
5.2.6 Status Bekerja Ibu ...................................................................... 79
5.2.7 Pendapatan Keluarga .................................................................. 80
5.2.8 Jarak Tempuh dari Rumah ke Posyandu .................................... 80
5.2.9 Kepemilikan KMS ..................................................................... 81
5.2.10 Perilaku Kader ............................................................................ 82
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
12/100
xvi
5.2.11 Perilaku Petugas Kesehatan ....................................................... 82
5.2.12
Perilaku Tokoh Masyarakat ....................................................... 83
5.3 Analisis Bivariat ...................................................................................... 84
5.3.1 Hubungan antara Umur Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu .... 84
5.3.2 Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Partisipasi
ke Posyandu ............................................................................... 85
5.3.3 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Partisipasi
ke Posyandu ............................................................................... 86
5.3.4
Hubungan antara Sikap Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu .... 87
5.3.5 Hubungan antara Status Bekerja Ibu dengan Partisipasi
ke Posyandu ............................................................................... 88
5.3.6 Hubungan antara Pendapatan Keluarga dengan Partisipasi Ibu
ke Posyandu ............................................................................... 89
5.3.7 Hubungan antara Kepemilikan KMS dengan Partisipasi Ibu
ke Posyandu ............................................................................... 90
5.3.8
Hubungan antara Perilaku Kader dengan Partisipasi Ibu
ke Posyandu ............................................................................... 92
5.3.9 Hubungan antara Perilaku Petugas Kesehatan dengan Partisipasi
Ibu ke Posyandu ......................................................................... 93
5.3.10 Hubungan antara Perilaku Tokoh Masyarakat dengan Partisipasi
Ibu ke Posyandu ......................................................................... 94
5.4 Analisis Multivariat ................................................................................. 95
BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................................... 103
6.1 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 103
6.2 Gambaran Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ... 103
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
13/100
xvii
6.3 Umur Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu
di Kelurahan Rempoa ............................................................................ 106
6.4 Pendidikan Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandudi Kelurahan Rempoa ............................................................................ 108
6.5 Tingkat Pengetahuan Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasike Posyandu di Kelurahan Rempoa ....................................................... 109
6.6 Sikap Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu
di Kelurahan Rempoa ............................................................................ 112
6.7 Status Bekerja Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu
di Kelurahan Rempoa ............................................................................ 114
6.8 Pendapatan Keluarga dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita
ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ....................................................... 117
6.9 Kepemilikan KMS dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita
ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ....................................................... 118
6.10 Perilaku Kader dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita
ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ....................................................... 120
6.11 Perilaku Petugas Kesehatan dan Hubungannya dengan Partisipasi IbuBalita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ............................................ 123
6.12 Perilaku Tokoh Masyarakat dan Hubungannya dengan Partisipasi IbuBalita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ............................................ 125
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 129
7.1 Simpulan ................................................................................................ 129
7.2 Saran ..................................................................................................... 132
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 134
LAMPIRAN
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
14/100
xviii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................... 52
5.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Kelurahan
Rempoa ……………………………………………………. 73
5.2 Distribusi Penduduk Kelurahan Rempoa Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Tahun 2006 ………………………….. 74
5.3 Distribusi Penduduk Kelurahan Rempoa Berdasarkan Jenis
Pekerjaan Tahun 2006 ……………………………………… 74
5.4 Distribusi Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di KelurahanRempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan
Tahun 2010 …………………………………………………. 75
5.5 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Umur di Kelurahan
Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan
Tahun 2010 …………………………………………………. 76
5.6 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pendidikan di Kelurahan
Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan
Tahun 2010 …………………………………………………. 77
5.7 Distribusi Pendidikan Ibu Balita Berdasarkan Kategori
“Rendah” dan “Tinggi” di Kelurahan Rempoa KecamatanCiputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 …….. 77
5.8 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di
Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, KotaTangerang Selatan Tahun 2010 …………………………… 78
5.9 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Sikap di Kelurahan
Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang SelatanTahun 2010 …………………………………………………. 79
5.10 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Status Bekerja diKelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota
79
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
15/100
xix
Tangerang Selatan Tahun 2010 ……………………………
5.11 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pendapatan Keluarga diKelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, KotaTangerang Selatan Tahun 2010 …………………………….. 80
5.12 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Jarak Tempuh dari Rumahke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ……………….. 81
5.13 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Kepemilikan KMS diKelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan Tahun 2010 …………………………… 81
5.14 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Perilaku Kader di
Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan Tahun 2010 …………………………… 82
5.15 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Perilaku Petugas
Kesehatan di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan Tahun2010………………………………………………………… 83
5.16 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Perilaku Tokoh
Masyarakat di Kelurahan Rempoa Kecamatan CiputatTimur, Kota Tangerang Selatan Tahun
2010………………………………………………………….. 83
5.17 Hubungan antara Umur Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu
di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan Tahun 2010 …………….......................... 84
5.18 Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Partisipasi ke
Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ……………................ 85
5.19 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan
Partisipasi ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ………. 86
5.20 Hubungan antara Sikap Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu
di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, KotaTangerang Selatan Tahun 2010 …………….......................
87
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
16/100
xx
5.21 Hubungan antara Status Bekerja Ibu dengan Partisipasi ke
Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ……………................ 88
5.22 Hubungan antara Pendapatan Keluarga Ibu dengan
Partisipasi ke Posyandu di Kelurahan Rempoa KecamatanCiputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ………. 89
5.23 Hubungan antara Kepemilikan KMS dengan Partisipasi ke
Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 …………….................. 91
5.24 Hubungan antara Perilaku Kader dengan Partisipasi Ibu kePosyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ……………................ 92
5.25 Hubungan antara Perilaku Petugas Kesehatan denganPartisipasi ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ………. 93
5.26 Hubungan antara Perilaku Tokoh Masyarakat dengan
Partisipasi ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ………. 94
5.27 Pemilihan Kandidat Variabel Independen yang akan Masuk
Model Multivariat …………………………………………... 96
5.28 Hasil Pemodelan Prediksi Partisipasi Ibu ke Posyandu …... 98
5.29 Model Prediksi Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu diKelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan Tahun 2010 …………………………… 101
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
17/100
xxi
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan Halaman
2.1 Kerangka Teori Faktor-faktor yang Berhubungan denganPartisipasi Ibu Balita ke Posyandu......................................... 49
3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 51
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
18/100
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Jurusan
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Kelurahan
Lampiran 3 Kuesioner
Lampiran 4 Analisis Univariat, Bivariat dan Multivariat
Lampiran 5 Perubahan Nilai OR pada Uji Multivariat
Lampiran 6 Peta Wilayah Kelurahan Rempoa
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
19/100
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU
BALITA KE POSYANDU DI KELURAHAN REMPOA KECAMATAN
CIPUTAT TIMUR KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh :
NURUL HIDAYATI
106101003718
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
20/100
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam penjelasan umum Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009,
disebutkan bahwa salah satu prinsip dasar dalam pelaksanaan setiap kegiatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya adalah
partisipasi masyarakat. Salah satu partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan
adalah kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Menurut Depkes RI (2009),
Posyandu merupakan suatu bentuk pemberdayaan masyarakat melalui Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk, dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar.
Posyandu memiliki beberapa kegiatan, salah satu kegiatan bulanan
(kegiatan rutin) yang dilakukan yaitu memantau pertumbuhan berat badan balita
dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Pemantauan pertumbuhan
balita dilakukan karena kelompok umur balita menunjukkan pertumbuhan badan
yang pesat, serta merupakan kelompok yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi (Soediaoetama, 2006). Ibu yang tidak menimbang balitanya ke
Posyandu secara rutin dapat menyebabkan tidak terpantaunya pertumbuhan dan
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
21/100
2
perkembangan balita, sehingga berisiko terjadinya gangguan pertumbuhan dan
mengalami gizi buruk (Depkes RI, 2006).
Setelah mengetahui kekurangan gizi pada anak-anak yang menyebabkan
mereka tidak bisa tumbuh optimal dan di masa depannya kemungkinan tidak bisa
bersaing, maka untuk itu perlu diperhatikan peringatan dari Allah SWT
sebagaimana tersurat dalam Al-Qur’an surat An- Nisa’ ayat 9, yang berbunyi:
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah
mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan
yang benar ”. (QS. An-Nisa: 9).
Banyaknya anak berstatus gizi kurang mencerminkan masalah yang besar
pada sumber daya manusia di Indonesia. Pada periode 1989 – 2003 Pemerintah
Indonesia hanya dapat mengurangi kondisi malnutrisi 15%) dan dalam hal gizi kurang
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
22/100
3
masih dalam situasi kritis (10-14,9%) (Depkes, 2007). Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, kejadian gizi buruk di Banten sebanyak
4,4% dan gizi kurang 12,2%, angka ini hampir mendekati dengan angka nasional
(Depkes RI, 2008).
Menurut hasil pemantauan status gizi balita yang dilakukan di wilayah
Kota Tangerang Selatan didapatkan data gizi buruk sebesar 1%, gizi kurang
sebesar 9,43%, gizi baik sebesar 85,74% dan gizi lebih sebesar 3,83%. Untuk
prevalensi gizi buruk sebesar 1% dan gizi kurang 9,43%. Dari angka ini terlihat
bahwa balita dengan kurang gizi sebesar 10,43% (Dinkes Tangsel, 2009). Angka
tersebut melebihi dari batasan WHO yaitu sebesar 10%, sehingga bisa dikatakan
banyak balita mengalami gizi kurang (Depkes RI, 2009). Selanjutnya,
berdasarkan data Puskesmas Ciputat Timur, angka prevalensi gizi buruk di
wilayah tersebut sebesar 1,67%, gizi kurang sebesar 15,50%. Hal ini
menunjukkan masalah yang serius terhadap nasib generasi muda di masa
mendatang.
Peran serta masyarakat menjadi begitu penting sejak dikembangkannya
Posyandu sebagai sarana pendidikan dan pelayanan gizi kepada para ibu agar
lebih sadar gizi, karena dengan adanya partisipasi masyarakat akan berpengaruh
besar terhadap peningkatan status gizi balita.
Untuk meningkatkan status gizi balita, maka diperlukan peran serta
masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan Posyandu, yaitu dengan cara
memantau pertumbuhan balita. Menurut Depkes RI (2009), perubahan berat
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
23/100
4
badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan
anak balita. Jadi, untuk memantau berat badan seluruh balita di suatu wilayah
maka diperlukan tolak ukur balita yang dipantau berat badannya, yaitu dengan
melihat cakupan penimbangan atau jumlah balita yang ditimbang dibandingkan
dengan jumlah balita seluruhnya (D/S).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia tahun
2007, balita yang pernah ditimbang di Posyandu dalam 6 bulan terakhir adalah
74,5% serta balita yang memiliki KMS sebesar 65%, kedua angka ini masih
berada dibawah standar nasional yang ditetapkan yaitu (80%). Menurut laporan
tahunan program perbaikan gizi masyarakat Dinkes Provinsi Banten tahun 2002,
menunjukkan bahwa cakupan penimbangan balita di Posyandu sebesar 64,34%,
angka ini masih dibawah target karena adanya penurunan partisipasi dari
masyarakat (Sambas, 2002).
Rendahnya partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan tersebut, salah
satunya dapat dilihat dari pemanfaatan Posyandu oleh keluarga yang mempunyai
anak balita (partisipasi keluarga membawa anak balita ke Posyandu) proporsinya
masih rendah.
Berdasarkan laporan dari Dinkes Tangerang Selatan tahun 2009, angka
cakupan D/S di Tangerang Selatan sekitar 55,99%, dari 10 puskesmas yang
terdapat di Tangerang Selatan angka D/S yang paling rendah terdapat di daerah
Ciputat Timur yaitu 42,05%, artinya angka ini masih jauh dari target yang sudah
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
24/100
5
ditetapkan Dinkes Tangerang Selatan yaitu 72%, sedangkan angka yang paling
tinggi terdapat di daerah Pondok Aren yaitu 81,70%.
Menurut laporan tahunan Puskesmas Ciputat Timur tahun 2009, angka
cakupan D/S dari 6 kelurahan yang terdapat di Ciputat Timur, yang merupakan
wujud partisipasi ibu yang memiliki anak balita ke Posyandu yang paling rendah
terdapat di daerah Rempoa yaitu 34,24%, artinya angka ini masih jauh dibawah
standar Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. Padahal kedatangan mereka ke
Posyandu sangat penting dalam rangka pemantauan pertumbuhan anak melalui
penimbangan bulanan di Posyandu dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS), agar dapat mengetahui keadaan kesehatan serta memberikan pelayanan
kesehatan lainnya pada balita. (Depkes RI, 2003).
Banyak faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu ke Posyandu. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sambas (2002), bahwa
tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu berhubungan dengan partisipasi ibu ke
Posyandu yaitu ibu yang berpendidikan rendah yang partisipasinya kurang ke
Posyandu sebanyak 50% dan ibu yang berpendidikan tinggi yang partisipasinya
kurang ke Posyandu sekitar 33,6%, sedangkan ibu yang berpendidikan rendah
yang partisipasinya baik ke Posyandu yaitu sekitar 50% dan ibu yang
berpendidikan tinggi yang partisipasinya baik ke Posyandu sekitar 66,4%.
Selanjutnya, ibu yang bekerja yang partisipasinya kurang ke Posyandu sekitar
30,6% dan ibu yang tidak bekerja yang partisipasinya kurang ke Posyandu ada
45,4%, sedangkan ibu yang bekerja yang partisipasinya baik ke Posyandu ada
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
25/100
6
69,4% dan ibu yang tidak bekerja yang partisipasinya baik ke Posyandu ada
54,6%.
Dalam penelitian Maharsi (2007) ditemukan bahwa pengetahuan juga
berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu. Selanjutnya, hasil
penelitian Sambas (2002) juga ditemukan, bahwa kepemilikan KMS berhubungan
dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu, hal ini karena KMS dapat menjadi
motivasi bagi ibu untuk hadir ke Posyandu. Serta masih terdapat beberapa faktor
lagi yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu, yaitu sikap ibu,
jarak dari rumah ibu ke Posyandu, pendapatan keluarga, perilaku kader, perilaku
petugas kesehatan serta perilaku tokoh masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa banyak faktor-faktor
yang berhubungan dengan partisipasi ibu ke Posyandu. Oleh karena itu, peneliti
merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “faktor-faktor yang
berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010”.
1.2 Rumusan Masalah
Posyandu adalah salah satu tempat untuk mendeteksi gangguan kesehatan
masyarakat, seperti melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
balita setiap bulan. Pemantauan pertumbuhan yang dilakukan secara terus
menerus tersebut dapat digunakan untuk melihat adanya gangguan keseimbangan
gizi secara dini. Dengan diketahuinya gangguan gizi tersebut maka tindakan
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
26/100
7
penanggulangannya dapat dilakukan dengan segera, sehingga keadaan gizi yang
memburuk dapat dicegah.
Angka rata-rata jumlah balita yang ditimbang dibandingkan dengan
jumlah balita seluruhnya (D/S) di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur
masih rendah yaitu 34,24%, artinya angka tersebut masih berada dibawah standar
Dinas Kesehatan Tangerang Selatan yaitu 72%. Hal ini dapat menyebabkan tidak
terpantaunya pertumbuhan dan perkembangan balita, sehingga berisiko
mengalami gizi buruk dan terjadinya gangguan pertumbuhan yang merupakan
salah satu masalah yang serius dalam kesehatan masyarakat.
Berdasarkan masalah tersebut dan belum pernah ada penelitian terhadap
partisipasi ibu balita ke Posyandu di wilayah ini sebelumnya, maka penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi
ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Tahun
2010.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan
Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
2. Bagaimana gambaran umur ibu balita di Kelurahan Rempoa, Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
3. Bagaimana gambaran pendidikan ibu balita di Kelurahan Rempoa, Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
27/100
8
4. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu balita tentang Posyandu di
Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan
Tahun 2010?
5. Bagaimana gambaran sikap ibu balita di Kelurahan Rempoa, Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
6. Bagaimana gambaran status bekerja ibu balita di Kelurahan Rempoa,
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
7.
Bagaimana gambaran pendapatan keluarga ibu balita di Kelurahan Rempoa,
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
8. Bagaimana gambaran jarak tempuh ibu balita dari rumah ke Posyandu di
Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan
Tahun 2010?
9. Bagaimana gambaran kepemilikan KMS ibu balita di Kelurahan Rempoa,
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
10. Bagaimana gambaran perilaku kader terhadap kegiatan Posyandu di
Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan
Tahun 2010?
11. Bagaimana gambaran perilaku petugas kesehatan terhadap kegiatan Posyandu
di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan
Tahun 2010?
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
28/100
9
12. Bagaimana gambaran perilaku tokoh masyarakat terhadap kegiatan Posyandu
di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan
Tahun 2010?
13. Apakah ada hubungan antara umur ibu balita dengan partisipasinya ke
Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan Tahun 2010?
14. Apakah ada hubungan antara pendidikan ibu balita dengan partisipasinya ke
Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan Tahun 2010?
15. Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita terhadap
Posyandu dengan partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa,
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
16. Apakah ada hubungan antara sikap ibu balita dengan partisipasinya ke
Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan Tahun 2010?
17. Apakah ada hubungan antara status bekerja ibu balita dengan partisipasinya
ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan Tahun 2010?
18.
Apakah ada hubungan antara pendapatan keluarga ibu balita dengan
partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
29/100
10
19. Apakah ada hubungan antara jarak tempuh ibu balita dari rumah ke Posyandu
dengan partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
20. Apakah ada hubungan antara kepemilikan KMS ibu balita dengan
partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
21. Apakah ada hubungan antara perilaku kader dengan partisipasi ibu balita ke
Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan Tahun 2010?
22. Apakah ada hubungan antara perilaku petugas kesehatan dengan partisipasi
ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
23. Apakah ada hubungan antara perilaku tokoh masyarakat dengan partisipasi
ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?
24. Apakah faktor paling dominan yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita
ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan Tahun 2010?
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
30/100
11
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu
balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan Tahun 2010.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan
Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun
2010.
2. Diketahuinya gambaran umur ibu balita di Kelurahan Rempoa
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
3. Diketahuinya gambaran pendidikan ibu balita di Kelurahan Rempoa
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
4. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu balita tentang
Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan Tahun 2010.
5. Diketahuinya gambaran sikap ibu balita di Kelurahan Rempoa,
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
6. Diketahuinya gambaran status bekerja ibu balita di Kelurahan Rempoa,
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
31/100
12
7. Diketahuinya gambaran pendapatan keluarga ibu balita di Kelurahan
Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun
2010.
8. Diketahuinya gambaran jarak tempuh dari rumah ibu balita ke Posyandu
di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan Tahun 2010.
9. Diketahuinya gambaran kepemilikan KMS di Kelurahan Rempoa,
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
10. Diketahuinya gambaran perilaku kader terhadap kegiatan Posyandu di
Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan
Tahun 2010.
11. Diketahuinya gambaran perilaku petugas kesehatan terhadap kegiatan
Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan Tahun 2010.
12. Diketahuinya gambaran perilaku tokoh masyarakat terhadap kegiatan
Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan Tahun 2010.
13. Diketahuinya hubungan antara umur ibu balita dengan partisipasinya ke
Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan Tahun 2010.
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
32/100
13
14. Diketahuinya hubungan antara pendidikan ibu balita dengan
partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
15. Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang
Posyandu dengan partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
16. Diketahuinya hubungan antara sikap ibu balita dengan partisipasinya ke
Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan Tahun 2010.
17. Diketahuinya hubungan antara status bekerja ibu balita dengan
partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
18. Diketahuinya hubungan antara pendapatan keluarga ibu balita dengan
partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
19. Diketahuinya hubungan antara jarak tempuh ke Posyandu dengan
partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
20.
Diketahuinya hubungan antara kepemilikan KMS ibu balita dengan
partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
33/100
14
21. Diketahuinya hubungan antara perilaku kader dengan partisipasi ibu
balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
22. Diketahuinya hubungan antara perilaku petugas kesehatan dengan
partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
23. Diketahuinya hubungan antara perilaku tokoh masyarakat dengan
partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
24. Diketahuinya faktor paling dominan yang berhubungan dengan
partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Masyarakat
Untuk para ibu yang memiliki anak balita dapat lebih termotivasi dalam
memahami pentingnya membawa anak balita ke Posyandu dan
melaksanakan kegiatan Posyandu setiap sebulan sekali.
1.5.2
Bagi Puskesmas Ciputat Timur
Memberikan informasi kepada pihak Puskesmas tentang keterkaitan antara
faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
34/100
15
Posyandu. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan
dalam perencanaan program-program kesehatan terkait dengan Posyandu.
1.5.3 Bagi Penelitian
Untuk menambah wawasan dan pengalaman yang tak ternilai dalam
melakukan penelitian dan sebagai aplikasi ilmu yang telah didapat selama
kuliah serta dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa. Selain itu dapat
dijadikan sebagai bahan penelitian lanjutan oleh peneliti lain dalam topik
yang sama yaitu terkait dengan partisipasi ibu ke Posyandu.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi
ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan oleh mahasiswa Peminatan Gizi Program
Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah pada bulan April -
November tahun 2010. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif
dengan desain studi cross sectional yang menggunakan kuesioner dan wawancara
kepada ibu yang memiliki balita.
Penelitian ini dilakukan mengingat masih rendahnya partisipasi ibu yang
membawa anaknya ke Posyandu untuk di timbang dibandingkan dengan jumlah
balita seluruhnya di wilayah Rempoa (D/S) yaitu hanya 34,24%, artinya angka
tersebut masih berada dibawah target Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (72%).
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
35/100
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Partisipasi Masyarakat
2.1.1 Pengertian
Secara umum partisipasi masyarakat merupakan suatu bentuk
keterlibatan secara aktif dari masyarakat dalam segala bidang kehidupan.
Hal ini berkaitan dengan pengertian partisipasi yang dikemukakan dalam
kamus besar Bahasa Indonesia tahun 2005 yang menyatakan partisipasi
sebagai hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan (Pusat Bahasa,
Depdiknas 2005).
Menurut Notoatmodjo (2007), partisipasi masyakat adalah ikut
sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-
permasalahan masyarakat tersebut. Partisipasi masyarakat dalam bidang
kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam
memecahkan masalah kesehatan yang mereka hadapi sendiri baik masalah
keluarga ataupun masyarakat itu sendiri.
Partisipasi masyarakat umumnya dipandang sebagai suatu bentuk
perilaku. Salah satu bentuk perilaku kesehatan adalah partisipasi ibu balita
dalam program Posyandu, yang diwujudkan dengan membawa anak
mereka untuk ditimbang berat badannya ke Posyandu secara teratur setiap
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
36/100
17
bulan, karena perilaku keluarga sadar gizi (keluarga yang mampu
mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya) salah
satunya dapat dilihat dari indikator menimbang berat badan balita secara
teratur ke Posyandu. Penimbangan balita dikatakan baik apabila minimal
ada empat kali anak balita ditimbang ke Posyandu secara berturut-turut
dalam enam bulan dan dikatakan tidak baik apabila kurang dari empat kali
secara berturut-turut ke Posyandu dalam enam bulan (Depkes RI, 2007).
Posyandu adalah wadah yang paling tepat untuk peran serta
masyarakat tersebut, karena dengan adanya peran serta dari masyarakat
secara teratur dan berkesinambungan maka akan terciptanya kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Posyandu dapat dikatakan sebagai sarana
partisipasi atau peran serta masyarakat dalam usaha peningkatan
kesehatan masyarakat (Sembiring, 2004).
Didalam partisipasi, setiap anggota masyarakat dituntut suatu
kontribusi dan sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya terbatas pada
dana dan finansial saja, tetapi dapat berbentuk daya (tenaga), dan ide
(pemikiran). Dalam hal ini dapat diwujudkan didalam 4 M, yakni
manpower (tenaga), money (uang), material (benda-benda lain seperti
kayu, bambu, beras, batu dan sebagainya), mind (idea atau gagasan)
(Notoatmodjo, 2007).
Mengingat pentingnya partisipasi masyarakat atau peran serta
masyarakat sehingga diatur dalam UU nomor 36 2009 Bab XVI,
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
37/100
18
dicantumkan tentang peran serta masyarakat dan salah satu pasalnya yaitu
pasal 174 ayat (1) yang menyatakan bahwa masyarakat memiliki
kesempatan untuk berperan serta dalam rangka membantu mempercepat
pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, artinya
peran serta masyarakat atau partisipasi masyarakat khususnya dalam
pembangunan dilindungi oleh undang-undang.
2.1.2 Dasar-Dasar Filosofi Partisipasi Masyarakat
Dalam hubungannya dengan fasilitas dan tenaga kesehatan,
partisipasi masyarakat dapat diarahkan untuk mencukupi kelangkaan
tersebut. Dengan kata lain, partisipasi masyarakat dapat menciptakan
fasilitas dan tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diciptakan
dengan adanya partisipasi masyarakat didasarkan kepada idealisme
(Notoatmodjo, 2007):
1) Community felt need
Apabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri, ini berarti
bahwa masyarakat itu memerlukan pelayanan tersebut. Sehingga
adanya pelayanan kesehatan bukan karena diturunkan dari atas, yang
belum dirasakan perlunya, tetapi tumbuh dari bawah yang diperlukan
masyarakat dan untuk masyarakat.
2) Organisasi pelayanan kesehatan masyarakat yang berdasarkan
partisipasi masyarakat adalah salah satu bentuk pengorganisasian
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
38/100
19
masyarakat. Hal ini berarti bahwa fasilitas pelayanan kesehatan itu
timbul dari masyarakat sendiri.
3) Pelayanan kesehatan tersebut akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri.
Artinya tenaganya dan penyelenggaraannya akan ditangani oleh
anggota masyarakat itu sendiri yang dasarnya sukarela.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa filosofi partisipasi
masyarakat dalam pelayanan kesehatan masyarakat adalah terciptanya
suatu pelayanan untuk masyarakat, dari masyarakat dan oleh masyarakat.
2.1.3 Tahap-Tahap Partisipasi
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengajak atau
menumbuhkan partisipasi masyarakat, yaitu dengan dua cara
(Notoatmodjo, 2007):
1)
Partisipasi dengan paksaan
Artinya memaksa masyarakat untuk kontribusi dalam suatu program,
baik melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan maupun
dengan perintah lisan saja. Cara ini akan lebih cepat hasilnya dan
mudah. Tetapi masyarakat akan takut, merasa dipaksa dan kaget
karena dasarnya bukan kesadaran tetapi ketakutan. Akibatnya
masyarakat tidak akan mempunyai rasa memiliki terhadap program.
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
39/100
20
2) Partisipasi dengan persuasi dan edukasi
Yakni suatu partisipasi yang didasari pada kesadaran, sukar
ditumbuhkan dan akan memakan waktu yang lama. Tetapi bila
tercapai hasilnya akan mempunyai rasa memiliki dan rasa memelihara.
Partisipasi ini dimulai dengan penerangan, pendidikan dan sebagainya,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.2
Posyandu
2.2.1 Konsep Dasar Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk
atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama
masyarakat, dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor dan
lembaga terkait lainnya (Depkes RI, 2006).
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang
bersifat non-instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
40/100
21
masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi
yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat (Depkes RI, 2006).
2.2.2 Tujuan Penyelenggara Posyandu
Posyandu diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut
(Sembiring, 2004):
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka
kelahiran.
2. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS), sebagai salah satu upaya mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal yang merupakan salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
3.
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai
dengan kebutuhan.
2.2.3 Sasaran Posyandu
Posyandu merupakan program pemerintah dibidang kesehatan,
sehingga semua anggota masyarakat dapat memanfaatkan Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) terutama (Depkes RI, 2006) :
a. Bayi (dibawah satu tahun)
b. Balita (dibawah lima tahun)
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
41/100
22
c. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui
d. Pasangan Usia Subur (PUS)
Program Posyandu ini ditujukan untuk memperbaiki kualitas
pertumbuhan dan kesehatan anak dan Ibu.
2.2.4 Penyelenggaraan Posyandu
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan diminati oleh kader
Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait,
jumlah minimal kader untuk setiap Posyandu adalah 5 orang, jumlah ini
sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh Posyandu,
yakni yang mengacu pada pada sistem 5 meja (Depkes RI, 2006).
Yang bertindak sebagai pelaksanaan Posyandu adalah kader, kader
Posyandu dipilih oleh pengurus dari anggota masyarakat yang tersedia,
mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu.
2.2.5 Kegiatan Posyandu
Menurut Depkes RI (2006), kegiatan Posyandu terdiri dari
kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama
Posyandu dapat dilihat sebagai berikut :
1.
Kegiatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup :
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
42/100
23
a) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang
dilakukan kader kesehatan.
b) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan kelompok ibu hamil pada setiap hari buka
Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan.
b. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup yaitu: penyuluhan kesehatan meliputi (KB, ASI, dan gizi,
ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir), pemberian viatamin A
dan tablet besi, perawatan payudara dan senam ibu nifas.
c. Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreatifitas tumbuh kembang anak. Jika
ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan,
anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain
sesama balita dengan pengawasan orang tua dibawah bimbingan
kader. Oleh karena itu, perlu disediakan sarana permainan yang
sesuai dengan umur balita. Jenis pelayanan yang diselenggarakan
Posyandu untuk balita mencakup :
a) Penimbangan berat badan
b) Penentuan status pertumbuhan
c) Penyuluhan
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
43/100
24
d) Jika ada tenaga kesehatan puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila
ditemukan kelainan segera dirujuk ke puskesmas.
2. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan.
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada
petugas puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan
program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasaranya adalah
bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan
meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan
pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian IMT, pemberian vitamin A
dan pemberian sirup Fe.
5. Pencegahan dan Penanggulangan diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sedangkan penanggulangan diare
dapat dengan memberikan penyuluhan, pemberian larutan gula garam
yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang
disediakan.
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
44/100
25
Beberapa kegiatan pengembangan/tambahan Posyandu yang telah
diselenggarakan antara lain ;
a) Bina Keluarga Balita (BKG)
b) Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA)
c) Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa
(KLB), misalnya: ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri,
pertusis, tatanus neonatorum.
d)
Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)
e) Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD)
f) Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PAB-
PLP)
g) Program diversifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan,
melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
h) Desa siaga
i) Pos Malaria Desa (Posmaldes)
j) Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam
k) Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas)
2.2.6 Cakupan Penimbangan Balita
Dalam pelaksanaan Posyandu terdapat dua hal penting yang
menjadi sasaran. Pertama adalah perilaku masyarakat untuk membawakan
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
45/100
26
anaknya ke Posyandu dan yang kedua adalah perhatian daerah termasuk
perangkat desa. Dengan demikian perilaku antara warga masyarakat
merupakan hasil langsung dari pelaksanaan Posyandu. Ukuran perilaku
masyarakat ini dapat dilihat dari hasil cakupan, yang salah satunya adalah
cakupan penimbangan balita (Mamdy, 1989 dalam Juarsa tahun 2004).
Pencapaian hasil kegiatan di Posyandu dapat dilihat melalui balok
SKDN (S = jumlah anak balita yang ada di wilayah kerja Posyandu
tertentu, K = jumlah anak balita yang memiliki KMS, D = jumlah anak
balita yang datang ditimbang berat badannya, N = jumlah anak balita yang
menunjukkan kenaikan berat badannya). Cakupan penimbangan balita
(D/S) adalah jumlah balita yang datang untuk ditimbang (D) dibandingkan
dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Posyandu pada periode
waktu yang sama (S). Cakupan penimbangan balita (D/S) merupakan
indikator yang digunakan untuk menilai tingkat partisipasi masyarakat
dalam upaya memanfaatkan Posyandu sebagai sarana pemeliharaan
kesehatan, khususnya anak balita (Depkes RI, 1996 dalam Juarsa, 2004).
2.2.7 Perkembangan Posyandu
Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan
demikian pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga
berbeda. Posyandu dibedakan menjadi 5 tingkatan (Depkes RI, 2006 dan
Majalah Gemari Edisi 62, 2006) yaitu:
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
46/100
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
47/100
28
ada program tambahan Dana Sehat dan telah menjangkau lebih dari
50% Kepala Keluarga (KK).
5) Posyandu Plus
Merupakan kegiatan terkait pembangunan manusia. Karena
menyangkut manusia berarti terkait pula dengan masalah potensi
sumber daya manusia (SDM). Posyandu ini tidak hanya sebagai tempat
perawatan kesehatan, tetapi juga menjadi sarana pengembangan
kecerdasan bagi anak.
2.3 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik
yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati, yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup
mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain,
meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena
masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Salah satu bentuk perilaku kesehatan
disini adalah partisipasi ibu balita dalam program Posyandu, yang diwujudkan
dengan membawa anak balita mereka untuk ditimbang berat badannya ke
Posyandu secara teratur setiap bulan.
Perilaku manusia adalah sangat kompleks, dilihat dari berbagai sudut
pandang. Perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-
faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. (Notoatmodjo, 2005).
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
48/100
29
Menurut teori Lawrence Green (1980) yang dikutip dalam Notoatmodjo
(2005), dalam mendiagnosa perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh tiga
faktor utama, yaitu:
1. Faktor predisposisi ( predisposing faktors)
Faktor yang mendahului terhadap perilaku yang menjadi dasar atau
motivasi perilaku, juga sebagai faktor yang mempermudah terjadinya
perilaku seseorang antara lain: pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,
nila-nilai, budaya dan lain-lain berkenaan dengan motivasi seseorang atau
kelompok untuk bertindak. Misalnya, seorang ibu mau membawa anaknya ke
Posyandu, karena tahu bahwa di Posyandu anaknya akan dilakukan
penimbangan anak untuk mengetahui pertumbuhannya. Tanpa adanya
pengetahuan ini, ibu tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke
Posyandu.
Dalam arti umum, dapat dikatakan faktor predisposisi sebagai
preferensi (pribadi) yang dibawa seseorang atau kelompok kedalam suatu
pengalaman belajar. Preferensi ini mungkin mendukung atau menghambat
perilaku sehat, dan dalam setiap kasus faktor ini mempunyai pengaruh.
Meskipun berbagai faktor demografis seperti umur, jenis kelamin, juga
sangat penting sebagai faktor predisposisi.
2. Faktor Pemungkin ( Enabling faktors)
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
(yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat).
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
49/100
30
Pengetahuan dan sikap saja tidak menjamin terjadinya perilaku, maka masih
diperlukan sarana atau fasilitas untuk memungkinkan atau mendukung
perilaku tersebut. Dari segi kesehatan masyarakat, agar masyarakat
mempunyai perilaku sehat harus terakses (terjangkau) sarana dan prasarana
atau fasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya seorang ibu mau membawa
anaknya ke Posyandu tidak hanya karena ia tahu dan sadar akan manfaat
melainkan juga ibu tersebut dapat dengan mudah memperoleh sarana dan
fasilitas, misalnya KMS dan gedung Posyandu. Fasilitas ini hakikatnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka
faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.
3. Faktor Penguat ( Reinforcing faktors)
Untuk berperilaku sehat, terkadang masyarakat tidak hanya
memerlukan pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas saja,
melainkan juga diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para petugas terlebih
lagi petugas kesehatan, kader dan tokoh masyarakat. Faktor penguat adalah
faktor yang medorong atau memperkuat terjadinya perilaku, juga sebagai
faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan
atau tidak. Faktor yang termasuk disini yaitu faktor sikap dan perilaku para
petugas termasuk petugas kesehatan, kader dan tokoh masyarakat.
Disamping itu undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun
pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan juga diperlukan untuk
memperkuat perilaku masyarakat tersebut.
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
50/100
31
Selanjutnya, tim kerja kesehatan dari WHO merumuskan determinan
perilaku ini sangat sederhana. Mereka mengatakan bahwa mengapa seseorang
berperilaku, karena adanya beberapa alasan pokok (determinan) yaitu
(Notoatmodjo, 2005):
1. Pemikiran dan perasaan
Hasil pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan seseorang, atau lebih tepat
diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus,
merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku. Misalnya,
seseorang ibu akan membawa anaknya ke Puskesmas untuk memperoleh
imunisasi, akan didasarkan pertimbangan untung ruginya, manfaatnya, dan
sumber daya atau uang yang tersedia dan sebagainya.
2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai
( personal references), yang pada umumnya adalah para tokoh masyarakat
setempat.
3. Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat. Kalau dibandingkan dengan teori Green, sumber
daya ini adalah sama dengan faktor enabling (sarana dan prasarana atau
fasilitas).
4.
Sosio budaya setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya
perilaku seseorang. Telah diuraikan terdahulu bahwa faktor sosio budaya
merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang. Hal ini
dapat dilihat dari perilaku tiap-tiap etnis di Indonesia yang berbeda-beda
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
51/100
32
karena memang masing-masing etnis mempunyai budaya yang berbeda yang
khas.
2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita ke
Posyandu
2.4.1 Umur Ibu
Menurut Pusat Bahasa, Depdiknas 2005, umur adalah lama waktu
hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).
Umur berpengaruh terhadap terbentuknya kemampuan, karena
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dapat diperoleh melalui
pengalaman sehari-hari selain faktor pendidikannya (Budiyanto, 2000
dalam Ningsih, 2008). Orang tua muda terutama ibu, cenderung kurang
memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengasuh anak sehingga
umumnya mereka mengasuh anak hanya berdasarkan pengalaman orang
tuanya terdahulu. Selain itu, faktor usia yang muda juga cenderung
menjadikan ibu untuk mendahulukan kepentingan sendiri daripada
kepentingan anaknya sehingga kuantitas dan kualitas pengasuhan kurang
terpenuhi (Hurlock, 1999 dalam Gabriel, 2008).
Sunyoto (1991) dalam Arinta (2010) mengatakan adanya
pengalaman bahwa seseorang yang sudah lanjut usia maka penerimaan
terhadap hal baru semakin rendah. Hal ini karena orang yang termasuk
dalam golongan tua memiliki kecenderungan selalu bertahan dengan nilai-
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
52/100
33
nilai lama sehingga diperkirakan sulit menerima hal-hal yang sifatnya
baru.
Berdasarkan hasil Susenas (1986) dalam Alibbirwin (2001)
menunjukkan adanya hubungan bermakna antara ibu dengan status gizi
balita. Dari hasil Susenas ini diketahui bahwa balita yang ibunya berumur
20-29 tahun adalah balita yang berstatus gizi baik.
2.4.2
Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah suatu proses penyampaian bahan/materi
pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan (anak didik) guna
mencapai perubahan tingkat lalu (Notoatmodjo, 1993 dalam Arinta,
2010).
Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat berdasarkan lamanya
atau jenis pendidikan yang dialami seseorang (Khomsan et al , 2007).
Pendidikan dapat berfungsi sebagai dasar seseorang untuk berperilaku
sesuai dengan tingkatan dan jenis pendidikan yang diikutinya. Pendidikan
orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh
kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat
menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan
anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya
dan sebagainya (Soetjiningsih (1995) dalam Khalimah (2007).
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
53/100
34
Begitu juga, Gunarsa dan Gunarsa (1995) mengatakan bahwa
tingkat pendidikan mempengaruhi penerimaan seseorang terhadap suatu
hal baru. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan
seseorang dalam menyerap informasi dan mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal kesehatan dan gizi.
Terkait dengan hal ini, pendidikan ibu sangat erat kaitannya dengan
kesehatan anak. Hal ini dikarenakan, ibu adalah pendidik pertama bagi
anaknya dan sekaligus menjadi pengasuh utama bagi anak. Oleh karena
itu, seseorang ibu hendaknya dibekali dengan berbagai pengetahuan dan
keterampilan dalam merawat anak, terutama dalam masalah tumbuh
kembang anak. Tingkat pendidikan ini juga mempengaruhi terjadinya
perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan, khususnya
tingkat pendidikan wanita mempengaruhi derajat kesehatan (Atmarita dan
Fallah, 2004).
Menurut Phenix dalam Harianto (1992) bahwa pendidikan adalah
suatu proses di mana manusia membina perkembangan manusia lain
secara sadar dan berencana. Sebagaimana di kemukakan oleh Spencer
1859 dalam Harianto (1992), orang tua yang berpendidikan rendah akan
sulit beradaptasi dengan situasi dan kondisi dari kegiatan yang
dilaksanakan sehingga dapat mempengaruhi dalam kegiatan pelaksanaan
Posyandu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Harianto (1992) yang
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
54/100
35
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan
responden dengan partisipasi masyarakat (D/S).
2.4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu
Menurut Engel, Blakcwell dan Miniard (1995) dalam Khomsan et
al (2009), pengetahuan adalah informasi yang disimpan dalam ingatan dan
menjadi penentu utama perilaku seseorang. Selanjutnya Winkel (1984)
dalam Khomsan mengemukakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang
dapat dipengaruhi oleh kemampuan intelektualnya. Tingkat pengetahuan
akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang karena
berhubungan dengan daya nalar, pengalaman dan kejelasan konsep
mengenai objek tertentu, karena dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku tidak didasari oleh pengetahuan. Cahyaningsih (1999) dalam
Khomsan et al (2007) juga mengatakan bahwa seseorang dengan
pendidikan relatif tinggi cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik
dibandingkan dengan yang berpendidikan lebih rendah.
Pengetahuan gizi adalah segala bentuk informasi yang berkaitan
dengan pangan dan gizi. Seseorang dapat memperoleh pengetahuan gizi
melalui berbagai sumber seperti buku-buku pustaka, majalah, televise,
radio, surat kabar dan orang lain (suami, teman, tetangga, ahli gizi, dokter
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
55/100
36
dan lain-lain) (Khomsan et al , 2009). Dalam penelitian Maharsi (2007),
pengetahuan ibu berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang. Penelitian Rogers (1974) dalam
Notoatmodjo (2003) disebutkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yaitu:
1.
Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini
sikap subjek sudah mulai timbul.
3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers
menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-
tahap tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi
perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan,
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
56/100
37
kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan
dan kesadaran tidak berlangsung lama.
2.4.4 Sikap Ibu
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu perbuatan
(action), tetapi dari sikap dapat diramalkan perbuatannya. Sikap
merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk
berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat
pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut (Koentjaraningrat (1983)
dalam Maulana (2009).
Sikap tidak dibawa seseorang semenjak lahir tapi mengalami
proses dan dipengaruhi lingkungan. Oleh karena itu, lingkungan
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan dan perubahan sikap. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Madihah (2002) bahwa sikap lebih banyak
diperoleh dari belajar daripada proses pematangan.
Sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu
mencerminkan sikap seseorang. Individu sering kali memperlihatkan
tindakan bertentangan dengan sikapnya (Sarwono, 1997 dalam Maulana,
2009). Akan tetapi, sikap dapat menimbulkan pola-pola cara berfikir
tertentu dalam masyarakat dan sebaliknya, pola-pola cara berfikir ini
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
57/100
38
mempengaruhi tindakan dan kelakuan masyarakat, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam hal membuat keputusan yang penting dalam
hidup (Koentjaraningrat, 1983 dalam Maulana, 2009).
Sikap terbentuk karena ada faktor pengalaman pribadi, pengaruh
orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa,
lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta pengaruh faktor emosional
(Azwar, 2003). Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (1997) dalam
Maulana (2009) bahwa sikap seseorang dapat berubah dengan
diperolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu, melalui persuasi
serta tekanan dari kelompok sosialnya. Sikap dapat terbentuk dari adanya
interaksi sosial yang dialami individu. Interaksi disini tidak hanya berupa
kontak sosial dan hubungan antarpribadi sebagai anggota kelompok sosial,
tetapi meliputi juga hubungan dengan lingkungan fisik maupun
lingkungan psikologis serta dapat berubah jika ada pengalaman luar biasa.
Menurut Pranadji (1988) perubahan sikap dan kepercayaan dapat
dipengaruhi oleh adanya suatu pendidikan, baik formal maupun informal.
Salah satu cara untuk dapat mengukur atau menilai sikap
seseorang dapat menggunakan skala atau kuesioner. Skala penilaian sikap
mengandung serangkaian pertanyaan tentang permasalahan tertentu.
Responden yang akan mengisi diharapkan menentukan sikap setuju
terhadap pertanyaan tertentu. Skala pengukuran sikap oleh Likert dibuat
dengan pilihan jawaban sangat setuju terhadap sesuatu pertanyaan, setuju,
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
58/100
39
tidak setuju dan sangat tidak setuju (Sarlito (2000) dalam Khalimah
(2007). Dalam penelitian Maharsi (2007) menyebutkan bahwa terdapat
hubungan antara sikap ibu dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu.
2.4.5 Status Bekerja Ibu
Menurut Pandji Anoraga (1998) dalam Khalimah (2007), kerja
merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa
bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak
disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang
hendak dicapainya dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang
dilakukannya akan membawanya kepada sesuatu keadaan yang lebih
memuaskan dari pada keadaan sebelumnya.
Suatu jenis pekerjaan dari seseorang akan memberikan
pengalaman belajar terhadap yang bersangkutan baik yang menyenangkan
maupun yang tidak menyenangkan, baik secara financial maupun
psikologis. Peristiwa yang manis maupun yang pahit itu akan berperan
terhadap perilaku seseorang. Kejadian seperti itu adalah suatu kenyataan
bahwa ada korelasi yang penting antara jenis-jenis pekerjaan yang
dilakukan dengan berbagai tekanan psikologis didalamnya (Siagian,1983
dalam Hasan, 2005).
Pekerjaan memiliki hubungan dengan pendidikan dan pendapatan
serta berperan penting dalam kehidupan sosial ekonomi dan memiliki
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
59/100
40
keterkaitan dengan faktor lain seperti kesehatan (Sukarni, 1994 dalam
Gabriel, 2008). Hal ini sesuai menurut Khomsan et al (2007) bahwa
pekerjaan termasuk ke dalam salah satu sumber pendapatan dalam
keluarga. Dengan adanya pekerjaan tetap dalam suatu keluarga, maka
keluarga tersebut relatif terjamin pendapatannya setiap bulan. Jika
keluarga tidak memiliki pekerjaan tetap, maka pendapatan keluarga setiap
bulannya juga tidak dapat dipastikan.
Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup
padat akan mempengaruhi ketidak hadiran dalam pelaksanaan Posyandu.
Pada umumnya orang tua tidak mempunyai waktu luang, sehingga
semakin tinggi aktivitas pekerjaan orang tua semakin sulit datang ke
Posyandu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sambas (2002) yang
menyatakan bahwa ibu balita yang tidak bekerja berpeluang baik untuk
berkunjung ke Posyandu dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Hasil
penelitian kualitatif di Kota Denpasar yang dilakukan Widiastuti juga
ditemukan bahwa ibu yang bekerja menyebabkan tidak membawa
anaknya ke Posyandu untuk ditimbang.
2.4.6 Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga/rumah tangga adalah harta yang diterima oleh
sebuah rumah tangga sebagai hasil dari seluruh usaha semua warganya
(Depdiknas, 2005). Pendapatan keluarga juga merupakan seluruh
-
8/17/2019 Skripsi Posyandu
60/100
41
penghasilan/penerimaan anggota keluarga yang diperoleh baik berupa
gaji, upah, pendapatan dari usaha rumah tangga, pendapatan lainnya
maupun pendapatan transfer (sisa antara penerimaan dan
sumbangan/kiriman dan pemberian sumbangan.kiriman) (BPS, 1987
dalam Tuti, 1989).
Menurut BPS yang dimaksud dengan anggota keluarga adalah
semua orang yang biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah tangga.
Anggota keluarga yang bepergian selama enam bulan atau lebih atau yang
bepergian dengan tujuan pindah atau meninggalkan rumah enam bulan
atau lebih tidak termasuk anggota keluarga. Tamu yang telah tinggal
kurang dari 6 bulan tetapi bermaksud tinggal 6 bulan atau lebih dianggap
anggota rumah tangga.
Pendapatan yang lebih tinggi akan memberikan kemungkinan yang
lebih besar bagi seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan