raja grafindo persada jakarta 2018. isbn. …

177
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/330997620 Event dan MICE, Red Hot Industry: USAHA JASA PERTEMUAN, INSENTIF, KONFERENSI, PAMERAN dan PERHELATAN. PENERBIT RAJAWALI PERS - RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. 97860242548... Book · November 2018 CITATIONS 0 READS 354 1 author: Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Tourism Field Study 2016 View project Image Bali as An Ergonomic Island Destination View project Dr. Ni Made Eka Mahadewi., M.Par., CHE Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali 28 PUBLICATIONS 17 CITATIONS SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Dr. Ni Made Eka Mahadewi., M.Par., CHE on 10 February 2019. The user has requested enhancement of the downloaded file.

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/330997620

Event dan MICE, Red Hot Industry: USAHA JASA PERTEMUAN, INSENTIF,

KONFERENSI, PAMERAN dan PERHELATAN. PENERBIT RAJAWALI PERS -

RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. 97860242548...

Book · November 2018

CITATIONS

0READS

354

1 author:

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Tourism Field Study 2016 View project

Image Bali as An Ergonomic Island Destination View project

Dr. Ni Made Eka Mahadewi., M.Par., CHE

Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali

28 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Dr. Ni Made Eka Mahadewi., M.Par., CHE on 10 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

Page 2: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …
Page 3: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …
Page 4: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

RAJAWALI PERSDivisi Buku Perguruan TinggiPT RajaGrafindo Persada

D E P O K

Page 5: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Ni Made Eka Mahadewi

Event dan Mice Red Hot Industry/Ni Made Eka Mahadewi. — Ed. 1—Cet. 1.—Depok: Rajawali Pers, 2018. xiv, 162 hlm. 23 cm Bibliografi:hlm.157 ISBN978-602-425-481-0 1. Industripariwisata--Penelitian. I.Judul

338.4791072

Hak cipta 2018, pada Penulis

Dilarangmengutipsebagianatauseluruhisibukuinidengancaraapapun,termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit

2018.1983 RAJDr. NI MADE EKA MAHADEWI, M.Par., CHE.EVENT DAN MICE RED HOT INDUSTRY

Cetakanke-1,Mei2018

HakpenerbitanpadaPTRajaGrafindoPersada,Depok

[email protected]

DicetakdiRajawaliPrinting

PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Anggota IKAPI

Kantor Pusat: Jl.RayaLeuwinanggung,No.112,Kel.Leuwinanggung,Kec.Tapos,KotaDepok16956Tel/Fax: (021)84311162–(021)84311163E-mail : [email protected]://www.rajagrafindo.co.id

Perwakilan:

Jakarta-16956Jl.RayaLeuwinanggungNo.112,Kel.Leuwinanggung,Kec.Tapos,Depok,Telp.(021)84311162.Bandung-40243,Jl.H.KurdiTimurNo.8KomplekKurdi,Telp.022-5206202.Yogyakarta-Perum.PondokSoraganIndahBlokA1,Jl.Soragan,Ngestiharjo,Kasihan,Bantul,Telp.0274-625093.Surabaya-60118,Jl.RungkutHarapanBlokANo.09,Telp.031-8700819.Palembang-30137,Jl.MacanKumbangIIINo.10/4459RT78Kel.DemangLebarDaun,Telp.0711-445062.Pekanbaru-28294,PerumDe'DiandraLandBlokC1No.1,Jl.KartamaMarpoyanDamai,Telp.0761-65807.Medan-20144,Jl.EkaRasmiGg.EkaRossaNo.3ABlokAKomplekJohorResidenceKec.MedanJohor,Telp.061-7871546.Makassar-90221,Jl.SultanAlauddinKomp.BumiPermataHijauBumi14BlokA14No.3,Telp.0411-861618. Banjarmasin-70114,Jl.BaliNo.31Rt05,Telp.0511-3352060.Bali,Jl.ImamBonjolGg100/VNo.2,DenpasarTelp.(0361)8607995.Bandar Lampung-35115,Jl.P.KemerdekaanNo.94LKIRT005Kel.TanjungRayaKec.TanjungKarangTimur,Hp.082181950029.

Page 6: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Om, pra no devi SarasvatiVajebhir vajinivati

Dhinam avin yavantu(Rgveda VI.61.4)

Ya, Tuhan, Dewi Saraswati, yang Maha Agung dan Kuasa,semoga Engkau yang merupakan sumber ilmu pengetahuan

memelihara kecerdasan kami

Page 7: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …
Page 8: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

vii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, penyusun telah berhasil membuat satu buku yang diberi judul “EVENT dan MICE, RED HOT INDUSTRY”, sebuah buku panduan untuk mahasiswa dan umum di bidang Event dan Usaha Jasa Konvensi (MICE).

Terbatasnya buku mengenai Event dan MICE dalam edisi bahasa Indonesia, menjadikan alasan tersusunnya buku ini. Buku terkait dengan Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi, Pameran dan Perhelatan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan bagi mahasiswa Manajemen Kepariwisataan, Administrasi Perhotelan dan Manajemen Usaha Perjalanan Wisata, dan tidak tertutup kemungkinan untuk dapat dipelajari oleh mahasiswa program Magister dan Doktoral serta masyarakat umum sebagai referensi.

Tentunya buku ini tidak akan mampu memuaskan semua pihak. Buku ini adalah rangkuman dari berbagai kegiatan, pengalaman yang diambil dari berbagai sumber. Dengan menyadari berbagai kekurangan yang ada, maka segala kritik dan saran dari para pembaca, diterima

Page 9: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industryviii

dengan terbuka. Dibalik kekurangan yang ada, penyusun berharap semoga buku ini dapat berkontribusi dalam pengayaan ilmu event dan MICE.

Denpasar, Januari 2018

Penyusun

Page 10: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xiii

BAB 1 PERTUMBUHAN MICE DAN EVENT 1

BAB 2 PELUANG BISNIS MICE 17

BAB 3 PARIWISATA EVENT 39

BAB 4 LINGKUP USAHA JASA KONVENSI (MICE) 45

BAB 5 PENGGERAK EVENT DAN USAHA

JASA KONVENSI 55

BAB 6 PENGELOLAAN BIAYA DAN DANA EVENT 75

BAB 7 PERSIAPAN BIDDING EVENT KONVENSI 87

BAB 8 PROSEDUR EVENT DAN KONVENSI 93

BAB 9 DESTINASI MICE 103

DAFTAR ISI

Page 11: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industryx

BAB 10 EVENT OLAHRAGA DALAM PERSPEKTIF KEPARIWISATAAN 109

BAB 11 MEGA EVENTS DAN DAMPAK YANG DIAKIBATKAN 121

BAB 12 NOMADIC TOURISM, WISATAPENDIDIKAN, DIGITALISASI DAN WISATA EVENT DALAM PENGEMBANGAN USAHA JASA AKOMODASI HOMESTAY DI DESTINASI WISATA 139

DAFTAR PUSTAKA 157

BIODATA PENULIS 161

Page 12: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kedatangan Wisatawan ke Bali Tahun 2008-2013 Dengan Tujuan Kegiatan MICE 4

Tabel 1.2 Jumlah Kegiatan MICE di Bali Periode 1999-2012 4

Tabel 1.3 Perkembangan Kegiatan Konvensi di Bali 15

Tabel 12.1 Event Wisata di Kabupaten Badung 2018 151

Page 13: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Page 14: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tipologi Pariwisata Event (Getz, 1991:45) 39

Gambar 3.2 Hubungan Pariwisata Alternatif dengan Kegiatan Festival dan Event Special (Getz, 1991:6) 43

Gambar 9.1 Perspektif Pengunjung terhadap Produk Festival dan Event (Getz, Donald, Festivals, Special Events and Tourism, 1991:199) 106

Gambar 10.1 Aktivitas Pariwisata (Trigg, 1996:3) 111

Gambar 12.1 Wisata Pendidikan Sebagai bentuk Pembelajaran SepanjangHidupbagiSetiapKelompok,BangsaDan

Profesi(Alena,2011) 147

Gambar 12.2 Taksonomi Wisata Pembangunan - Poverty Tourism (Ausland, 2017) 148

Gambar 12.2 Model Sinergitas Pengembangan Usaha Pariwisata, Nomadic Tourism, Wisata Pendidikan, Wisata Event, Digitalisasi Menuju Pariwisata Alternatif dan Berkelanjutan (Adopsi Martin and Masser, 1987; Getz, 1991; Wearing, 2001; Ricthie, 2003: Alena, 2011; UNWTO, 2016, Ausland, 2017; WEF, 2017; Kemenpar, 2018) 155

Page 15: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Page 16: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

1

PERTUMBUHAN MICE DAN EVENT

BAB 1

Selama ini perkembangan istilah dalam industri pariwisata lebih banyak dipengaruhi oleh istilah-istilah asing, yang kemudian di-Indonesiakan sesuai dengan kondisi kepariwisataan di tanah air. MICE adalah kegiatan konvensi, perjalanan insentif dan pameran dalam industri pariwisata. Seperti yang disampaikan oleh Pendit (1999:25), dalam peristilahan Indonesia MICE diartikan sebagai Wisata Konvensi, dengan batasan: usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Pada umumnya kegiatan konvensi berkaitan dengan kegiatan usaha pariwisata lain, seperti transportasi, akomodasi, hiburan (entertainment), perjalanan pra dan pasca konferensi (pre and post conference tours).

Untuk pariwisata event, dalam peristilahan Indonesia masih menggunakan kata “event”.

Events can be packaged and sanitized or fresh and authentic. They can be tourist traps or community celebrations. Not all events can be special, nor can they all play a significant role in tourism schemes. But their collective potential is seemingly unlimited-from the scale of world’s fairs or the Olympics to the most of community festivals. (Getz, 1991:1).

Page 17: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry2

Event adalah kegiatan yang dapat menarik wisatawan. Menurut Getz (1991:1), ada dua pengertian dari event, pertama Event adalah kegiatan rutin yang dipertunjukkan, tidak dibuat-buat dan menjadi menarik bagi wisatawan, sedangkan pengertian kedua pariwisata event adalah kegiatan yang memang sengaja dibuat dan dipertunjukkan untuk menarik wisatawan. Gambaran tentang MICE dan event selama ini sering dianggap sama. Dalam buku ini, MICE dikelompokkan ke dalam kegiatan yang direncanakan dan menarik wisatawan. MICE adalah event, tetapi tidak semua event masuk kategori MICE.

1.1 Usaha Jasa Konvensi (MICE)

Perkembangan bisnis MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition) merupakan bagian dari industri pariwisata yang memberikan warna beragam terhadap jenis kegiatan pariwisata dalam hal pemberian pelayanan (Kemenparekraf, 2011). Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, Pameran dan Event, mengutip pendapat beberapa ahli tentang MICE; MICE perlu untuk selalu dikembangkan, karena (1) Pasar bisnis MICE adalah pasar yang tidak mudah terpengaruh oleh fluktuasi dibanding wisata leisure (Go & Zhang, 2003); (2) Wisatawan MICE umumnya diklasifikasikan ‘quality tourist’ yang cenderung tinggal lebih lama dan menghabiskan uang lebih banyak dari wisatawan biasa (Bailey, 1991); (3) Pengeluaran wisatawan MICE adalah 7 kali lipat lebih banyak dari wisatawan biasa (ICCA, 2012); (4) Terkait efek globalisasi, persaingan bisnis MICE telah bergeser dari persaingan antar perusahaan menjadi persaingan antar destinasi (Go & Govers, 2000).

Menurut Chiappa, (2012) mengutip Braley, (2004); Weber & Ladkin, (2003); Xiang & Formica, (2007); usaha pariwisata MICE saat ini telah berkembang menjadi istilah Meeting Industry. Berbeda dengan sebutan sebelumnya yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Pariwisata, MICE disebut sebagai Usaha Jasa Konvensi. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009; pada Bab VI Pasal 14 (1).h, disebutkan adanya usaha pariwisata yang mempunyai tugas untuk penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran. Peristilahan dalam bahasa Inggris dari ‘penyelenggaraan

Page 18: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 1 | Pertumbuhan Mice dan Event 3

pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran’ adalah MICE (Meeting, Incentive, Convention/Conference, Exhibition).

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2014) mencatat, sedikitnya 282.000 orang mengikuti acara MICE yang digelar di Indonesia selama 2013. Kegiatan itu menghasilkan sekitar Rp 19,9 triliun dan turut berkontribusi terhadap terciptanya 262.000 pekerjaan. Di sisi lain, selama beberapa tahun terakhir telah terjadi kecenderungan meningkatnya jumlah kegiatan MICE internasional yang diadakan di Asia. ICCA melaporkan kawasan Asia - Pacific telah mengadakan 1.879 konvensi pada tahun 2011. Singapura sebagai negara peringkat teratas untuk menampung kegiatan MICE. Singapura dikenal memiliki fasilitas konvensi yang lengkap, seperti Marina Bay Sands hotel; Biro Singapore Exhibition & Convention bekerja sama dengan infrastruktur untuk menarik lebih banyak konvensi dan wisata insentif. Seoul, tercatat sebagai salah satu dari lima konvensi kota terbaik di dunia. Data ICCA menunjukkan dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah kegiatan yang dapat menjadi peluang bagi pengelola kegiatan MICE untuk mendapatkan bisnis event. Perkembangan jumlah kegiatan meeting di Asian Pacific dan Timur Tengah yang terus meningkat dengan jumlah event 1.491 pada tahun 2009, meningkat menjadi 2.008 event pada tahun 2010. Peningkatan terjadi sebesar 19,0% pada tahun tersebut (ICCA, 2011).

Sehubungan dengan Bali sebagai destinasi MICE; dalam kurun waktu 6 tahun dari tahun 2008-2013, tercatat rata-rata jumlah wisatawan mancanegara yang mengikuti MICE hanya 3,07% dalam kurun waktu lima tahun di tahun 2008-2013 dari total wisatawan yang datang ke Bali (Disparda Bali, 2013). Secara berturut-turut total jumlah kunjungan wisatawan mancanagara dan domestik sesuai Tabel 1.1 adalah 4.867.686; 5.751.080; 7.139.401; 8.431.700; 8.955.577; 10.255.133; dengan persentase perbandingan wisatawan MICE sebesar 3,85%; 2,20%; 3,34%; 1,73%; 4,20% dan 3,12%. Jumlah persentase yang sangat minim ini menunjukkan bahwa Bali belum mampu secara maksimal mendatangkan wisatawan MICE. Berbagai faktor yang mempengaruhi, ditimbulkan oleh adanya kebijakan berbagai sektor terkait MICE dalam menunjang perkembangan usaha pariwisata MICE.

Page 19: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry4

Tabel 1.1KedatanganWisatawankeBali Tahun2008-2013DenganTujuanKegiatan MICE

Tahun Jumlah Kunjungan ke Bali Wisatawan dengan Tujuan MICE

TotalMICE

+/-%

Wisman Wisnus Wisman Wisnus

2008 1.968.892 2.898.794 71.471 115.952 187.423 -

2009 2.229.945 3.521.135 80.947 45.775 126.722 (32,39)

2010 2.493.058 4.646.343 47.617 190.500 238.117 87,91

2011 2.756.579 5.675.121 89.589 56.751 146.340 (38,54)

2012 2.892.019 6.063.558 60.732 315.305 376.037 156,96

2013 3.278.598 6.976.535 68.851 251.263 320.114 (14,87)

Sumber: Disparda Bali (2014); Kemenparekraf (2014)

Bali memiliki keunikan sebagai destinasi MICE. Sebuah destinasi MICE memiliki kriteria untuk dapat dikunjungi dan dipilih sebagai tempat penyelenggaraan event MICE. Selain fasilitas pendukung MICE, juga diperlukan akomodasi, hiburan, infrastruktur, sumber daya profesional bidang MICE, keamanan, fasilitas penunjang dan stakeholder pendukung event yang akan diselenggarakan. Berbagai atribut destinasi MICE tersebut, memberikan image bagi wisatawan, kepuasan serta sebagai sarana promosi bagi destinasi. Segala hal yang terkait di dalam destinasi yang dinikmati wisatawan, dapat memberikan dampak bagi rencana kunjungan kembali ke destinasi.

Tabel 1.2 JumlahKegiatanMICEdiBaliPeriode1999-2012

Fasilitas Konvensi

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

JenisKonvensi 132 85 59 120 114 208 166 224 202 168 198

A. Nasional 26 49 29 48 41 60 42 48 52 21 72

B. International 106 36 30 72 73 148 124 176 150 147 150

JumlahPeserta 9805 10063 2970 9752 15755 36046 26142 21500 19900 25500 21900

Uraian Kegiatan 132 85 59 120 114 208 166 224 202 168 198

a. Meeting 101 68 28 59 60 104 69 125 106 116 100

b. Incentive 0 12 14 42 30 63 56 47 38 0 39

c. Convention 21 0 4 15 20 31 35 31 44 46 50

d. Exhibition 10 5 13 4 4 10 6 21 14 6 9

Sumber: Polda Bali (2013), Disparda (2014)

Page 20: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 1 | Pertumbuhan Mice dan Event 5

Kegiatan MICE di Bali, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan dalam jumlah peserta. Tabel 1.2 menunjukkan kegiatan konvensi yang diselenggarakan di Bali tahun 2002-2012. Jumlah kegiatan MICE paling tinggi dan jumlah peserta terbanyak dicapai di tahun 2007. Kegiatan MICE didominasi oleh kegiatan Meeting dan Conference. Untuk kegiatan Incentive dan Exhibition belum mengalami peningkatan kegiatan dan bahkan cenderung tidak ada kegiatan yang terdata.

Berbagai kegiatan MICE di Bali, telah memberikan dampak langsung dan tidak langsung bagi Bali. Kunjungan wisatawan yang datang ke Bali dengan tujuan MICE telah memberikan kontribusi jumlah kunjungan wisatawan bagi Bali. Kontribusi wisatawan MICE bagi Bali masih sangat kecil, dan dari paparan peringkat destinasi MICE dunia dan Asia Pacific; Bali masih jauh ketinggalan. Namun disatu sisi, Bali masih terus diminati untuk dikunjungi, dengan berbagai penghargaan yang diberikan dunia. Guna tujuan lebih meningkatkan kunjungan wisatawan di tahun-tahun mendatang, terutama untuk mendapatkan revisit wisatawan MICE yang datang ke Bali sebagai business traveler, perlu diketahui berbagai faktor yang mempengaruhi keinginannya berkunjung kembali (revisit) ke Bali.

1.2 Perkembangan Event dan Wisata Konvensi (MICE)

Dalam pointers Upaya Meningkatkan Bisnis MICE di Indonesia tanggal 11 Mei 2007, Direktur MICE Indonesia memperkirakan pengeluaran per kunjungan per orang untuk MICE Related Business Visit membelanjakan 3x lebih banyak dari wisman biasa (Budpar, 2007). Secara nasional perkembangan kepariwisataan selama tahun 1990-1997 menunjukkan rata-rata tiap tahun jumlah kunjungan wisatawan adalah sebesar 17,26% dengan perolehan devisa tahunan sebesar 19,09% (Budpar, 2000:1). Pertumbuhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia periode tahun 1998-2003, hampir tidak mengalami pertumbuhan yang berarti. Tahun 1998 menunjukkan jumlah 4.606.416 orang dan tahun 2003 sejumlah 4.467.021 orang (Budpar dalam Tourcom, 2005).

Dalam perkembangannya, Hoyle (1989:4) menyebutkan per-tumbuhan bisnis konvensi dan pertemuan (Meeting and Convention) sampai

Page 21: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry6

tahun 1960-an masih identik dengan hotel. Untuk perkembangan MICE Internasional, ICCA (International Congress and Convention Association) 2000 mencatat pertumbuhan pasar meeting dunia 2000-2001 meningkat 4% dari 3% menjadi 7%. Jumlah pertemuan internasional yang tercatat dari 127 pada tahun 1990-1991 menjadi 233 pada tahun 2000-2001. Dari jumlah itu Amerika Serikat memimpin dengan 200 meeting internasional tahun 1999, diikuti Spanyol dan Inggris. Data Budpar menyebutkan, perkembangan Australia tahun 2001 diprediksi sebagai daerah tujuan meeting teratas melampaui Amerika Serikat, Spanyol dan Inggris. Hoyle (1989:5) menyatakan pertumbuhan usaha jasa konvensi sudah mulai dirasakan sejak tahun 1970. Sampai tahun 1980 sudah 145 kota yang ada di Amerika mampu menampung sekitar 20.000 orang lebih untuk melakukan kegiatan konvensi. Pertumbuhan usaha jasa konvensi di Amerika saat itu sudah dianggap besar. Pertumbuhan asosiasi untuk usaha jasa konvensinya telah meningkat pesat dari 12.000 asosiasi di tahun 1975 menjadi 21.000 di tahun 1989.

Hasil survei yang diterbitkan oleh Murdoch Magazines Research Department untuk majalah Meetings & Convention, terdapat 903.704 meetings di Amerika tahun 1985. Dalam hal total pengeluaran, data IACVB (International Association of Convention and Visitors Bureaus) menyebutkan jumlah total pengeluaran wisatawan konvensi sebesar US$788 per orang di tahun 1986, bertambah US$70 dibandingkan tahun 1985. Hasil Meetings and Convention Survey 1985 di Amerika, menyebutkan lebih dari 13,5 juta orang hadir untuk tujuan konvensi. Total pengeluaran wisatawan konvensi US$890 sudah termasuk transportasi, makanan, hiburan, belanja dan hotel. Total keseluruhan selama setahun mencapai US$12,15 miliar. Penghasilan ini belum termasuk pengeluaran yang dilakukan oleh para pendamping (spouse) dan keluarga peserta konvensi. Diperkirakan jumlah pendamping yang ikut serta mencapai 5,5 juta orang per tahun.

Khusus untuk pameran (exhibition), AES (Australian Exhibition Service) tahun 2000 sesuai data Budpar, mencatat 63% dari peserta sebuah pameran adalah para manajer, 40% para CEO (Chief Executive Officer), pemilik atau direktur eksekutif sebuah perusahaan. Dilihat

Page 22: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 1 | Pertumbuhan Mice dan Event 7

dari lamanya waktu berkunjung, selama 5 jam menghabiskan waktunya dalam sebuah pameran. Untuk kawasan Asia, Singapura tercatat sebagai negara keenam terbesar di dunia sebagai negara dengan industri meeting (Asia’s Top Convention City for 15th Consecutive Year); piagam diberikan oleh UAI (Union des Associations Internationales) tahun 1997. Infrastruktur konvensi Singapura banyak ditunjang oleh Singapore International Convention and Exhibition Center, The World Trade Center dan The Change Exhibition Center.

Untuk wilayah Asia lainnya, Jepang telah menetapkan 45 kota sebagai “Kota Konvensi Internasional”. Bersaing dengan Hongkong yang telah dikenal sebagai kota internasional Asia yang populer, dalam hal mendatangkan kunjungan wisatawan konvensi, Hongkong mampu mendatangkan 280.000 orang setiap tahun.

Indonesia dalam industri meeting & convention, yang selanjutnya menjadi usaha jasa konvensi, termasuk negara pendatang baru. Dalam sejarah perkembangan usaha jasa konvensi, Indonesia sudah sejak lama tercatat sebagai penyelenggara kongres dan konvensi yang tercatat dalam sejarah dunia, seperti Kongres Asia Afrika di Bandung tahun 1955, Konferensi PATA 1974,1991 dan 2003, Konferensi Non Blok X tahun 1992 di Jakarta, Konferensi APEC tahun 1994, ASEAN Forum di Surabaya tahun 1996, dan lain sebagainya. Pedoman Usaha Jasa Konvensi (MICE) yang dikeluarkan oleh Kantor Menteri Negara Pariwisata dan Kesenian, Deputi Menteri Bidang Pengembangan Produk Wisata 2000 (sekarang Departemen Kebudayaan dan Pariwisata), menyebutkan para profesional yang menggerakkan usaha jasa konvensi disebut dengan Profesional Congress Organizer (PCO) dan Professional Exhibition Organizer (PEO). Disebutkan PCO dan PEO tidak diketahui persis kapan lahirnya. Tahun 1815 dinyatakan lahir di Austria, dan orang-orang Florensia menyatakan PCO dan PEO lahir tahun 1711.

Usaha ini baru mulai berkembang setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan dan sejak dikeluarkannya Keputusan Menteri Parpostel No. KM.108/HM.703/MPPT-91 tentang Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran, yang kemudian diatur secara khusus dalam Keputusan

Page 23: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry8

Dirjen Pariwisata No.Kep.06/U/IV/1992. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa penanganan wisata konvensi hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang diberi izin khusus dalam menangani usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran.

Memasuki abad ke-21, kepariwisataan Indonesia dituntut mampu mengadaptasikan diri terhadap perkembangan yang akan terjadi pada skala nasional, regional dan internasional baik yang menyangkut aspek-aspek sosial budaya, hamkam maupun IPTEK. Keberhasilan pembangunan kepariwisataan Indonesia ditentukan oleh paling tidak tiga pilar utama yaitu: Keberhasilan dalam pengembangan produk, keberhasilan dalam pemasaran dan keberhasilan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk masyarakat pariwisata.

Secara nasional perkembangan di sektor pariwisata menunjuk kan perkembangan yang pesat selama satu dekade terakhir (1990-1997), yang antara lain terlihat dari pesatnya perkembangan berbagai sarana dan fasilitas kepariwisataan Indonesia, termasuk penetapan 23 bandara se Indonesia sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara rata-rata tahunan 17,26% dengan perolehan devisa rata-rata tahunan sebesar 19,09% di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7% pada periode tersebut.

Sebagai kegiatan ekonomi, pada hakikatnya pariwisata dapat dipahami dan dimengerti dalam kerangka konsep supply (produk dan destinasi) dan demand oleh market atau wisatawan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) dari kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia tahun 1999 sebanyak 4.727.520 wisatawan, maka devisa yang diperoleh mencapai US $ 4,71 miliar (diluar transportasi internasional) naik sekitar 2,63% dibanding tahun 1998. Jumlah perolehan devisa tersebut berada pada urutan kedua penghasilan devisa non-migas setelah tekstil yang mencapai US $ 7,24 miliar. Angka tersebut diperoleh dari perhitungan rata-rata pengeluaran wisman sebesar US $ 996,34 per kunjungan.

Proses globalisasi yang ditandai tingginya tingkat persaingan, semakin kaburnya batas-batas antara negara membuat kita tidak lagi dapat mengatakan adanya produk nasional, teknologi nasional, korporasi

Page 24: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 1 | Pertumbuhan Mice dan Event 9

nasional dan industri nasional. Fakta globalisasi tidak mungkin dihindari lagi karena kita telah merupakan bagian dari globalisasi itu. Pemerintah Indonesia telah mengikatkan diri dengan perjanjian-perjanjian multilateral dan regional, seperti WTO, APEC dan AFTA. Konsekuensinya adalah kita “harus siap” jika tidak ingin “terlibas” lalu tenggelam oleh globalisasi itu. Di dalam menghadapi globalisasi itu, aset utama yang harus dimiliki adalah keahlian dan wawasan, yaitu ketangguhan SDM (Reich, 1991/3).

Seiring dengan proses globalisasi tersebut, citra negatif Indonesia di luar negeri sulit dihindari sebagai akibat dari berbagai akumulasi krisis dan hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia.

Kondisi perekonomian yang sedang mengalami penurunan telah memperlemah semangat partisipatif masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan. Di samping itu peran ekonomis yang diharapkan pemerintah dari sektor pariwisata dalam jangka pendek “sebagai lokomotif dan magnet” dalam percepatan pembangunan dan pemerataan pembangunan serta untuk jangka panjang sebagai tulang punggung (backbone) perekonomian Indonesia, menjadikan SDM sebagai tumpuannya.

Sektor pariwisata dimaksud di atas termasuk di dalamnya unsur-unsur wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention/Congress, Exhibition). Usaha jalan di bidang MICE yang di Indonesia diartikan secara umum sebagai Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran adalah merupakan usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama dan dapat diikuti dengan kegiatan pameran, sedangkan Perjalanan Insentif dapat dikemas tersendiri atau sebagai paket perjalanan yang terkait dengan konvensi dan pameran. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan proses yang terintegrasi dengan kegiatan pariwisata secara keseluruhan.

Berdasarkan analisis pasar, analisis produk, keterkaitan produk dengan pasar serta kebijaksanaan pemasaran pariwisata Indonesia, wisata MICE di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Untuk

Page 25: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry10

dapat memanfaatkan prospek dimaksud diperlukan SDM pembina dan pelaksana yang trampil dan memiliki kemampuan memberikan pelyanan prima pada setiap penyelenggaraan MICE di Indonesia.

Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan kegiatan MICE di suatu daerah adalah terdapatnya perusahaan (organisasi) yang memiliki kemampuan secara profesional untuk merencanakan dan mengelola berbagai permintaan kegiatan MICE di daerahnya atau tersedianya tenaga profesional penyelenggara konvensi.

Pengertian tenaga profesional dalam kegiatan MICE, dalam hal ini bisa perorangan atau suatu lembaga yang dikenal dengan sebutan PCO (Professional Conference Organizer), PEO (Professional Exhibition Organizer) dan Incentive Tour Company. Kemampuan tenaga profesional di bidang MICE diukur dari ketrampilannya menangani suatu event secara terencana dan terarah sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh pihak clients atau assosiasi yang terkait dengan kegiatan MICE yang bersangkutan.

Secara garis besar penyelenggara kegiatan konvensi meliputi 3 tahap, yaitu

a. tahap persiapan penyelenggaraan (pre-event);

b. tahap berlangsungnya suatu event (during-event);

c. tahap setelah satu event berakhir (post event).

Setiap tahapan kegiatan memiliki fokus yang berbeda, di mana pada tahap pre-event fokusnya terletak pada pembentukan kepanitiaan (Steering Committee), Organizing Committee, Liaison Officer, dan sebagainya. Kemudian dilanjutkan dengan perumusan strategi, prosedur kerja, penetapan rencana program, penyusunan anggaran, penyiapan tempat (venue), melakukan promosi dan perencanaan kebutuhan logistik. Pada tahap berlangsungnya event, fokus kegiatan bertumpu pada pengaturan terhadap berbagai komponen yang terkait dengan upaya kelancaran berlangsungnya acara demi acara, sehingga pada tahapan ini diperlukan upaya koordinasi semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan event (OC, LC, PCO, Venue, dan Supplier). Pada tahapan ini juga diperlukan kesamaan persepsi dan kekompakan tim/petugas yang terlibat (in-charge) selama event berlangsung.

Page 26: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 1 | Pertumbuhan Mice dan Event 11

Kemudian pada tahap setelah event berakhir, fokus kegiatan terletak pada upaya untuk mengevaluasi seluruh rangkaian acara, apakah sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan dan sekaligus mencari umpan balik (feed back) terhadap keseluruhan penyelenggaraan event. Dalam tahapan ini juga dilakukan penyelesaian seluruh transaksi dengan berbagai pihak yang terlibat dengan event yang bersangkutan. Untuk lebih jelasnya ketiga tahapan dimaksud dapat dilihat pada figur berikut.

Convention Planner Function/Activities

Pre-EventMeeting/ConferenceManagement focus:• Planning• Organizing• Staffing• Specificactivityexample• Determinesmeeting

objectives• Sitereview,selection

andevaluation• Negotiation/contracts

-Hotel-Food&Beverage Services-Transportation

• ProgramPlanning• Budgeting/finance• Insurances• AudioVisual&other

service • AttendancePromotion• Registration&Proce-

dure

During EventMeeting/ConferenceFocus: Executingtheplan

Managing and coordi-nating

Specificactivityexample:• Movein/moveout• Shipping• EvaluationSurvey• Thankyouletters• Invoicesapproval• Reportgenerating

Post EventMeeting/ConferenceManagement focus:

ControlEvaluateFeed Back

• FuturePlanningSpecificactivity example:• Registration• Communication• RoomScheduling• Set-Up• Food&Beverage• Schedule• AudioVisualand• ServiceUsageKeystaffinteraction• Emergency• Procedures&Conti-

ngencies

Untuk dapat menjamin kesuksesan penyelenggaraan suatu event di suatu daerah diperlukan tenaga profesional yang mampu menjabarkan tahapan rangkaian penyelenggaraan event di atas secara efisien dan efektif sesuai dengan karakteristik event yang akan dilaksanakan.

Oleh karena kurangnya tenaga pembina dan pelaksana profesional di bidang penyelenggaraan MICE di daerah-daerah, menyebabkan berbagai potensi wisata MICE yang dimiliki oleh setiap daerah belum termanfaatkan secara optimal, sehingga terlihat perkembangan kegiatan MICE di beberapa daerah berkembang.

Page 27: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry12

1.3 Perkembangan Usaha Jasa Konvensi di Bali

Bali secara internasional diakui sebagai destinasi yang menarik untuk dikunjungi (the most wanted destination) versi majalah TIMES tahun 2003. Bali sebagai salah satu destinasi MICE di kawasan Asia Pacific memiliki peluang yang besar untuk meraih pangsa pasar wisatawan konvensi. Dengan lokasi yang terletak di antara Australia dan daerah Asia Tenggara, bukan hal yang tidak mungkin Bali bersaing untuk hal tersebut. Potensi geografis ini dapat menjadi kekuatan bagi Bali, ditambah dengan budayanya yang kental dengan nuansa Hindu, merupakan keunikan yang tidak dapat dinikmati di daerah manapun.

Dari survei yang dilakukan melalui internet oleh Bali Hotel Association, sebanyak 250 responden yang mengakses internet sampai pertengahan April 2004, Bali direkomendasikan sebagai Destinasi MICE dengan nilai 79%. Penilaian tertinggi menyatakan bahwa Bali sebagai sebuah destinasi yang atraktif adalah sebanyak 99%, serta 86% menyatakan Bali sebagai destinasi wisata telah dikembangkan 2 tahun terakhir. Dalam Seminar Pengembangan Bali sebagai Destinasi MICE di Nusa Dua 24 Maret 2004, Usaha Jasa Konvensi atau yang oleh Diparda Provinsi Bali disebut sebagai Usaha Jasa MICE, merupakan salah satu dari Usaha Jasa Pariwisata. Penyelenggaraan Usaha Jasa MICE di Bali berdasar pada ketentuan peraturan sebagai berikut.

a. Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

b. Perda No. 2 Tahun 2012 Tentang Pariwisata Budaya.

Asosiasi Usaha Jasa MICE di Bali dinamakan Dewan Pimpinan Daerah Society of Indonesia Professional Convention Organizer ( DPD.SIPCO) Bali. Hal ini dalam dunia industri disebut DPD. Himpunan Pengelola Adilaksana Konvensi Indonesia (HIPAKINDO) Bali, yang beralamat di Jalan Raya Puputan Renon Denpasar, Gedung Bali Tourism Board.

Dalam upaya peningkatan pelayanan bidang usaha jasa konvensi, kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan dalam upaya peningkatan kunjungan wisatawan konvensi ke Bali misalnya seperti kegiatan pembangunan MICE berikut.

Page 28: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 1 | Pertumbuhan Mice dan Event 13

1. Pembangunan sarana dan prasarana usaha jasa MICE untuk menampung kegiatan-kegiatan konvensi yang berskala nasional dan internasional.

2. Melakukan upaya-upaya promosi melalui:

a. Penyebarluasan informasi melalui media internet.

b. Penyebarluasan brosur, booklet, leaflet dan lain sebagainya.

3. Bersama-sama dengan asosiasi pariwisata ikut berpartisipasi pada konvensi dan bursa/pameran pariwisata internasional seperti: PATA, WTM, BTL, ITB Berlin, JATA, CITM, ATF, TATA dan sebagainya.

4. Menyelenggarakan event-event pariwisata internasional di Bali antara lain:

a. PATA Annual Conference, Nusa Dua,13-17 April 2003

b. WTO Think Tank Conference, Nusa Dua, 2003

c. ASEAN Europe Monetary Ministerial Meeting, Nusa Dua, 2003

d. Konferensi PBB tentang Money Laundry & Terorism, Nusa Dua 2003

e. KTT ASEAN, Nusa Dua 2003

f. PrepCon for The Commision for The Conservation & Management of Highly Migratory Fish Stocks in The Western & Central Pacific, Kartika Plaza Kuta, 19-23 April 2004

g. The Fourth Congress of Asian Pacific Society of Atherosclerosis and Vascular Diseases, Nusa Dua, 6-9 May 2004

h. United Nation Climate Change, 3-15 Desember 2007 di Nusa Dua dihadiri 180 negara

i. Konferensi Internasional UNWTO ke-5, 30 Maret–2 April 2009

j. Miss World, ajang pemilihan ratu dunia di Nusa Dua Bali, 28 September 2013

5. Melakukan pembinaan terhadap usaha jasa MICE yaitu dengan mengadakan Kursus dan Diklat Dasar serta Lanjutan dalam pengelolaan usaha jasa MICE, yang pesertanya terdiri dari manajemen/karyawan yang bergerak di bidang usaha jasa MICE (September 2000 dan 2001, Juni 2004).

Page 29: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry14

6. Melakukan pengawasan dan penertiban terhadap usaha jasa MICE yang melanggar ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Bali sebagai daerah tujuan wisata MICE, memiliki fasilitas kamar hotel yang tersedia 45.000 kamar dari 830 hotel dengan 106 hotel berbintang, belum ditambah sejumlah kamar villa yang mencapai 15.000 kamar. Jadi total kamar yang ditawarkan mencapai 60.000 kamar hotel pada tahun 2004; dan pada tahun 2017 menunjukkan jumlah 13.000 kamar menurut data PHRI Bali. Penelitian terakhir dilakukan oleh mahasiswa Manajemen Kepariwisataan STP Bali (2006), tentang “Eksistensi Villa dan Esensi Villa dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Badung Bali”. Dari sejumlah hotel tersebut, sebanyak lebih dari 5.000 kamar berlokasi di kawasan BTDC. Untuk kegiatan MICE, dituntut hotel berkualitas yang sangat tinggi (Daniels, 2003). Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah) Badung, jumlah kamar di wilayah Kabupaten Badung berjumlah 98.000 kamar. Jumlah kamar ini dikumpulkan dari informasi Telkom, agoda.com; booking.com; traveloka.com dan sumber data Dinas Pariwisata Daerah Badung serta Dinas Pendapatan Daerah Badung.

Usaha jasa konvensi memerlukan kesiapan dihampir semua sektor industri Pariwisata. Pada Bali sebagai destinasi MICE, Tabel 1.3 menunjukkan pertumbuhan penyelenggaraan usaha jasa konvensi di Bali pada tahun 1999-2004. Jumlah penyelenggaraan konvensi pada tahun 2002 terbanyak di antara tahun lainnya, yaitu sebanyak 132 kali dengan jumlah peserta konvensi 9.805 orang. Jika dibandingkan dengan Hongkong sesuai penjabaran di atas yang mampu menghasilkan 280.000 orang per tahun untuk mengikuti kegiatan meetings and convention saja, tentunya Bali lebih kecil 28 kali lipat dalam mendatangkan wisatawan. Jika dibandingkan antara Hongkong dan Indonesia, posisi Indonesia lebih kecil 2 kali lipat dalam hal total jumlah peserta konvensi rata-rata per tahunnya.

Page 30: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 1 | Pertumbuhan Mice dan Event 15

Tabel 1.3 Perkembangan Kegiatan Konvensi di Bali

Fasilitas KonvensiTahun

1999 2000 2001 2002 2003 2004

JenisKonvensi(kali) 54 131 106 132 85 77

a. Nasional 28 65 15 26 49 30

b. Internasional 26 66 91 106 36 47

JumlahPeserta 2.283 9.281 6.038 9.805 10.063 9.248

Kegiatan MICE (kali) 54 131 106 132 85 77

a. Meeting 1 97 88 101 68 59

b. Incentive 1 0 0 0 12 0

c. Convention 41 24 13 21 0 11

d. Exhibition 11 10 5 10 5 7

Sumber: Polda Bali (2005)

Kebanyakan dari perusahaan yang menangani usaha jasa konvensi di Bali menggandeng izin usaha Biro Perjalanan Wisata, tidak izin usaha jasa konvensi. Mengacu ungkapan dari Shure usaha jasa konvensi adalah industri yang “merah dan panas” (red hot industry), usaha yang mampu memberikan gairah pertumbuhan bagi wisata yang lain. Keuntungan jangka panjang usaha jasa konvensi, adalah target pasar yang besar dibandingkan usaha jasa lainnya (Iqbal, 2000). Ini dikarenakan usaha jasa konvensi memiliki karakter peserta yang berpendidikan, kalangan menengah ke atas, para profesional, dan rata-rata pengeluaran sangat besar. Keterkaitan mata rantai usaha jasa konvensi memberikan efek ganda (multiplier effect) yang lebih luas dan lebih besar terhadap sektor-sektor pelayanan pendukung Pariwisata seperti usaha transportasi, pengusaha kerajinan, hotel/penginapan, dan sebagainya.

The meeting and convention industry is perceived as a “red-hot” industry (Shure on Abbott, 2002:56) and one of the healthiest and most growth-oriented sectors within the tourism industry (Abbey,1987).While the term “meetings” covers all forms of meetings, conventions, conferences, symposia, workshops, seminar, congresses, trade shows, exposition, exhibitions and special events (Crouch & Ritchie, 1998 on Abbott, 2002:56), the

Page 31: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry16

term “conventions” is described as the entire membership meetings of the sponsoring organization or association (Rockett & Smillie, 1994) and a form of annual meetings (Astroff & Abbey, 1998).

Page 32: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

17

PELUANG BISNIS MICE

BAB 2

MICE adalah bisnis besar, sehingga hampir tidak ada satu negara pun yang tidak ikut dalam kompetisi untuk memacu pertumbuhan MICE di dalam negeri mereka masing-masing. Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, Inggris, Perancis, Belanda, Italia, Australia, Austria, dan Swiss, bahkan China, atau untuk kota-kota seperti Vienna, Singapura, Barcelona, Berlin, Hongkong, Paris, Amsterdam, Seoul, Budapest, dan Stocholm berlomba dalam memasarkan industri MICE.

Di Amerika Serikat,1 MICE menghasilkan US$ 122,3 miliar pengeluaran langsung pada tahun 2004, menyediakan 1,7 juta pekerjaan dan dampak pajak langsung sebesar US$ 21,4 miliar, serta merupakan pemasukan 36% operasi hotel, 17% pemasukan bagi usaha transportasi, menjadikan MICE sebagai sektor penyumbang ke-29 terbesar bagi Gross National Product (GNP) AS. Posisi ini berada di atas industri manufaktur farmasi dan kesehatan.

Angka tersebut disumbang oleh kegiatan yang disponsori oleh Association 81,94 miliar dolar AS (atau dua pertiga), sedangkan Corporate menyumbang 21,4 miliar dolar AS (sepertiga). Sedangkan share dana, berdasarkan hasil studi, terbesar atau 35 persen dihabiskan untuk hotel

1The Convention Industry Council (CIC), AS (2005).

Page 33: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry18

dan tempat (venues) pertemuan lainnya. Kedua, atau 24 persen untuk angkutan udara, diikuti restoran dan catering luar (14 persen) dan jasa bisnis lainnya (12 persen).

Di Thailand,2 MICE mendatangkan 10,4 juta kunjungan dan memberikan penghasilan 13 miliar bath, termasuk 6,5 miliar bath dari penyewaan booth pameran dan 5,5 miliar dari layanan yang terkait.

Di China, pengeluaran dari kegiatan MICE senilai US$ 10 miliar. Tahun 2006 ini industri pariwisata China diharapkan memberikan kontribusi US$ 63,46 miliar (2% bagi GDP China), dan tahun 2016 diprediksi meningkat menjadi US$ 232,8 miliar (3,2 %).3

Dari Kanada juga kita mendengar, ketika merayakan “National Meetings Industry Day” pada 21 April 2005, diumumkan bahwa industri MICE telah memberikan kontribusi sekitar 20 miliar dolar AS Kanada setiap tahun, dan menjadi pendorong ekonomi penting bagi Kanada. Karena tidak kecilnya sumbangan MICE kepada negara maupun industri dan masyarakat, tidak berlebihan pernyataan Kepala Eksekutif CIC Mary Power yang mengatakan bahwa industri MICE merupakan motor penggerak ekonomi yang vital bagi sebuah negara.

MICE memainkan peranan-peranan penting. Hampir tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak ketinggalan untuk menggarapnya dengan serius, bahkan di tengah berbagai ancaman krisis yang dihadapi berbagai negara terutama akibat dampak ekonomi kenaikan harga minyak mentah dunia, ancaman keamanan, hingga berbagai kasus bencana lainnya. Berdasarkan kondisi situasional tertentu, ada dua alasan mengapa perjalanan wisata MICE tetap berkibar walau di tengah krisis.

1. Wisatawan jenis ini perjalanannya dibiayai oleh organisasi/lembaga pemerintahan maupun non-pemerintahan, bukan pribadi, sehingga relatif tidak terlalu terpengaruh pada keputusan untuk bepergian.

2. Kepergian wisatawan jenis ini selain sudah terprogram jauh hari sebelumnya (bahkan dua tahun atau lebih sebelumnya) juga

2Bangkok Post, “Thailand Aims to Become Leader in Asian MICE Industry”, 22 September 2006.

3World Travel and Tourism Council (WTTC).

Page 34: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 2 | Peluang Bisnis MICE 19

memiliki misi khusus yang tak mungkin mereka tangguhkan karena persoalan non-teknis tadi. Hal yang memperkuat adalah kunjungan di tengah krisis juga menjadi bagian dari diplomasi dengan tema solidaritas sesama anggota di dalamnya.

Kondisi inilah yang mengakibatkan MICE mengambil peran dinamisator perekonomian karena pada kondisi krisis dia mampu membuka jalan bagi rintisan recovery dalam hal investasi, perdagangan, pariwisata bahkan dalam membangun kembali citra suatu negara. Saya menyebut ini sebagai kekuatan active tool, yang siap bergerak pada segala musim.

Sebagai contoh adalah bagaimana peran penting industri ini dalam menghadapi peristiwa bencana tsunami. Pada saat jenis wisata lain terpaksa dihadapkan pada dinding tebal stagnasi kunjungan, justru industri ini membuka arus kunjungan wisatawan dengan puluhan bahkan ratusan kegiatan konvensi dengan beragam tema-tema konvensi yang terkait dengan penanggulangan bencana alam.

Itulah sebabnya, dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan, terutama terhadap kondisi-kondisi sulit yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM global dan di dalam negeri, persoalan yang terkait dengan keamanan dan penyakit, bencana, nilai tukar mata uang, ancaman resesi termasuk peningkatan pembiayaan asuransi dan lainnya, kita membutuhkan visi yang jelas dalam pengembangan industri ini.

Secara garis besar, keunggulan wisatawan MICE dibandingkan jenis wisata lainnya bagi sebuah negara adalah sebagai berikut.

1. Wisatawan kongres dan konvensi merupakan kelas high level economy dengan posisi penting dalam organisasi/asosiasi, perusahaan atau pemerintahan. Mereka umumnya adalah kelompok yang royal dalam membelanjakan uang untuk suatu barang atau jasa yang dianggapnya baik untuk digunakan selama konvensi maupun untuk dibawa pulang.

2. Wisata jenis ini memiliki lama tinggal (length of stay) yang relatif lebih lama daripada jenis wisatawan lainnya, yaitu rata-rata lebih dari 4 hari, sesuai lama waktu penyelenggaraan kongres

Page 35: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry20

dan konvensi. Secara ekonomis, semakin lama tinggal, yang juga didorong kreativitas penyusunan paket wisata kongres dan konvensi, akan makin banyak uang yang dibelanjakan.

3. Dapat menarik sejumlah besar wisatawan hanya dalam sekali penyelenggaraan.

4. Dilihat dari dampak publisitas, penyelenggaraan kongres dan konvensi internasional di sebuah negara mendapat liputan media yang sangat luas baik oleh media internasional maupun nasional. Bandingkan dengan kegiatan jenis wisata biasa.

5. Wisata jenis ini relatif dapat diselenggarakan di berbagai tempat sebab dalam penyelenggaraan kongres dan konvensi hanya membutuhkan tempat (venues) pertemuan yang berkapasitas 100-200 orang, yang umumnya dimiliki oleh hotel-hotel di seluruh Indonesia.

6. Wisata ini mendorong tumbuhnya pembangunan infrastruktur baru dan berkualitas seperti convention center, jaringan transportasi dan lainnya.

7. Keunggulan lainnya adalah terjadinya multiplier effect terhadap usaha lain khususnya usaha kecil dan menengah dan pemasaran maupun penjualan wisata nasional secara menyeluruh.

8. Kegiatan kongres dan konvensi juga memiliki dampak promosi secara individual terhadap seorang wisatawan asing khususnya untuk keluarga Amerika Serikat dan Eropa. Mereka pada dasarnya memiliki tempat-tempat wisata fanatik sehingga untuk menarik mereka berkunjung ke Indonesia sangat susah. Tapi ketika wisatawan dari Amerika atau dari Eropa itu mengikuti event konvensi di Indonesia maka dia akan menjadi ujung tombak promosi wisata kita, bagi keluarganya maupun bagi lingkungan kantornya.

Secara khusus saya ingin menekankan pentingnya promosi negara atau citra negara yang dibangun melalui peristiwa konvensi ataupun pameran, misalnya, terhadap upaya mendorong pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Jika ada 1.000 wisatawan asing untuk tujuan wisata yang berkunjung ke suatu negara tidak membawa dampak promosi bagi negara yang bersangkutan, berbeda dengan jika ada dua atau tiga

Page 36: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 2 | Peluang Bisnis MICE 21

pejabat presiden atau setingkat menteri bertemu, hal itu akan menjadi berita pers yang dibaca di seluruh dunia.

2.1 Dunia yang Semakin Membutuhkan MICE dan PCO

Berikut saya ingin memberikan perspektif lain untuk menggambarkan betapa bisnis MICE ini merupakan tambang emas saat ini dan di masa mendatang. Pertama, jika kita melihat perkembangan global, terutama persoalan kompleksitas yang dihadapi negara-negara, dunia usaha dan masyarakat, kita dapat menemukan bahwa kebutuhan akan MICE memang akan terus meningkat. Sebuah gambaran bahwa bisnis ini memang tidak akan mungkin mati.

Sumber: UIA

Pertumbuhan ekonomi maupun politik dan keamanan dunia akan berdampak pada peningkatan jumlah dan ukuran conference dan international trade show. Pertumbuhan penduduk dunia, peningkatan transportasi, dua semakin membutuhkan resolusi atas konflik dan atas kompleksnya permasalahan atas kebutuhan negara-negara: mereka membutuhkan sebanyak-banyak kerja sama dan diskusi.

Jika pada tahun 1960 terdapat 3 miliar jiwa penduduk dunia, maka pada tahun 1970 (3,7 miliar), meningkat menjadi 4,5 miliar (1980), 5,3 miliar (1990), menjadi 6,1 miliar (2000), 6,45 miliar (2005) dan akan menjadi 7,6 miliar (2020) mendatang, serta 9,2 miliar (2050). UIA

Page 37: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry22

(1999) mencatat ada sebanyak 50.373 buah organisasi internasional yang berdiri, dengan 43.958 buah adalah NGO dan 6.415 buah adalah IGO. Perkembangan ini sangat cepat dibandingkan jumlah sebelumnya tahun 1909 yakni hanya sebanyak 213 buah organisasi, 174 buah di antaranya adalah NGO sedangkan 37 buah adalah IGO. Angka ini belum lagi dengan perkembangan pertumbuhan perusahaan-perusahaan multinasional maupun nasional di berbagai negara.

Saat ini terdapat 900 airlines di seluruh dunia dengan 20.000 pesawat. Mereka dilayani sekitar 1.670 bandara dan 160 pengembang pelayanan navigasi udara. Data IATA menunjukkan bahwa 40 persen wisatawan internasional menggunakan transportasi udara. Murahnya transportasi mendorong mobilitas penduduk semakin tinggi, termasuk mendorong dinamisasi penyelenggaraan MICE di seluruh dunia. Banyaknya organisasi itu menunjukkan jumlah kegiatan pertemuan yang kesemuanya memiliki jadwal reguler pertemuan para anggotanya, dan biasanya juga berotasi di antara negara-negara anggota.

Kedua, munculnya China sebagai kekuatan ekonomi baru seperti bangkitnya ekonomi Jepang dan Korea masa lalu. Juga mulai bangkitnya kekuatan di Asia Tenggara: Singapura, Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, termasuk dengan munculnya strong entrepreneurial spirit pasca krisis yang melanda negara-negara Asia akhir tahun 2000-an.

Faktor China ini menjadi sangat penting untuk dicermati. Dalam lima tahun terakhir, China menjadi ketiga terbesar dunia paling tinggi pertumbuhan bisnis wisata dan MICE.4 Dari segi MICE, Amerika dan Eropa tetap teratas penyelenggara MICE, tapi ada trend pengurangan presentase tahun ke tahun, khususnya di Eropa.5 Dengan pertumbuhan ekonomi China dan Asia ini, muncul harapan Asia bisa mengambil posisi teratas menggantikan pasar tua Eropa dan Amerika, dan Indonesia tentu saja harus mampu mengambil posisi diuntungkan dengan semua perkembangan itu.

4World Travel and Tourism Council (WTTC): China’s T&E expenses are valued at US$10 billion, of which US$5 billion are business travel expenses

5Jika tahun 1954 ada 74 persen konferensi dan event dunia diadakan di Eropa, maka pada tahun 2004 misalnya berkurang hingga menjadi 56 persen

Page 38: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 2 | Peluang Bisnis MICE 23

Tapi, siapakah yang mengorganisir pertemuan-pertemuan itu? Data dari UIA (2002) menunjukkan bahwa pihak yang mengorganisir penyelenggaraan MICE masih didominasi oleh organisasi nasional (secara in-house) yaitu sebesar 37%, organisasi internasional 34%, gabungan (mixed) adalah 24%, sedangkan yang diselenggarakan oleh PCO adalah hanya 5%.

Apa arti angka ini? Sangat jelas bahwa porsi penyelenggaraan event MICE yang mampu diselenggarakan oleh organizer/planner profesional atau PCO/PEO sangat kecil, dan secara positif kita melihat masih begitu besarnya peluang yang bisa dimasuki oleh perusahaan penyelenggara MICE.

Sumber: UIA Survey, 2002

Fakta: 20% Wisatawan Dunia adalah Wisatawan MICE

Data World Tourism Organization (WTO) menunjukkan bahwa 40 persen wisatawan MICE kembali ke destinasi dengan keluarga, sahabat maupun kolega. Lebih dari itu, wisatawan MICE memiliki posisi sangat penting karena jumlahnya mendekati 20 persen dari seluruh kunjungan wisatawan internasional, dan diharapkan akan mengalami pertumbuhan 10 persen hingga dekade ke depan.

Page 39: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry24

Selain dampak ekonomi, MICE berperan untuk membuka kunjungan semakin besar di masa depan. MICE adalah tambang emas ekonomi dan pariwisata masa kini dan masa depan.

Segmen pasar konferensi dan event

Pasar Konferensi dan Event

Perusahaan (Corporate)

Internasional

Multinasional

Nasional

Asosiasi (Association)

Nasional

Pemerintahan

Non-Pemerintahan

Kelompok Sosial

Internasional

Regional

Nasional

Daerah

2.2 Berbagai Karakteristik Bisnis MICEKarakteristik 1: Memiliki Dampak Multi

Jika kita melihat secara keseluruhan bisnis ini, maka kita dapat menemukan bahwa MICE merupakan sumber kekuatan ekonomi (antara lain melibatkan banyak usaha kecil dan menengah sebagai supplier), sekaligus berdampak pada politik, sosial, seni budaya dan mampu meningkatkan kebanggaan publik terhadap bangsanya. Di samping itu, dampak sosial yang jelas terlihat adalah munculnya budaya bertemu dan berdialog daripada menghabiskan suara ke dalam sebuah debat kusir di jalanan.

Karekteristik 2: Mengutamakan Jaringan

Dalam bisnis MICE, Anda tidak akan bisa berbuat banyak jika tanpa memiliki jaringan. Jaringan itu meliputi jaringan atau akses ke pasar, yakni asosiasi, lembaga pemerintahan atau perusahaan di tingkat internasional, regional maupun nasional. Itu sebabnya membangun jaringan menjadi agenda terpenting yang dilakukan para pebisnis MICE.

Page 40: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 2 | Peluang Bisnis MICE 25

Karakteristik 3: Kepemimpinan

Bisnis MICE juga merupakan sumber dari filsafat kepemimpinan yang menurut saya sangat akan sangat besar sumbangsihnya dalam melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan. Filsafat itu antara lain budaya berpikir integratif, selalu berupaya untuk memperhatikan detail, menguasai administrasi, memiliki gabungan kekuatan sebagai kreator, konsultan dan eksekutor, berpikir global dan bertindak lokal, serta sangat membutuhkan skill, namun bertindak tim sebagai ukuran sukses.

Menurut saya, karakter kepemimpinan seperti ini merupakan karakteristik kepemimpinan masa datang dan sangat cocok ditempatkan sebagai Chief Executive Officer (CEO) di manapun dia ditempatkan, apakah di pemerintahan. Jika Anda saat ini adalah seorang PCO, maka ke depan Anda adalah CEO yang handal.

Karakteristik 4: SDM Mengutamakan Skill dan Kreativitas

Kontribusi MICE bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah penyerapan tenaga kerja yang memiliki kemampuan lebih dan ahli di dalam industri ini. Kemampuan itu bukan hanya dari segi kemampuan berbahasa asing, tapi juga kehandalan dalam penguasaan bidang ilmu dan teknologi yang berkait, dimulai dari pengembangan perencanaan, akuntansi, administrasi perkantoran, manajemen data, pemasaran, public/media relation, lobbying, manajemen perhotelan, travel, penataan ruangan, pemahaman equipment, dan lainnya, di samping kemampuan bekerja dalam kejaran waktu yang ketat.

Semua bagian itu menjadi spesialisasi tenaga kerja MICE, dengan kemampuan dan pengetahuan dasar apa dan bagaimana cara kerja industri MICE. MICE merupakan industri yang ditopang oleh kemampuan individu dalam sebuah team work yang kuat.

Page 41: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry26

Itu sebabnya, pengembangan kependidikan MICE menjadi perhatian INCCA beberapa tahun terakhir ini, termasuk dengan menjalin kerja sama dengan institusi internasional (IAPCO dan ICCA) dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal, maupun kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi dalam mengembangkan pendidikan formal MICE.

Khusus untuk pengakuan keahlian, INCCA bersama INCCA Institute dan Politeknik Negeri Jakarta sudah membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP-MICE), yang akan mengeluarkan empat jenis sertifikat keahlian yakni:

1. Certified Meeting Planner (CMP)

2. Certified Conference Manager (CCM)

3. Certified Conference Professional (CCP)

4. Certified Master Management of Conference (CMMC)

2.3 MICE di Indonesia

Harus diakui bahwa perkembangan MICE di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup dinamis sejak 1991 setelah lahirnya UU No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan dan Keputusan Menteri Parpostel No. KM.108/HM 703/MPPT-91 tentang Usaha Jasa Konvensi. Perjalanan Insentif dan Pameran diatur secara khusus dalam Keputusan

Page 42: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 2 | Peluang Bisnis MICE 27

Dirjen Pariwisata No: Kep-06/U/IV/1992. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa penanganan wisata konvensi hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang diberi izin khusus dalam menangani usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran. Peraturan terbaru tentang usaha jasa pertemuan, insentif, konferensi dan pameran dibahas dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Pertumbuhan kongres dan konvensi di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat pada periode 1993-1994, dengan tingkat pertumbuhan 14,4 persen, dan sejak 1997 hingga kini mengalami pasang-surut dengan pertumbuhan sekitar 5-10 persen per tahun. Dilihat dari jumlah keseluruhan wisatawan yang berkunjung ke Tanah Air, jenis wisata kongres dan konvensi masih menduduki peringkat ketiga setelah wisata dengan tujuan berlibur dan bisnis.

Berdasarkan statistik ICCA (2004), dapat diketahui bahwa perkembangan wisata konvensi Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain. Dari 51 negara yang dicatat oleh ICCA pada tahun 2003, Indonesia hanya menempati ranking 47 dengan penyelenggaraan delapan meeting international. Jika didasarkan kepada kota penyelenggara konvensi, dari 110 negara yang disajikan dalam statistik ICCA, tidak terdapat kota di Indonesia. Tapi jika dilihat dari estimasi jumlah partisipan pada meeting internasional, Indonesia menempati ranking 45 dengan 8.133 partisipan.

Ranking ini menunjukkan besarnya tantangan bagi penggarapan industri konvensi di Indonesia, sebab “prestasi” kita masih berada di bawah negara-negara ASEAN lainnya, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Padahal dari segi potensi dan keunggulan komparatif kita jauh lebih baik daripada negara-negara ini.

Namun begitu, saya perlu memberikan catatan khusus mengenai angka-angka dalam statistik yang disampaikan ICCA maupun lembaga-lembaga internasional maupun regional yang sebenarnya tidak serta-merta dapat menggambarkan kondisi riil MICE di Indonesia.

Pertama, adalah mengenai batasan apa yang dimaksud dengan “meeting international” yang dikeluarkan oleh ICCA (International Congress and Convention Association) dan UIA (Union of International

Page 43: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry28

Association) yang masing-masing berbeda dalam membuat kriteria. ICCA membuat batasan meeting international itu dihadiri partisipan sedikitnya 50 orang, diorganisir secara reguler (tidak termasuk pertemuan yang diadakan hanya sekali waktu, sedikitnya diikuti tiga negara berbeda. Sedangkan UIA menetapkan jumlah minimum partisipan 300 orang, jumlah minimum partisipan asing 40 persen dan jumlah minimum negara/kebangsaan 5 negara, serta durasi 3 hari.

Jika mengacu pada “batasan” itu, memang terkesan jumlah meeting international di Indonesia itu kecil, namun bukan berarti kegiatan meeting international “sekecil” angka yang dicantumkan. Kenyataannya cukup banyak kegiatan meeting international berlangsung di Indonesia dalam periode waktu tertentu, tapi umumnya tidak selalu berotasi, tapi hanya sekali waktu saja.

Kedua, kita tidak dapat pula membaca bahwa keunggulan Singapura misalnya, sebagai keunggulan mutlak, sebab pada kenyataannya kegiatan meeting international di Singapura memiliki karakteristik yang khas yaitu pesertanya jauh lebih kecil (tidak massal), dan dengan durasi yang jauh lebih pendek, khas corporate meetings.

Sebuah solusi yang saya tawarkan untuk permasalahan ini adalah: selain perbaikan untuk menyiapkan statistik dan riset MICE kita lebih jauh, memang sebaiknya pihak industri dan pemerintah mengatur mekanisme pelaporan kegiatan MICE secara terpadu dan berkelanjutan kepada lembaga-lembaga internasional yang terkait dengan statistik ini, baik itu ICCA, UIA, IAPCO, maupun asosiasi internasional lainnya.

Selain itu, perlu bagi kita untuk memberikan definisi apa itu wisatawan MICE secara lebih transparan dan sekaligus memberikan dukungan bagi perkembangan MICE. Pertama, Business Travel (perjalanan bisnis) itu adalah wisatawan MICE. Tidak ada wisatawan bisnis yang bepergian ke suatu negara tanpa bermaksud untuk mengadakan pertemuan.

Kedua, definisi “meeting”.”Meeting” didefinisikan sebagai ”Sebuah pertemuan oleh minimal dua orang untuk waktu minimal 15 menit, di suatu tempat khusus atau dengan pembayaran tempat minimal untuk setengah hari pertemuan”.

Page 44: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 2 | Peluang Bisnis MICE 29

Ketiga, bagaimana kita memahami Exhibition (Pameran) dan Incentive (Perjalanan Insentif) ke dalam terminologi konvensi? Secara sederhana pameran adalah sebuah kegiatan pertemuan di mana ditampilkan produk dan jasa, dengan mengundang para pembeli dan atau dalam rangka peningkatan citra produk atau jasa yang ditampilkan.

Dalam perspektif penyelenggara konferensi atau konvensi digelarnya pameran merupakan salah satu pendukung kesuksesan sebuah konferensi dan konvensi tersebut. Namun, tidak semua konferensi atau konvensi disertai pameran. Sebaliknya, dalam sebuah pameran juga digelar kegiatan konferensi, namun tidak semua pameran menggelar konferensi.

Bagaimana dengan perjalanan insentif? Insentif merupakan pemberian penghargaan berupa perjalananan wisata ke suatu destinasi sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas maupun kapabilitas SDM perusahaan.

Dalam konteks MICE, penggunaan istilah incentive muncul karena kecenderungan yang terjadi bahwa seseorang yang menghadiri sebuah event pertemuan baik itu dalam konteks internasional, regional, nasional maupun dalam jenis association meetings maupun corporate meetings, adalah orang-orang yang mendapat penghargaan khusus atau merupakan salah satu bentuk pemberian insentif dari association maupun corporate.

D. Pertumbuhan Convention Center dan Organizer/Planner

Perkembangan yang menarik di Indonesia adalah makin banyak perusahaan yang bergerak di bidang kongres dan konvensi, termasuk supplier-nya. Perusahaan ini bukan hanya ada di ibukota tapi juga di berbagai daerah ditetapkannya 10 daerah tujuan wisata konvensi Indonesia, serta dibangunnya berbagai pusat-pusat konvensi.

Secara logika, adalah tidak mungkin jika seorang investor berani menanamkan modalnya untuk membangun sebuah Convention Center jika tidak menghitung secara cermat nilai keuntungan ekonomis yang didapat dari pembangunan itu. Apa yang terjadi di Bali, Makassar, Manado, Padang dan Medan, merupakan cermin betapa pembangunan

Page 45: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry30

Convention Center merupakan bisnis menguntungkan, yang kemudian akan berdampak pada semakin besarnya jumlah penyelenggaraan MICE di berbagai daerah di Indonesia. Di samping perannya yang sangat penting dalam penyerapan tenaga kerja, dan menghidupkan roda ekonomi masyarakat di sekitar.

Di samping itu, 10 daerah yang sudah ditetapkan oleh INCCA sebagai daerah tujuan konvensi di Indonesia sangat potensial untuk menyelenggarakan konvensi tematik seperti subjek ilmu medis, sains, industri, teknologi pendidikan, agrikultur, konservasi alam dan lainnya. Dengan begitu, penetapan daerah tujuan konvensi ini merupakan langkah tepat, mengingat berbagai potensi kekayaan alam, sosial budaya maupun sumber daya manusia Indonesia yang sangat besar, yang merupakan magnit penarik bagi penyelenggaraan kegiatan kongres dan konvensi di Indonesia.

Jika ingin disimpulkan, secara garis besar berikut adalah kekuatan-kekuatan wisata MICE Indonesia dewasa ini.

1. Letak geografis Indonesia pada posisi silang dua benua dan dua samudera, dengan kekayaan alam, sosial, seni budaya yang sangat beragam.

2. Indonesia memiliki perusahaan-perusahaan penyelenggara kongres dan konvensi yang didukung oleh para profesional tangguh yang berkelas internasional.

3. Indonesia memiliki venues berupa pusat-pusat konvensi maupun hotel-hotel berkelas dari berbagai jenis sebagai tempat penyelenggaraan kongres dan konvensi, termasuk di berbagai daerah.

4. Indonesia memiliki 10 Daerah Tujuan Wisata Konvensi yang memiliki karakteristiknya tersendiri.

5. Indonesia memiliki keanggotaan dalam berbagai organisasi regional maupun internasional, baik di tingkat pemerintahan, organisasi/asosiasi, dan memiliki berbagai perusahaan multinasional yang menjadi pasar wisata kongres dan konvensi.

Page 46: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 2 | Peluang Bisnis MICE 31

6. Lahirnya pusat-pusat pendidikan formal maupun informal khusus MICE, seperti kerja sama yang dilakukan DPP INCCA dengan Politeknik Negeri Jakarta yang membuka Program D4 MICE, dan adanya dukungan pendidikan nonformal melalui kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh INCCA Institute.

7. Berdirinya perusahaan-perusahaan multinasional yang menyelenggara kan event MICE dan memasukkan MICE sebagai salah satu bagian struktur organisasi perusahaan.

8. Adanya dukungan masyarakat dan pers yang demikian besar dalam memajukan wisata jenis ini.

Data Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) menunjukkan bahwa saat ini ada sekitar 330 anggota INCCA yang merupakan Profesional Congress Organization (PCO), belum lagi ratusan lainnya sebagai Professional Exhibition Organization (PEO). Jumlah ini menangani tidak lebih dari 20 persen pasar organizer/planner kongres dan konvensi internasional di Indonesia, sedangkan 80 persen lainnya ditangani oleh panitia secara in-house.

E. Permasalahan dan Solusi Pengembangan MICE di Indonesia

Berikut ini akan dijelaskan satu per satu permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan MICE di Indonesia. Namun, di antara beberapa permasalahan itu, ada satu titik persoalan pokok yakni kurangnya perhatian pemerintah dalam mengimplementasikan dukungan politik yang diberikan, ke dalam tindakan aksi yang konkrit.

Surat dukungan dan tim bidding yang harusnya difasilitasi dan dibantu oleh pemerintah harus mendapat prioritas perhatian saat ini. Prioritas lain adalah menyangkut anggaran pemasaran, penciptaan event-event MICE di berbagai daerah dan dikaitkan dengan upaya penciptaan thema kampanye MICE tahunan.

Permasalahan 1 : Belum Optimalnya Anggaran dan Strategi Pemasaran dan Promosi MICE

Page 47: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry32

Permasalahan 2 : Kurangnya Daya Cipta Event

Permasalahan 3 : Minimnya Sosialisasi (Belum melek MICE)

Permasalahan 4 : Belum Ada Rencana Strategis Pengembangan MICE Pemerintah yang bisa menunjukkan ke

arah mana MICE akan dibawaPermasalahan 5 : Tidak Adanya Kantor Pemasaran MICE di Luar Negeri

Permasalahan 6 : Pendidikan Sumber Daya Manusia (SDM)

Permasalahan 7 : Kebijakan Transportasi

Permasalahan 8 : Kebijakan Permodalan

Permasalahan 9 : Kebijakan Keimigrasian

Permasalahan 10 : Kebijakan Perpajakan

Permasalahan 11 : Kebijakan Luar Negeri (Perluasan keanggotaan Indonesia di berbagai organisasi internasional dan upaya lobi untuk memimpin organisasi internasional tersebut)

Permasalahan 12 : Kurangnya Perhatian Pada Riset

Belum optimalnya dukungan yang diberikan pemerintah antara lain tampak dari minimnya anggaran yang disediakan bagi pemasaran maupun promosi MICE, hal yang juga terjadi bagi pemasaran dan promosi pariwisata secara keseluruhan. Di samping itu, belum terlihat adanya strategi pemasaran dan promosi yang terpadu kecuali hanya menyandarkan kepada kemampuan serba minimal yang dimiliki oleh pihak industri. Dikatakan serba minimal, karena industri memiliki kemampuan yang sangat terbatas dalam menyelenggarakan pemasaran dan promosi, sehingga sangat perlu bantuan dari pemerintah.

Strategi pemasaran dan promosi yang berjalan sendiri-sendiri serta tidak integral dengan kegiatan event yang ada dan akan ada, membuat pemasaran dan promosi yang ada menjadi tidak efektif dan efisien. Ke depan, untuk mendorong penciptaan event-event MICE ini, konsep INCCA dalam pengembangan 10 destinasi MICE di Indonesia, serta pengembangan dan realisasi gagasan “Satu instansi

Page 48: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 2 | Peluang Bisnis MICE 33

pemerintahan satu event MICE unggulan per tahun”, “Satu Provinsi/Kabupaten/Kota satu event MICE unggulan per tahun”, “satu BUMN/BUMD satu event MICE unggulan per tahun”. Langkah ini, tentu saja dilakukan bersamaan dengan langkah industri yang juga secara kreatif mendorong terciptanya event-event MICE berskala besar dengan dukungan pemerintah maupun organisasi atau asosiasi perusahaan maupun masyarakat.

Demikian pula budaya pemasaran dan promosi berlandaskan project oriented (bukan berdasarkan kegiatan atau event MICE) membuat upaya pemasaran dan promosi dengan anggaran yang sangat minim pun semakin tidak jelas manfaatnya.

Ke depan, dalam urusan pemasaran dan promosi ini, perlu dilakukan perencanaan yang terpadu dan melibatkan para stakeholders MICE secara menyeluruh, mulai dari pembuatan tema-tema kampanye tahunan, penciptaan event-event baru tahunan by sector atau by local government and NGO’s, penajaman pemilihan saluran (media) pemasaran dan promosi, negara tujuan pemasaran dan promosi, termasuk upaya membuka ”agent” yakni dengan membuka kantor perwakilan pemasaran MICE di negara-negara terpilih.

Permasalahan lain yang saling berkait adalah mengenai masih rendahnya pemahaman mengenai MICE justru di kalangan pemerintah sendiri, yang disebabkan oleh upaya sosialisasi yang kurang begitu gencar dilakukan. Hal ini juga berakibat masih rendahnya dukungan yang diberikan pemerintah, misalnya dalam upaya keikutsertaan bidding di luar negeri. Pemberian anggaran khusus dan bantuan bahan promosi di samping surat dukungan dari pejabat tertinggi dalam bidang terkait sangat penting dilakukan, sebagaimana yang dilakukan oleh pemerintah di negara-negara lain dalam kasus keikutsertaan bidding internasional. Itu sebabnya perlu dipikirkan suatu forum atau desk bidding yang bisa menjembatani ini, dan cakupannya adalah lintas sektor.

Hal ini bisa digarap oleh Direktorat MICE, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, yang baru dibentuk. Dan, yang lebih penting lagi, selain upaya ini, pemerintah diminta agar tetap konsisten dan bahkan berupaya seoptimal mungkin untuk menambah keanggotaan Indonesia

Page 49: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry34

di berbagai organisasi internasional, dan terus menyokong upaya untuk memenangkan pemilihan menjadi pimpinan organisasi tersebut secara internasional.

Permasalahan-permasalahan lain seperti kebijakan transportasi, permodalan, keimigrasian, perpajakan, dan perlunya perhatian pada riset MICE, juga menjadi perlu untuk diperhatikan oleh pemerintah. Karena bagian-bagian ini akan menjadi dinamisator bagi kemajuan industri MICE di Indonesia.

F. Tantangan Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Event MICE

Bisnis MICE menghadapi berbagai perubahan-perusahaan situasi dunia, yang kemudian berdampak pada perubahan akan kebutuhan penyelenggaraan MICE. Dengan demikian para penyelenggara MICE dituntut semakin menunjukkan kualitas dalam penyelenggaraan, sekaligus oleh tantangan operasional usaha, dituntut pula semakin kreatif dalam menciptakan event-event MICE baru yang potensial dalam menghasilkan peserta, sponsor, mendorong bangkitnya usaha kecil dan menengah penyokong industri MICE, pembangunan citra bangsa dan lainnya.

Dalam kerangka peningkatan kualitas ini, dunia usaha MICE dituntut penanganan MICE yang semakin memperhatikan detail, lebih integratif, lebih berdedikasi, lebih transparan, dan lebih smooth, dengan mengikuti trend kebutuhan terkini seperti sentuhan teknologi komunikasi pendukung event MICE (e-registration, e-payment, tata panggung, teknologi presentasi, dan lain-lain).

Kalangan dunia usaha didorong untuk mempertahankan hosptality, dengan personal touch dan back to nature, karena adanya trend global yang membutuhkan dukungan seperti itu. Bahkan, dapat disebut itulah karakteristik pelayanan MICE yang menjadi ciri khas Indonesia. Selain itu, ada pula tuntutan harga kompetitif (Cost Efficiency), kebutuhan akan kerja sama antarnegara atau benua.

Jadi hal-hal tersebut harus menjadi pegangan kita bersama dalam mengembangkan MICE Indonesia sebagai sebuah destinasi MICE

Page 50: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 2 | Peluang Bisnis MICE 35

yang unggul. Tetap memperhatikan kualitas, tetap mempertahankan hospitality, tetap menjaga harga kompetitif untuk setiap event, melakukan kerja sama di antara negara-negara Asia dan tetap membuka pikiran dan hati terhadap berbagai perubahan.

Yang kita inginkan adalah menciptakan MICE Indonesia sebagai sebuah destinasi yang memiliki karakter, sesuai dengan kondisi regional yang ada. Tanpa sebuah karakter, maka akan sulit bagi Indonesia untuk melampaui prestasi yang sudah dicapai oleh negara pesaing.

Dan, yang terpenting, momentum kebangkitan ekonomi yang sudah ditunjukkan oleh China, India dan berbagai negara Asia lain seperti Jepang, Korea, Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, menjadi momentum MICE Indonesia untuk mengambil posisi terdepan.

Banyak yang percaya, abad ke-21 adalah abad Asia, dan segera kita melihat perubahan baru tengah dan akan muncul dari Asia. Bangkitnya ekonomi China, termasuk India, dua negara berpenduduk terbesar di dunia, serta negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, Korea, Singapura, Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam dan lainnya, segera akan menjadi fenomena baru, yang sedikit banyak akan memberikan arus atau gelombang terbaru bagi industri MICE dunia.

Para ekonom dunia bahkan meramalkan China dan India sebagai kekuatan pemimpin ekonomi dunia tahun 2050, meninggalkan Amerika Serikat. Sinyal mengenai hal ini sudah mulai terlihat melalui penguasaan ilmu dan teknologi yang semakin kuat di Asia. Dan dari sisi MICE, tampak trend baru bahwa meskipun Eropa dan Amerika saat ini masih tetap teratas dalam penyelenggaraan event MICE, namun pasar tua Eropa dan Amerika tampak mulai ”melemah” dari tahun ke tahun, berbeda dengan Asia yang terus menaik dan sangat meyakinkan, sehingga tidak lama lagi kita akan menyaksikan Asia bisa mengambil posisi mereka.

Perubahan geografis ”pusat” ekonomi dan politik global ini, merupakan kabar baik bagi negara-negara Asia, dan diharapkan akan mendorong ekonomi dan politik regional Asia secara positif. Bagaimana industri MICE Asia mampu mempersiapkan sebuah konsep pertumbuhan MICE regional Asia, yang bisa membawa dampak positif bagi perkembangan MICE ini ke seluruh negara Asia?

Page 51: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry36

Beberapa pertimbangan kebutuhan yang tercipta dari perubahan kondisi global ini? Pertama, membuat koneksi Asia (Asian connection), yang satu sisi terus memperkuat China dan India dan begitu pula sebaliknya. Kedua, menjadikan China sebagai “distribution power” termasuk India, selain terus menyokong Singapura yang telah menjadi pusat distribusi selama ini.

Ketiga, menggantikan terminologi persaingan tidak sehat menjadi kerja sama saling membangun. Bukan saling membunuh. Konsep ini bisa dijabarkan lebih lanjut dalam kerja sama cross selling, kerja sama penciptaan kegiatan-kegiatan atau event MICE yang produktif di masing-masing negara anggota, dan kerja sama promosi maupun penjualan, dan tukar-menukar informasi.

Keempat, mempertahankan keunikan keramahtamahan (hospitality) basis karakteristik negara masing-masing. Kelima, membuat standar pelayanan umum MICE Asia yang mudah diadaptasi semua negara anggota. Keenam, pelihara komunikasi dan sharing informasi, terutama berkait dengan bidding.

Trend lain yang bisa kita lihat adalah bahwa masyarakat industri maju yang semakin individualistik, terutama apa yang terjadi di Eropa dan Amerika, membutuhkan sesuatu yang lebih ”Nature” yang membawa dia mengalami suatu pengalaman sosial dan budaya yang tidak diperolehnya di negara asalnya.

More Nature bukan hanya terkait dengan dimasukkannya isu lingkungan ke dalam perencanaan dan pelaksanaan event MICE, seperti penggunaan bahan-bahan yang merupakan hasil daur ulang, atau semakin memperhatikan kelestarian lingkungan dan isu-isu lingkungan lainnya ke dalam penyelenggaraan MICE, namun akan lebih menekankan pentingnya pelayanan sosial budaya lokal ke dalam sebuah event MICE.

Davos menawarkan Nature dan menjadi populer dengan menghindari pembangunan convention center, agar lebih menjual dan mempertahankan nature-nya yaitu musim dingin yang penuh romantikanya. Hal ini bukan berarti bahwa sebuah covention center tidak perlu, namun penting sekali untuk memberikan sajian yang lebih nature mengenai sebuah destinasi MICE.

Page 52: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 2 | Peluang Bisnis MICE 37

Apa yang harus kita lakukan? Asia memiliki keunggulan komparatif dalam memberikan wajah nature mereka, dalam bentuk alam, sosial dan budaya yang unik, dan hal itu harus menjadi bagian penting dalam pelayanan event MICE.

Pasar Eropa dan Amerika, yang memiliki budaya individualistik menyenangi pengalaman pribadi yang bersentuhan dengan budaya lokal. MICE Asia harus membuat konsepsi ini ke dalam setiap event MICE sebagai bagian dari hospitality, yang umumnya sudah hilang di regional lain.

Dalam menghadapi isu lingkungan hidup, seperti penggunaan bahan-bahan yang menggambarkan kepedulian lingkungan (eco-awareness), menurut saya penting untuk menjadi pertimbangan meskipun hal ini sebenarnya tidak terlalu menyulitkan bagi organizer/planner, karena bagaimanapun industri ini dibangun bersama sektor lain secara bersama-sama. Meski begitu, penting bagi kita untuk menunjukkan suatu keberpihakan kepada isu ini dalam setiap promosi MICE.

Page 53: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Page 54: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

39

PARIWISATA EVENT

BAB 3

Peristilahan yang menyangkut Event dalam tulisan ini mengungkapkan lingkup (a) Festivals, Special Event, Mega Event (Getz, 1991), (b) Major Event (Torkildson,1986:456). Pengertian event dalam kamus secara umum dapat berarti sesuatu yang terjadi, kejadian, sebagai suatu hasil atau bagian dari kegiatan olahraga (Getz, 1991:43). Tipologi dari Pariwisata event ditunjukkan seperti Gambar 3.1 berikut.

Infrastruktur Akomodasi Transportasi Atraksi Katering RetailRekreasi dan

Hiburan

Elemen dari event

Atraksi Mutlak Atraksi Permanen Event

- Iklim- Pemandangan- Budaya- Keramah- tamahan

- TamanHiburan- TamanKota- Pameran- Fasilitasbudaya- LayananMasyarakat- PusatKonvensi- Fasilitasolahragadan

rekreasi- FasilitasBelajar

Program dan Event pada atraksi permanen:- ProgramPerjalanan- Kegiatanbisnis- EventOlahraga- EventPendidikan- EventKeagamaan- EventPolitik- FestivalMasyarakat- MegaEvent-Regionalevent

Atraksi- Atraksilokal/aktivitaswisata-Atraksiselamaperjalanan

Kesan dan Citra Pariwisata

Gambar 3.1 Tipologi Pariwisata Event (Getz,1991:45)

Page 55: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry40

A special event is a onetime or infrequently occurring event outside the normal program or activities of the sponsoring or organizing body. To the customer, a special event is an opportunity for a leisure, social, or cultural experience outside the normal range of choices or beyond everyday experience.

Menurut Getz (1991:45), dalam bukunya “Festivals, Special Event and Tourism”, memberikan gambaran pariwisata event dilihat dari sisi penawaran. Dalam Gambar 3.1 diperlihatkan ada 7 (tujuh) elemen yang ada dalam sebuah daerah tujuan wisata MICE. Adapun ketujuh elemen tersebut:

1. infrastruktur (infrastructure),

2. akomodasi (accomodation),

3. transportasi (transportation),

4. atraksi (attraction),

5. katering (catering),

6. pedagang pengecer (retail),

7. sarana rekreasi atau hiburan (recreation or entertainment).

Dari ketujuh elemen tersebut, wisatawan yang datang ke destinasi dapat menikmati tiga bagian elemen atraksi, yang disebut Atraksi Mutlak, Atraksi Permanen, dan event (Ambient Attraction, Permanent Attraction, dan event). Gambar tersebut merupakan tujuan dasar dari pariwisata event. Karakteristik dari Pariwisata event yang juga menyangkut festival adalah sebagai berikut.

1. Terbuka untuk umum.

2. Tujuan utamanya untuk memperingati atau memamerkan tema tertentu.

3. Diselenggarakan dalam jangka waktu setahun atau kurang.

4. Ada acara pembukaan dan penutupan.

5. Struktur organisasi yang dibentuk tidak permanen.

6. Program acara terdiri dari beberapa aktivitas.

7. Seluruh aktivitas diselenggarakan pada tempat dan lokasi yang sama dalam satu wilayah.

Page 56: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 3 | Pariwisata Event 41

Pariwisata Event secara khusus belum tertuang dalam aturan tertulis yang dikeluarkan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, yang ada hanyalah lingkup Usaha Jasa Konvensi. Kegiatan pariwisata event dalam pelaksanaan kegiatannya melibatkan lintas departemen. Pameran Dagang sebagai event dalam pengurusannya ditangani oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pementasan artis bertaraf internasional dalam pengurusannya semestinya ditangani oleh usaha jasa impresariat, berkoordinasi dengan departemen yang terkait sesuai tema event. Contoh pada Bali misalnya, Nusa Dua Festival yang dalam pelaksanaannya adalah kegiatan Bali Tourism Development Corporation (BTDC); Bali Art Festival (Pesta Kesenian Bali/PKB) yang diadakan setiap tahun oleh Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan. Jika dibandingkan dengan usaha jasa konvensi (MICE), pariwisata event menekankan hiburan dan menarik. Berbeda dengan MICE yang lebih menekankan tujuan tertentu untuk kegiatan MICE itu sendiri, dan belum tentu menarik bagi mereka yang mengikuti kegiatan dimaksud.

Event dalam kaitannya dengan perencanaan destinasi wisata, Getz (1991:5) menyebutkan event mempunyai peranan penting dalam pembangunan pariwisata.

Terdapat 4 (empat) hal penting perlunya pariwisata event antara lain sebagai berikut.

1. Event sebagai atraksi (attraction), sangat jelas dapat diungkapkan di mana kegiatan pariwisata event merupakan atraksi/daya tarik tersendiri bagi sebuah destinasi. Atraksi adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat/dinikmati. Atraksi menunjukkan hal utama pilihan wisatawan konvensi menilai Bali (Mahadewi, 2004).

2. Event sebagai pemberi citra destinasi (image maker); melalui kegiatan event sebuah destinasi dapat memasarkan dirinya untuk memberikan kesan dan pandangan terhadap destinasi yang ditawarkan. Misalnya contoh kasus Indianapolis yang identik dengan wisata olahraga (sport tourism). Bali dilihat dari sisi event, setiap aktivitas orang Bali (Hindu) adalah event. Citra Bali adalah Pariwisata budaya, yang dalam kegiatan event dapat diberikan contoh: Pementasan Tari Barong dan Kecak, Acara Buffet Dinner di puri-puri (rumah raja-raja

Page 57: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry42

Bali tempo dulu), Ngaben (upacara pembakaran mayat), upacara potong gigi, dan semua aktivitas dalam menyambut hari raya umat Hindu (Galungan, Kuningan, Nyepi, dan sebagainya).

3. Event sebagai pendorong tumbuhnya atraksi wisata (animators of static attractions). Melalui kegiatan event, dapat ditunjukkan segala bentuk atraksi yang merupakan ajang aktivitas dan kreativitas pelaku event. Contoh pada Bali adalah adanya penampilan tari Okokan di pentas Pesta Kesenian Bali, di mana sebelumnya tarian ini terbatas hanya memainkan alat musik Okokan, berkembang diiringi tarian-tarian pelengkap yang mengikuti irama musik melibatkan masyarakat lokal.

4. Event sebagai penggerak tumbuhnya pembangunan sektor lain (catalyst for other development). Melalui event, pertumbuhan sektor lain secara tidak langsung tumbuh untuk melengkapi kegiatan event yang dilaksanakan. Contoh dalam hal ini adalah dengan adanya Pesta Kesenian Bali, masyarakat di sekitar areal Art Center tempat penyelenggaraan event, mampu memperoleh pendapatan bagi warga masyarakat sekitarnya (banjar). Pendapatan diperoleh melalui penyewaan areal parkir bagi pengunjung Pesta Kesenian Bali, penyewaan lahan bagi para pedagang kaki lima, dan penggunaan tenaga keamanan (pecalang) yang semuanya adalah masyarakat umum.

Hal yang paling mendasar dan aspek penting dari pariwisata event adalah untuk upaya mendatangkan wisatawan baik domestik maupun mancanegara (Getz, 1991:5). Getz juga menyampaikan, tidak semua event yang ditawarkan mampu menarik bagi wisatawan. Adakalanya wisatawan datang bersamaan dengan kegiatan event, hanya untuk melihat peluang apa yang bisa dilakukannya selama event. Dalam hal ini wisatawan yang datang adalah untuk bisnis. Sehingga batasan pariwisata yang menyebutkan pariwisata adalah kegiatan bersenang-senang dan mengeluarkan uang, dalam hal event dapat terjadi menjadi kegiatan untuk bisnis dan mendapatkan uang. Sehingga wisatawan yang mengikuti kegiatan event, memenuhi syarat dari sisi batasan pariwisata itu sendiri, dan syarat sebagai orang ikut dalam kegiatan event.

Page 58: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 3 | Pariwisata Event 43

Gunn (1988, ed.Getz, 1991:6), menyebutkan atraksi pada sebuah destinasi merupakan promosi paling efektif dalam mengemas kegiatan event. Atraksi yang atraktif dapat digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan sebuah event menjadi menarik atau tidak (Getz,1991:6). Gambar 2 berikut menunjukkan hubungan kegiatan event dan Pariwisata.

Atraksi

−Penggerakwisatawanberkunjungkedestinasi

−Penambahmaknaevent

Animator

−Atraksilocal(static attraction)

−Fasilitasumum

−Tempatbelanja

Alternative Tourism

and

Sustainable Development

Image maker

−Penandaevent(Hallmark event)

−Temadestinasidancitrapositif

Katalis

−Memberipembaharuan

−Infrastruktur

−Pengembanganbisnisdanekonomi

Gambar 3.2 Hubungan Pariwisata Alternatif dengan Kegiatan Festival dan Event Special (Getz, 1991:6)

Getz mengemukakan pendapatnya bahwa kegiatan event dapat menjadi katalis, image maker, atraksi, animator dan sebagai bentuk pariwisata alternatif serta pengembangan yang berkesinambungan.

Event are an important part of any comprehensive community recreation programme. They capture the imagination. Events can involve the community; they can increase awareness; they can help put an organization or an activity on the map. Event can bring top class performers, entertainment, novelty, adventure, surprise and fun to add height, width, depth and glamour to a programme (Torkildson, 1986:456).

Event adalah bagian penting dari keseluruhan kegiatan rekreasi yang ditawarkan. Kegiatan event banyak melibatkan masyarakat dan dapat memberikan kesejahteraan, melibatkan organisasi secara langsung dalam kegiatan yang diselenggarakan. Penanganan yang profesional dalam kegiatan event, dapat memberi nilai tambah bagi

Page 59: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry44

program wisata yang ditawarkan. Penanganan yang buruk dalam menyelenggarakan kegiatan event dapat berakibat berkurangnya nilai event yang ditawarkan (Torkildson, 1986:456). Hal ini dapat berakibat buruk bagi nama baik pihak penyelenggara yang menawarkannya. Yang perlu mendapat perhatian adalah para Recreation Manager hendaknya dapat mengontrol pelaksanaan kegiatan event dari awal perencanaan sampai event berlangsung. Bagamanapun juga kegiatan event adalah kegiatan berwisata yang tujuan utamanya adalah untuk bersenang-senang, to switch off and relax (Krippendorf dalam France, 1997:39). Pariwisata Event sebagai bagian dari studi kepariwisataan, didefinisikan sebagai perencanaan yang sistematis, pengembang pemasar atraksi festival dan event spesial, sebagai katalis dan pembentuk citra destinasi (Getz and Wick, 1993:2, ed. Murphy,1997).

Page 60: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

45

LINGKUP KEGIATAN USAHA JASA MICE

BAB 4

4.1 Lingkup Kerja Usaha Jasa MICE

Seperti telah dikemukakan terdahulu, kegiatan MICE pada hakikatnya adalah kegiatan pertemuan yang melibatkan lebih dari dua orang, untuk membicarakan, menggagas dan memperkenalkan suatu ide, barang atau jasa atau lainnya untuk kepentingan orang-orang yang mengadakan pertemuan ataupun untuk orang lain.

Karena kaitannya dengan pertemuan, maka seringkali hanya menyebut MICE itu sebagai industri konvensi atau meeting industri. Adapun insentif dan pameran adalah bagian dari pelaksanaan konvensi. Walau begitu, sangat sering pameran dan indentif itu sendiri, dengan kesadaran adanya kompleksitas atau lingkup kerja penanganannya yang tersendiri pula.

Maka dapatlah dimaklumi kenapa kemudian muncul berbagai asosiasi yang terpisah, seperti asosiasi konvensi dan asosiasi penyelenggara pameran. Dalam Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM. 108/HM. 703/MPPT-91 Kongres, Konferensi atau Konvensi diberikan pengertian sebagai berikut, yaitu “suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan,

Page 61: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry46

cendekiawan dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama”.

Perjalanan Insentif (Incentive) adalah suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata.

Sedangkan Produk Incentive Meeting, di antaranya menyalurkan incentive meeting dengan memperkuat sales team untuk mengejar: Incentive Project dan Show Biz. Incentive meeting biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Farmasi atau Costumer Goods untuk memperkenalkan produk-produk barunya. Sementara Show Biz merupakan pengembangan entertainment business dengan pasar perusahaan-perusahaa besar, seperti ulang tahun perusahaan, penandatanganan MOU, products launching, dan lain-lain.

Dalam peraturan itu pula, pameran (exhibition) dijelaskan sebagai suatu kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata. Pameran adalah salah satu bagian dari industri MICE yang sangat menunjang suksesnya berbagai usaha jasa konvensi. Untuk pengembangannya dapat bekerja sama dengan anggota-anggota ASPERAPI dalam melaksanakan pameran.

Lingkup kerja uaha MICE meliputi perencanaan, konsultasi dan pengorganisasian yang dapat dilakukan bersama-sama dengan pihak pemberi tugas.

Lingkup kerja itu secara rinci adalah sebagai berikut.

• Merencanakan dan dapat melaksanakan bidding atau penawaran.

• Menyusun perencanaan anggaran dan pengelolaan anggaran untuk penyelenggaraan kegiatan.

• Merencanakan dan dapat menyelenggarakan kegiatan.

• Mengkoordinasikan penyelenggaraan transportasi.

• Menyiapkan tempat penyelenggaraan.

Page 62: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 4|LingkupKegiatanUsahaJasaMICE 47

• Mengkoordinasikan keperluan akomodasi.

• Mengkoordinasikan kegiatan promosi dan public relation.

• Mempersiapkan penyelenggaraan perjalanan pra, selama dan pasca konvensi.

• Mengurus perizinan penyelenggaraan kegiatan.

• Mengurus/mengkoordinasikan kemudahan prosedur Bea dan Cukai serta keimigrasian bagi Convention Equipment yang akan di re-export atau dikirim kembali ke luar negeri setelah selesai kegiatan, selambat-lambatnya dalam waktu lima tahun.

Perusahaan Jasa MICE diselenggarakan oleh badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam akte pendirian. Usaha jasa MICE merupakan bidang usaha yang terbuka bagi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penyelenggaraan usaha MICE oleh penyelenggara luar negeri yang akan dilakukan di Indonesia harus menunjuk perusahaan jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran dalam negeri sebagai mitra usaha. Sebelum penandatanganan perjanjian kerja sama, mitra usaha dalam negeri wajib melapor kepada Instansi Pembina di daerah untuk memperoleh persetujuan.

Dalam kaitannya dengan pengusahaan ini, penyelenggara usaha jasa MICE diwajibkan memberikan perlindungan, menjaga keselamatan dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada peserta, beranggung jawab untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak pemberi tugas berdasarkan perjanjian yang disepakati.

4.2 Pengelolaan Usaha Jasa MICE

Dilihat dari segi bisnis, usaha jasa MICE merupakan bidang usaha yang menjanjikan, sehingga seringkali membuat keterkaitan banyak pihak untuk memasuki usaha di bidang ini. Di Indonesia sendiri, ‘booming’ untuk masuk ke bidang ini pernah terjadi pada awal-awal

Page 63: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry48

tahun 90-an, bahkan berbagai kalangan telah beramai-ramai membuka kursus atau pendidikan dan latihan MICE.

Sebagai akibatnya, banyak muncul penyelenggara MICE yaitu PCO (Professional Congress Organizer) yang terorganisir maupun tidak, yang profesional maupun yang amatiran secara in-house. Sebenarnya, besarnya reaksi masyarakat terhadap usaha MICE ini sangatlah positif, sebagai bagian dari upaya sosialisasi usaha jasa MICE. Tetap di sisi lain, banyak pihak hanya menyadarkan diri kepada hitung-hitungan untung tanpa menyadari esensi dari penyelenggaraan sebuah event MICE maka suatu ketika bisa saja menjadi bumerang bagi industri MICE sendiri, di mana akan lahir ketidakpercayaan masyarakat kepada PCO sebagai sebab akibat dari tidak profesionalnya para PCO.

Alangkah baiknya apabila PCO memperhatikan dengan sungguh-sungguh standar mutu pelayanan dan prasyarat yang diatur dalam perundang-undangan. Sebab bagaimanapun, pelaksanaan suatu event itu sangat berdampak bagi si tuan rumah atau penyelenggara, bahkan terhadap industri MICE itu sendiri. Jika masing-masing PCO (baik itu yang terorganisir maupun tidak) tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh karakteristik sebagai kelompok “profesional”, maka dapat mengurangi citra PCO secara keseluruhan.

Dalam kaitan ini, untuk ke depan perlu dilakukan pola pembinaan yang lebih intens terhadap pertumbuhan PCO. Namun begitu, untuk memudahkan pengorganisasian maupun upaya pembinaan dan dalam rangka menumbuhkan semangat korps dalam usaha MICE, para PCO hendaknya masuk dalam keanggotaan asosiasi terkait seperti INCCA/AKKINDO atau SPICO untuk menyelenggarakan kongres dan konvensi, maupun ASPERAPI untuk penyelenggaraan pameran.

Seperti dikatakan terdahulu, besarnya pertumbuhan PCO di Indonesia merupakan sinyal positif dalam rangka terciptanya persaingan yang sehat dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat pengguna jasa PCO. Dalam kaitan itu, makin tinggi pula tuntutan atas komitmen PCO yang berkualitas dan yang mampu terlibat penuh dalam keseluruhan proses pemberian pelayanan termasuk konsultasi maupun dalam pelaksanaannya.

Page 64: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 4|LingkupKegiatanUsahaJasaMICE 49

Perlu diingat, bahwa karakteristik layanan PCO itu sangat menyeluruh, dan menyangkut aspek yang luas dan kompleks. Dalam kaitan itu, sebuah PCO bukan hanya dituntut untuk mampu memahami bidang-bidang yang digarap pelaksanaan konvensinya, tetapi mampu memberikan masukan-masukan yang berarti upaya kesukseskan kegiatan penyelenggara.

4.3 Organisasi MICE

Pasar pertemuan internasional memiliki segmen yang luas, tergantung kepada ukuran pertemuan, ragam orang yang mengikuti pertemuan, berdasarkan maksud dan banyak kriteria lainnya.

International Meeting

Corporate Initiators Non-corporate Initiators

- Internal meetings - Internasional Gov. Org. - External meetings - Internasional Non-Gov. Org - In/External meetings (NGO’s)

Dari beberapa pengalaman dalam penyelenggaraan konvensi, segmen pasar yang paling besar dikerjakan atau dipasarkan dibagi dalam tiga kategori, yaitu

a. Kategori Internasional, terdiri dari:

1) International Governmental Organizer (IGOs)

2) International Non-Governmental Organizer (INGOs)

3) Multinational Bussiness Concerns

b. Kategori Nasional, terdiri dari:

1) National, Provincial and Local Associations/Institutions

2) National and Local Business Conserns

Page 65: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry50

c. Kategori Tambahan, terdiri dari:

1) Incentive Meeting

2) Exhibition

3) Non-MiCE Product

Pasar asosiasi dapat dibagi lagi dalam tiga kategori, yaitu:

a. Pertemuan Sains (Scientific Meetings), sebagai contoh adalah The International Symposium on Photo Chemistry dan lain-lain.

b. Pertemuan Dagang (Trade Meetings), contoh The Congress of the International Federation of Newspaper Publishers.

c. Pertemuan Keluarga (Family Meetings), contohnya The Convention of International Council of Jewish Women.

Berbagai kategori pertemuan memiliki karakteristik tersendiri, namun ada beberapa kesamaannya, yaitu kebanyakan di antaranya diselenggarakan berkala dalam jangka waktu tertentu, dengan lokasi yang berotasi, jumlah peserta relatif sama dari satu pertemuan ke pertemuan lain, dan inisiatif menjadi tuan rumah biasanya konterpart lokal.

Pertemuan asosiasi biasanya memiliki durasi 4 hingga 5 hari, kadang-kadang 2 atau 3, tetapi jarang hingga 6 hari atau lebih. Pengorganisasiannya satu atap (everything under-one-roof). Pertemuan asosiasi memerlukan ruang yang lebih banyak dibandingkan dengan pertemuan perusahaan (cooporate).

Data ICCA menunjukkan bahwa pertemuan asosiasi menggunakan ruang pameran. Pameran komersial bahkan telah menjadi aspek yang penting dalam pertemuan ini. Perkembangan lainnya adalah pengorganisasian event, di mana ditemukan tendensi menuju kepada sekretariat permanen atau PCO. Dalam jangka panjang, hal ini akan menghasilkan sentralisasi pembuatan kebijakan.

Dalam kaitannya dengan penentuan kebijakan, tidak semua aspek organisasi kongres dibuat oleh satu orang. Daerah tujuan dipilih oleh organisasi internasional seperti badan, sekretariat jenderal atau komite khusus. Daerah tujuan diambil oleh konterpart lokal, yang biasanya

Page 66: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 4|LingkupKegiatanUsahaJasaMICE 51

anggota organisasi. Tempat penyelenggaraan (venue) dan semua penyokong (suppliers) dipilih oleh konterpart lokal yang memenangkan ‘bid’. Acara dalam event dibuat oleh panitia program khusus yang menjadi bagian dari panitia lokal atau badan internasional yang terpisah.

Konterpart lokal adalah pihak yang meraih dan memenangkan ‘bid’ sebagai tuan rumah dari pertemuan internasional itu. Mereka harus melakukan pendekatan penuntun dan dalam berbagai kasus membantu memenangkan ‘bid’.

Pertemuan perusahaan (Corporate Meetings) dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: Internal Meetings, External Meetings dan Antara Internal dan Eksternal. Internal Meetings biasanya menyangkut karyawan dari perusahaan. Ada banyak macam pertemuan ini, namun yang lebih penting adalah: Sales, Technical, Training, Executive and Icentive Meetings.

External Meeting biasanya berhubungan dengan operasi pemasaran perusahaan atau produk perusahaan. Pesertanya adalah relasi luar dari perusahaan. Pertemuan-pertemuan ini contohnya adalah Pertemuan Dealers/Distributor, simposium/seminar, presentasi produk, pameran, insentif, para pemegang sahan dan jumpa pers.

In/Ext Meeting biasanya melibatkan karyawan dan pemasaran perusahaan. Ada dua kategori utama dari pertemuan ini yaitu: Workshop dan Training.

4.4 Sektor-sektor Terkait dalam Kegiatan MICE

Dalam pengoperasian usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran akan melibatkan banyak sektor sebagai mitra kerja yang saling berhubungan erat dan saling menguntungkan satu sama lainnya.

Sektor-sektor tersebut antara lain:

a. Akomodasi (hotel, wisman, losmen, dan lain-lain)

b. Transportasi (bus, taksi, kereta api, penerbangan, dan lain-lain)

c. Komunikasi dan profesi (perusahaan PR, perusahaan komunikasi, kontraktor pameran, dan lain-lain)

Page 67: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry52

d. Konsumsi (restoran, perusahaan jasa boga (catering), dan lain-lain)

e. Souvenir (pusat perbelanjaan, toko-toko hadiah, perusahaan karajinal, dan lain-lain)

f. Bank (kartu kredit, penukaran uang, giro, dan lain-lain)

g. Hiburan (band, orkestra, sendratari, lawak, dan lain-lain)

h. Lokasi/venue (pusat konvensi, hotel, dan lain-lain)

i. Tour (travel agent, tour operator, guide, objek wisata, dan lain-lain)

Hubungan antar sektor yang mendukung usaha jasa konvensi tersebut dapat digambarkan sebagai interaksi antara PCO dengan Organizing Commitee dan sektor-sektor penunjang lainnya adalah sebagai berikut.

Diagram (1)

ENTERTAINMENT

PCO

P.R.

RESTAURANTS

AIRLINES

SUPPLY AGENT

TRANSPORTATION

TRAVEL AGENT

HOTELS

BANK

GENERAL SERVICE

VENUES

ORGANIZINGCOMMITEE

4.5 Dampak Ekonomi

Ciri khas seorang wisatawan konvensi antara lain: mereka adalah orang-orang yang memiliki kelas ekonomi yang telatif tinggi dan punya posisi penting di dalam sebuah perusahaan atau instansi baik pemerintah, swasta maupun asosiasi. Karena itu umumnya mereka

Page 68: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 4|LingkupKegiatanUsahaJasaMICE 53

adalah orang yang royal dalam membelanjakan uang untuk sesuatu barang atau jasa atau tempat yang dianggapnya baik untuk digunakan selama konvensi maupun untuk dibawa pulang.

Hal ini didukung dengan sangat baik dengan waktu tinggal (length of stay) yang relatif lebih lama dibandingkan dengan wisman lain, yaitu rata-rata 4 hari. Secara ekonomis jelas, semakin lama tinggal, maka semakin banyak uang yang akan dibelanjakannya.

Selain itu, keunggulan lainnya adalah terjadinya multiplier effect terhadap usaha lain khususnya usaha kecil dan menengah dan pemasaran maupun penjualan produk wisata nasional secara menyeluruh. Seperti diketahui, pengoperasian usaha jasa MICE melibatkan banyak sektor sebagai mitra kerja yang saling berhubungan erat dan saling menguntungkan satu sama lainnya.

Sektor-sektor tersebut antara lain usaha akomodasi (seperti hotel, wisma, losmen, dan lain-lain), usaha transportasi (bus, taksi, kereta api, penerbangan, dan lain-lain), usaha komunikasi dan profesi (perusahaan PR, perusahaan komunikasi), usaha kontraktor pameran, usaha konsumsi (seperti restoran), perusahaan jasa boga (catering), dan lain-lain) usaha souvenir (pusat perbelanjaan, toko-toko hadiah, perusahaan kerajinan, dan lain-lain), usaha perbankan (kartu kredit, penukaran uang, giro, dan lain-lain), usaha hiburan (band, orkestra, sendratari, sanggar kesenian dan kebudayaan, lawak, dan lain-lain), usaha pengadaan lokasi/venue (pusat konvensi, hotel, dan lain-lain, usaha perjalanan/tour (travel agent, tour operatir, guide, objek wisata dan lain-lain).

Perlu diperhatikan, pengeluaran ini terjadi secara penyeluruh dalam masa waktu sebuah pelaksanaan event konvensi, pameran ataupun perjalanan insentif. Data Depparpostek menunjukkan, 26 persen dari seluruh pengeluaran wisman dibelanjakan untuk kebutuhan cinderamata, 29 persen untuk akomodasi, 19 persen untuk makanan dan minuman, 6 persen untuk bis dan kereta api, 5 persen untuk hiburan. Belum lagi untuk yang lainnya, seperti kebutuhan untuk paket tour yang dirancang oleh para penyelenggara konvensi.

Dapat dibayangkan tanpa banyak industri kecil dan menengah yang terlibat di dalam penyelenggaraan konvensi itu. Katakanlah

Page 69: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry54

usaha cinderamata, jasa catering, jasa perjalanan, guide, makanan dan minuman dan lainnya.

Bagaimana menjelaskan hal ini efek terhadap pemasaran dan promosi itu? Seorang wisatawan asing khususnya untuk keluarga Amerika Serikat dan Eropa pada dasarnya memiliki tempat-tempat wisata fanatik, yang sangat susah untuk diubah dalam masa singkat. Untuk menarik mereka berkunjung ke Indonesia sangat sulit. Tetapi ketika dia mengikuti event konvensi di Indonesia yang mau tidak mau harus diikutinya, maka secara pasti orang itu akan menjadi ujung tombak promosi wisata bagi keluarganya maupun bagi lingkungan kantornya. Tentu saja hal ini akan positif apabila dalam perjalanannya di Indonesia kita menawarkan pelayanan yang memuaskan bagi dia, berikut segenap keunggulan komparatif yang dimiliki objek-objek wisata di Tanah Air.

Berdasarkan hasil Studi PAU Sosial UGM (1996) usaha MICE memiliki dampak langsung dan tidak langsung serta sampingan, baik terhadap penghasilan, pekerjaan, pendapatan pemerintah maupun efek impor. Efek langsung ini berhubungan dengan dampak terhadap perusahaan yang secara langsung menerima pengeluaran MICE. Dampak tidak langsung terjadi saat perusahaan garis depan yang menerima pengeluaran MICE, membeli kebutuhan mereka dari pemasok dan kemudian pemasok tersebut membeli barang dan pelayanan dari pemasok mereka sendiri dan seterunya.

Maka pengaruh langung tidak terbatas pada MICE maupun sektor hotel dan restoran, tetapi seluruh ekonomi Indonesia. Dampak sampingan disebabkan oleh pengeluaran ulang penghasilan yang didapatkan pada tingkat dampak langsung dan tidak langsung. Saat penghasilan yang disebabkan oleh kegiatan MICE dikeluarkan kembali ini akan menghasilkan stimulus tambahan ke ekonomi Indonesia dan dengan demikian, menghasilkan tingkat penghasilan lebih tinggi, lebih banyak lowongan kerja, revenue pemerintah dan lainnya.

Jumlah total penghasilan langsung yang dihasilkan oleh sebuah kegiatan MICE adalah sekitar Rp 233.736 juta, jika dampak tidak langsung diperhitungkan maka penghasilan meningkat menjadi Rp 258,357 juta, sementara jika ditambah lagi dengan pengaruh sampaingan maka total efek penghasilan menjadi Rp 531.752 juta.

Page 70: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

55

PENGGERAK EVENT DAN USAHA JASA KONVENSI

BAB 5

Peningkatan kinerja event dan MICE di Indonesia sangat ditentukan oleh lahirnya berbagai perusahaan penggerak event, MICE atau Event Organizer (EO) serta Profesional Congress Organizer (PCO) berlisensi. Pengerak ini yang selain memiliki berbagai sumber daya manusia yang profesional dan kecakapan hubungan internasional yang kuat, juga memiliki visi yang tegas di dalam mengelola bisnis event dan MICE. Secara substansial, organisasi event memang seolah tidak mempunyai wadah. Hal ini tentunya menjadi permakluman semua pihak, pariwisata event adalah sesuatu hal yang baru bagi Indonesia. Dan Direktorat MICE yang baru dibentuk tahun 2007 pun masih berorientasi pada bagian MICE. Untuk itulah, sebagian besar gambaran penggerak event dan usaha jasa konvensi ini lebih mengarah pada PCO. Salah satu organisasi yang bergerak menangani perkembangan usaha event dan konvensi yang ada di Bali adalah SIPCO Bali (Society Indonesia Profesional Congress Organizer).

5.1 Organisasi dan Uraian Tugas PCO

PCO (Professional Congress Organizer) adalah perusahaan khusus untuk melaksanakan pertemuan (meeting) atau kegiatan dengan basis profesional.

Page 71: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry56

PCO adalah konsultan, administrator, kreator yang memberikan perhatian penuh bagi mendukung suksesnya kegiatan pertemuan yang diselenggarakan baik pemerintah, swasta, organisasi maupun asosiasi nasional, regional maupun internasional.

Dalam pelaksanaannya nanti, sebuah Perusahaan PCO selaku konsultan maupun kontraktor akan bertanggung jawab langsung kepada Panitia Penyelenggara di dalam menentukan segala kebutuhan yang diinginkan. Dalam arti Panitia Penyelenggaralah yang menentukan kebijakan, Perusahaan PCO membantu berdasarkan keprofesionalan yang dimilikinya.

a. Tanggung jawab PCO kepada Pihak Panitia

Untuk mengatur suatu konferensi secara profesional, berdasarkan pengetahuan dari kebutuhan konferensi saat ini, PCO bertanggung jawab kepada panitia dalam hal-hal berikut.

- PERENCANA/PLANNING

• PCO membantu dalam pengaturan struktur organisasi panitia penyelenggaraan.

• PCO membuatkan keterangan mengenai tugas dan kewajiban setiap panitia secara detail.

• PCO mempersiapkan jadwal administrasi secara detail mengenai tanggung jawab dan batas dalam tugas tersebut.

- RINCIAN JADWAL/SCHEDULE

PCO membuatkan rincian secara jelas dan tertulis tugas dan tanggung jawab untuk keperluan konferensi agar dapat terjalin kerja sama yang baik, yaitu

• Jadwal administrasi;

• Pembuatan breakdown timetable;

• Perencanaan lokasi/tempat;

• Peralatan audio visual chart;

• Pengaturan kebutuhan makanan dan minuman;

• Pembuatan tanda untuk pembicara;

Page 72: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 5|PenggerakEventdanUsahaJasaKonvensi 57

• Penempatan staf, yaitu: di meja registrasi dan keperluan lainnya di tempat/meja untuk pembicara (speaker), di Sekretariat;

• Management Conference Hall;

• Kebutuhan kebersihan (housekeeping), keamanan dan keperluan emergency;

• Di dalam pemberian isyarat/tanda kepada moderator dan pembicara pada saat acara;

• Mengatur dasar-dasar yang diperlukan untuk keperluan konferensi.

- KEUANGAN/FINANCE

• PCO menyiapkan keterangan pengeluaran/biaya secara detail dan rencana pembiayaan untuk disesuaikan dan selanjutnya disetujui oleh pihak panitia.

• PCO menyiapkan laporan keuangan secara lengkap sesudah terlaksananya konferensi.

• PCO akan memberikan segala kebutuhan yang penting mengenai informasi dan kerja sama untuk semua kebutuhan panitia.

• PCO akan mengatur tempat, tempat peralatan dan ruangan untuk personel.

- KORESPONDEN/CORESPONDENCE

PCO dapat membantu panitia di dalam semua kebutuhan korespondensi yang berhubungan dengan kepentingan konferensi suatu organisasi. Kecuali materi teknis/program yang seharusnya dipenuhi oleh pihak panitia.

- MENCARI TEMPAT PENYELENGGARAAN/VENUE SEARCH

PCO akan membantu pihak panitia di dalam pencarian tempat penyelenggaraan. Sesudah itu, PCO menindaklanjuti tempat penyelenggaraan setelah surat penunjukan diberikan.

Page 73: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry58

- KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN DI TEMPAT PENYELENGGARAAN/VENUE LIAISON

Pengaturan lebih lanjut akan ditindaklanjuti oleh PCO untuk tempat penyelenggaraan. Pengaturan akan dibuatkan berdasarkan kebutuhan dari panitia, dengan perincian sebagai berikut.

• Negosiasi dan pengaturan kontrak untuk tempat penyelenggaraan.

• Membuat dan merinci mengenai fasilitas-fasilitas dan pengaturan ruangan.

• Mengatur lokasi atas fasilitas yang tersedia untuk kegiatan rapat panitia penerimaan tamu, pendaftaran, sekretariat, gudang dan kebutuhan ruangan lainnya.

• Alat bantu audio visual: kami akan mengkoordinasi semua kebutuhan dan peralatan yang dibutuhkan.

• Peralatan panggung, teknis dan elektronik.

• Tenaga pengangkut barang, tenaga kebersihan, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya.

• Makanan dan minuman untuk para delegasi.

• Kebutuhan sekretaris, peralatan kantor, ketik-mengetik, fotocopy, dan sebagainya.

- PROMOSI/MARKETING

• PCO akan mengkoordinasikan semua kebutuhan surat menyurat di dalam proses marketing atau promosi suatu acara.

• Mengkoordinasi kegiatan akan kebutuhan promosi sebelum konferensi dimulai.

- PENGHUBUNG DELEGASI/DELEGATE LIAISON

Membantu panitia dalam semua kebutuhan komunikasi dengan peserta, termasuk:

• Mendistribusikan pengumuman konferensi kepada peserta di Indonesia.

Page 74: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 5|PenggerakEventdanUsahaJasaKonvensi 59

• Menerima pendaftaran dan memberikan informasi mengenai keikutsertaan peserta.

• Melaksanakan korespondensi, pembetulan, pembatalan dan permintaan-permintaan lain sebelum konferensi dimulai.

• Menyusun secara alpabetical daftar peserta konferensi.

• Mengkoordinasi keperluan registrasi seperti acara, daftar peserta, jurnal atau brosur sesuai permintaan.

• Pemberian petunjuk-petunjuk yang diperlukan para delegasi di tempat.

- ALAT BANTU MENERJEMAHKAN DAN PENERJEMAHAN ATAU SIMULTANEOUS INTERPRETERS SYSTEMS AND INTERPRETERS

Membantu panitia dalam mengatur dan mencari alat penerjemah yang simultan beserta penerjemah apabila diperlukan.

- PENDAFTARAN DAN PERMINTAAN STAF PENDUKUNG ATAU REGISTRATION AND ENQUIRY SUPPORTING PERSONEL

• PCO memakai Computer Software yang terbaik dalam membantu panitia dalam mendapatkan semua kebutuhan data mengenai pendaftaran, akomodasi, pengaturan perjalanan dan acara sosial lainnya. Mengenai sistem pendaftaran, panitia akan mudah mendapatkan access untuk mengetahui data demografik para peserta, matrix dan pencetakan tanda pengenal dan sebagainya.

• Mengatur dan menempatkan tenaga-tenaga ahli yang ber pengalaman dalam management conference berdasarkan kebutuhan dari panitia.

- ON SITE MANAGEMENT

• Mengkoordinasi semua kebutuhan operasional dan perinciannya.

Page 75: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry60

• Mengatur kebutuhan transportasi atas bahan-bahan seminar dan peralatan sari/dan keluar tempat penyelenggaraan.

• Melakukan site management dan pengawasan selama konferensi.

- TRANSPORTASI

Mengatur semua kebutuhan transportasi, yaitu:

• Penjemputan dan pengantaran delegasi ke airport.

• Mengadakan shuttle bus untuk delegasi dari hotel ke tempat penyelenggaraan.

• Kebutuhan transportasi di luar kebutuhan konferensi.

• Mengadakan mobil limosin untuk peserta VIP selama mereka tinggal.

- PENERBANGAN DAN AKOMODASI HOTEL/AIRLINES AND HOTEL ACCOMODATION

Membantu panitia dalam mengatur jadwal penerbangan dan pemesanan hotel untuk para peserta. PCO akan membuat suatu tempat/desk bagi mereka yang membutuhkan informasi di atas pada tempat penyelenggaraan konferensi.

Langkah-langkah yang akan ditempuh untuk pengaturan hotel, yaitu

• Menentukan hotel yang akan dipakai atas persetujuan panitia dan mengatur pemesanan hotel untuk semua peserta termasuk VIP.

• Negosiasi dalam block-booking dengan pihak hotel yang bersangkutan.

• Pengaturan pemesanan hotel dan semua kebutuhan yang termasuk dalam pemesanan.

• Pembuatan tiga lampiran (satu lampiran untuk peserta, satu lampiran untuk pihak hotel dan satu lampiran untuk kantor) kupon hotel yang mengkonfirmasikan tanggal kedatangan. lamanya batas tinggal di hotel dan keperluan deposit.

Page 76: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 5|PenggerakEventdanUsahaJasaKonvensi 61

• Deposit diberikan kepada pihak hotel sebagai jaminan selama mereka tinggal di hotel bersangkutan.

- PHOTOGRAPHY

PCO akan mengatur dan mencarikan photographer yang berpengalaman untuk merekam semua kegiatan konferensi tersebut.

- DESIGN

Membantu panitia di dalam pembuatan design untuk dipergunakan sebagai tema konferensi dan akan dipakai untuk di panggung, tanda pengenal, perlengkapan dan tas konferensi.

- PRINTING

• Mengambil alih tanggung jawab mengenai perkembangan semua barang cetakan (jika diminta).

• Membuat draft/konsep isi konferensi yang bersifat non-teknis untuk pengumuman/pemberitahuan yang pertama, kedua dan yang terakhir.

• Memberikan saran di dalam pembuatan design dan draft untuk undangan, kartu menu, tanda pengenal, daftar transportasi, daftar peserta, dan sebagainya.

- STAGE SET AND SIGNPOSTING

• Membahas dengan panitia mengenai pembuatan panggung dan menyarankan siapa designernya apabila diminta.

• Mengawasi pembuatan panggung dan keperluan-keperluan lainnya termasuk penempatan asesoris.

• Menyarankan dan melakukan penempatan poster serta tanda-tanda lainnya yang diperlukan.

- PENANGANAN VIP/VIP TREATMENT

Penanganan khusus akan diberikan kepada para VIP yang akan datang ke konferensi. Penanganan tersebut dimulai sejak kedatangan mereka di airport sampai keberangkatan mereka. PCO akan bekerja sama dengan protokol dari Departemen

Page 77: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry62

Luar Negeri, Pejabat Airport, Imigrasi dan Polisi, termasuk juga pengawalan dan keamanan bagi mereka (jika diminta).

- PENGATURAN-PENGATURAN TERSEBUT ADALAH:

• Membuka ruangan VIP di airport.

• Mengatur dalam penyediaan mobil limosin.

• Mengatur pemasangan bendera di masing-masing mobil peserta VIP.

• Mengatur polisi pengiring dan keamanan selama mereka tinggal.

• Mengatur kamar suite hotel untuk masing-masing Menteri/Pejabat atau orang penting lainnya.

- UPACARA PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN DARI KONFERENSI

• Pengaturan yang mendetail untuk acara pembukaan dan penutupan tetap diperlukan diskusi dengan panitia.

• PCO akan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

• Keinginan/kebutuhan panitia dalam upacara pembukaan dan penutupan.

• Mencocokkan kebutuhan panitia tersebut dengan tempat penyelenggaraan.

• Menjamin agar semua protokol relevant dengan kebutuhan konferensi.

• Bilamana acara tersebut dapat dibuka oleh pejabat pemerintahan.

• Saran dalam kegiatan protokol dan keamanan.

b. Koordinasi dengan Departemen yang Terkait

Jika konferensi dihadiri oleh para pejabat tinggi luar negeri, perlakuan khusus untuk VIP akan diberlakukan. Di dalam penanganan ini, PCO akan menghubungi departemen yang terkait, antara lain:

• Administrasi bandara.

Page 78: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 5|PenggerakEventdanUsahaJasaKonvensi 63

• Imigrasi dan Bea Cukai.

• Membantu panitia dalam mengirim surat konfirmasi kepada kantor imigrasi untuk acara konferensi di dalam keberangkatan dan kedatangan peserta untuk kegiatan sebagai berikut.

• Mempermudah prosedur untuk delegasi pada waktu datang.

• Menempatkan staf imigrasi di ruangan VIP.

• Menyediakan visa-on-arrival.

• Izin untuk menempatkan petugas pelaksana airport sebelum mencapai imigration desk.

• Mempermudah dalam pengurusan pemeriksaan barang.

- KEPOLISIAN RI

Berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk kegiatan sebagai berikut.

• Perizinan untuk konferensi dari pihak kepolisian.

• Keamanan untuk konferensi.

• Keamanan untuk menteri/pejabat atau orang penting lainnya.

• Polisi pengiring untuk menteri dan untuk kegiatan lainnya seperti kegiatan para pasangan peserta, makan malam di luar tempat penyelenggaraan dan sebagainya.

- PERS DAN PUBLIKASI

Berkoordinasi untuk kegiatan sebagai berikut.

• Akreditasi pers untuk pers luar negeri yang akan hadir pada konferensi tersebut.

• Pengaturan visa untuk pers.

• Berkoordinasi dengan media-media cetak dan elektronik selama konferensi.

• Mempublikasikan konferensi tersebut.

• Pengaturan press conference.

Page 79: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry64

- KEMENTERIAN LUAR NEGERI

Apabila konferensi diharapkan untuk dihadiri oleh delegasi-delegasi setingkat menteri. PCO akan berkoordinasi dengan protokol dari departemen luar negeri untuk aktivitas sebagai berikut.

• Pengaturan pada acara pembukaan bekerja sama dengan protokol dari istana presiden.

• Pengaturan permintaan visa on arrival dengan kantor imigrasi.

• Pengaturan kedatangan untuk menteri dan tamu VIP.

• Pengaturan tata letak duduk selama konferensi dan acara malam hari lainnya.

• Pengaturan bilamana pasangan menteri/VIP ikut serta dalam acara.

• Pengaturan antara menteri melalui protokol.

- PILIHAN PROGRAM DENGAN BIAYA SENDIRI

Untuk tambahan di atas, PCO dapat memberikan beberapa program lain atas biaya sendiri, yaitu PROGRAM SPECIAL UNTUK PARA ISTRI/PASANGAN DARI DELEGASI

• Menyusun kegiatan-kegiatan untuk acara sosial.

• Menyusun acara untuk shopping, acara ke teater, gedung seni, dan sebagainya.

• Dapat mengatur penyediaan hadiah untuk pasangan peserta.

• Program ini dapat ditawarkan dengan melampirkan ke form pendaftaran.

- PILIHAN ACARA TOUR/JALAN-JALAN

• Menyusun dan menginformasikan mengenai biaya-biaya dan jadwal untuk acara setengah hari atau satu hari.

• Mengatur semua kegiatan yang meliputi transport, tour guide, gude books, pendaftaran untuk acara tersebut serta kateringnya.

Page 80: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 5|PenggerakEventdanUsahaJasaKonvensi 65

5.2 Pelayanan Terhadap Peserta Konvensi

Untuk memberikan pelayanan kepada peserta (partisipan), yang paling penting dilakukan adalah memenuhi beberapa aspek yang dibutuhkan oleh peserta sehingga mereka merasa tidak ditipu oleh penyelenggara atas biaya pendaftaran yang telah mereka bayar. Rincian pekerjaan dan pelayanan tersebut meliputi dua program yang direncanakan yaitu Program Pokok dan Program Penunjang.

1. Program Pokok

Program Pokok, khususnya dalam hal sistem registrasi dan penentuan topik sidang ilmiah dan pembagiannya.

a. Sistem Registrasi

Registrasi atau pendaftaran merupakan langkah awal yang sangat penting bagi suksesnya suatu event pertemuan. Melalui cara pelayanan registrasi ini dapat dilihat keprofesionalan sebuah PCO yang menangani event tersebut. Dari sinilah kepuasan seorang peserta mulai dan dipupuk, karena bila peserta sudah dihadapkan pada suatu kendala pada saat pendaftaran, maka kesan negatif tersebut akan terus mempengaruhi peserta dalam acara-acara selanjutnya.

Registrasi dibagi menjadi dua tahap:

1) Tahap Pendataan

Dalam tahap pendataan ini, peserta harus sudah mendapatkan informasi apa yang didapatkannya dalam pertemuan tersebut sesuai dengan biaya yang telah dibayarkan, baik berupa fasilitas, kegiatan, maupun berupa meteri atau bahan-bahan yang akan diterima.

Kepada calon peserta yang sudah terdaftar akan dikirim surat konfirmasi atau “Letter of Acceptance” (LOA), di samping informasi-informasi lain tentang hal-hal yang harus mereka lakukan sehubungan dengan keikutsertaan mereka dalam konvensi tersebut. Kelengkapan data dan informasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses pendaftaran ulang saat event itu berlangsung.

Page 81: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry66

2) Tahap Pelaksanaan

Pada saat pelaksanaan konvensi, semua peserta harus melakukan pendaftaran, baik bagi yang sudah terdaftar sebelumnya maupun yang belum. Maka pada saat pelaksanaan konvensi ada dua macam registrasi yang harus disiapkan.

a) Pendaftaran Ulang (Re-registration)

Yaitu pendaftaran yang dilakukan oleh calon peserta yang sudah terdaftar sebelumnya (pre-registered) dengan cara menunjukkan LOA kepada petugas registrasi dan kemudian mencocokkannya dengan data partisipan yang sudah dipersiapkan oleh sekretariat. Bila semuanya beres, maka yang bersangkutan berhak untuk mendapatkan kelengkapan konvensi atau konvensi kit dan remi menjadi peserta konvensi.

b) Pendaftaran di tempat (On-site Registration)

Yaitu apabila calon peserta belum mendaftarkan diri sebelumnya, berarti calon peserta tersebut harus melaksanakan pendaftaran baru (on-site registration), setelah penyelesaian hal-hal tersebut sesuai prosedur, maka peserta tersebut baru resmi menjadi peserta konvensi.

b. Penentuan Topik Sidang Ilmiah dan Pembagiannya

Penentuan topik sidang ilmiah dan pembagiannya dalam bentuk:

• Plenary Lecture (Sidang Pleno/Paripurna), yaitu acara ilmiahyang dipresentasikan oleh seorang pembicara tunggal dan dihadiri seluruh peserta dan tidak ada cara ilmiah lain pada saat bersamaan. Pembicara dalam acara ini biasanya seorang ilmuwan yang mempunyai reputasi internasional dalam bidangnya sesuai dengan topik acara kongres dan diundang oleh panitia. Karena pembicara ini diundang oleh panitia, maka topik pembicaraannyapun ditentukan oleh panitia. Kendati demikian, judul makalah (subtopik)nya mungkin saja berbeda dengan yang diusulkan panitia.

• Symposia (simposium), adalah acara-acara ilmiah yangdipresentasikan oleh beberapa pembicara berkenaan dengan topik-topik pokok yang ditentukan oleh panitia. Beberapa simposium

Page 82: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 5|PenggerakEventdanUsahaJasaKonvensi 67

biasanya dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan (paratel), maka sering juga disebut plenary symposium.

• OralFreePaper(makalahbebas),merupakankesempatanyangdiberikan kepada para peserta secara umum untuk menyajikan hasil riset atau pengalaman yang berkaitan dengan topik-topik yang ditentukan panitia. Untuk menentukan apakah satu makalah bebas pantas disajikan dalam sebuah kongres, peserta tersebut harus mengirimkan “abstrak” makalahnya dalam waktu yang ditetapkan sebelumnya. Sehingga dengan demikian panitia bisa menilai dan menentukan diterima atau tidaknya makalah tersebut. Bahkan kalau memungkinkan, bisa saja makalah bebas tersebut dipresentasikan dalam acara simposium.

• Postersession.Acarainisebenarnyamerupakanfree-paper (makalah bebas) yang disajikan lewat poster, sedangkan bila dipresentasikan secara lisan maka disebut oral free-paper. Poster Session kadangkala disebut “Scientific Exhibition” (Paper Ilmiah).

Kendatipun demikian, bentuk-bentuk acara sidang ilmiah ini bisa berkurang dan bisa pula bertambah, tergantung kepada besar kecilnya konferensi tersebut. Acara ilmiah tambahan ini biasanya berbentuk:

Ø Pre/Post Congress Course. Congress Course adalah acara ilmiah tambahan berupa kursus-kursus dalam suatu bidang keilmuan tertentu yang masih mempunyai kaitan erat dengan topik/tema kongres. Kegiatan ini terpisah dari program ilmiah kongres dan karenanya peserta yang ingin mengikuti acara ini harus mendaftar terlebih dahulu serta membayar registrasi fee. Kalau diadakan sebelum kongres Pre Congress Course dan sesudah kongres disebut Post-Congress Course.

Ø Satellite Symposia. Satellite Symposia disebut juga “sponsored symposia” karena sepenuhnya disponsori oleh suatu perusahaan. Oleh sebab itu, topik symposia, judul makalah dan susunan pembicaranyapun diatur oleh perusahaan tersebut. Demikian juga dengan audiovisual dan room-stylenya. Untuk itu perlu ada koordinasi yang baik antara seksi ilmiah dengan perusahaan yang menyelenggarakan satellite

Page 83: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry68

symposia agar semua bahan atau peralatan yang diperlukan dapat dipenuhi. Hal ini untuk menghindari adanya kekeliruan yang berkaitan dengan persiapan penyelenggaraan acara tersebut yang mungkin saja tidak sama dengan acara-acara ilmiah lainnya.

Ø Pre/Post Workshop. Acara ini hampir sama dengan Congress Course. Perbedaannya adalah kalau Course bersifat teoritis-farmatik, tapi workshop bersifat praktis-realistik, dengan kata lain dalam course hanya pembicara yang aktif, sementara dalam workshop pesertapun aktif. Acara ini biasanya terpisah dari acara kongres dan karenanya peserta yang berminat mengikuti workshop harus terlebih dahulu mendaftar dan membayar registration fee.

Ø Special lecture, adalah acara ilmiah khusus yang mempunyai ciri-ciri “lecture”, yang dipresentasikan oleh pembicara tunggal, walaupun ada acara ilmiah lain yang berlangsung pada waktu yang bersamaan.

2. Program Penunjang

Dalam program penunjang kita harus jeli untuk memberikan service yang sesuai dengan rencana konvensi dan janji-janji yang didapatkan oleh para peserta maupun para pendamping (spouse/accompanying person). Hal-hal yang termasuk dalam kategori ini antara lain:

- Akomodasi

Dalam kaitannya dengan akomodasi ini, peserta perlu memperhati-kan hal berikut.

• Jangan sampai terjadi peserta yang sudah membayar akomodasi tidak mendapatkan kamar yang dipesannya. Kesalahan seperti ini bisa terjadi apabila nama peserta yang memesan kamar hotel lewat sekretariat kongres tidak terdapat dalam pembukuan hotel terkait.

• Harga kamar yang diberlakukan oleh hotel harus sesuai dengan harga khusus yang dicantumkan dalam pemberitahuan

Page 84: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 5|PenggerakEventdanUsahaJasaKonvensi 69

(nouncement), yang biasanya berbeda dengan harga umum (published rate).

• Bekerja sama secara aktif dengan pihak hotel untuk kelancaran proses check-in dan check-out.

- Transportasi

Salah satu fasilitas yang diberikan kepada para peserta kongres adalah penyediaan sarana transportasi. Untuk itu, perlu disiapkan armada yang memadai sehingga tidak mengganggu kelancaran jalannya acara kongres.

Transportasi yang disediakan biasanya meliputi:

• transpor airport-hotel-airport;

• transpor hotel-venue-hotel;

• transpor untuk acara sosial (opening ceremony, welcome party, cultural evening, ferewell party), apabila diselenggarakan di luar lokasi kongres (venue).

- Acara Sosial (Social Program)

Acara-acara ini disiapkan oleh panitia kongres untuk semua peserta dan pendamping. Biasanya acara ini termasuk dalam paket kongres tanpa dipungut biaya, tapi disatukan dalam biaya pendaftaran kongres. Namun adakalanya masing-masing acara sosial ini dikenakan biaya sendiri-sendiri.

Beberapa jenis acara sosial tersebut adalah sebagai berikut.

• Opening Ceremony (Upacara Pembukaan). Acara ini merupakan upaya peresmian dimulainya sebuah kongres, dilaksanakan dalam sebuah sidang pleno dan dihadiri oleh seluruh peserta, pendamping, panitia, para pembicara dan para undangan lain. Biasanya acara pembukaan ini dilakukan di tempat-tempat resmi seperti Istana Presiden atau Istana Wakil Presiden, tergantung siapa yang akan meresmikan pembukaan tersebut. Namun tidak jarang pula acara pembukaan itu dilaksanakan di tempat kongres (venue).

Page 85: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry70

• Welcome Party/Dinner, jamuan makan malam ini di selenggarakan untuk menyambut kedatangan para peserta kongres sebelum upacara pembukaan dilaksanakan pada keesokan harinya. Acara ini dihadiri oleh peserta kongres, pendamping, panitia, pembicara dan para undangan lainnya.

• Cultural Show/Evening. Pertunjukan kesenian yang disuguhkan oleh panitia atau sponsor untuk memperkenalkan kebudayaan dari negara yang menjadi tuan rumah kongres tersebut.

• Parewell Party: Pesta perpisahan ini diselenggarakan oleh panitia untuk menyampaikan ungkapan rasa terima kasih kepada seluruh peserta atas partisipasi mereka dalam menyukseskan kongres tersebut. Pada acara itu biasanya panitia menyerahkan piagam penghargaan atau souvenir kepada pembicara tamu (invited speakers) sebagai kenang-kenangan.

• Closing Ceremony. Upacara penutupan ini dilaksanakan secara pleno di akhir sebuah kongres sebagai pertanda bahwa seluruh kegiatan kongres tersebut secara resmi sudah berakhir.

- Tour

Di samping acara ilmiah dan acara sosial, biasanya panitia kongres juga menyiapkan acara wisata untuk memberi kesempatan kepada peserta yang ingin menikmati objek-objek wisata di mana kongres tersebut akan diadakan. Ada beberapa jenis wisata yang bisa ditawarkan, di antaranya sebagai berikut.

• City Tour. Wisata kota ini memberikan kesempatan kepada para peserta kongres untuk menikmati onjek-objek wisata yang ada di kota tempat kongres tersebut dilaksanakan.

• Ladies/Accompanying Person Program. Untuk mengisi waktu luang bagi para pendamping, panitia menyiapkan acara wisata khusus, sementara para peserta kongresnya sendiri mengikuti acara sidang yang sedang digelar.

• Pre/Post Congres Tour. Paket wisata ini dikemas oleh panitia bekerja sama dengan Tour and Travel Agent untuk memperkenalkan potensi wisata di daerah-daerah lain di luar

Page 86: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 5|PenggerakEventdanUsahaJasaKonvensi 71

kota tempat kongres tersebut diselenggarakan. Kesempatan tersebut diberikan baik sebelum acara kongres berlangsung (pre) maupun setelahnya (post).

- Cinderamata (Souvenir)

Untuk menimbulkan kesan yang lebih dalam, biasanya panitia menye diakan cinderamata sebagai kenang-kenangan yang diberikan kepada peserta.

5.3 Pengembangan Sponsorship

Keterlibatan sponsor dalam suatu kongres atau pameran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan pertemuan. Dalam kaitan itu, PCO akan bekerja sama penuh dengan pihak penyelenggara sehingga tujuan sponsorship dapat terpenuhi secara maksimal. Di dalam hal ini, PCO mempunyai keunggulan dalam meningkatkan kapasitas sponsorship.

PCO seharusnya mempunyai jaringan network yang luas dengan pihak pemerintah, perusahaan multinational, perusahaan luar negeri, serta mempunyai database dan informasi yang lengkap untuk membantu mendapatkan sponsor. Namun begitu, hal yang tidak dapat dilupakan dalam mengupayakan sponsor ini adalah menyediakan sarana promosi seperti brosur, flyer, dan sebagainya yang diperlukan bagi pihak sponsor, selain tertata rapi juga jelas menuangkan prinsip-prinsip kerja sama sponsor, biaya sponsor dan timbal baliknya secara proporsional.

Ada baiknya di dalam sponsorship dikembangkan berbagai terobosan baru baik dalam teknik maupun dalam strategi, misalnya terhadap pemberian insentif dalam timbal-balik, dengan tetap menjaga prinsip profesionalitas, karena sponsor adalah mitra yang akan berjalan bersama-sama degan PCO di lain waktu pada event yang lain.

Di antara langkah yang ada, banyak PCO yang biasanya menetapkan sponsor ke dalam beberapa kategori misalnya Sponsor Tunggal, Sponsor Utama dan Sponsor Pendamping, dengan jumlah dana sponsor yang berbeda-beda. Ada juga yang tidak memakai kriteria

Page 87: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry72

demikian, melainkan hanya menawarkan paket tertentu, misalnya paket iklan media masa atau paket barang promosi seperti buku panduan, pena seminar kit dan lainnya, juga ada yang menggabungkan keduanya.

Namun begitu, yang sangat perlu ditekankan dalam sponsorship ini adalah bagaimana EO dan PCO mampu memberikan pelayanan yang baik dengan menepati janji yang diberikan kepada sponsor, termasuk misalnya barang-barang promosi yang dipersiapkan pihak sponsor untuk dijaga dengan baik dan prinsip kemawasan jangan sampai sponsor menutup semua kesan penyelenggaraan suatu pertemuan, sehingga publik lebih melihat kepada sponsornya bukan pada penyelenggara.

5.4 Tingkat Pendidikan dan Kemampuan PCO

Penyelenggaraan sebuah pertemuan itu kompleks dan luas, sehingga dalam manajerial memerlukan tenaga-tenaga yang andal baik dalam segi sales dan marketing, kepemimpinan, pemahaman pada masalah yang berkembang dan lainnya.

Untuk mengetahui bagaimana peranan penting pendidikan dan kemampuan dalam PCO, maka perlu dijelaskan lebih dahulu karakteristik sebuah perusahaan PCO yaitu sebagai konsultan, administrator dan kreator dari sebuah pertemuan.

• Mereka selalu berhadapan dengan berbagai pihak (orang) yang memiliki basis pengetahuan dan kebutuhan yang beragam kedalamannya.

• Mereka selalu berhadapan dengan berbagai sektor usaha yang puluhan bahkan ratusan jenisnya untuk mendukung kegiatan pertemuan.

• Mereka selalu berhadapan dengan tantangan partner luar negeri maupun nasional yang mempertaruhkan nama bangsa dan negara.

Melalui gambaran itu, maka dapat digambarkan sebuah perusahaan PCO memiliki corak tersendiri yang sangat khas, khususnya dalam kepemimpinan. Pimpinan sebuah perusahaan PCO haruslah

Page 88: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 5|PenggerakEventdanUsahaJasaKonvensi 73

pribadi yang memiliki gagasan-gagasan baru dan progresif dalam pengembangan usaha, keahlian manajerial, kemampuan hubungan atau akses internasional dengan kecakapan marketing, promosi dan penjualan serta memiliki relationship yang kuat dan luas, ditunjang dengan kemampuan bahasa internasional.

Kepemimpinan dalam PCO di berbagai belahan dunia sudah menjadi semacam fenomena yang menarik untuk dipelajari, apalagi dengan munculnya berbagai kekhawatiran dunia akan langkanya pemimpin yang handal untuk menjawab tantangan zaman.

Page 89: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Page 90: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

75

PENGELOLAAN BIAYA DAN DANA EVENT

BAB 6

6.1 Anggaran dan Pendanaan

Pendanaan (investasi) memiliki peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan suatu kegiatan pertemuan. Besar atau kecilnya atau sukses atau tidaknya penyelenggaraan itu juga tergantung kepada rencana anggaran yang dibuat.Biasanya sumber pendanaan suatu even MICE itu tergantung kepada bentuk atau skala pertemuan itu sendiri. Konvensi yang berskala nasional, biasanya diselenggarakan oleh organisasi-organisasi nasional, baik swasta maupun pemerintah. Sedangkan pendanaannya didapat dari biaya pendaftaran peserta ditambah hasil pameran, sponsor dan kas organisasi (swasta) atau DIP (pemerintah). Pertemuan korporat (perusahaan diselenggarakan dan didanai oleh perusahaan terkait. Tinggi rendahnya biaya yang dianggarkan juga terkait dengan beberapa faktor eksternal seperti: musim (cuaca hujan atau panas), liburan (high season, low season), keamanan, lokasi tempat konvensi diselenggarakan, para pembicara yang diundang, topik/tema pertemuan, dan lain-lain. Pembicara yang diundang misalnya berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk honor, transportasi dan akomodasinya, juga menyangkut “nilai jual” pertemuan tersebut. Demikian juga dengan topik/tema, semakin

Page 91: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry76

menarik dan up to date, maka akan membuat ketertarikan peserta untuk hadir dan dukungan sponsor.

Secara garis besar, rencana anggaran dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu

a. Anggaran Pengeluaran

Dalam menyusun anggaran pembiayaan (budget) suatu penyelenggaraan pertemuan, kita harus mengetahui rincian kebutuhan dan biaya (cost) masing-masing. Dari berbagai kebutuhan yang ada, dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar yaitu: fixed cost (biaya pasti), variable cost (biaya tak pasti) dan unexpected cost (biaya tak terduga).

1) Fixed Cost (biaya pasti)

Meliputi kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi seperti:

• Sumber Daya Manusia (SDM), sebelum dan selama pertemuan

• Kesekretariatan

• Fotocopy & Stationary (alat-alat tulis)

• Barang-barang cetakan, seperti pemberitahuan I & II

• Mailing (Pengiriman)

• Venue (tempat-tempat pertemuan)

• Peralatan audio visual

• Rapat panitia

• Para pembicara

• Dan lain-lain

2) Variable Cost (biaya tak pasti)

Meliputi kebutuhan-kebutuhan sekunder yang perlu diadakan apabila diperlukan seperti:

• Promosi dan publikasi

• Tiket/akomodasi PCO

• Tiket/akomodasi PCO

Page 92: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 6 | Pengelolaan Biaya dan Dana Event 77

• Tor saat pertemuan dan transpor, serta program sponsor

• Additional tour

• Program sosial seperti opening ceremony, welcome party, cultural evening, closing, evening ceremony, farewell party

• Press release

• Congress kit, seperti tas, ballpoint, blocknote, name badge, certificate

• Souvenir

• Honorarium panitia

• Site inspection

• Uniform

• Dan lain-lain

3) Unexpected Cost (biaya tak terduga)

Untuk mengantisipasi adanya keperluan-keperluan mendadak yang belum dianggarkan sebelumnya perlu ditambahkan komponen-komponen pengeluaran di samping pajak dan service charge dengan prakiraan seperti berikut:

• Biaya tak terduga : 15%

• Service charge : 11%

• Pajak : 10 %

Sehingga dengan demikian jumlah anggaran pengeluaran (estimated cost) adalah sebagai berikut:

Total Fixed Cost Rp ...............

Total Variabel Cost Rp ...............

...................... +

Total 1 Rp ..............

Biaya Tak Terduga 15% Rp ..............

..................... +

Page 93: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry78

Total 2 Rp ..............

Tax & Service 25% Rp ..............

..................... +

Grand Total Rp ..............

b. Anggaran Pendapatan (Estimated Revenue)

Prakiraan pendapatan bisa didapat dari bermacam-macam sumber, antara lain:

• Biaya pendaftaran peserta konvensi

• Biaya pendaftaran peserta pendamping

• Pameran

• Sponsor

• Komisi

• Donatur

• Dan lain-lain

Perhitungan Untung Rugi

Dari anggaran pendapatan dan pengeluaran di atas dapat diketahui kondisi keuangan akhir dari penyelenggaraan suatu pertemuan. Pada umumnya, panitia suatu pertemuan tidak akan sampai mengalami kerugian apabila masalah keuangannya dikelola dengan baik dan sistematis.

Perlu diingat bahwa proposal anggaran yang diajukan oleh PCO kepada panitia penyelenggara bukanlah harga mati dan pasti, tapi hanya merupakan prakiraan yang bisa berubah sesuai dengan kenyataan di lapangan. Kecuali PCO fee dan biaya operasional yang dilaksanakan oleh PCO; bila proposal tersebut disetujui oleh panitia maka berarti panitia menyetujui untuk membayar PCO fee dan biaya operasional PCO sebagaimana tercantum dalam anggaran pengeluaran tersebut.

Untuk mengetahui untung rugi suatu konvensi kita lakukan sebagai berikut.

Page 94: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 6 | Pengelolaan Biaya dan Dana Event 79

No. Subjek Uraian Jumlah

1. Pendaftaran Peserta ...... orang x US$ .... US$ ...........

2. Pendaftaran Spouse ...... orang x US$ .... US$ ...........

3. Pameran ...... orang x US$ .... US$ ...........

4. Sponsor ...... orang x US$ .... US$ ...........

5. Komisi ...... orang x US$ .... US$ ...........

6. Donatur ...... orang x US$ .... US$ ...........

Total Pendapatan US$ ..........

Grand Total US$ .......... Pengeluaran

Keuangan/Kerugian US$ ..........

Contoh bentuk Rencana Anggaran

No. ITEMS AMOUNT REMARK

I. FIXED COST

1. Sekretariat:

a. Man Power - Before the event starting US$ .... - During the event (app.for 7 US$ .... working days) b. Photocopy - Stationaries during the event US$ .... c. Communication (Phone & Rax) US$ ....

2. Printed Materials (Announcements, Program, Proceeding, etc) US$ ....

3. Mailing Cost US$ ....

4. Venue US$ ....

5. Audio-visual aids US$ ....

6. Meals (Coffee-break, Lunch) US$ ....

Page 95: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry80

7. Booth Construction US$ ....

8. Invited Speaker US$ ....

9. PCO Free US$ ....

10. Obligation Service US$ ....

TOTAL FIXED COST US$ ....

II. VARIABLE COST

1. Promotion & Publication US$ ........ (Advertising, PR, Newspaper, Design Logo

2. Land Transport US$ ........

3. Air-ticket & Accomodation (OC) US$ ........

4. Optional Tours US$ ........

5. Spouse Programme US$ ........

6. Social Functions: *Wellcome Party US$ ........ *Opening Ceremony US$ ........ *Cultural Opening US$ ........ *Farewell Party US$ ........

7. Press Arrangement US$ ........

8. Delegates Kits US$ ........

9. Souvenir US$ ........

10. Uniform US$ ........

11. Security US$ ........

TOTAL VARIABLE COST US$ ........

Page 96: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 6 | Pengelolaan Biaya dan Dana Event 81

6.2 Pengembangan Usaha

Untuk mengembangkan usaha jasa konvensi ada beberapa metode yang bisa digunakan baik secara internal maupun eksternal.

a. Secara Internal

Harus diperhatikan dengan cermat bahwa sebelum melangkah keluar, yang harus lebih diutamakan adalah pembenahan di dalam perusahaan itu sendiri. Pengembangan secara internal ini meliputi sebagai berikut.

- Kepemimpinan

Komunikasi sistik mutu seluruh lini perusahaan berdasarkan laporan dan evaluasi setiap manajer. Interaksi yang dilakukan secara langsung melalui manajer yang terkait untuk disampaikan kepada staf bawahannya, sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab masing-masing. Diperlukan sistem kerja sama (team work). Wajib mengetahui, memahami dan melaksanakan sistem penjagaan mutu (quality control). Penataan kerja harus dialokasikan dan didukung oleh sumber daya yang memadai sesuai dengan keahliannya masing-masing.

- Sumbe Daya Manusia

Kriteria pengalaman dan keahlian khusus di setiap posisi jabatan di perusahaan. Sistem pelatihan secara bertahap untuk meningkatkan mutu bagi semua jajaran, selalu mengidentifikasi masalah untuk dicari jalan pemecahannya, sekaligus langkah perbaikan yang diperlukan, guna meningkatkan mutu pelayanan, sistem kepegawaian perusahaa yang sudah mencantumkan elemen-elemen penting yang dapat dipakai, pengakuan bagi karyawan yang berprestasi dan pemberian penghargaan.

- Perencanaan Mutu Strategis

Untuk pelaksanaan program, yang paling penting dan harus diperhatikan adalah kualitas operasional. Perencanaan dan penjagaan mutu diprogramkan secara periodik dan selalu dievaluasi. Masukan yang paling penting dan harus diperhatikan adalah dari pelanggan, yang sangat membantu proses perencanaan

Page 97: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry82

mutu yang akurat, sehingga para pelanggan dapat selalu menerima proses perencanaan mutu yang akurat, rencana terpadu dapat mencapai dan menciptakan efisiensi operasional. Apabila perusahaan berkembang terlalu cepat maka sifat multi fungsi harus dilaksanakan dengan jalan penambahan staf untuk mengisi fungsi rangkat tersebut.

- Informasi dan Analisis

Data dan informasi yang masuk dianalisis untuk dijadikan bahan pertimbangan yang dapat dipergunakan sebagai motivasi perencanaan peningkatan mutu. Utamakan hasil analisis produk pesaing untuk digunakan sebagai perbandingan memperbaiki produk sendiri, sehingga diperoleh kualitas produk yang akurat untuk suatu proses pelayanan yang bermutu dan meningkatkan daya saing yang tinggi. Informasi dari agen-agen maupun data informasi dari pelanggan harus dimiliki perusahaan, agar secara konsisten dapat mengetahui target market dan segmentasinya serta perilaku yang dikehendaki para pelanggan, untuk dipakai sebagai bahan dalam pembuatan perencanaan.

- Perbaikan Mutu dan Pelayanan

Menurut evaluasi secara periodik setiap triwulan dan analisis terhadap tindakan koreksi, sehingga dapat diketahui apakah perencanaan dan perbaikan mutu sudah sesuai yang diharapkan, menciptakan keterpaduan aplikasi dengan teknologi administrasi di mana semua data dan hasil analisis dimasukkan di dalam sistem komputerisasi terpadu, agar lebih akurat dalam perencanaan dan perbaikan mutu kegiatan selanjutnya.

- Jaminan Suatu Produk

Usahakan kerja sama dalam satu tim yang solid sehingga penanganan suatu produk akan berjalan lancar. Terima dan sering segala masukan yang sifatnya dapat membantu dalam mencapai tujuan dan proses perencanaan perbaikan produk yang sangat bermutu bagi pelanggan. Pergunakan sistem pengendalian terpadu secara benar dan teratur untuk memudahkan pekerjaan

Page 98: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 6 | Pengelolaan Biaya dan Dana Event 83

di lapangan. Keberadaan pelayanan dalam suatu kawasan produk harus berjalan sesuai dengan master plan yang dibuat sebelum pelaksanaannya. Bertindaklah secara profesional yang tinggi sehingga dapat meyakinkan kepada si pelanggan bahwa produk yang disajikan betul-betul membuat kepuasan kepada pelanggan.

- Keterpurukan Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan terhadap produk yang baru dilaksanakan atau dipasarkan sangat penting, karena tujuan utama dari pelayanan adalah kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan memegang peranan penting dalam proses dasar yang dipakai untuk meningkatkan mutu pelayanan di masa mendatang. Jangan abaikan keluhan pelanggan tentang pelayanan, karena dengan mengabaikan keluhan-keluhan tersebut tidak akan dapat mengatasi jaminan kesempurnaan pelayanan terhadap pelanggan. Buat standardisasi secara beragam sesuai dengan tingkat pelayanan terhadap pelanggan, tetapi pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu kepuasan pelanggan tanpa melihat tingkat pelanggan. Kerjakan dan sukseskan segala pelayanan yang dianggap secara bersama dan timbal balik dengan pelanggan.

b. Secara Eksternal

Disamping Pengembangan dan pembenahan ke dalam maka PCO pun harus berani membuat langkah-langkah pengembangan misi ke luar, antara lain sebagai berikut.

Ø Membuat planning kebutuhan pasar. Sesuai dengan kebutuhan pasar dari luar melalui atau mengikuti trend-trend internasional seperti: AACVB (Asian Association of Convention and Visitor Bureaus) trade fair: CONFEX (Conference and Exhibition) Trade Fair yang selalu diselenggarakan di London, ITB (International Tourism Bureau) Berlin ataupun beberapa Trade Fair lainnya secara aktif dan berkesinambungan. Menjadi member (anggota) dari asosiasi nasional maupun internasional misalnya: Indonesia Congres and Convention Association (INCCA), Association of South East Asian National Travel Agencies (ASEANTA),

Page 99: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry84

International Congress and Convention Association (ICCA), International Association of Convention and Visitor Bureaus (AACVB) dan lain-lain.

Ø Sales Mission

Untuk lebih memperkenalkan asosiasi PCO Indonesia ke mancanegara perlu dilakukan Sales Mission. Di samping untuk mempromosikan PCO secara khusus, juga untuk mengembangkan usaha industri pariwisata Indonesia secara umum. Sasaran Sales Mission adalah Meeting Planners, Travel Consultants, Wholesaler, Professional Association, International Companies, Organizer Offshore Meeting.

Bekerja sama dengan hotel untuk membuat acara-acara dengan tambahan acara dinner, misalnya: Haring Night Dinner, Royal & Cultural Dinner, Magical Garden Party, Back to Free Fifties.

Bekerja sama dengan Travel Agent/Tour Operator untuk membuat tour tambahan yang lebih menarik, misalnya: rafting, wisata agro, rally, mountain trek, gol tournament.

Ø Produk Incentive Meeting

Menyalurkan incentive meeting dengan memperkuat sales team untuk mengejar Incentive Project dan Show Biz. Incentive meeting biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Farmasi atau Costumer Goods untuk memperkenalkan produk-produk barunya. Sementara Show Biz merupakan pengembangan entertainment business dengan pasar perusahaan-perusahaan besar, seperti ulang tahun perusahaan, penandatanganan MOU, product launching.

Ø Menggalakkan Usaha Pameran (Exhibition)

Pameran adalah salah satu bagian dari industri MICE yang sangat menunjang suksesnya berbagai usaha jasa konvensi. Untuk pengembangannya kita dapat bekerja sama dengan anggota ASPERAPI dalam melaksanakan pameran.

Ø Bidding Congress

Dalam pengembangan usaha MICE, mengikuti Bidding Congress bagi PCO mutlak diperlukan. Bidding ini biasanya diikuti oleh

Page 100: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 6 | Pengelolaan Biaya dan Dana Event 85

beberapa negara untuk memperebutkan agar event/kongres mendatang dapat diselenggarakan di negara peserta bidding tersebut.

Page 101: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Page 102: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

87

PERSIAPAN BIDDING EVENT KONVENSI

BAB 7

Untuk mendapatkan suatu event perlu persiapan yang harus dilakukan sesuai dengan cakupan konvensi tersebut apakah berskala nasional, regional atau internasional. Di antaranya yang terpenting adalah menyiapkan proposal, yang berisi tentang lingkup pekerjaan yang dapat dilakukan sehubungan dengan penyelenggaraan event tersebut, sesuai dengan jenis kegiatannya.

Hal-hal yang harus dilengkapi dalam proposal sesuai dengan skala konvensi adalah sebagai berikut.

1. Konvensi Internasional dan Regional

Untuk melengkapi proposal bidding konvensi internasional dan regional, maka beberapa hal berikut harus dimasukkan dan dibuat serinci mungkin, yaitu sebagai berikut.

• Alasan mengapa Indonesia patut dipilih.

• Panitia lokal.

• Kota/daerah di mana even tersebut akan diselenggarakan

♦ Kondisi layak suatu kota dijadikan lokasi konvensi

♦ Akses menuju kota tersebut

Page 103: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry88

♦ Jarak kota tersebut seperti dari Jakarta atau Airport Internasional

♦ Kondisi musim daerah

♦ Budaya dan ragamnya

• Rencana program.

• Hotel/Venue.

• Hotel satelit untuk akomodasi peserta.

• Tema konvensi dan program ilmiah.

• Para pembicara dan judul makalah masing-masing.

• Program peserta pendamping.

• Program sosial.

• Tour/pasca konvensi.

• Rencana anggara (budget).

• Biaya pendaftaran (registrasi).

Proposal yang berisi data dan informasi seperti tersebut di atas harus disampaikan kepada Internasional Society dan dbahas dalam business meeting yang merupakan salah satu agenda pokok dari sebuah konvensi asosiasi.

Untuk menentukan pemenang “bidding” biasanya ada dua cara, yaitu: berdasarkan penunjukan langsung oleh “Board of Director” dari suatu asosiasi internasional yang menyelenggarakan kongres tersebut dan melalui voting dari negara-negara anggota secara langsung dalam acara “business meeting suatu kongres”.

2. Konvensi Nasional

Proposal yang perlu dipersiapkan sehubungan dengan penyelenggaraan suatu event yang berskala nasional adalah sebagai berikut.

• Tanggal, bulan dan tahun penyelenggaraan

• Tempat/daerah

• Hotel/venue

Page 104: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 7 | Persiapan Bidding Event Konvensi 89

• Transportasi

• Registrasi (biaya pendaftaran)

• Pembicara

• Materi persidangan

• Jadwal sidang

3. Mengenal Asosiasi Profesi Internasional

Sebelum disusun proposal bidding, terlebih dahulu harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan asosiasi internasional yang menyelenggarakan kongres tersebut, meliputi:

• Alamat lengkap yang bisa dihubungi baik melalui pos, telepon dan faksimili.

• Nama sekretaris jenderal dan alamatnya.

• Riwayat singkat berdirinya asosiasi tersebut.

• Tujuan dan objektivitasnya

• Struktur organiasi

• Selain itu, perlu juga diketahui data dan informasi yang berkaitan dengan kongres tersebut, misalnya:

• Sudah berapa kali dan di mana kongres serupa diselenggarakan.

• Berapa tahun sekali diadakannya.

• Jumlah peserta dari kongres-kongres yang pernah diselenggarakan (minimal 3 kongres sebelumnya).

• Tema dan tujuan dari masing-masing kongres yang sudah diselenggarakan.

• Bahasa yang dipergunakan selama kongres berlangsung.

• Alat bantu yang dipergunakan seperti OHP, Slide, Simultaneous Interpreting System (SIS), komputer dan sebagainya.

• Sistem keuangan.

• Tata cara upacara pembukaan dan penutupan kongres.

Page 105: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry90

4. Tugas dan Tanggung jawab Asosiasi Internasional dan Panitia Lokal

Untuk menyukseskan suatu kegiatan konvensi yang berskala internasional yang diselenggarakan oleh sebuah asosiasi internasional, maka sekretariat asosiasi internasional dan panitia lokal masing-masing memiliki tanggung jawab dan wewenang yang saling berkaitan erat dan saling mendukung.

a. Asosiasi Internasional

Asosiasi internasional memiliki tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut.

• Membuat rencana acara konvensi.

• Profesionalisme.

• Sistem keuangan dan persetujuan budget.

• Pendapatan dari hasil kongres.

• Penggandaan dan penyebaran semua hasil kegiatan konvensi.

• Komunikasi dan kehumasan konvensi.

b. Panitia Lokal

Tanggung jawab dan wewenang panitia lokal adalah sebagai berikut.

• Mengelola pemasukan dan pengeluaran keuangan sesuai dengan budget.

• Membuat dan menyebarkan semua dokumen konvensi sebelum dan pada saat konvensi berlangsung.

• Menyiapkan ruangan konvensi dan perlengkapan audio-visual.

• Menandatangani kontrak kerja sama dengan pihak-pihak terkait.

• Menyiapkan tenaga staf, sebelum dan selama konvensi berlangsung yang meliputi tenaga supervisi teknisi, registrasi, tour, kasir, penerjemahan, dan lainnya.

Page 106: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 7 | Persiapan Bidding Event Konvensi 91

• Menyediakan alat-alat bantu penerjemah (simultaneous interpreting system).

• Promosi.

• Pendaftaran peserta.

• Sosial program.

• Penyediaan kamar hotel.

• Pre/post congress tour.

• Press release.

Mengenal Berbagai Organisasi Internasional

• American Society of Association Executive (ASAE).

• Asian Association of Convention and Visitor Bureaus (AACVB).

• Australian Incentive Association (AIA).

• East Asia Travel Association (EATA).

• International Association of Convention and Visitor Bureaus (IACVB).

• ICCA (International Congress and Conventionn Association).

• IAPCO (International Asociation Professional Congress Organizer).

• Meeting Planners Association (MPA).

• Meeting Professionals International (MPI).

• Pacific Asia Travel Association (PATA).

• Professional Convention Management Association (PCMA).

• Society of Incentive Travel Executive (SITE).

• UIA (Union of International Association).

• MIAA (Meeting International Association Australia).

• World Tourism Organization (WTO).

• World Travel and Tourism Council (WTTC).

Page 107: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Page 108: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

93

PROSEDUR EVENT DAN KONVENSI

BAB 8

Untuk memperoleh tambahan dana dalam penyelenggaraan suatu konvensi, biasanya panitia mengadakan kegiatan penunjang, di antaranya yaitu pameran. Pameran ini diadakan selama konvensi itu berlangsung. Jenis barang-barang yang dipamerkan tergantung dari jenis kongres/konvensi yang diselenggarakan. Hal ini akan menambah manfaat yang ditimbulkan dari penyelenggaraan kongres tersebut, terutama yang berkaitan dengan masalah teknik dan industri, seperti peralatan-peralatan yang mutakhir dan canggih di bidang kedokteran dan lainnya.

Untuk mendapatkan jumlah peserta yang memadai perlu dibuatkan proposal yang ditujukan kepada perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang erat kaitannya dengan tema konvensi. Di samping berisi ajakan untuk berpartisipasi, proposal tersebut juga memuat informasi tentang kriteria dan profil barang-barang yang dipamerkan serta persyaratan lainnya.

Dan yang paling penting, harus dinyatakan bahwa keikutsertaan perusahaan tersebut merupakan dukungan yang sangat berarti bagi suksesnya penyelenggaraan konvensi. Oleh karena itu, tidak dapat dibenarkan apabila penyelenggaraan suatu pameran hanya dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan belaka.

Page 109: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry94

8.1 Perkembangan Pameran di Indonesia

Menurut data Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI/IECA) tahun 1999, ada sebanyak 164 perusahaan yang tergabung dalam asosiasi ini. Dari jumlah itu, 98 perusahaan adalah organizer, 21 perusahaan adalah Stand Contractor, 8 perusahaan Freigh Forwarder, 27 perusahaan Venue Owner dan 10 perusahaan Supplier. Perusahaan-perusahaan tersebut tersebar di DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Khusus DKI Jakarta, tercatat 38 perusahaan Organizer, 10 perusahaan Stand Contractor, 8 perusahaan Freigh Forwarder, 4 perusahaan Venue Owner, 4 perusahaan Supplier. Di antara jumlah itu, tercatat kurang lebih 60 perusahaan tidak aktif dan perusahaan pameran yang belum menjadi anggota ASPERAPI.

ASPERAPI sendiri dibentuk 17 Februari 1990 sebagai badan hukum yang telah didaftarkan ke Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Kehakiman serta KADIN yang merupakan pembina perusahaan yang berkiprah dalam bisnis pameran dagang dan pendukungnya.

Kemampuan perusahaan anggota ASPERAPI dalam menyelenggarakan pameran dagang di Kota Jakarta 120 kali pagelaran setahun, 50 kali pagelaran setahun di Jawa Tengah, 50 kali setahun di Jawa Timur dan 80 kali di DI Yogyakarta. Perkembangan jumlah penyelenggaraan pameran dagang di DKI Jakarta 1994-1999 adalah sebagai berikut.

Tahun Jumlah Pameran

1994 84 kali

1995 75 kali

1996 97 kali

1997 102 kali

1998 31 kali

1999 80 kaliSumber: ASPERAPI

Page 110: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 8 | Prosedur Event dan Konvensi 95

1. Tujuan dan Manfaat Pameran Dalam Kongres/Konvensi

• Sebagai sarana/wahana untuk memperkenalkan produk-produk terbaru dari suatu perusahaan, sekaligus sebagai kontribusi terhadap nilai edukasi kepada masyarakat.

• Sebagai forum/media interaksi dan komunikasi antara penjual dan pembeli.

• Sebagai sarana pemasaran langsung dan produk-produk jasa yang dihasilkan oleh peserta pameran kepada para konsumen.

2. Klarifikasi Peserta Pameran

Peserta pameran dapat terdiri dari:

• Wakil suatu negara

• Eksposisi kelompok

• Eksposisi individu

3. Kerja Sama Dengan Pengusaha Jasa Pameran (Professional Exhibition Organizer)

Apabila pameran yang akan diselenggarakan tersebut dalam kapasitas yang cukup besar dengan jumlah peserta yang cukup banyak, maka harus dipertimbangkan penggunaan jasa perusahaan penyelenggaraan pameran profesional, yang biasa dikenal dengan sebutan Professional Exhibition Organizer (PEO) atau paling tidak bekerja sama dengan kontraktor yang akan membangun stand-stand pameran.

Contoh Stand Pameran (Booth)

Spesifikasi booth standard:

Lebar : 3.00 mPanjang : 3.00 mTinggi : 2,50 mDinsing : Multiplex warna putihPapan Nama/No. Booth : Styrofoam (*maksimum 14 huruf)Fasilitas Listrik : 2 unit lampu TL @ 40 watt 1 unit titik daya, maksimum 2 ampgere

Page 111: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry96

Fasilitas lain : 1 unit meja 2 unit kursi lipat

8.2 Prosedur Perizinan dan Pemberitahuan Konvensi

1. Perizinan Bidang Usaha Jasa Konvensi (menunggu hasil Tim Kecil)

2. Pemberitahuan Penyelenggara Konvensi

Para penyelenggara konvensi baik yang bersifat nasional maupun internasional, harus mempunyai surat pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia.

a. Para penyelenggara konvensi diwajibkan mengajukan Surat Pemberitahuan Penyelenggaraan Konvensi kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan dialamatkan kepada:

Kepala Kepolisian Republik Indonesia

Up. Direktur Intelpam POLRI

Jl. Trunojoyo 3, Kebayoran Baru Jakarta Selatan

b. Tembusan Surat Pemberitahuan tersebut dikirim kepada:

1) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Jl. Medan Merdeka Barat 17

Jakarta 10110

(untuk membuat surat dukungan kepada MABES POLRI)

2) Direktur Jenderal HUBSOSBUDPEN Departemen Luar Negeri

Jl. Pejambon Raya No. 7

Jakarta Pusat

3) Kepala BAKIN

Jl. Rawajati Timur Raya,

Kalibata-Jakarta Selatan

Page 112: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 8 | Prosedur Event dan Konvensi 97

4) Kepala BAIS TNI

Jl. Raya Kalibata

Jakarta Selatan

5) Kepala Kepolisian Daerah, tempat di mana event tersebut dilaksanakan

6) Departemen yang membawahi event tersebut

c. Surat pemberitahuan yang disebut dalam butir a dilampiri:

1) Fotokopi KTP Penanggung Jawab/Ketua Panitia.

2) 1 (satu) lembar pasfoto Penanggung Jawab/Ketua Panitia

3) Susunan Panitia Penyelenggara

4) Fotokopi AD/ART dan/atau Akte Pendirian Organisasi Penyelenggara

5) Daftar Nama Pembicara dan Judul Makalahnya

6) Daftar Nama Calon Peserta dan asal daerah/negara

7) Buku pemberitahuan/brosur mengenai event tersebut

d. Dasar hukum perizinan/pemberitahuan penyelenggaraan konvensi di Indonesia

1) Undang-Undang No. 13/1961

2) Undang-Undang No. 5/PNPS/1963

3) Pasal 510 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

4) Radiogram KAPOLRI No. Pol 1364 rdg/1963 tanggal 27 Juli 1963

3. Perizinan Para Peserta

a. Peserta konvensi berkewarganegaraan asing yang negaranya disebut dalam Keppres No. 15 Tahun 1983, jo. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.01.02 Tahun 1993, dibebaskan dari kewajiban memiliki visa.

b. Bagi warga negara asing di luar ketentuan di atas, diperlukan izin dari Pemerintah Republik Indonesia, melalui:

Page 113: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry98

1) Departemen Pertahanan

• Badan Koordinasi Intelijen Negara

2) Departemen Luar Negeri c.q. Direktorat Pengamanan Hubungan Luar Negeri

3) Departemen Kehakiman c.q. Migrasi

4. Prosedur Pemasukan Barang Bawaan/Perlengkapan

Barang-barang bawaan atau perlengkapan para peserta konvensi untuk peragaan selama konvensi berlangsung diperlukan izin dari:

a. Deperindag

• Barang Cetakan, Film dan Bahan Audio Visual lainnya.

b. Departemen Keuangan Republik Indonesia c.q. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk:

• Alat-alat peraga dan perlengkapan lain yang akan di re-export.

• Bahan-bahan promosi yang akan dibagi-bagikan.

5. Perizinan lainnya:

a. Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia untuk:

• Penyelenggaraan Pameran Internasional.

b. Pemerintah Daerah Setempat untuk

• Pemasangan Poster, Spanduk, Alat Komunikasi Massa Visal, dan lain-lain.

8.3 Penilaian dan Evaluasi Penyelenggaraan Konvensi

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu penyelenggaraan konvensi, perlu diadakan evaluasi hasil kerja kita sebagai PCO secara menyeluruh, yakni dimulai dari tugas PCO sebagai konsultan, tahap perencanaan (planning), masa persiapan (pre convention preparation), pelaksanaan konvensi dan masa setelah konvensi.

Page 114: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 8 | Prosedur Event dan Konvensi 99

1. Pemanfaatan Konsultan

Harus bisa menunjukkan kepada Organizing Committee secara objektif mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ruang lingkup kegiatan (scope of activities), sistem penanganan event yang baik, rencana kerja (working plan), rencana produksi (production plan) hingga budget projection, sehingga dapat meyakinkan Organizing Committee tersebut.

2. Perencanaan

Sebagai professional organizer harus jeli dan dapat meyakinkan Organizing Committee tentang rencana yang mendetail antara lain mengenai:

• Kapan diadakan konferensi (Hari, Tanggal, Bulan)

• Di mana akan dilakukan konferensi

• Siapa pembicaranya

• Apa latar belakangnya

• Siapa peminatnya

Dengan hal-hal tersebut, maka sebagai Profesional Congress Organizer (PCO) jelas akan membantu dan melaksanakan pelayanan yang sebaik-baiknya untuk menunjang objektivitas dan keberhasilan konferensi tersebut.

3. Persiapan Prakonferensi (Pre Congress Preparation)

Pertama kali dalam membantu Organizing Commitee adalah dengan administrasi surat menyurat, meeting management, publikasi, barang-barang, menyusun registrasi dan kesekretariatan konferensi, dan lain-lain. Dalam prakonferensi sudah harus dapat membuat rencana kerja yang pasti (contoh terlampir).

4. Pelaksanaan Konferensi

Dalam melaksanakan konferensi harus mengacu pada pekerjaan-pekerjaan yang telah digariskan dalam perencanaan atau persiapan prakonferensi. Jangan lupa setiap malam hari diadakan official meetings untuk seluruh seksi-seksi Panitia Penyelenggara (OC)

Page 115: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry100

beserta PCO untuk memberikan laporan hal-hal yang terjadi pada hari-hari konferensi, sehingga bisa melakukan evaluasi dan persiapan yang mantap untuk hari-hari berikutnya.

5. Penyebaran Angket/Questionnaire

Menjelang penyelenggaraan suatu konferensi berakhir, sebaiknya panitia membagikan kertas angket kepada peserta konferensi dalam bentuk questionnaire untuk menyimak pendapat/opini dari peserta tentang sukses tidaknya suatu konferensi. Questionnaire tersebut biasa dikenal dengan sebutan “Attendee’s Evaluation Form” atau Meeting Planner’s Evaluation Form’. Melalui angket inilah feedback yang bisa dijadikan bahan pelajaran untuk mengetahui segala kebaikan dan kesalahan dari penyelenggaraan suatu konferensi.

Dari semua angket yang masuk bisa dibuat rangkuman yang menyatakan apakah konferensi itu berhasil atau tidak. Apabila dari angket tidak mendapatkan complain dari para peserta, atau dengan kata lain hasil angket tersebut adalah positif, maka berarti penyelenggaraan konferensi telah sukses melaksanakan event tersebut.

Kendala dan hambatan

Kendala-kendala di bawah ini adalah sebagian dari kesalahan-kesalahan yang biasa didapat dari hasil evaluasi yang dilakukan dalam sebuah penyelenggaraan event:

• Terlalu sulitnya melakukan koordinasi antara masing-masing bidang kegiatan yang ada di dalam kepanitiaan, sehingga mudah menimbulkan salah pengertian (mis-komunikasi).

• Belum terlaksananya penggunaan mailing list yang benar dan lengkap, sehingga mengakibatkan kurangnya komunikasi dan membuat para peserta dan pembicara kurang informasi mengenai konferensi.

• Penyebaran informasi melalui publikasi poster, media-media elektronika, fax atau internet sangat lamban.

• Keterlambatan panitia dalam menandatangani surat-surat yang sudah siap untuk dikirim.

Page 116: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 8 | Prosedur Event dan Konvensi 101

• Tidak adanya pelimpahan wewenang tugas kepada bidang/sub bidang panitia yang ada atau PCO, sehingga masalah-masalah tidak bisa diselesaikan dengan cepat.

• Floating Policy dari panitia, yang mengakibatkan selalu mengambang dan dapat pula mengakibatkan pengambilan keputusan dilakukan secara asal-asalan.

• Kurang adanya kerja sama antar bidang Panitia Penyelenggara dalam sistem birokrasi.

• Keterlambatan pembuatan announcement.

• Kurang lancarnya pendanaan dalam prakonferensi.

• Sumber daya manusia dari PCO itu sendiri yang tidak men-cermin kan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.

6. Paska Konferensi

Beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan adalah:

a. Membuat perbandingan budget proposal dengan pendapatan pemasukan serta pengeluaran yang sesungguhnya (actual budget), sehingga dapat diketahui dengan jelas keuntungan/kerugian yang terjadi dalam penyelenggaraan event tersebut.

b. Ucapan selama dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu suksesnya event. Dengan ucapan tersebut berarti Panitia telah menjalankan suatu misi marketing untuk konferensi-konferensi selanjutnya.

c. Paling akhir pekerjaan yang harus diselesaikan adalah pembuatan buku laporan yang isinya mencakup hasil-hasil dari keseluruhan konferensi.

Page 117: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Page 118: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

103

DESTINASI MICE

BAB 9

9.1 Penggerak MICE

Hoyle et al. (1989:4) menyatakan pertumbuhan usaha konvensi dan pertemuan (Meeting and Convention) sampai tahun 1960-an masih identik dengan hotel. Pada Bali kegiatan konvensi mulai tumbuh dan berkembang semenjak tahun 1990-an, ketika PATA Conference dibuka di kawasan Nusa Dua, saat itu masih kawasan tersebut masih dalam tahap pembukaan. Saat ini para perencana pertemuan dan konvensi (meeting planner) memiliki banyak alternatif untuk memilih tempat penyelenggaraan yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumennya (Hoyle et.al., 1989:4-5). Boehme (1999:18) menyebutkan, untuk melaksanakan kegiatan pertemuan dapat dipilih tempat-tempat sebagai berikut. (1) Hotel dengan segala kriteria hotel, seperti downtown hotel, airport hotel. (2) Fasilitas Kawasan Wisata (Resort Facility). (3) Kawasan Permainan Golf (Golf Resort). (4) Fasilitas Permainan (Gaming Facility). (5)Kapal Pesiar (Cruise Ship). (6) Universitas atau sekolah-sekolah (College or University Facility). (7) Pusat Konvensi (Convention Center). (8) Pusat Konferensi (Conference Centers).

Hoyle et.al. (1989:9) menilai pertumbuhan industri jasa yang menangani pertemuan dan konvensi dipengaruhi oleh beberapa faktor

Page 119: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry104

sebagai berikut. (1) Asosiasi Perencana Pertemuan (Meeting Planner Association). (2) Industri Penerbangan (the Airline Industry). (3) Akomodasi (the Lodging Industry). (4) Tempat Konvensi (Convention Center). (5) Biro Konvensi (Convention Bureau). (6) Tempat Konferensi (Conference Center). (7) Alat/fasilitas yang berteknologi (meeting technology). (8)Petugas yang menangani kegiatan pertemuan (ground handles).

Lebih jelasnya disebutkan oleh Hoyle (1989:5), khusus untuk menangani sebuah konvensi seorang meeting planner harus selalu memperhatikan faktor-faktor berikut.

1. Kemudahan menuju kota dari tempat penyelenggaraan.

2. Efisiensi dalam setiap pelaksanaan tugas saat konvensi berlangsung.

3. Mengetahui kondisi dan tempat penyelenggaraan dengan baik.

4. Kualitas pelayanan yang memuaskan dari FB facilities dan teknisi audiovisual.

9.2 Destinasi MICE

Bali dinyatakan daerah yang menarik untuk dikunjungi. Cooper et.al. (1993:81) dalam Tourism Principles and Practice, menyebutkan destinasi adalah pusat dari segala fasilitas dan pelayanan yang telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Disebutkannya sebuah wilayah dapat dikatakan sebagai destinasi, jika pada tempat atau wilayah tersebut sudah terdapat 4 (empat) ‘A’, yaitu (1) Atraksi (Attraction) seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan, seni pertunjukan. (2) Aksesibilitas (Accessibilities) seperti transportasi lokal, terminal. (3) Amenitas atau fasilitas (Amenities) seperti tersedianya akomodasi, rumah makan, agen perjalanan. (4)Ancillary services, yaitu bentuk dari wadah organisasi pariwisata, seperti DMO (Destination Marketing/Management Organization), CVB (Convention and Visitor Bureau).

Sedangkan menurut Mill et.al. (1985:201) destinasi dinyatakan memiliki kombinasi elemen yang interdependen. Destinasi oleh Mill et al. terdiri dari atraksi, fasilitas, infrastruktur, transportasi, dan

Page 120: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 9 | Destinasi MICE 105

keramahtamahan (attraction, facilities, infrastructure, transportation and hospitality).

Bali adalah salah satu destinasi MICE di kawasan Asia Pacifik. Paparan tujuh komponen penting destinasi MICE telah dibahas dalam Bab 3, pada Gambar 3.1. Dari ketujuh elemen tersebut, dikaitkan dengan kegiatan pada sebuah destinasi MICE, wisatawan yang datang dapat menikmati tiga bagian elemen atraksi berikutnya , yaitu Ambient Attraction, Permanent Attraction, dan Event. Getz menyatakan, puas dan tidaknya peserta kegiatan event, dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sebagai berikut. (1) Faktor pelayanan mutlak (essential services), di mana peserta kegiatan merasa aman dan sehat (safety and health), tersedia makanan dan minuman yang sesuai dengan selera mereka (food and beverages), kemudahan komunikasi (communication), merasa nyaman (comfort), tersedia informasi yang dibutuhkan selama di destinasi (information), dan ada kemudahan (accessibility). (2) Faktor keuntungan yang bisa diperoleh dengan melakukan kontak dengan orang lain (generic benefit), antara lain mereka mendapatkan hal yang nyata, sejati, tidak berpura-pura (authenticity), ritual, bertukar pendapat dan saling membutuhkan (belonging and sharing), permainan (games), bersama-sama dalam pertunjukan seni (spectacle). (3) Faktor keuntungan yang merupakan target yang memang mestinya harus diperoleh oleh mereka sebagai pengunjung dalam suatu kegiatan (targeted benefits), yaitu berupa keunikan destinasi yang dapat dilihat langsung (uniqueness), barang-barang dagangan (merchandise), hiburan (entertainment), dan dapat melakukan aktivitas (activities). Gambar 9.1 menunjukkan pandangan peserta event terhadap keinginan mereka terhadap event yang dilaksanakan.

Page 121: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry106

Pelayananan Mutlak (Essential Services)

- Keamanandankesehatan-Kenyamanan-Makanan&minuman-Informasi-Komunikasi-Aksesibilitas

Faktor Keuntungan melalui kontak dengan orang lain (Generic Benefit) - Otentik-Permainan-Ritual-Pertunjukanseni-Bertukarpikiran

Keuntungan Target (Targeted Benefits) - Keunikan - Dagang/toko bebas bea - Hiburan - Aktivitas

Gambar 9.1 Perspektif Pengunjung terhadap Produk Festival dan Event

(Getz, Donald, Festivals, Special Events and Tourism, 1991:199)

Pada sisi lain, acuan yang dikemukakan oleh Cooper et.al.,Mill et.al. dan Getz, faktor atraksi merupakan daya tarik besar bagi wisatawan konvensi untuk menikmati Bali (Mahadewi, 2004). Sedangkan dari sisi kepuasan, wisatawan konvensi menyatakan faktor kenyamanan adalah faktor yang mutlak dengan penilaian yang tinggi. Sebagai sebuah destinasi, Bali dinilai cukup tinggi memberikan kepuasan bagi wisatawan konvensi. Pengaruh kepuasan wisatawan konvensi ini sejumlah 89% terhadap destinasi. Penelitian yang dilakukan oleh Boehme, menyatakan hotel adalah hal utama dipentingkan dalam mendatangkan wisatawan konvensi. Pada Bali sebagai destinasi MICE, wisatawan konvensi menilai bahwa hotel dengan segala fasilitasnya mendapat penilaian yang signifikan mempengaruhi kepuasan (Mahadewi, 2004).

Page 122: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 9 | Destinasi MICE 107

Penelitian yang dilakukan oleh Morison et.al. (1997), yang berjudul Convention and Visitor Bureaus in the USA, A Profile of Bureaus, Bureau Executive, and Budgets, mengemukakan dalam sebuah destinasi MICE, sebuah Convention Visitor Bureau (CVB) diperlukan untuk memudahkan pelayanan informasi. CVB dikatakan dapat sebagai “pembangun destinasi” (destination developers) dengan fungsi sebagai katalis dan fasilitator bagi pengembangan kegiatan industri. Disampaikan bahwa CVB merupakan sarana bagi wisatawan yang membutuhkan pelayanan informasi tentang destinasi yang dituju. Informasi yang diinginkan dapat berupa informasi hotel, prosedur penanganan reservasi. CVB juga dapat bertindak sebagai wadah khusus yang menangani kegiatan MICE, memberikan program pelatihan bagi tenaga bidang MICE, dan bekerja sama dengan asosiasi lain yang menjadi anggotanya. Secara umum, CVB dapat dikatakan mempunyai lima fungsi dasar yaitu sebagai berikut.

1. Sebagai “Penggerak Ekonomi (economic driver)”, yang melalui CVB, kegiatan MICE dapat memberikan kontribusi perubahan ekonomi, baik dari segi pendapatan maupun tenaga kerja bidang usaha jasa konvensi.

2. Sebagai “Pemasar Produk Destinasi (community marketer)”, bahwa CVB dapat sebagai tenaga penghubung yang menghubungkan destinasi dengan atraksi yang dimiliki, serta fasilitas di destinasi MICE kepada pasar wisata MICE.

3. Sebagai “Koordinator Industri (industry coordinator)”, yaitu CVB mempunyai kewajiban untuk memperkenalkan destinasinya untuk kepentingan kepariwisataan dan industri-industrinya.

4. Sebagai “Perwakilan Antar Organisasi Pariwisata (quasi-public representative)”, di mana CVB bertindak sebagai wadah yang membawahi kegiatan MICE, menghindari terjadinya kegiatan yang tanpa melalui asosiasi ini.

5. Sebagai “Pembangun Destinasi (builder of community pride)”, bahwa CVB bertindak sebagai simbol pembangun destinasi, melalui kegiatan MICE.

Page 123: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry108

Pernyataan hasil penelitian yang dilakukan oleh Morison et.al., pada Bali adalah tidak didukung. Bali sebagai destinasi MICE belum mempunyai sebuah convention bureau. Selama ini, kegiatan pelaksanaan konvensi dilakukan oleh perusahaan atau usaha jasa konvensi secara pribadi. Promosi dilakukan oleh pihak pemerintah, Bali Tourism Board, dan perusahaan konvensi sendiri. Tidak melalui asosiasi convention bureau. Informasi yang diperoleh dari pihak meeting planner, mereka pihak travel agent, hotel, meeting planner, PCO, PEO maupun EO (Event Organizer), termasuk pemerintah (Diparda), untuk memenangkan bisnis dapat dilakukan dengan orientasi G2G (Government to Government) atau B2B (Business to Business). Bagi Bali, justru kerja sama G2B lebih banyak terjadi pada Bali, karena event-event international penanganan berhadapan dengan pihak penyelenggara dari pemerintah, seperti PATA, APEC, WTO Think Tank, KTT ASEAN, dan sebagainya. Pelaksanaan model B2B biasanya lebih berorientasi pada kegiatan event/exhibition atau trade show, seperti Bali Fashion Week, Pameran Dagang atau Travel Mart. Tahun 2018 adalah momen penting bagi Bali, karena akan segera menggelar perhelatan IMF (International Monetary Fund) dan World Bank Meeting October 2018.

Page 124: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

109

EVENT OLAHRAGA DALAM PERSPEKTIF

KEPARIWISATAAN

BAB 10

Kegiatan olahraga sebagai kegiatan pariwisata dapat dijabarkan sebagai kegiatan bersenang-senang, dilakukan pada waktu luang (bagi pemain olahraga) dan mengeluarkan uang (bagi penonton). Dalam hal ini ada dua hal yang dilibatkan, karena kegiatan olahraga menyangkut antara pihak yang ditonton dan pihak yang menonton. Apabila definisi kepariwisataan diterapkan terhadap sisi pemain (pihak yang ditonton), maka penjabarannya adalah kegiatan bersenang-senang, dilakukan pada waktu luang, dan mengeluarkan uang (jika pemain berada di luar dari daerahnya, yang secara tidak langsung pemain olahraga sama dengan definisi wisatawan). Penjabaran yang kedua dapat dilihat dari sisi pemain olahraga dan sisi event organizer atau tim pembina olahraga yang menangani.

Kegiatan olahraga dalam kepariwisataan, dilihat dari sisi usaha jasa impresariat dan usaha jasa konvensi, merupakan peluang yang besar yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kunjungan ke destinasi, baik untuk mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Usaha jasa impresariat adalah usaha untuk mendatangkan olahragawan, artis ke destinasi; dan usaha jasa konvensi terutama dalam usaha perjalanan insentif adalah usaha perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan

Page 125: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry110

konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan (Kepmen Parpostel KM.108/HM.703/MPPT-91).

Kegiatan olahraga dan usaha perjalanan insentif sebagai kegiatan Pariwisata di daerah Bali sudah bukan hal yang baru, hanya saja perlu dilirik hal-hal lain yang dapat dilihat dari sisi usaha jasa impresariat dan usaha jasa konvensi.

10.1 Olahraga dan Pariwisata

Kegiatan olahraga melibatkan banyak pemain, penonton dan sponsor, dan tidak tertutup kemungkinan melibatkan para artis penari di dalamnya. Dalam penanganan mendatangkan para olahragawan olahragawati, telah diatur dalam peraturan kepariwisataan. Berdasarkan Kepmen Parpostel Nomor KM.103/UM.201/MPPT-91 tentang Usaha Jasa Impresariat, yang dimaksudkan dengan usaha Jasa Impresariat adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan baik yang berupa mendatangkan, mengirim maupun mengembalikannya serta menentukan tempat, waktu dan jenis hiburan.

Hiburan adalah segala bentuk penyajian/pertunjukan dalam bidang seni dan olahraga yang semata-mata bertujuan untuk memberikan rasa senang kepada pengunjung dengan mendapatkan imbalan jasa. Selanjutnya yang dimaksudkan dengan Pengurusan Penyelenggaraan Hiburan adalah usaha, kegiatan dan pelaksanaan atas suatu pertunjukan mulai dari pengurusan surat-surat dan dokumen mendatangkan artis/seniman/olahragawan sampai kepada terselenggaranya suatu pertunjukan hiburan (Lastara, 1997:33).

Dalam penanganan perjalanan yang dibiayai oleh suatu perusahaan atau sponsor diatur dalam peraturan usaha jasa konvensi. Dengan berpedoman pada Kepmen Parpostel Nomor KM.108/HM.703/MPPT-91 tentang Ketentuan Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran, maka yang dimaksudkan dengan Perjalanan Insentif adalah merupakan suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas

Page 126: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 10|EventOlahragadalamPerspektifKepariwisataan 111

perkembangan kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata.

Kegiatan kepariwisataan sesuai dengan UU No.9/1990, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata; dan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Pada Gambar 10.1 berikut, digambarkan aktivitas Pariwisata dengan posisi kegiatan olahraga sebagai kegiatan untuk bersenang-senang, posisi incentive travel dan business meetings sebagai sebuah kegiatan mendatangkan keuntungan (bisnis).

Leisure

-Holidays-Visitors,friendsandrelatives(VFR)

-Sports-Culture

Business

- BusinessMeetings- Exhibition&Trade- Conference&Convention

- IncentiveTravel

Domestic

Tourists

Overseas

Gambar 10.1 Aktivitas Pariwisata (Trigg, 1996:3)

Berdasarkan Gambar 10.1, aktivitas atau kegiatan pariwisata dapat dilihat dari sisi yang berbeda, yaitu sisi kegiatan bersenang-senang dan sisi bisnis. Kegiatan olahraga dapat sebagai kegiatan bersenang-senang, dan kegiatan olahraga dapat merupakan pertemuan bisnis yang penanganannya melalui usaha jasa insentif. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mendatangkan wisatawan baik mancanegara maupun domestik.

10.2 Kegiatan Olahraga

Olahraga adalah permainan, pertandingan atau kegiatan yang meliputi latihan jasmani dan biasanya memerlukan keterampilan

Page 127: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry112

tertentu (Disney Encyclopedia). Kegiatan olahraga yang besar dilakukan dan ditunjukkan pada acara-acara Olimpiade. Olimpiade adalah pertandingan-pertandingan olahraga internasional yang diadakan empat tahun sekali di negara-negara berbeda. Para atlet yang bertanding adalah olahragawan-olahragawan andal. Dalam sejarahnya, olimpiade mula-mula diadakan di Yunani kuno tahun 776 SM. Olimpiade modern dimulai tahun 1896. Pertandingan saat itu meliputi 200 cabang olahraga- antara lain atletik, renang, yudo, senam dan olahraga kano. Olimpiade Musim Dingin diselenggarakan terpisah mulai tahun 1924, dan cabang yang diperlombakan berupa ski, main skat serta kereta luncur (Disney, Encyclopedia). Yang menarik untuk dilihat dari sisi kepariwisataan adalah, dalam kegiatan Olimpiade Kuno diselenggarakan di dataran Olimpiade dekat Kuil Zeus, yaitu kuil dewa yang paling berkuasa. Dalam perlombaan dinyatakan orang yang bertanding berusaha menandingi keahlian para dewa. Pada pembukaan olimpiade para atlet pria dan wanita terlebih dahulu berpawai di hadapan penonton.

10.3 Wisata Olahraga (Sports Tourism)

Setiap kegiatan olahraga banyak mendatangkan, melibatkan organisasi/asosiasi olahraga di kota/wilayah tempat terselenggaranya kegiatan olahraga, dan hal ini mempengaruhi strategi pengembangan ekonomi (Johnson, 1991; Euchner,1993 dalam Murphy, 1997:32). Kota-kota yang siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan olahraga, berkeyakinan bahwa melalui kegiatan olahraga dapat memberi keuntungan ekonomi (Murphy,1997:32). Dengan siapnya kota-kota sebagai tempat penyelenggaraan olahraga, dapat memberi pengaruh langsung atas perbaikan infrastruktur kota, serta meningkatkan kegiatan kepariwisataan dan citra yang baik bagi kota tempat penyelenggaraan olahraga dilakukan (Marshall Macklin Monagan Limited in association with Christopher Lang and Associates Ltd, 1993). Hasil penelitian yang dilakukan di Toronto, melalui kejuaraan NBA Tim Bolabasket mampu mendatangkan US$ 347 juta per tahun belum termasuk pendapatan dari penggemar/fans bolabasket yang menonton (Chianello, 1992 dalam Murphy, 1997:32); dan selama 16 hari Pan-Am Games yang diselenggarakan di Winnipeg di

Page 128: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 10|EventOlahragadalamPerspektifKepariwisataan 113

tahun 1999, mampu mendatangkan US$ 179 juta bagi pengembangan ekonomi dikota tersebut (Taylor, 1994 dalam Murphy, 1997:32).

Keuntungan yang diperoleh dari penyelenggaraan kegiatan olahraga, bergantung pada besar kecilnya event, lamanya penyelenggaraan dan jumlah penonton yang datang dari luar daerah tempat penyelenggaraan (Murphy,1997). Di tahun 1990 perlombaan balap Molson CART Indy Race di Vancouver mampu menarik 169.000 penonton, dengan 35.000 penonton yang berasal dari luar kota Vancouver; penghasilan yang diperoleh dari kegiatan ini sejumlah US$ 12,4 juta selama 3 hari dari event yang dilaksanakan (Tourism Vancouver, 1990). Penelitian yang dilakukan di tahun 1994 terhadap Victoria Commonwealth Games, pengunjung mengeluarkan uang sejumlah US$ 32 juta selama 10 hari dan pihak pemerintah kota mendapatkan keuntungan melalui siaran televisi bagi 300 juta orang dengan 130 jam siaran langsung (Cooper & Lybrand Smith, 1990). Hal ini merupakan metode yang efektif bagi sebuah kota untuk meningkatkan pendapatan wilayahnya, serta mampu untuk menciptakan image yang positif (Ritchie and Smith, 1991).

10.4 Pangsa Pasar Olahraga (The Sports Market)

Kegiatan olahraga oleh Hoyle et.al., disebutkan dapat menjadi pangsa pasar yang potensial bagi industri kepariwisataan daerah. Tim olahraga hanya sebagian kecil dari pangsa pasar olahraga dalam kegiatan mendatangkan bisnis pariwisata. Yang perlu diperhatikan adalah para peminat (fans) dari kegiatan olahraga, termasuk para media cetak dan elektronik yang meliput kegiatan acara, sehingga perlu untuk disiapkan sarana dan fasilitas akomodasi, tempat pertemuan bagi tim olahraga, makanan sebelum pertandingan (pre-game meals), hidangan dari sponsor (awards banquets), pertemuan antar tim (booster meetings), dan perlombaan (rallies).

Club, rekreasi dan olahraga turnamen di Amerika berkembang pesat (Hoyle, 1989:59). Kegiatan olahraga seperti soccer, volleyball, bowling, softball, dan renang merupakan jenis kegiatan olahraga yang diminati, sehingga secara langsung mempengaruhi kebutuhan akan sarana

Page 129: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry114

akomodasi. Sumber informasi kegiatan olahraga dapat diperoleh melalui lokal CVB (Convention Visitor Beurau), perguruan tinggi, sekolah-sekolah menengah dan organisasi-organisasi olahraga (Hoyle, 1989:60).

Hoyle (1989:61)menyebutkan ada 10 (sepuluh) hal yang perlu diperhatikan oleh para eksekutif yang memiliki fasilitas akomodasi/hotel dan pertemuan dalam kaitannya dengan wisata olahraga, antara lain sebagai berikut.

1. Tim olahraga memperhatikan tempat penyelenggaraan kegiatannya dekat dengan bandar udara dan mempunyai fasilitas latihan yang memadai.

2. Para atlet top yang sudah layaknya seorang artis/public figur, memerlukan pengamanan dan kenyamanan selama di tempat penyelenggaraan kegiatan.

3. Dibandingkan dengan kelompok senior, kesesuaian harga adalah hal yang penting diperhitungkan bagi kelompok yunior, kalangan perguruan tinggi atau sekolah menengah umum yang mengikuti pertandingan/perlombaan.

4. Apabila pelayanan makanan diperuntukkan bagi anggota tim, pihak penyedia akomodasi sebaiknya menetapkan menu khusus dengan nutrisi yang baik bagi para atlet yang menginap.

5. Ukuran tempat tidur harus menyesuaikan dengan ukuran para atlet. Ukuran kamar bukan ukuran bagi pemain bolabasket atau pemain sepakbola, tapi yang dijadikan ukuran adalah ukuran tempat tidur yang disediakan. Dua tempat tidur ukuran besar per kamar adalah ukuran ideal, meskipun hal ini perlu disiapkan lebih awal oleh pihak hotel. Pemain bolabasket profesional biasanya memerlukan tempat tidur sendiri per kamar, berbeda dengan pemain sepakbola yang bisa menempati satu kamar berdua.

6. Banyak tenaga hotelier bernegosiasi dengan perguruan tinggi atau usaha perjalanan wisata yang menangani kegiatan olahraga, dan mereka menawarkan akomodasi dengan acara fun games di hotel. Selain menawarkan kamar, pihak hotel dapat menawarkan acara welcome party, pep rally, post games party untuk acara tambahan bagi atlet.

Page 130: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 10|EventOlahragadalamPerspektifKepariwisataan 115

7. Kebanyakan tim olahraga memesan harga kamar secara paket, termasuk harga yang sudah membebaskan tenaga pelatih mereka, akomodasi, makanan tim/atlet, dan penggunaan ruang pertemuan. Kamar komplimen (complimentary suite) yang mempunyai ruang pertemuan khusus di dalamnya (parlor) bagi pelatih/pembina adalah penawaran yang efektif bagi tim sehubungan dengan pemesanan dengan harga paket.

8. Untuk keamanan dan kenyamanan para atlet, pihak hotel sebaiknya tidak mencantumkan jadwal kegiatan tim yang menginap pada jadwal/schedule event hotel.

9. Pelayanan khusus telepon hotel antar tim mesti harus diperhatikan, guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada tim/atlet beserta pelatih/pembina yang menginap di hotel.

10. Hotel sudah selayaknya untuk selalu berinovasi dalam meningkat-kan pelayanan bagi wisatawan dengan tujuan olahraga. Dalam hal ini pelayanan tidak saja dapat ditujukan bagi tim/pemain akan tetapi dapat bagi penonton dan supporter masing-masing tim. Dan ini merupakan peluang usaha baru dalam usaha perhotelan.

10.5 Contoh Kasus The Indianapolis

Indianapolis, Indiana, adalah daerah yang menetapkan pasar olahraga sebagai sumber penghasilan yang terbesar bagi industri kepariwisataan mereka. Kerja sama dilakukan antara city’s convention bureau, convention center/stadium complex, dengan pemerintah kota.

Langkah awal yang ditempuh adalah melakukan kerja sama dengan asosiasi pertemuan (association meetings). Pemerintah kota menjadi tuan rumah bagi kelompok-kelompok yang terlibat, baik dari asosiasi kesehatan, olahraga, sekolah pariwisata, sekolah olahraga serta kelompok pelatih, seperti American College of Sport Marine, the US Olympic Council House Delegates, the Golf Course Superintendents Association, the Professional Golfers Association, the National Conference of High School Directors of Athletics, and the National High School Athletic Coaches Association. Di kelompok lain, Pan

Page 131: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry116

American Economic Leadership Conference mempunyai kekuatan mempengaruhi pemerintah kota dalam penyelenggaraan Pan American Games di tahun 1987.

Bagi Indianapolis, Pan American Games mampu memberikan tingkat hunian kamar sebanyak 6.000 kamar selama 21 malam. Pendapatan yang diperoleh sebanyak 126.000 room nights. Pendapatan tersebut belum termasuk pendapatan langsung dan tidak langsung dari para perencana kegiatan, biaya belanja dari para pendukung/fans dan atlet itu sendiri (Hoyle, 1989:61).

10.6 Pariwisata Event (Event Tourism)

Menurut Getz (1991), ada dua pengertian dari event, pertama yaitu kegiatan rutin yang dipertunjukkan, tidak dibuat-buat dan menjadi menarik bagi wisatawan, sedangkan pengertian kedua pariwisata event adalah kegiatan yang memang sengaja dibuat dan dipertunjukkan untuk menarik wisatawan. Contoh pertama yang dikaitkan dengan kegiatan olahraga adalah kegiatan Olimpiade, Sea Games, ASEAN Games, Pekan Olahraga Nasional, Porda, Popsi; dan contoh kedua adalah Bali 10K dan Golf Tournament.

Mill, et.al (1985:196) menyebutkan istilah Sporting Event dengan contoh kejuaraan tenis Wimbledon yang mampu mendatangkan wisatawan dengan pengeluarannya dalam mengikuti pertunjukan. Contoh lain yang diberikan Mill et.al. adalah Winter Olympics di Sapporo, bagian utara Jepang, dalam kegiatan olahraga ini telah mampu mendatangkan jumlah kunjungan wisatawan Eropa yang sangat besar.

Dalam penyelenggaraan wisata olahraga perlu diperhatikan kondisi cuaca, iklim dari daerah tempat diselenggarakannya kegiatan. Daerah Eropa dan Amerika mengalami tingkat kunjungan yang tinggi untuk wisata olahraga pada bulan Juni, Juli dan Agustus (Mill, 1985:187). Pada periode tersebut bersamaan dengan musim semi, dan liburan anak sekolah. Di beberapa negara seperti Perancis, Skandinavia dan New Zealand hampir secara bersamaan menentukan kegiatan rekreasi selama satu bulan dalam musim semi mereka (Mill,1985:187).

Page 132: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 10|EventOlahragadalamPerspektifKepariwisataan 117

Menurut Mill et.al., yang perlu mendapat perhatian adalah fasilitas wisata yang disediakan bagi para olahraga pada musim dingin (winter) lebih mendapat perhatian khusus dibandingkan pada musim semi. Hal ini dikarenakan, pada musim dingin banyak anak-anak muda dan olahragawan/ti melakukan aktivitas wisata.

Dalam Bab Event Management in Leisure and Tourism, Trigg (1996:353) menyebutkan:

An Event is something which includes a range of different activities which have significant requirements for planning resources and evaluation.

Event adalah kegiatan khusus yang dilakukan di luar kegiatan rutin dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan event memberi peranan penting bagi kehidupan. Event dibuat untuk tujuan antisipasi dan dalam banyak hal dapat memberi pengalaman yang bermanfaat. Dalam banyak event, seperti Grand National, mampu menarik banyak pengunjung yang bermanfaat bagi event yang dilaksanakan dan bagi daerah penyelenggara event.

Menurut Trigg (1996:354), ada beberapa karakteristik dari event, yaitu sebagai berikut.

1. Menawarkan sesuatu hal yang spesial.

2. Biasanya merupakan satu hal yang berbeda dari kegiatan rutin atau program.

3. Memberi kesempatan kepada pihak penyelenggara (organizer) untuk mencapai tujuan mereka.

4. Mempunyai jangka waktu tertentu (deadline schedule).

5. Memerlukan kerja sama dan koordinasi, tidak bisa bekerja sendiri.

6. Mempunyai Tema Event atau tanda yang mudah diingat (mark) penyelenggaraan.

7. Biasanya melibatkan tim kerja kelompok.

8. Melibatkan banyak organisasi.

9. Memerlukan tenaga bantu yang sesuai dengan penyelenggaraan event (tenaga liaison officer yang sesuai dengan event).

Page 133: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry118

10. Memberikan kesempatan dan hiburan bagi masyarakat/public.

11. Memberikan kesempatan kepada masyarakat/public untuk mengisi waktu liburan.

Kegiatan pariwisata yang bertemakan olahraga, dalam setiap kegiatannya mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Sebagai contoh misalnya Women in Sport Event, kegiatan ini dilaksanakan untuk menarik para olahragawati untuk melakukan kegiatan olahraga. Contoh lain yang lebih specifik adalah event Blackpool Illuminations, yang bertujuan untuk mendatangkan wisatawan ke Blackpool, dan kegiatan ini berhasil dilakukan sepanjang tahun (Trigg,1996:355).

Trigg (1996:357) dan Mill et.al. (1985:211) menyebutkan beberapa tujuan diselenggarakannya event olahraga adalah:

1. Promosi kegiatan yang diharapkan melalui mulut ke mulut.

2. Meningkatkan pendapatan.

3. Memberikan nilai lebih bagi produk/pelayanan organisasi.

4. Meningkatkan kerja sama staf.

5. Membangun moral atlet.

6. Promosi sebuah organisasi.

7. Promosi citra antar organisasi.

8. Hiburan bagi penggemar olahraga.

9. Memberikan keuntungan bagi masyarakat.

10. Membina staf dalam organisasi.

11. Merayakan hari liburan.

12. Memberi pengetahuan dan pengalaman.

Penyelenggaraan kegiatan olahraga dikaitkan dengan usaha jasa konvensi, mempunyai berbagai jenis pertemuan antara lain disebut dengan istilah: working party meeting, sub committee meetings, buzz groups, brainstorming session meetings, informal meetings dan full committee meetings. Dan dalam setiap kegiatan event olahraga melibatkan hampir 8-16 jenis kegiatan yang berbeda disertai dengan parade, queen and beauty contest,

Page 134: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 10|EventOlahragadalamPerspektifKepariwisataan 119

carnivals dengan hiburannya, acara makan siang dan malam, hiburan musik, tarian dan aktivitas bagi anak-anak (Mill et.al., 1985:211).

10.7 Penanganan Wisata Olahraga di Bali

Bali sebagai daerah tujuan wisata yang mementingkan nilai budaya, kegiatan olahraga masih dapat dikatakan belum banyak dilakukan sebagai wisata olahraga yang mengedepankan nilai event-nya. Melalui data Kementerian Budpar dalam Penelitian Wisatawan Mancanegara yang meninggalkan Indonesia di tahun 2002, ditunjukkan distribusi wisman menurut maksud kunjungan dengan tujuan olahraga hanya 0,84%. Dan hasil pengamatan kegiatan olahraga di Bali diimbangi dengan wisata petualangan (adventure tourism) banyak ditangani oleh Biro Perjalanan Wisata, bukan oleh usaha jasa impresariat ataupun usaha jasa konvensi, misalnya trekking, hiking, mountain climbing, cycling. Penanganan wisata ini masih dalam jumlah yang tidak besar. Meskipun jasa insentif ditangani oleh banyak usaha perjalanan, data yang menunjukkan kegiatan usaha jasa insentif dan impresariat yang menangani/mendatangkan para atlet secara pasti belum ditemukan. Banyak hal yang dapat dijadikan jawaban, usaha jasa konvensi di Bali baik dari usaha perjalanan maupun hotel, cenderung lebih memanfaatkan kegiatan conference dan meeting daripada perjalanan insentif. Untuk meraih wisatawan dengan tujuan insentif memerlukan keahlian tertentu, baik dari cara meraih pasarnya maupun lobbying yang diperlukan. Biasanya usaha perjalanan insentif melibatkan organisasi yang besar dan mempunyai keuntungan cukup sehingga dia akan mampu membiayai perjalanan karyawannya. Dalam wisata olahraga, sponsor yang mampu mendanai kegiatannya sebagian besar berasal dari asosiasi atau perusahaan yang berkaitan dengan olahraga dan event itu sendiri, misalnya Nike, Speec, Reebock, Nikon, Kodak dan sebagainya. Penanganan wisata insentif untuk Bali banyak ditangani oleh perusahaan usaha perjalanan yang berkonsentrasi sebagai Destination Management Company (DMC).

Meskipun di luar dari ketentuan yang berkaitan dengan olahraga yang identik dengan kesehatan dan membentuk moral atlet, kegiatan yang diselenggarakan di Bali masih mampu untuk mendatangkan

Page 135: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry120

para atlet public figur luar negeri, seperti misalnya Wismilak Bali Open Tournament untuk kejuaraan Tenis yang sudah beberapa kali diadakan di Nusa Dua; A Mild Billiard International Open 2005 di sebuah hotel di kawasan Kuta yang melibatkan juara Asian Ladies dari Singapura; Bali TV National Golf Tournament yang diselenggarakan di Bali Handara Bedugul dan Tanah Lot, Tournament World Volley Beach 2003 di Pantai Petitenget Kuta, serta kejuaraan A Mild Indonesian Basketball League (IBL) yang mampu melibatkan siswa sekolah dan masyarakat lokal. Dari sekian banyak yang disebutkan di atas sponsor kegiatan masih identik dengan rokok yang mampu memberikan kontribusi dan pelayanan lebih. Hanya kegiatan World Volley Beach dan Bali TV yang mampu memberikan nilai lebih yang tidak menyebutkan sponsor utama dari rokok.

Ada yang unik yang perlu menjadi catatan bagi Bali dalam pengadaaan event yang berkaitan dengan olahraga, adalah Festival Mixed Martial Arts (campuran seni beladiri) Bali yang berlangsung di Pantai Kuta. Para peserta lomba olahraga beladiri ini tidak bertarung, tetapi hanya melakukan atraksi sesuai keahlian masing-masing dengan menggunakan (kain tradisional yang digunakan di kepala). Dalam kegiatan ini mampu melibatkan 345 atlet dan bertujuan untuk menjalin persahabatan, menumbuhkan sikap mental yang positif pemain dan melestarikan budaya Bali (Bali Post, 2004/052).

Kegiatan olahraga sebagai wisata olahraga dapat dirangkai sebagai usaha jasa pariwisata yang ditangani melalui usaha jasa impresariat dan usaha jasa konvensi terutama usaha perjalanan insentif. Kerja sama antar asosiasi dan perusahaan sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan event ini.

Bali sebagai daerah tujuan wisata perlu untuk mengkaji lebih lanjut wisata olahraga yang dikaitkan dengan pariwisata event, yang tidak meninggalkan nilai-nilai budaya masyarakat lokal.

Page 136: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

121

MEGA EVENTS DAN DAMPAK YANG DIAKIBATKAN

BAB 11

11.1 Pendahuluan

Acara–acara di dalam dunia pariwisata yang berskala besar, atau dikenal sebagai suatu kejadian khusus, seperti bazar utama, festival-festival, pertunjukan–pertunjukan budaya dan acara olahraga yang diselenggarakan di manapun yang bersifat reguler atau yang dilakukan hanya sekali saja. (Hall/aula, 1992). Kejadian mahabesar sudah mengasumsikan suatu peran kunci di dalam strategi pemasaran pariwisata kota dan regional, fungsi mereka yang utama untuk menyediakan masyarakat tuan rumah dengan peluang mengamankan keunggulan di dalam pasar turisme. Negara-negara, daerah-daerah, kota-kota, dan korporasi-korporasi sudah menggunakan acara ini untuk mempromosikan suatu gambaran yang baik guna mendukung tempat pasar usaha pariwisata internasional (Ashiworth dan Goodall, 1988). Mega events adalah juga sangat penting tidak hanya oleh karena komponen pengunjung mereka, tetapi karena mereka boleh meninggalkan warisan-warisan, yang akan mempunyai satu dampak lebih besar di masyarakat tuan rumah jauh daripada periode di mana event terjadi. Ketika yang diminta menyangkut akibat yang ditimbulkan hampir bisa dipastikan dari Victoria Commonwealth Games, pemberian

Page 137: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry122

suara pembaca di dalam majalah terbitan setiap Senin dengan artikel kedudukkan hutang, kumpulan artikel ekonomi, pajak yang lebih tinggi, peningkatan pariwisata, dan harga real estate lebih tinggi sebagai hal yang diakibatkan oleh permainan pasar menurut aturan (McCaw, 1994). Penilaian seperti itu sungguh sungguh cerdik. Acara besar seperti pertandingan Olimpiade atau Bazar World telah dihubungkan dengan pembelanjaan publik yang besar-besaran, konstruksi dari fasilitas-fasilitas dan infrastruktur, dan pengembangan kembali dan revitalisasi wilayah perkotaan yang boleh, mempunyai dampak-dampak substansiil di masyarakat-masyarakat lokal. Menurut Hukum (1993: 107), acara besar, “bertindak sebagai suatu katalisator untuk perubahan dengan membujuk orang-orang untuk bekerja sama di sekitar suatu sasaran sama dan sebagai jalur cepat untuk memperoleh keuangan tambahan dan menjadi proyek-proyek mulai dilaksanakan. Bukanlah tanpa permasalahan, karena sebagian orang akan membantah bahwa itu hanya memberi prioritas kepada kepentingan-kepentingan pengembangan di atas kesejahteraan mereka. Aspek secara fisik dari strategi ini adalah bahwa itu sudah dihubungkan dengan regenerasi bagian tertua suatu kota dan khususnya dengan apa yang ada pada pusat kota tersebut.”

Bab ini menguji akibat dari acara–acara akbar dan alasan untuk mereka menjadi tuan rumah dan pengembangannya. Perhatian spesifik diberikan kepada peran dari kejadian mahabesar pada proyek-proyek revitalisasi berkenaan dengan kota dan strategi pembuatan citra kota. Bagaimanapun, acara besar boleh juga berperan dalam promosi tempat dan perbaikan kembali kepada kerusakan dari kelompok-kelompok yang tertentu di dalam masyarakat.

11.2 Sifat Alami dari Mega-Events

Tourism event sedang mengembangkan suatu bidang substansiil dari riset di dalam pembelajaran atau studi pariwisata. Tourism event sudah digambarkan “perencanaan yang sistematis, pengembangan dan pemasaran festival-festival dan kejadian khusus sebagai atraksi wisatawan, katalisator-katalisator, dan perubahan citra” (Getz and Wicks, 1993: 2). Fungsi yang utama mega event untuk menyediakan

Page 138: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 11 | Mega Events dan Dampak yang Diakibatkan 123

lokasi bagi penyelenggara atau daerah dengan satu peluang untuk mengamankan suatu posisi keunggulan di dalam pasar turisme untuk jangka pendek yang tergambar dengan baik dalam periode waktu. Definisi patokan Hallmark event disediakan oleh Ritchie (1984: 2) yang menggambarkan kejadian seperti, “Event yang dilaksanakan hanya sekali atau berulang yang dibatasi jangka waktu, yang dikembangkan terutama untuk meningkatkan kesadaran, pesona dan profitabilitas suatu tujuan pariwisata di dalam jangka pendek dan panjang. Kejadian seperti itu percayakan membawa hal yang sukses kepada mereka di dalam keistimewaan, status, atau makna waktu yang tepat untuk menciptakan minat dan menarik perhatian”.

Acara bagi wisatawan dalam skala besar adalah, bukan suatu peristiwa musiman atau yang berkelanjutan. Sungguh, dalam banyak kesempatan kejadian itu adalah suatu tanggapan yang strategis kepada permasalahan dari keragaman musiman dari cermin industri wisatawan (Ritchie dan Beliveau, 1974). Sebagai tambahan, kejadian boleh mengasumsikan suatu fungsi yang utama penyorotan daya pikat dari suatu tujuan kepada satu luas dari atraksi-atraksi wisatawan lebih permanen tidak akan mampu dicapai. Ritchie (1984:2) memahami Hallmark event yang bersifat utama mempunyai “kemampuan untuk tujuan nasional dan perhatian internasional. “Dengan cara yang sama, Burns dan Mules mencatat pentingnya skala di dalam “kejadian khusus”, “...kadang-kadang disebut Hallmark event...” adalah kejadian yang diharapkan untuk menghasilkan manfaat besar secara eksternal, atau manfaat-manfaat yang eksternal secara luas untuk dapat dibagi-bagikan dan biaya-biaya acara sangat substansiil sehingga mereka dibiayai, secara parsial atau keseluruhan dengan dana yang berasal dari masyarakat” (1986: 6,7). Bunrs dan Mules (1986) mengenali empat karakteristik kunci dari acara khusus:

1. Permintaan utama yang dihasilkan oleh Special Event itu adalah sebagian besar, bukan permintaan dari event tetapi permintaan oleh bidang jasa yang terkait, umumnya akomodasi, makanan, pengangkutan dan pertunjukan.

2. Permintaan ini dipadatkan ke dalam hal secara relatif jangka pendek dari waktu, dari hari ke beberapa minggu dan seperti jasa tidak

Page 139: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry124

bisa dihasilkan sebelum waktu yang ditetapkan dan disimpan, hal ini membawa ke arah permasalahan yang khas. Masalah dialami secara keseluruhan industri jasa yang disebutkan.

3. Pencapaian puncak mempengaruhi kedua-duanya serta distribusi bermanfaat yang diterima.

4. Dampak yang sesungguhnya tentang pengalihan dana lokal ke arah Special Events adalah relatif kecil; manfaat-manfaat yang utama terbentuk dari dana yang baru dari luar daerah melalui ekspor dari barang-barang dan jasa, terutama pelayanan.

Mega events bisa digambarkan secara terpisah dari Hallmark event. Ritchie dan Hus (1987) penggolongan mega events berdasarkan dengan definisi sebelumnya, pada 1987 dalam kongresi Association Internationale d’Experts Scientifiques du Tourisme memecahkan bahwa mega events digambarkan dalam tiga jalan cara yang berbeda. oleh volume (1 juta pengunjung), oleh suatu ukuran uang (Can. $500 juta, DM 750 juta, FFR 2,500 juta), dan di dalam terminologi psikologis (oleh reputasi: “Harus lihat”, “Muss miterlebt werden”, “Il faut absolutment voir”) (Marris, 1987: 3). Meskipun demikian, selagi perselisihan paham substansiil atas definisi mega event adalah nyata bahwa beberapa kunci dan berhubungan faktor-faktor terjadi di dalam studi dari kejadian yang besar-besaran: pengembangan kembali, imaging dan promosi tempat, dan dampak-dampak mereka.

11.3 Hallmark Events Sebagai Sebuah Strategi Pembangunan

Menjadi tuan rumah Hallmark events sering dengan sengaja dimanfaatkan dalam percobaan untuk “meremajakan” atau mengembangkan wilayah perkotaan melalui konstruksi dan pengembangan dari infrastruktur yang baru, termasuk jaringan jalan dan rel, pelabuhan udara, limbah, dan perumahan. Ini digunakan untuk menghidupkan kembali lokasi-lokasi bagian tertua suatu kota yang dihormati oleh pemerintah, kotamadya, dan peminat bisnis yang memerlukan pembaruan.

Bazar Dunia dan Pertandingan Olimpiade khususnya telah digunakan untuk menyediakan suatu penggalakan proyek-proyek tata

Page 140: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 11 | Mega Events dan Dampak yang Diakibatkan 125

kota. Sebagai contoh, mayoritas penawaran-penawaran untuk 1996 dan 2000 Sumer Olympics melibatkan investasi substansiil di dalam modal dan infrastruktur yang baru, seperti fasilitas-fasilitas pengangkutan, sungguh-sungguh terpisah dari sarana olahraga. Hughes (Hughes, 1993: 157,159) mengamati bahwa “Olympics itu bisa dari makna yang tertentu berhubungan kepada masalah yang dialami oleh kota terutama bagian dalamnya banyak terjadi di wilayah perkotaan dari Eropa dan Amerika Utara” catat bahwa Manchester menawarkan 2000 Summer Olympics dengan “dilihat sebagai suatu sumbangan yang hanya memecahkan sebagian permasalahan dari sisi bagian tertua suatu kota.

Perspektif biasanya datang dari banyak penguasa pemerintah dari kegunaan sosial tentang membuat event sebagai suatu komponen dari pembaruan kota, program ini diperkenalkan oleh Hillman (1986:4): “Ketika revitalisasi kota pusat masih berlanjut yang dipandang sebagai suatu campuran yang utama dalam pembangunan ekonomi, pertanyaan-pertanyaan tentang ruang bagi keramaian publik dan pengembangan pemakaian dari pusat kota setelah jam 5 sudah menjadi isu-isu kritis. Kejadian adalah suatu animator yang terbukti mampu memutar ruang yang mati menjadi tempat keramaian.

Bazar Dunia sudah lama digunakan untuk tata kota. Sungguh, karena setelah World Fair 1962, Seattle berubah sebagai “kota yang diperbaharui (Peters, 1982). Bazar dan pertunjukan-pertunjukan internasional meski telah selalu disambungkan ke minat dari pebisnis lokal, bukan sampai 1962 mereka konsisten mengembangkan bidang-bidang kota yang tersedia dan menarik minat investasi secara pribadi dan publik. Di dalam kasus Seattle, Pameran digunakan dalih untuk mengembangkan 50 akre lahan hak milik masyarakat yang dibebaskan “1968 San Antonio World Fair dengan tegas disambungkan ke suatu usaha pemerintah pusat dan lokal membiayai bagian tertua suatu kota yang memperoleh 147 akre dari perumahan yang di bawah standar” untuk lokasi Fair (Peters, 1982). Menurut Montgomery (1986:85): “kedua hal cocok dengan indahnya: peremajaan perkotaan proses disediakan sarana angkutan telah membuat perakitan lahan dan pemeriksaan guna membangun tempat Fair tersebut tepat waktu; pada waktu yang sama Fair menyediakan daya dorong untuk

Page 141: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry126

mengambil langkah dari tindakan pengembangan publik.” Harapan yang sama dinyatakan dalam 1974 Spokane Expo yang digunakan sebagai “untuk mempercepat suatu program revitalisasi bahwa biasanya mengambil waktu selama 20 tahun menjadi 5 tahun (Yake, 1974: 55). Alasan menggunakan Expo untuk pengembangan kembali dijelaskan oleh King Cole, Presiden dari Spokane Expo: “Jika itu kelihatannya suatu jalan yang diperumit kepada peremajaan perkotaan, itu perlu. Kota ini mempunyai sentimen tentang pusat keramaian kota.... Tiga kali di masa lalu, penduduk kota tersebut sudah berkumpul di balai kota dan menolak program pembaruan pusat kota. Tetapi ketika kita memulai mendorong gagasan untuk World Fair, yang kebetulan akan menyempurnakan pembaruan pusat kota, para warga negara membeli gagasan tersebut “ (in Olds, 1988: 40). Bazar Dunia di Vancouver, Canada (1986), dan Brisbane, Australia (1988), telah pula digunakan untuk mengembangkan daerah pantai untuk perumahan dan ruang kesenangan berkenaan dengan kota, dan tempat atraksi bagi para wisatawan.

Festival-festival bahari, seperti Adelaide Port Dragon Boat Festival di Adelaide, South Austraha, telah digunakan untuk membantu di dalam strategi peremajaan perkotaan. Prosser (1993: 125) mencatat bahwa acara ini sudah dipegang dengan antusias di Adelaide sebagai suatu tanggapan untuk ‘deindustrialisasi’ yang sudah melongsorkan ekonomi tradisional dasar. Pada kasus Port Adelaide, persepsi-persepsi orang-orang pada bidang itu sudah harus diubah untuk menemukan sasaran hasil pengembangan kembali. “Untuk meningkatkan daya pikat bidang itu kepada investor-investor potensial, residents dan pengunjung-pengunjung, citra dari suatu pelabuhan yang sibuk dengan suara gaduh, kotor dan bau harus diubah, kebersihan, lingkungan sosial dengan sejarah bahari yang kuat” (Mules, 1993: 65). Menurut Mules, di dalam kasus dari Dragon Boat Festival, “Tujuan yang hendak diberikan kepada orang-orang dan melihat suatu cara yang bersifat pesta, berbasis kesenangan, ini menjadi bagian dari proses tentang mengubah pikiran publik dengan pelabuhan sibuk. Tetapi, sebagai tambahan terhadap sasaran jangka panjang ini, event ini juga mempunyai karakteristik untuk membawa pengunjung-pengunjung dan kemampuan belanja mereka. Jadi dengan demikian event membawa pengunjung untuk menghabiskan

Page 142: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 11 | Mega Events dan Dampak yang Diakibatkan 127

uang mereka baik secara cepat maupun berkala yang merupakan satu ramuan yang penting di dalam strategi pembangunan” (1993: 65).

Pertandingan Olimpiade, meski suatu peristiwa olahraga yang utama, telah pula digunakan untuk mengembangkan bidang-bidang obligasi yang tersedia dan untuk menyediakan suatu pertimbangan untuk pengembangan infrastruktur yang baru, seperti sistem urban transit, konstruksi jalan raya, pengembangan kembali pelabuhan udara, dan perumahan (Hall, 1992). Sebagai contoh, Melbourne dan Toronto menawarkan untuk Pertandingan Olimpiade 1996, yang menjadi tuan rumah adalah Atlanta, kedua-duanya merencanakan pengembangan kembali tepi laut dengan citra kota besar yang ditonjolkan sebagai bagian dari penawaran yang mereka rencanakan, Sedangkan Sydney menetapkan komponen yang mempertimbangan suatu pengembangan yang utama dari tepi lautnya sebagai penyelenggara Pertandingan Olimpiade 2000.

11.4 Hallmark Events dan Strategi Pencitraan

Revitalisasi bidang-bidang pusat kota melalui penciptaan bentuk pariwisata dan ruang untuk kesenangan yang baru dihormati oleh beberapa komentator sebagai hal yang bersifat menandakan suatu krisis dari negara di mana pentingnya fungsi kesejahteraan yang telah dikurangi (eq. Henry dan Bramham, 1986). Bagaimanapun, di suatu konteks yang lebih luas, penggunaan kata dari pariwisata sebagai gambaran kota tersebut juga dilihat sebagai suatu tanggapan oleh kesatuan-kesatuan pertumbuhan dengan kota itu dan pilihan-pilihan kepada globalisasi modal dan perubahan alami peran dari negara di dalam masyarakat (Hall, 1994). Seperti Harvey (1989) mencatat, citra suatu kota melalui organisasi masyarakat kota yang lebih maju, sebagai contoh, menjadi tuan rumah Hallmark event, adalah suatu mekanisme untuk menarik modal dan orang-orang (jenis yang sama) di dalam masa kompetisi antar masyarakat kota yang kuat dan entrepreneurialism. Sungguh, satu gambaran yang telah diperbaiki sepertinya salah satu akibat paling penting dari Calgary 1988 Winter Olympic Games: “Pada akhirnya, yang diucapkan Art Smith Ketua dari Calgary Economic

Page 143: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry128

Development Authority, dampak dari Olimpiade yang utama bisa membuat Calgary mencapai sebuah reputasi yang tinggi dari sejak permulaan zaman.” Orang-orang akan mengetahui kita tidak hanya suatu kota perbatasan yang berada di barat, tetapi sebagai suatu kota yang metropolitan, canggih (Martin. 1988: 31, yang dikutip di Mount dan Le roux, 1994: 15).

Strategi pencitraan daerah perkotaan bertujuan pokok untuk menarik pembelanjaan turisme, untuk menghasilkan ketenaga-kerjaan di dalam industri wisatawan, untuk membantu perkembangan positif untuk investor-investor potensial di dalam daerah, sering kali oleh pencitraan ulang persepsi-persepsi negatif sebelumnya (eg. perubahan bentuk dari Sheffield dari industri ke modern’ melalui menjadi tuan rumah Game Dunia bagi Siswa), dan untuk menyediakan satu lingkungan perkotaan yang akan menarik dan mempertahankan minat para profesional dan para pekerja executive (Roche, 1992,1994; Hall, 1994). Proses-proses imaging kota ditandai oleh sebagian atau semua seperti: pengembangan dari suatu tempat atraksi-atraksi bagi pengunjung dan fasilitas-fasilitasnya, termasuk gedung baru atau pusat prestige; Hallmark event; pengembangan dari strategi turisme kota dan kebijakan-kebijakan yang sering kali dihubungkan dengan organisasi dan pengembangan yang diperbaharui atau yang baru dari pemasaran kota; dan pengembangan dari tempat hiburan dan proyek-proyek budaya dan pasti untuk mendukung usaha pemasaran dan turisme (Hall, 1994).

Pada kasus kota-kota Olimpiade dan perkembangan Olympiade, lingkungan sekarang menjadi suatu bagian penting dari proses pencitraan. Sydney, mencontoh Lillehammer, yang difokuskan di lingkungan sebagai suatu unsur penting dalam strategi penawarannya. Dalam Agustus 1993, pada siaran berita “mengapa Sydney akan menciptakan suatu Olympiade Games yang megah di tahun 2000, Sydney Olympics 2000 Bid Limited (SOB) berkomentar bahwa Sydney sedang “Memelopori pembangunan lingkungan untuk Acara Olympiade. Sepanjang rencana Olimpiade Sydney, dari tempat peristiwa dan konstruksi kediaman kepada manajemen acara, prinsip-prinsip lingkungan diterapkan dengan

Page 144: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 11 | Mega Events dan Dampak yang Diakibatkan 129

kualitas tertinggi. Olimpiade Sydney Village desain, yang disiapkan bekerja sama dengan Greenpeace, membayangkan kota abad ke-21 (Sydney Olympics 2000 Bid Limited, 1993a: 2).

Menurut SOB, petunjuk pengembangan untuk penawaran, menyebutkan lima keprihatinan lingkungan global yang utama (hangat global, ozon, keanekaragaman hayati, polusi, dan pengurasan sumber daya), “akan membuat Perencanaan Olimpiade Sydney sebuah contoh utama menurut ekologi perkembangan berkelanjutan di dalam abad ke-21”, dan integrasi teknologi yang terakhir dengan ukuran-ukuran yang diuji dan dicoba ke dalam suatu rencana perlindungan lingkungan yang dikoordinir untuk Olimpiade musim panas Olimpiade “ (1993b: 2). Contoh spesifik petunjuk lingkungan ini, yang didukung oleh Greenpeace yang dilibatkan di dalam pengembangan (Greenpeace Australia, 1993; Sydney Olympics 20()o Bid Un tited, 1993b), termasuk:

• Di dalam Desain kampung atlit, Sydney akan menggunakan tenaga matahari, pendaur-ulangan air, dan pengangkutan publik. Itu akan juga mendisain bangunan yang memerlukan tanpa proses pengaturan suhu dan kulkas yang tidak berisi gas-gas penghancuran ozon.

• Di dalam fasilitas-fasilitas olahraga yang baru, Sydney akan menggunakan bahan-bahan yang bisa didaur ulang, sistem energi efisien, dan pendaur-ulangan air.

• Di dalam manajemen pelaksanaan, Sydney akan menggunakan surat elektronik untuk mengurangi kebutuhan akan kertas, menggunakan karcis-karcis yang bisa dipakai berulangkali (untuk acara, pengangkutan, makanan), dan akan memperkecil jumlah dari pengemasan makanan.

• Perusahaan yang menawarkan suatu kontrak akan harus mengikuti petunjuk pengendalian lingkungan seperti yang diletakkan oleh Organizing Committee untuk Sydney Olympic Games, seharusnya penawaran itu sukses.

Lampu hijau dari penawaran Sydney Olympic sudah dilihat sebagai suatu hal positif dalam kaitan menggunakan istilah Australia teknologi

Page 145: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry130

marketing daripada negara-negara yang lain yang akan menawarkan diri di masa datang, ketika Ms. Karla Bell, meninggalkan Greenpeace pada Bulan Mei 1994 untuk bekerja sebagai suatu konsultan, sudah ditetapkan Commitee International Olympic yang baru atau Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Program Lingkungan hidup menetapkan standar lingkungan untuk Pertandingan Olimpiade masa depan (Foreshaw, 1994). Bagaimanapun, perdebatan kini tumbuh di atas apakah green games hanyalah suatu pemasaran dan pembentukan citra dibanding suatu sumbangan yang substansiil kepada perkembangan berkelanjutan atas isu-isu di Australia. Sungguh, itu tidak mengejutkan bahwa Games telah dilihat oleh pejabat Premier dari New South Wales sebagai "latihan pemasaran terbaik yang pernah dilakukan di Australia" (Greiner, 1994: 13).

Meski wilayah perkotaan sudah lama menarik wisatawan-wisatawan, itu hanyalah karena kota-kota yang ada sejak 1970 dan daerah-daerah itu sudah dengan sadar untuk berkembang, image, mempromosikan diri mereka untuk meningkatkan kunjungan dari wisatawan-wisatawan. Seperti dicatat di atas, turisme sudah dirasa sebagai suatu mekanisme untuk memperbaharui wilayah perkotaan melalui penciptaan suatu lingkungan urban yang menarik. Proses ini muncul hampir universal di dalam masyarakat Barat. Situasi seperti itu memimpin Harvey (Harvey, 1988) untuk bertanya banyak musium, pusat-pusat budaya, convention dan aula pameran, hotel-hotel, marina, mal-mal belanja, pengembangan-pengembangan tepi pantai yang dapat kita lakukan?" Persamaan, Urry (1999: 119) mengamati "di tahun terakhir hampir setiap kota dan kota di Inggris sedang menghasilkan rencana-rencana pengembangan tepi laut yang dicampur dengan pesona wisatawan adalah satu unsur". Mommaas dan van der Poel (1989: 263) terjadi hingga demikian membantah bahwa pengembangan dari sesuatu lebih secara ekonomis mengorientasikan gaya kebijakan pengembangan kota, yang ditujukan pada perihal revitalisasi kota tersebut sudah menghasilkan proyek-proyek, yang dikembangkan di secara umum dan partnership secara pribadi, yang dimaksud bukan untuk pengintegrasian kelompok-kelompok yang tidak mampu di dalam masyarakat, tetapi bagi melayani kesenangan-kesenangan dari yang terbaik yang harus dilakukan."

Page 146: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 11 | Mega Events dan Dampak yang Diakibatkan 131

Di banyak kota sifat alami sebuah kota sedang berubah. Meski fungsi-fungsi yang komersil daerah-daerah bisnis pusat masih penting, “seluruh pusat urban segera diperhatikan sebagai suatu lingkungan sebagai tempat rekreasi dan sebagai suatu sumber daya turisme” (lansen Verbeke, 1989: 113). Percabangan pendekatan seperti itu bersifat berjangkauan luas, terutama sekali di dalam cara di mana kota-kota dan tempat-tempat kini ada, oleh sebagian orang, sebagai produk untuk dijual dan dipromosikan. Bramham et al. (1989:9) mengamati, “ini sudah tidak lagi biasa untuk melihat kota tersebut sebagai suatu produk bagi wisatawan, meski jujur dari kebijakan lokal, masih sebagai satu ungkapan atau gagasan-gagasan politis yang tertentu dibanding suatu kebijakan yang padu dengan konsekuensi-konsekuensi praktis”. Sungguh, pencitraan kota tersebut untuk menarik pasar ketenaga-kerjaan yang kelas menengah dan dihubungkan pada pusat manfaat ekonomi dari turisme sudah memperkuat gagasan kota tersebut sebagai suatu jenis komoditas untuk dijual” (Monmmas and van der Poel, 1989:264).

11.5 Akibat-akibat dari Mega Events

Pusat lingkungan perkotaan industri berhubungan dengan Hallmark events sekarang sering kali mempunyai suatu dampak yang utama pada socioeconomic group yang menduduki bidang-bidang bagian tertua suatu kota atau wilayah pembangunan industri baru. Penciptaan “yang diinginkan” pada lingkungan kelas menengah tetap memimpin ke arah perubahan biaya pengiriman barang-barang dan sewa-sewa yang ditingkatkan, dan disertai oleh suatu permasalahan yang ada di dalam struktur masyarakat, termasuk isu ras atau kesukuan, seperti keluarga-keluarga dan individu terpaksa untuk direlokasi (Hall, 1995). Lebih dari itu, orang-orang kebanyakan yang dilibatkan oleh Hallmark events pada umumnya mereka yang paling sedikit mampu membentuk group komunitas dan melindungi kepentingan mereka. Hal ini menjurus kepada suatu situasi di mana penduduk-penduduk terpaksa direlokasikan karena perubahan bentuk ekonomi. Di dalam kasus dari Vancouver Expo, 600 penyewa diusir termasuk yang

Page 147: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry132

memiliki hak sewa jangka panjang, serta penduduk dengan pendapatan rendah dari hotel-hotel dekat lokasi Expo (OLDS, 1988). Dengan cara yang sama, 1987 American Cup dan 1988 Brisbane Expo yang juga menyebabkan relokasi penduduk secara substansiil (Day, 1988; Hall, 1989a, 1989b, 1992). Bagaimanapun, pengusiran penyewa-penyewa karena menjadi tuan rumah Hallmark events tidak terisolasi oleh negara-negara barat. Sebagai contoh, Kesatuan Asia untuk Housing Rights mencatat bahwa persiapan-persiapan Korea Selatan untuk Olympiade 1988 mengarah kepada “rehabilitasi” dan “mempercantik” banyak bidang di Seoul yang mana “banyak masyarakat diusir dari lokasi-lokasi, hanya karena mereka berada di sebelah alur sepanjang obor Olimpiade dibawa dan penguasa yang lokal tidak menghendaki masyarakat-masyarakat ini kelihatan oleh kamera-kamera wartawan-wartawan dan televisi yang mengikuti alur obor” (Kesatuan Asia untuk Housing Rights, 1~6. 92).

Di dalam menguji tuan rumah dari Hallmark event skala besar dan berhubungan dengan pengembangan kembali, perolehan keuntungan dengan jumlah lebih besar dari segi politis dan manfaat ekonomi dari Hallmark event kepada kesatuan-kesatuan pertumbuhan lokal muncul untuk menempatkan biaya-biaya itu sedikit kepada segmen-segmen organisasi politik dari tuan rumah, biasanya yang lemah. Pendapat Jon Muller, yang diusir akibat dampak-dampak dari Vancouver Exposition di Downtown Eastside, Vancouver, yang dinyatakan, “Aku tidak akan pindah kecuali jika mereka memaksa aku ke luar. Aku adalah warga Eastside, Vancouver. Aku telah di sini tiga tahun dan tidak keberatan jika mereka menaikkan sewa, tetapi aku tidak akan pindah. Begitu anda terbiasa di suatu tempat, itu seperti sepasang sepatu, mereka bersifat nyaman. Meskipun jika mereka sudah rusak, anda masih menaruh sepatu-sepatu mu yang tua. Hotel ini rumah bagi saya. Anda pergi ke ruang tempat minum bir, anda mengetahui semua orang. Saya suka tempat ini, tetapi apa yang mereka sudah lakukan tidak manusiawi” (in Olds, 1989: 49).

Hallmark events pada umumnya tergantung pada pengeluaran yang besar dari dana masyarakat bahwa bisa dihubungkan tidak hanya

Page 148: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 11 | Mega Events dan Dampak yang Diakibatkan 133

dengan menjadi tuan numah tetapi juga penawaran untuk event seperti itu. Seperti Bonnemaison (1990: 25) berkomentar, “kebanyakan suatu kota berkeinginan untuk meningkatkan mutu infrastrukturnya atau gambarannya secara politis akan menggunakan suatu event besar-besaran sebagai suatu alat untuk menghasilkan dana dari tingkat yang lebih tinggi dari pemerintah dan korporasi-korporasi”. Bagaimanapun, biaya-biaya dan manfaat-manfaat yang substansiil dari Hallmark events, sumbangan mereka yang nyata kepada masyarakat lokal, melalui studi sosial dan barang kepunyaan seperti juga dampak ekonomi, jarang dihitung. Sungguh, ada operasi tekanan-tekanan substansiil melawan terhadap evaluasi seperti itu (Crompton dan Mckay, 1994). Pendapat Hiller (1989: 127) mencatat di dalam kasus Calgary Winter Olympics 1998, yang melingkupi dasar pemikiran persiapan untuk Olympics umumnya cenderung untuk memperkecil oposisi dan kontroversi dengan demikian mendukung pembelanjaan-pembelanjaan biaya modal. Kenapa hal ini terjadi?

Suatu paksaan dan co-option berkisar pada perawatan dari harga perumahan, asumsi mengenai generasi ketenagakerjaan dan investasi dan satu asumsi bahwa pertumbuhan secara otomatis yang baik, sudah memimpin ke pertumbuhan lokal tergabung di dalam banyak pusat daerah perkotaan. “Paksaan muncul manapun melalui kompetisi interplace untuk investasi barang modal dan ketenagakerjaan (meluluskan tuntutan kapitalis atau keluar dari bisnis; menciptakan iklim bisnis yang baik atau kehilangan pekerjaan) atau lebih gampang, melalui penindasan langsung dan tekanan politis suara yang tak sepakat (dari memotong akses media sampai siasat kejam dari rekayasa secara Mafia masih banyak terdapat pada kota-kota di dunia)” (Harvey, 1993: 9).

Di dalam kasus dari penawaran Olympiade Sydney, Pejabat utama, Torehan Greiner, berargumentasi bahwa ‘Rahasia dari sukses itu ciptaan minat dari masyarakat, bukan hanya di Sydney, juga ke seberang bangsa tersebut, yang belum pernah terjadi di dalam sejarah masa damai kami’ (1994: 13). Uraian minat masyarakat sangat mutlak, layaknya suatu ungkapan adanya peran dari minat dari kesatuan-kesatuan tumbuh pada mega event proposal. Pada waktu tertentu, media Sydney

Page 149: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry134

memainkan suatu peran yang penting di dalam menciptakan suasana yang mendukung penawaran tersebut. Greiner menyatakan: “Awal 1991, Saya undang perwakilan-perwakilan media senior di kantor perdana menteri itu, mengatakan kepada mereka terus terang bahwa suatu penawaran tidak akan berhasil bila media memainkan peran yang normal seperti hukum baku mereka, bahwa saya belum siap menyatakan kesediaan kepada para wajib pajak kecuali jika mereka mendukung saya. Semua media dan komponen penyelenggara event akan berusaha untuk memastikan bahwa penawaran dilakukan dengan adil, barangkali bahkan yang lebih baik, mendukung penyelenggaraan. Media elektronik juga bergabung di dalam tujuan masyarakat (1994: 13).

Laporan Grelner memberikan pertanyaan tentang masyarakat yang mana? Pasti, ketiadaan penilaian dampak sosial yang cukup sebelum penawaran dilakukan menurut aturan menandai adanya kegagalan dari kesatuan-kesatuan pertumbuhan untuk mengenali bahwa dampak-dampak yang negatif di beberapa bagian masyarakat. Mereka kebanyakan yang dilibatkan dengan jelas paling sedikit mampu mempengaruhi kebijakan membuat dan merencanakan proses-proses yang melingkupi pertandingan.

Ketiadaan debat melingkupi Olimpiade itu akan memiliki keterlibatan-keterlibatan substansiil untuk ekonomi jangka panjang dan pembangunan sosial dari Sydney dan New South Wales. Sebagai contoh, New South Wales Government yang telah pula ditegur atas penanganan yang sukses untuk konstruksi dari proyek rel Airport Link. Tak mengindahkan petunjuk tahun 1990 untuk keikutsertaan sektor swasta pada proyek-proyek prasarana sektor yang direkomendasikan persaingan penawaran proyek sudah diberikan ke sektor swasta tanpa tender oleh Professor Bob Walker dari Universitas, New South Wales yang mengusulkan bahwa Government, dalam ketergesaannya untuk membereskan Olimpiade 2000, sudah tidak dibenarkan, yang memberi beban berat kepada wajib pajak“ (Sydney Morning Herald, 1994: 14). Menurut Professor Walker, sukses berarti bahwa konsorsium sektor swasta dibatasi dari resiko inflasi dan mendukung mendapatkan suatu tingkat pendapatan sebenarnya yang prospektif di sekitar 21 sampai

Page 150: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 11 | Mega Events dan Dampak yang Diakibatkan 135

25 persen dalam 30 periode tahun. Setelah menyokong keuangan dalam semua hal dan batasan resiko operasional, pemerintah akan mendapatkan suatu imbal hasil dari hanya 2 persen tiap tahun. Seperti Negara Profesor Walker kelihatannya alokasi pembebanan anggaran tahunan tidak masuk akal; mustahil untuk pengeluaran-pengeluaran tunai memerlukan penelitian dengan cermat dan persetujuan parlementer, selagi kontrak-kontrak yang utama disertai pengalihan arus-arus pendapatan dan peregangan komitmen-komitmen keuangan dalam 30 tahun dapat ditangani secara rahasia oleh pemerintah (Sydney Morning Herald, 1994: 14).

Keberpihakan pihak oposisi akan kehadiran sebuah Mega event kelihatan lebih jelas dibanding ciptaan suatu minat masyarakat. Sebagai contoh, di dalam kasus Formula One Grand Prix, untuk menjadi tuan rumah di Melbourne pada 1996, satu peristiwa yang telah menghasilkan protes masyarakat substansiil termasuk demo yang dilakukan lebih dari 10.000 orang, RUU Pemerintah Victorian tentang grand prix memadamkan hak-hak “substantif”. RUU menghibahkan penggantian rugi/jaminan kepada grand prix dari tindakan pengadilan oleh penduduk-penduduk atau bisnis-bisnis bahwa mereka berhak atas ganti-rugi. Hal ini memimpin Vicep resident Victorian Council of Liberties untuk mengatakan suatu dengar pendapat tentang Scrutiny of Act dan Regulations Committee bahwa unsur-unsur dari RUU grand prix adalah “ menjijikkan (Henry, 1994: 4).

Masyarakat dari pertunjukan besar yang digambarkan menjadi tuan rumah mega event, “karnaval topeng“ pencitraan yang ulang untuk merahasiakan sejarah dari perjuangan atas tempat dan ruang. Bagian tertua suatu kota, oleh karena itu, menjadi suatu pemakaian mencolok, merayakan uang dibanding nilai-nilai kewarganegaraan (Deborah, 1973; Harvey, 1990).

Bagian dalam suatu kota yang baru sebagai tempat konsumsi kesenangan adalah yang memantulkan tidak hanya dari nilai-nilai yang tertentu, juga dari minat yang tertentu. ’nilai-nilai yang kehidupan baru mencerminkan mereka yang dari kesatuan-kesatuan pertumbuhan lokal yang mempengaruhi pengembangan kembali daerah perkotaan dan

Page 151: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry136

merencanakan proses. Seperti Mommaas dan van der Poel mengamati, kebijakan lokal sudah terus meningkat untuk merangsang campuran dari usaha ekonomi, kultur dan kesenangan, mencoba cara ini untuk menarik pilihan ekonomi baru kepada kota tersebut” (Mommaas dan van d Poel, 1989: 267). Bagaimanapun, di dalam mengutamakan satu himpunan dari ekonomi dan minat sosial, minat masyarakat lain, terutama sekali mereka yang bagian tertua suatu kota tradisional, penduduk-penduduk, terus meningkat tampa disadari, ’karena kebijakan daerah perkotaan sudah mengadopsi dan mengesahkan profil-profil dan potensi-potensi tentang gaya hidup pilihan dalam hal ini ekonomi baru, dengan demikian melegitimasi dimensi-dimensi yang melibatkan ekonomi (akseptasi bagaimana membuat kesenangan, kultur, dan strategi kesejahteraan dan ukuran-ukuran), minat tidak empunyai peluang untuk menandingi pilihan ekonomi baru dalam kegagalan kesenangan-kesenangannya juga dipertimbangkan” (Monunaas dan van d Poel, 1989: 267).

Ciptaan tempat bermain bagi kaum berduit (Mommaas dan van der Poel, 1989: 263) atas nama kemajuan ekonomi boleh menciptakan tegangan yang pantas dipertimbangkan di dalam kebijakan daerah perkotaan dalam membuat sebuah lingkungan. Sebagai contoh, pengintegrasian turisme berfungsi di dalam bagian tertua suatu kota mempertunjukkan fungsi-fungsi kebiasaan secara tradisional yang berbeda seperti wilayah hunian, seperti di dalam kasus dari Melbourne Formula One Grand Prix, jalur yang sedang dibangun berada dalam satu taman bagian tertua suatu kota.

Pengembangan kembali dari bagian tertua suatu kota dalam kaitan dengan menggunakan istilah daya pikat pengunjung dapat menjurus kepada perubahan bentuk masyarakat mendasarkan organisasi dan populasi-populasi lokal ke dalam perorangan, atau keluarga didasarkan dengan organisasi, atau apa yang Castells (1983) sudah sebutkan sebagai “pemutusan hubungan orang-orang dari wujud-wujud ruang”. Keterlibatan perubahan bentuk inti dari kota untuk kelompok-kelompok ekonomi-sosial yang lebih rendah diperbesar oleh realokasi sumber daya status lokal dari kesejahteraan sosial ke fungsi pencitraan, karena pada waktu yang sama bagian tertua suatu kota sedang dipromosikan dan

Page 152: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 11 | Mega Events dan Dampak yang Diakibatkan 137

yang dikembangkan sebagai suatu sumber daya kesenangan, penggunaan untuk program sosial, seperti perumahan yang diberi subsidi, sedang dikurangi (Mommaas dan van der Poel, 1989).

11.6 Kesimpulan

Menjadi tuan rumah acara mahabesar dan peran mereka di dalam strategi imaging daerah perkotaan tidak bisa terpisah dari krisis negara-negara di Eropa Barat dan Amerika Utara. Krisis dari negara terlibat dalam suatu krisis atas hak kekuasaan di mana kelompok-kelompok yang tertentu di dalam masyarakat, terutama sekali disadvantaged dan tidak berdaya di dalam kota-kota bagian dalam, sudah menjadi tidak menarik lagi dengan pengaturan-pengaturan politis yang ada gagal dalam keperluan sosial, ekonomi, dan perbaikan-perbaikan bersifat infrastruktur di dalam bidang-bidang bagian tertua suatu kota. Sebagai tambahan, mungkin saja ditanya apakah pusat kota, sumber dari turisme daerah perkotaan baru, sedang memperoleh sumber daya atas biaya penggunaan uang di bagian pinggir kota? Suatu krisis yang kedua adalah apa yang mungkin disebut ”krisis fiskal” di mana ”pemerintah pusat sedang mencoba untuk menghidupkan kembali industri pribadi dengan mengurangi pengeluaran di konsumsi sosial, dan oleh karena itu mengurangi bantuan dana kepada pemerintah lokal yang bertanggung jawab atas banyak orang, pemerintah lokal kehilangan hasil dari pendapatan dan pajak dasar kemerosotan (ketika ekonomi lokal, kesusahan), berhadapan dengan tuntutan meningkat dari kedua-duanya untuk jasa kesejahteraan dan untuk pembangunan ekonomi lokal” (Henry dan Bramham, 1986: 190).

Kedua situasi krisis terkait secara langsung dan bisa diperumpamakan sebagai dua sisi koin yang sama, dengan realokasi sumber daya keuangan yang kurang hanya melayani untuk memperburuk situasi kelompok-kelompok tertentu di dalam masyarakat untuk mencapai tujuan sosial dan kesejahteraan yang diinginkan. Bagaimanapun, selagi banyak pemerintah mengaku bahwa melalui pengembangan dari atraksi-atraksi pengunjung, mereka akan juga sedang memberi harapan ketenagakerjaan dan investasi, haruslah yang diketahui bahwa banyak

Page 153: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry138

dari pekerjaan itu tidak tepat sasaran yang kebanyakan dipengaruhi oleh pengembangan-pengembangan seperti itu pada pokoknya karena mereka sering kali tidak mempunyai ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan atau, jika mereka sungguh mendapatkan tenaga kerja, seringkali pada tingkatan-tingkatan paling kasar dan yang tak mahir.

Suatu peristiwa besar boleh memperbaiki gambaran dari sebuah destinasi (Ritchie dan Smith, 1991). Bagaimanapun, ini dapat diubah menjadi suatu peningkatan yang didukung dari angka-angka pengunjung dan investasi yang dapat dibantah (Gunung dan Leroux, 1994). Seperti Hughes (1993: 162) sudah membantah, turisme “hanya berada pada komponen dari semua strategi untuk regenerasi yang berkenaan dengan kota dibanding suatu kekuatan yang utama sesusai dengan kebenarannya. Turisme berhubungan dengan Olympiade, sifat nya bersifat jangka pendek, menyediakan lebih sedikit peluang yang langsung untuk regenerasi yang berkenaan dengan kota. Harapan-harapan regenerasi yang bukan sebagian besar di dalam kepercayaan, dalam investasi di dalam industri yang lain dan wisatawan jangka panjang ditingkatkan akan mengalirkan hasil. Prospek itu didasarkan pada perbaikan-perbaikan kepada lingkungan dan infrastruktur dan suatu gambaran atau kesadaran secara umum tingkat suatu bidang. Kasus untuk ini, bagaimanapun, belum dipertunjukkan”.

Hughes meneruskan mencatat bahwa menjadi tuan rumah suatu peristiwa mahabesar, seperti Olympiade, bahkan mengganggu pengembangan turisme secara normal dan aktivitas lain”, dengan kemungkinan bahwa mereka ada “kebingungan dari pengejaran suatu strategi pengembangan yang lebih utama bahwa akan memastikan pertumbuhan jangka panjang” (1993: 162). Sewajarnya skala dan acara yang direncanakan dapat menghidupkan kembali, berkembang, dan perbaikan kembali pencitraan secara umum dan tujuan lain. Bagaimanapun, mega event secara umum hanya melayani suatu cakupan yang sempit dari yang dimaksud, dengan menjadi tuan rumah mempunyai potensi tetapi suatu yang tidak nyata di dalam mencari wujud yang didapat dari pengembangan turisme.

(Disadur dari artikel: C. Michael Hall; Tourism and Services Management; Victoria University of Wellington, New Zealand)

Page 154: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

139

NOMADIC TOURISM, WISATA PENDIDIKAN, DIGITALISASI DAN WISATA EVENT DALAM

PENGEMBANGAN USAHA JASA AKOMODASI HOMESTAY DI

DESTINASI WISATA

BAB 12

Abstraksi

Nomadic tourism atau wisata nomad merupakan terminologi yang belum lazim digunakan dalam kepariwisataan Bali. Model kegiatan wisata dalam bentuk wisata nomad, memberikan alternatif baru dalam pengembangan pariwisata Bali, khususnya Kabupaten Badung. Kajian dan pendekatan teori konsep terhadap nomadic tourism, wisata pendidikan, digitalisasi dan wisata event dilakukan untuk mendapatkan model pengembangan destinasi wisata Bali secara umum. Kajian ini akan mengungkap secara teoretis peran penting dari sinergi wisata nomad (nomadic tourism), wisata pendidikan, digitalisasi dan event dalam menggerakkan roda perekonomian destinasi dengan bisnis homestay yang dikelolanya. Observasi lapangan dan pengumpulan data primer-sekunder dilakukan untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat terkait Badung sebagai destinasi yang mendukung wisata nomad. Hasil akhir penelitian ini adalah implikasi pengembangan nomadic tourism, wisata pendidikan, digitalisasi dan event budaya terhadap pengembangan destinasi wisata di Kabupaten Badung.

Kata Kunci: Nomadic tourism, Event, Homestay, Digital

Page 155: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry140

12.1 Pendahuluan

Pariwisata menjadi leading sector dalam pembangunan nasional, berperan penting dalam penggerak ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan usaha dan infrastruktur dan dalam pelaksanaannya melibatkan banyak pihak yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Pada tahun 2015-2019, sektor pariwisata Indonesia mempunyai target sebagai berikut: memberikan kontribusi Pendapatan Nasional Bruto (PDB) 15%, devisa sebesar Rp 275 triliun, jumlah tenaga kerja 13 juta orang. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta, jumlah perjalanan wisatawan nusantara 275 juta dan peningkatan daya saing pariwisata Indonesia di dunia ke-30. Dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia, pemerintah telah mencanangkan tiga program unggulan agar wisatawan mendapatkan kemudahan ke Indonesia. Tiga program utama tersebut adalah 1) peningkatan digitalisasi, 2) pengembangan dan pengelolaan homestay, dan 3) kemudahan konektivitas antar destinasi, baik laut, udara dan darat. Hal yang penting dikaji lebih lanjut adalah mengenai pengelolaan destinasi, di mana destinasi yang menarik adalah destinasi yang mampu memberikan citra positif kepada wisatawan. Selain untuk menumbuhkan citra positif destinasi, informasi pariwisata yang mampu memberikan berita terkini melalui digitalisasi perlu mendapat perhatian. Selain itu, usaha pariwisata dalam bentuk usaha jasa akomodasi berbentuk homestay diyakini akan memberi manfaat bagi masyarakat lokal dan memberi dampak yang berkelanjutan. Pada kondisi saat ini, model wisata nomad (nomadic tourism) dapat dikatakan memberi warna baru dalam perkembangan pariwisata Bali. Perkembangan usaha jasa akomodasi perlu dikelola dengan antisipasi munculnya wisata nomad.

Perjalanan wisatawan yang berpindah-pindah, sebagai bentuk dari wisata nomad dapat memberikan model pengembangan baru bagi destinasi. Saat ini di Kabupaten Badung telah dikembangkan usaha jasa akomodasi dalam bentuk homestay; namun dengan munculnya model wisata nomad, perlu ditelusuri jenis akomodasi wisata nomad yang berbentuk glamping yang disasar oleh wisatawan kategori glampacker,

Page 156: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 12 | Nomadic Tourism, Wisata Pendidikan, Digitalisasi dan Wisata Event 141

luxpacker dan flashpacker. Di sisi lainnya dalam pelaksanaan pengelolaan homestay, tidak terlepas dari kegiatan wisatawan dengan tujuan menambah pengalaman baru, dengan aktivitas baru yang nyatanya juga berpindah-pindah. Kegiatan pariwisata dalam bentuk wisata nomad, wisata pendidikan dan digitalisasi, perlu diperhatikan dampaknya bagi homestay dan perkembangan destinasi. Perkembangan kegiatan pariwisata dalam bentuk wisata nomad, wisata pendidikan (edutourism) yang dipengaruhi oleh teknologi digital, dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan destinasi di Bali, khususnya destinasi wisata Kabupaten Badung.

12.2 Permasalahan

Dari paparan pendahuluan tersebut, permasalahan yang menjadi fokus kajian adalah (1) apa yang dimaksud dengan nomadic tourism dan kaitannya dengan wisata pendidikan, digitalisasi dan wisata event?; (2) bagaimanakah persepsi (stakeholders) pariwisata Bali terhadap pesatnya perkembangan nomadic tourism sebagai bagian dari produk multisegmen wisata Kabupaten Badung?; (3) apakah pengaruh nomadic tourism, wisata edukasi, digitalisasi dan event budaya bagi usaha homestay? Dengan adanya permasalahan tersebut, maka tujuan dari kajian ini adalah untuk (1) mengetahui teori yang mendasar atas pengembangan nomadic tourism dan digitalisasi; (2) meninjau berbagai persepsi pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata Bali, khususnya Kabupaten Badung terhadap praktik pengembangan nomadic tourism bagi pasar multi segmen Kabupaten Badung; dan (3) pengaruh nomadic tourism, wisata pendidikan, digitalisasi serta event budaya terhadap pengembangan homestay dan destinasi wisata Badung.

12.3 Pembahasan

1. Wisata Nomad (Nomadic Tourism)

Istilah wisata nomad ini dimulai dari adanya perjalanan yang berpindah-pindah yang dilakukan oleh petualang Mongolia. Dalam wisata nomad ini banyak dikemas wisata yang mengambil topic/

Page 157: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry142

cerita sejarah Mongolia. Contoh paket wisata yang ditawarkan adalah perjalanan berpindah-pindah ‘Jengis Khan’. Definisi nomadic tourism atau wisata nomad adalah setiap kegiatan, bisnis yang menghubungkan gaya hidup nomaden (berpindah-pindah), menikmati produk destinasi, mendapatkan layanan dan pengalaman berwisata. Ciri dari wisatawan dengan kategori nomad ini adalah berumur di antara 35-55 tahun, pendidikan setara SMA sampai kuliah; memiliki pendapatan menengah dan tidak memiliki anak di bawah 12 tahun (UNWTO, 2016).

Nomadic tourism adalah gaya pariwisata baru, di mana wisatawan dapat menetap dalam kurun waktu tertentu di suatu destinasi wisata dengan amenitas yang mudah dipindahkan (portable) dan dapat berpindah-pindah (Kemenpar, 2018). Dari definisi tersebut dapat disebutkan bahwa nomadic tourism adalah kegiatan wisata yang dilakukan secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dilakukan oleh wisatawan usia produktif berusia 35-55 tahun, memiliki pendapatan dan mengandalkan informasi terkini.

Indonesia melalui Kementerian Pariwisata di tahun 2018, telah mencanangkan program digitalisasi destinasi dan wisata nomad sebagai upaya cepat untuk mendatangkan wisatawan. Pengembangan ekosistem wisatawan nomad di Indonesia, dibedakan atas tiga jenis wisatawan nomad dengan kategori wisatawan backpacker zaman sekarang. Wisatawan backpackers identik dengan wisatawan yang hanya membawa tas gendong dalam setiap perjalanannya. Namun, dalan wisata nomad, kategori backpacker menjadi sangat bermanfaat bagi destinasi, karena kelompok wisatawan ini memanfaatkan teknologi digital dalam setiap perjalanannya. Ketiga tipe wisatawan nomad tersebut menurut Kemenpar (2018) adalah sebagai berikut.

a. Glampacker, atau disebut sebagai wisatawan dengan kategori ‘millennial nomad’. Wisatawan ini mengembara untuk melihat dunia yang ‘instagrammable’, atau wisatawan yang memanfaatkan digitalisasi dalam mendokumentasikan momen perjalanan ke media instagram maupun facebook. Terdapat sejumlah 27 juta orang yang memiliki afinitas terhadap Indonesia dan tertarik dengan backpacking, camping dan nomadic tourism.

Page 158: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 12 | Nomadic Tourism, Wisata Pendidikan, Digitalisasi dan Wisata Event 143

b. Luxpacker, atau disebut sebagai wisatawan dengan kategori “luxurious nomad’; di mana wisatawan ini melakukan perjalanan mengembara untuk melupakan dunia daerah asal mereka dengan menggunakan fasilitas media online. Terdapat 7,7 juta wisatawan dengan kategori luxpacker ini, dan mereka menggunakan fasilitas perjalanan dengan frekuensi tertentu di media Conde Nest travel, Expedia, booking.com, AirBnB, hotels.com, dan Agoda.com.

c. Flashpacker, atau disebut sebagai wisatawan Digital Nomad yang menetap sementara pada suatu tempat, sembari bekerja darimana saja. Terdapat 5 juta wisatawan dengan kategori flashpacker yang memiliki afinitas terhadap Indonesia dan tertarik dengan dunia digital nomad. Untuk kategori ini, daerah Canggu di Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung – Bali, mendapatkan predikat sebagai “digital nomad favorit nomor 1 paling disukai di dunia”. Canggu terpilih dengan predikat tersebut karena memenuhi syarat memberikan ‘ketenangan’ dan ‘kemudahan akses internet yang baik’ kepada wisatawan.

Wisata nomad (nomadic tourism) dalam pengembangan destinasi wisata, dibedakan atas tiga bagian yaitu sebagai berikut.

a. Nomadic Tourism Attraction, adalah adanya bentuk atraksi yang memberikan hiburan ataupun event kepada wisatawan nomad. Atraksi hiburan dapat dikemas dari berbagai bentuk atraksi alam, buatan dan event. Contoh atraksi dalam bentuk event yang telah dikemas tiap bulan oleh Kabupaten Badung untuk menarik wisatawan datang ke destinasi.

b. Nomadic Tourism Amenities (fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan nomad) adalah adanya ketersediaan akomodasi dalam bentuk caravan. (1) caravan ini dapat berpindah harian maupun mingguan, dan dapat diberhentikan di daerah yang indah di destinasi wisata; (2) glamping atau glamp-camp (glamour camping), yaitu fasilitas menginap dalam bentuk tenda yang mewah dengan fasilitas hotel bintang. Pengalaman menyatu dengan alam dengan layanan fasilitas mewah; (3) home-pod atau fasilitas akomodasi dalam bentuk rumah telur, yang dapat dipindahkan dalam waktu yang lebih panjang dari

Page 159: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry144

glamping. Bentuk home-pod ini lebih berat daripada glamping, sehingga lama tinggal di home-pod bisa lebih lama daripada di glamping. Fasilitas nomad di Kabupaten Badung belum terdata dalam dinas terkait. Namun, kondisi di lapangan kategori fasilitas nomad dapat disiapkan di daerah Badung Utara (Plaga) yang memiliki fasilitas lahan lebih lapang dan luas. Fasilitas nomad juga bisa disiapkan di daerah pesisir pantai bagi wisatawan nomad yang menginginkan akses digital lebih maksimal dengan pemandangan pantai.

c. Nomadic Tourism Access, adalah kemudahan yang diperoleh wisatawan nomad selama menuju ke destinasi dengan waktu yang lebih cepat. Jenis alat untuk mendapatkan kemudahan ke destinasi seperti adanya seaplane, helicity, maupun tinggal di kapal laut. Pembangunan akses nomad untuk kategori ini belum dapat disiapkan secara maksimal. Namun, fasilitas akses yang dimiliki sekarang ini bisa dimaksimalkan dan dimanfaatkan untuk peruntukan akses nomad, seperti di bandara Ngurah Rai, pelabuhan Benoa, dan fasilitas mendaratnya heliped di hotel-hotel berbintang. Dalam kategori akses telekomunikasi; daerah Canggu Badung telah disebutkan sebagai destinasi terfavorit sebagai destinasi digital nomad. Kemudahan akses wifi menjadi bagian dari terminologi ini.

2. Homestay

Awalnya, homestay dikenal di Amerika digambarkan sebagai rumah kecil yang menjadi pelindung bagi petani dari cuaca. Homestay tersebut berbentuk rumah beratap ilalang, sangat sederhana dalam perlengkapan rumah tangga. Seiring dengan perkembangan waktu, homestay berubah menjadi sebuah bangunan penginapan sebagai tempat peristirahatan yang sangat menyenangkan bagi para pekerja (Kemenpar, 2016). Di Indonesia, homestay menjadi perhatian pemerintah sejak adanya program desa wisata melalui PNPM Mandiri Pariwisata yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2009. Dalam pengembangan program desa wisata, homestay merupakan bagian dari daya tarik wisata yang didapatkan oleh wisatawan dalam kunjungannya ke desa wisata.

Page 160: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 12 | Nomadic Tourism, Wisata Pendidikan, Digitalisasi dan Wisata Event 145

Dalam pengertian lainnya, sebuah homestay dengan kata-kata gabungannya (homestay) tinggal di rumah seseorang sebagai tamu yang membayar untuk jangka waktu singkat. Tamu disediakan akomodasi dan layanan oleh keluarga maupun secara individu (pelayan) dalam homestay. Homestay umumnya dibangun di daerah perdesaan (rural destination) dengan upaya menarik wisatawan yang telah datang ke daerah perkotaan (urban destination) dengan menawarkan suasana lingkungan alam perdesaan, akomodasi yang nyaman, aktivitas selama tinggal di homestay, makanan yang terjaga kebersihannya serta harga yang bersaing sesuai dengan fasilitas yang disediakan. Homestay menawarkan pengalaman unik dan menarik, dengan pengalaman belajar dengan lingkungan serta berinteraksi sosial dengan masyarakat. Tak jarang dalam kegiatan wisatawan di homestay, para wisatawan menganggap tuan rumah pemilik usaha akomodasi sebagai saudara angkat mereka. Kenyamanan dan rasa kekeluargaan yang diciptakan dalam melakukan kegiatan wisata di homestay menjadi bagian kenangan wisatawan.

Homestay yang dikelola oleh masyarakat dapat menjadi manfaat penting bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian daerah, dan secara tidak langsung akan mempopulerkan destinasi baru dengan sumber pendapatan baru bagi masyarakat desa (Gangotia, 2013 dalam Bhan, 2014). Di homestay para tamu yang menginap mendapatkan kesempatan untuk meluangkan waktu bersama keluarganya maupun bersama keluarga tuan rumah dalam menikmati adat istiadat, nilai, budaya serta kehidupan masyarakat perdesaan (Devkota, 2010). Untuk menyampaikan informasi terkait sejarah desa, cerita menarik dan unik tentang alam, hasil bumi, sejarah desa, baik dalam bentuk alam maupun buatan dapat dikemas dalam bentuk wisata edukasi atau wisata pendidikan. Hal inilah menjadi bagian penting yang harus terus dikembangkan dalam pengelolaan homestay dalam desa wisata agar selalu menarik untuk dikunjungi. Daerah yang terkenal di Bali yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk mengetahui kombinasi wisata perdesaan dengan homestay yang dipadukan dengan wisata pendidikan, dapat dilihat di wilayah Ubud Gianyar yang sudah terkenal di dunia.

Page 161: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry146

Dalam upaya untuk terus meningkatkan usaha jasa akomodasi dalam bentuk homestay, permintaan produk homestay banyak dipengaruhi oleh permintaan pengunjung. Homestay dinyatakan sebagai alat untuk memerangi kemiskinan di wilayah perdesaan (Ashley, 2000). Integrasi produk homestay dengan lingkungan perdesaan dengan aktivitas yang dilakukan seperti memasak, belajar menari, belajar melukis, belajar musik daerah, wisata budaya, trekking, wisata agro, wisata spiritual, wisata kesehatan, wisata petualangan, wisata lingkungan (ekowisata); dapat menjadi kemasan menarik wisata perdesaan yang memiliki homestay.

Homestay juga disebut sebagai sumber yang baik dalam menghasilkan mata uang asing di perdesaan. Perputaran uang dapat mengurangi kesenjangan dalam neraca pembayaran. Pemerintah mendapatkan sumber pendapatan pajak, mendapatkan manfaat untuk membantu pertumbuhan ekonomi bangsa, dan turut mencipatkan lapangan pekerjaan baru. Produk homestay dapat menjadi produk baru bagi desa dan menjadi sumber tumbuhnya produk baru lainnya, seperti industri kerajinan, industri peternakan, produk pertanian dan perkebunan (Budhatoki, 2013)

3. Wisata Pendidikan (Edutourism)

Wearing (2001:23) menyebutkan bahwa wisata pendidikan merupakan bentuk wisata altermatif (alternative tourism) dengan wisata yang bersungguh-sungguh (serious tourism) dan wisata sukarela (voluntourism) untuk mewujudkan ekowisata dan wisata yang berkesinambungan dengan melibatkan masyarakat lokal.

“Educational tourism” is a “tourist activity undertaken by those who are undertaking an overnight vacation and those who are undertaking an excursion for whom education and learning is a primary or secondary part of their trip” (Brent Ritchie, 2009). LLL is “all learning activity undertaken throughout life, with the aim of improving knowledge, skills and competence, within a personal, civic, social and/or employment-related perspective (European Commission, 2003).

Page 162: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 12 | Nomadic Tourism, Wisata Pendidikan, Digitalisasi dan Wisata Event 147

Kegiatan wisata dalam bentuk wisata pendidikan adalah proses belajar sepanjang hidup (Ritchie, 2009 dalam Alena, 2011). Dalam kegiatan wisata pendidikan, keterlibatan berbagai bangsa, berbagai kelompok dan berbagai jenis pekerjaan atau profesi adalah menjadi bagian yang mendukung terbentuknya proses pembelajaran. Dengan adanya berbagai perbedaan tersebut, diharapkan pertukaran berbagai informasi dan kepentingan akan memberi warna bagi wisata pendidikan yang dikemas. Gambar 12.1 berikut merupakan model yang menjadi dasar pembelajaran yang menjadi bagian dari wisata pendidikan.

LifeLongLearning+

Educational Tourism

Semua Kelompok

Umur

Semua Bangsa

Semua Profesi

Gambar 12.1 Wisata Pendidikan Sebagai Bentuk Pembelajaran Sepanjang Hidup bagi Setiap Kelompok, Bangsa dan Profesi (Alena, 2011)

Wisata pendidikan dalam pelaksanaan kegiatannya banyak dipengaruhi oleh kebijakan yang dikeluarkan asosiasi yang saling bekerja sama dalam meningkatkan mutu dan kualitas layanan pendidikan, baik melalui kerja sama internasional, inbound-outbound, kegiatan wisata anak-anak, wisata remaja, dan bentuk wisata edukatif lainnya (Brent, Carr, Cooper, Drozdova, Zorin, Lubitseva, Kaverina, Kifiak, Tkachuk dalam Akhmedova, 2016). Wisata pendidikan juga digunakan sebagai alat dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat daerah tertinggal dan miskin. Dalam kepariwisataan ada istilah yang disebut dengan Poverty Tourism, di mana kegiatan pariwisata dilakukan ke daerah miskin, ke orang miskin dengan harapan daerah tertinggal/daerah miskin/orang miskin mendapat kesejahteraan melalui aktivitas wisata. Ausland (2010) membedakan poverty tourism menjadi tiga tipe genus perjalanan, yaitu Education Travel, ‘Tourism’ dan ‘Voluntourism’, di

Page 163: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry148

mana masing-masing memiliki tujuan tertentu: pembelajaran, rekreasi dan ketenagakerjaan.

Wisata Kemiskinan (Poverty Tourism) adalah bentuk wisata yang tidak lumrah atau belum umum didengar. Wisata kemiskinan sesungguhnya adalah wisata ‘pembangunan’, karena semua pelancong atau wisatawan yang terlibat di dalamnya bertujuan untuk memberikan sumbangsih pendidikan, pengetahuan, motivasi kepada masyarakat kurang mampu. Istilah poverty tourism sebagai bentuk wisata bagi wisatawan yang mengunjungi daerah miskin/orang kurang mampu; lebih terdengar baik dengan sebutan wisata pembangunan. Kegiatan poverty tourism dapat berupa proses pembelajaran dengan bentuk wisata pendidikan (edutourism), wisata sukarela (voluntourism), dan berbagai bentuk kegiatan pariwisata (tourism) seperti pada ditunjukkan pada Gambar 12.2 berikut.

POVERTYTOURISMTourism (leisure)

Exposure Trip

Study Abrosd

Voluntourism(labour)

Education Travel(learning)

Slum Tours

Community Tours

CommercialVoluntourism

NonProfitVoluntourism

ShortTermVolunteerTrip

VisionTrip

Donor Tours

ServiceLearningCultural Exchange

Students Research

Slumdog Tourism

Ghetto Tours

Disaster Tours

Poverty Safairs

Poverty PornVolunteersVacation

Service Tourism

Missionary Safaris

Church Mission Trip

Immersion

Gambar 12.2 TaksonomiWisataPembangunan-Poverty Tourism (Ausland,2017)

Perubahan gaya hidup dan trend berwisata, telah mengubah pola perjalanan wisatawan (Martin and Masser, 1987). Kegiatan perjalanan wisata telah menjadi bentuk baru yang disebut dengan istilah ‘leisure education hybrid’ di mana pendidikan menjadi bagian penting dalam kegiatan pariwisata (Smith and Jenner, 1997).

Page 164: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 12 | Nomadic Tourism, Wisata Pendidikan, Digitalisasi dan Wisata Event 149

Keragaman kegiatan wisata dapat digabungkan dan dikembangkan sebagai penawaran wisata pendidikan kepada wisatawan (Ricthie, 2003:14). Hal yang dapat ditawarkan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Atraksi dan berbagai bentuk event yang menyediakan tempat untuk menambah pengalaman belajar seperti misalnya taman/kebun perdesaan, situs sejarah, wisata pantai, wisata agro dan wisata petualangan.

b. Sumber daya yang khusus yang bertanggung jawab yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses pembelajaran yaitu sumber daya manusia yang terlatih seperti karyawan, curator, juru bahasa, instruktur, dosen, pendongeng, peneliti dan akademisi.

c. Perencana perjalanan yang khusus yang disiapkan untuk mampu membantu merencanakan dan mengembangkan program pembelajaran bagi para pengunjung atau wisatawan, misalnya kelompok wisata minat khusus, organisasi konservasi, institusi pendidikan dan sekolah bahasa.

Pelaksanaan kegiatan wisata dalam bentuk wisata pendidikan, dapat dikombinasikan dengan bentuk wisata sukarela, atau yang disebut dengan Voluntourism (volunteer tourism). Voluntourism diperkenalkan oleh Wearing (2001) sebagai bentuk kegiatan wisata yang bertujuan untuk mempertahankan kesejahteraan masyarakat di daerah tujuan wisata. Bentuk kegiatan wisata sukarela (voluntourism) di dalamnya terdapat bentuk wisata pendidikan yang dipandang sebagai strategi pengembangan menuju pembangunan yang berkelanjutan melalui pemanfaatan sumber daya alam, penduduk lokal, pengunjung lainnya dalam satu aktivitas yang saling bersinergi. Peran homestay sebagai salah satu bentuk akomodasi di perdesaan, mempunyai peran yang penting bagi tempat menginap pengunjung, tenaga sukarela dan wisatawan. Tenaga sukarela adalah tenaga yang dibayar oleh sponsor atau pihak ketiga, sehingga pengelola homestay tidak perlu khawatir untuk biaya yang ditimbulkan selama kegiatan wisata berlangsung. Kombinasi antara edutourism, ecotourism, voluntourism dan homestay dapat menjadi rangkaian wisata yang saling melengkapi.

Page 165: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry150

4. Teknologi Digital dalam Pariwisata

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang atau jasa yang diperlukan untuk kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi dalam kepariwisataan terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia memerlukan akses cepat. Menurut United Nation Conference on Trade and Development (UNCTED, 2004) mengulas akses teknologi infomasi dapat menggunakan berbagai bentuk media dari bentuk telepon genggam, saluran internet, GPS (Global Positioning System), kamera digital, radio digital dan pemutar media digital. Penggunaan teknologi informasi memudahkan komunikasi dalam bisnis pariwisata. Kegunaan teknologi informasi tersebut adalah untuk 1) publikasi dan komunikasi; 2) pemasaran potensi daerah; 3) pengelolaan data; 4) operasional usaha pariwisata; dan 5) sebagai sistem informasi manajemen.

Kecepatan dan ketepatan teknologi semakin terus diminati karena manfaat yang telah diberikan bagi pihak yang berkepentingan dalam pariwisata. Teknologi memberi manfaat bagi pengusaha pariwisata dan bagi wisatawan maupun pengunjung. Bagi pengusaha pariwisata, teknologi informasi komunikasi dapat memberi manfaat pada: 1) efisiensi dan pengelola kapasitas perusahaan; 2) interaksi efektif dan sosialisasi produk; 3) revolusi intermediasi produk wisata; 4) komunikasi dan promosi. Sedangkan di sisi lainnya, manfaat bagi wisatawan maupun pengunjung dari teknologi informasi komunikasi ini adalah bahwa TIK: 1) hemat waktu, hemat energi, hemat biaya; 2) informasi destinasi wisata; 3) penawaran produk wisata; 4) sumber ide ragam aktivitas wisata; 5) pencitraan destinasi wisata; 6) reservasi.

Dalam perkembangan teknologi dan pariwisata; telah muncul model e-tourism yang memanfaatkan berbagai media teknologi digital. Kim (2004) menyebutkan bahwa negara Korea telah mengimplementasikan kecanggihan teknologi komunikasi melalui digitalisasi di setiap usaha kecil dan menengah mereka sebagai sarana promosi. E-commerse didefinisikan sebagai proses jual-beli atau pertukaran produk layanan, dan informasi melalui jaringan komputer termasuk internet (Turban, Lee, King and Chung, 2000 dalam Kim, 2004).

Page 166: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 12 | Nomadic Tourism, Wisata Pendidikan, Digitalisasi dan Wisata Event 151

Teknologi digital dunia dalam bentuk e-commerse ditahun mendatang (2018-2025) akan terus bergerak dalam bidang kepariwisataan, termasuk penerbangan, perjalanan dan akomodasi. Teknologi digital mampu memberi dampak positif dan berkontribusi bagi keberlanjutan sumber daya, baik manusianya maupun industrinya (WEF, 2017). Dalam perkembangan teknologi digital, tahun 2016 perusahaan online yang mempunyai keuntungan terbesar secara berurutan adalah apple, alphabet, microsoft, amazon dan facebook. Dan perusahaan transport yang mendapatkan keuntungan terbesar adalah Grab dan Gojek, yang penghasilannya mengalahkan Blue Bird group dan Garuda Indonesia.

5. Peran Event bagi Destinasi

Event disebut sebagai ’acara’. Dalam paparan ini, event tetap ditulis sebagai ’event’, karena peristilahan event lebih sering digunakan dalam kegiatan industri kepariwisataan. Event dapat dibedakan atas dua hal, yaitu event yang dikemas dan event yang tidak dikemas. Event yang dibahas dalam riset ini adalah event yang dikemas, baik dalam bentuk festival, MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), event budaya maupun event bisnis.

Untuk mewujudkan meningkatnya kunjungan wisawatan ke Kabupaten Badung, telah dibentuk berbagai kegiatan wisata event yang menyeluruh dari Badung Utara ke Badung Selatan; dari event budaya, event kuliner, event bahari, event music dan event lainnya. Agenda wisata event telah disusun sebagai berikut.

Tabel 12.1 Event Wisata di Kabupaten Badung 2018

No. Nama Kegiatan (Event) Waktu Lokasi

1. SundownDancingLesson Tiap hari Minggu

Peninsula Nusadua

2. BerawaBeachArt&Festivals 22-25Februari Pantai Berawa

3. ChineseNewYear 24-25Februari Peninsula Nusadua

4. Bali Heritage Food Festival 30-31Maret Peninsula Nusadua

Page 167: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry152

5. Festival Bahari 09-25Mei Sepanjang pantai di Kabupaten Badung

6. Bali Blues Festival 11-12Mei Peninsula Nusadua

7. Mekotek 9Juni Desa Munggu

8. NusaduaLightFestival 11Juni–22Juli Peninsula Nusadua

9. Bali&BeyondTravelFair(BBTF) 26-30Juni Nusa Dua *

10. Acoustic Festival Juli JabePuraPuspemBadung

11. Festival Budaya Pertanian 15-18Juli Desa Plaga

12. FestivalUluwatuArt&Music Agustus Desa Pecatu

13. Baromg Dance Festival Agustus Mengwi*

14. FestivalKutaSea,SandandLand 15-19Agustus Pantai Kuta

15. Badung Internasional Night Run 23 September Peninsula Nusadua

16. IMF Side Event 8-12Oktober Nusa Dua

17. Perang Ketupat 24September Desa Kapal

18. WOMADBali(World of Music, Art and Dance)

Oktober Peninsula Nusadua

19. ART Bali 1-4Oktober Peninsula Nusadua

20. LegianBeachFestival 11-15Oktober PantaiLegian

21. Festival Budaya Badung 7-14November Puspem Badung

22. Pesona Nusadua Fiesta 8-10November Peninsula Nusadua

23. NewYear;sEveParty 31 Desember hotel dan meeting venue

Sumber: BPPD Badung, ITDC, Disparda Badung; data diolah (2018)

Event dalam kaitannya dengan perencanaan destinasi wisata, Getz (1991:5) menyebutkan event mempunyai peranan penting dalam pembangunan pariwisata. Terdapat empat hal penting perlunya pariwisata event antara lain sebagai berikut.

a. Event sebagai atraksi (attraction), sangat jelas dapat diungkapkan di mana kegiatan pariwisata event merupakan atraksi/daya tarik

Page 168: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 12 | Nomadic Tourism, Wisata Pendidikan, Digitalisasi dan Wisata Event 153

tersendiri bagi sebuah destinasi. Atraksi adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat/dinikmati. Event sebagai atraksi dapat menjadi hiburan bagi destinasi wisata dan pengunjung homestay. Bagi wisatawaan nomad, atraksi dalam bentuk event ini dapat menjadi momen yang instagrammable didokumentasikan.

b. Event sebagai pemberi citra destinasi (image maker); melalui kegiatan event sebuah destinasi dapat memasarkan dirinya untuk memberikan kesan dan pandangan terhadap destinasi yang ditawarkan. Kegiatan event yang membentuk citra destinasi dapat diberikan contoh dalam membantu lama tinggal wisatawan di destinasi. Bagi destinasi di era digital, event yang produktif membawa kearifan budaya lokal, diharapkan mampu memberikan pencitraan positif destinasi.

c. Event sebagai pendorong tumbuhnya atraksi wisata (animators of static attractions). Melalui kegiatan event, dapat ditunjukkan segala bentuk atraksi yang merupakan ajang aktivitas dan kreativitas pelaku event. Tumbuhnya berbagai aktivitas event, akan menumbuhkan industri-industri ikutan berupa percetakan promosi online sebagai dampak hadirnya wisatawan yang mengunjungi event. Wisatawan nomad dapat berpindah-pindah tempat menyaksikan event yang dikemas.

d. Event sebagai penggerak tumbuhnya pembangunan sektor lain (catalyst for other development). Melalui event, pertumbuhan sektor lain secara tidak langsung tumbuh untuk melengkapi kegiatan event yang dilaksanakan. Contoh dari dampak ini misalnya dengan adanya homestay di wilayah perdesaan; akan menumbuhkan usaha jasa makanan di sekitar homestay. Pendapatan tidak hanya diterima oleh pemilik homestay, namun juga dapat dinikmati oleh pengusaha makanan yang juga adalah masyarakat umum. Dengan adanya nomadic tourism, memberikan kesempatan bagi masyarakat yang berkecimpung dalam usaha akomodasi mengemas berbagai bentuk fasilitas nomad, seperti glamcamp, egg-pod atau rumah kemah.

Page 169: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry154

6. Sinergitas Nomadic Tourism, Wisata Pendidikan, Digitalisasi dan Wisata Event dalam Pengembangan Usaha Akomodasi Homestay di Destinasi

Dengan adanya kreativitas dan perkembangan teknologi dengan digitalisasinya; destinasi wisata semakin banyak mengemas paket menarik. Dan yang perlu menjadi rekomendasi adalah bahwa destinasi yang dikemas tidak hanya cukup dengan mengemas wisata edukasi; tapi sebaiknya dikombinasikan dengan perkembangan teknologi dan fungsinya memberikan kesempatan wisatawan untuk berpindah-pindah menyaksikan aktivitas event wisata di berbagai destinasi wisata. Semakin banyaknya usaha homestay, perlu didukung oleh adanya regulasi dan panduan yang memadai bagi pengelola bisnis akomodasi rakyat ini. Indikator keamanan, kenyamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, keramahan dan kenangan tetap diperlukan untuk menjadi bagian dari pengelolaan homestay. Dukungan pemerintah dan media online adalah indikator pendukung lainnya dalam menyukseskan bisnis homestay. Sehingga dengan demikian, keseluruhan hasil produk jasa homestay dapat dinikmati masyarakat dan menjadi usaha yang terus berkesinambungan.

Dalam upaya pengembangan usaha jasa akomodasi yang berbentuk homestay; dengan hadirnya wisata nomad ini memberikan peluang bagi pemilik usaha homestay untuk mengembangkan bisnis industri ini. Keterbatasan jumlah kamar dapat diantisipasi dengan penambahan akomodasi dalam bentuk glamcamp, egg-pod maupun bentuk akomodasi portable lainnya. Pengembangan usaha jasa homestay juga terbuka bagi pengusaha di daerah yang memiliki lahan cukup untuk pembuatan glamcamp, egg-pod atau akomodasi portable ini.

12.4 Kesimpulan

Perkembangan teknologi yang disertai dengan digitalisasinya dalam berbagai sektor, memberikan kesempatan bagi industri pariwisata untuk terus meningkatkan kualitas produknya. Nomadic tourism adalah bentuk wisata berpindah-pindah dengan memanfaatkan fasilitas teknologi dan digitalisasi, dengan kebutuhannya terhadap atraksi nomad (nomadic

Page 170: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Bab 12 | Nomadic Tourism, Wisata Pendidikan, Digitalisasi dan Wisata Event 155

attraction), fasilitas nomad (nomadic amenities) dan akses nomad (nomadic accessibilities). Kebutuhan informasi wisata dalam setiap destinasi, dapat ditumbuhkembangkan melalui kemasan produk wisata pendidikan (edutourism). Ketika wisatawan nomad melakukan aktivitas berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya, wisata event adalah salah satu indikator bentuk wisata yang akan menggerakkan wisata nomad berkunjung dari satu destinasi ke destinasi lainnya. Sinergitas wisata nomad, wisata pendidikan, digitalisasi dan wisata event adalah bentuk wisata kekinian dalam era generasi Y atau generasi millenial yang akan menjawab tantangan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi. Untuk meningkatkan pelayanan berbasis digital, pemerintah Kabupaten Badung telah menentukan 982 titik untuk dipasang wifi yang menyasar sekolah, bale banjar, puskesmas, kantor desa, kantor camat, dan kantor pemerintahan (Nusa Bali, 2018). Model sinergitas antar indikator penelitian digambarkan sebagai berikut.

Wisata Kekinian (Y-Tourism/

Millenial Tourism)

Wisata Nomad (Normadic Tourism)

Usaha Pariwisata

Wisata Pendidikan (Edu-Tourism)

Pariwisata Alternatif dan Pariwisata Berkelanjutan

Digitalisasi (Teknologi Informasi dan Komunikasi)

Wisata Event (Event Tourism)

Gambar 12.3 Model Sinergitas Pengembangan Usaha Pariwisata, Nomadic Tourism, Wisata Pendidikan, Wisata Event, Digitalisasi Menuju Pariwisata AlternatifdanBerkelanjutan(AdopsiMartinandMasser,1987;Getz,1991;Wearing,2001;Ricthie,2003:Alena,2011;UNWTO,2016,Ausland,2017;

WEF,2017;Kemenpar,2018)

Page 171: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry156

12.5 Saran dan Rekomendasi

Sebagai destinasi wisata dunia, Bali yang banyak ditopang oleh pariwisata Kabupaten Badung, perlu terus meningkatkan produk wisatanya baik secara kualitas maupun kuantitas. Perkembangan teknologi dan komunikasi sangat dibutuhkan oleh wisatawan nomad yang pola perjalanannya berpindah-pindah. Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan kekinian yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan digitalisasi, maka pemerintah daerah perlu melakukan hal berikut.

1. Meningkatkan akses online (free wifi) di seluruh destinasi Kabupaten Badung khususnya dan Bali secara umum dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan; dipasang di pusat-pusat bisnis pariwisata.

2. Meningkatkan kualitas akses transportasi darat, laut, udara; dari, ke dan menuju objek dan destinasi wisata untuk mendukung peningkatan kunjungan wisatawan.

3. Meningkatkan fasilitas meeting venue (convention hall atau gedung kesenian) untuk memfasilitasi aktivitas event MICE dan bentuk event lainnya.

4. Memberikan kemudahan izin usaha pariwisata, yang tercakup dalam 13 usaha pariwisata sesuai UU No. 10 Tahun 2009; antisipasi dampak wisata nomad.

5. Melakukan promosi berkesinambungan dengan sinergi stakeholder profesional.

6. Meningkatkan media informasi online di setiap dinas, unit, sub unit pemerintahan; yang juga bermanfaat sebagai materi promosi pariwisata.

7. Secara berkesinambungan memberikan pelatihan kepariwisataan kepada masyarakat dan industri terkait pariwisata.

Page 172: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

157

DAFTAR PUSTAKA

Akhmedova. 2016. Educational Tourism, Defining the Concept, Public Administration. Republik Ukraine. KhNUE.

Alena, Nikolaeva. 2011. Educational Tourism as a Strategy to Professionalization of Lifelong Learning. Univeristy of Latvia. Novgorod State University Rusia.

Ausland, Aaron. 2017. Poverty Tourism: A Debate in Need of Typological Nuance, Poverty Tourism Taxonomy. https://www.huffingtonpost.com/aaron-ausland/poverty-tourism-taxonomy-_b_697399.html

Bhan, Suraj. 2014. Homestay Tourism in India: Opportunities and Challenges. African Journal of Hospitality, Tourism and Leisure Vol. 3 (2) - (2014) ISSN: 2223-814X. Kurukshetra University, Kurukshetra Haryana, India.

Black, R.J & Grant, P.L.1997. Economic Impact of Convention and Meetings to Montana Methodological Attempts. Journal. Institute for Tourism and Recreation Research. School of Forestry The Montana University.

Boehme, A.J. 1999. Planning Successful Meetings and Events, A Take-Charge Assistant Book. New York.NY 10019: AMACOM, American Management Association.1601 Broadway.

Page 173: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry158

BPPD Badung, ITDC. Dinas Pariwisata Kabupaten Badung. 2018. Kegiatan Event Pariwisata Badung 2018.

Cooper, C., Fletcher, J., David,G., Stephen,W. 1993. Tourism Principles and Practice. Edinburgh Gate. Harlow.Essex CM20 2JE, England: Addison Wesley Longman Limited.

Daniels, J.M. 2003. Materi Seminar Sehari Menggali Potensi Wisata Bali. Bali sebagai Destinasi MICE . Desember. STP Nusa Dua Bali.

Ferdinand, A. 2002. Structural Equition Modeling dalam Penelitian Manajemen, Aplikasi Model-model Rumit dalam Penelitian untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor. Bandung: Fakultas Ekonomi Undip.

France, L, 1997. The Earthscan Reader in Sustainable Tourism. London UK: Earthscan Publication Limited.

Getz, D.1991. Festivals, Special Events, and Tourism. New York: Van Nostrand Reinhold.

Gunn, C. A., 1988. Tourism Planning. Second Edition. Revised. New York NY 10017, USA: Taylor & Francis.

Hildreth.R.A, 1990. The Essentials of Meeting Management. Englewood Cliffs New Jersey: A National Publishers Book Prentice Hall.

Hoyle, L.H., & Dorf.D.C., Jones. T.J.A.1989. Conventions. Amerika: Hospitality Management Library By the Educational Institute of the American Hotel & Motel Association.

.1989. Managing Convention and Group Business. Michigan: By Educational Institute of The American Hotel and Motel Association.

Hotel Association Surveys of Travel Industry. 2004. Travel Industry Workers Invited to Participate in On-Line Survey Gauging Bali’s Value as Travel Destination. Bali Up Date. Internet.

Ibrahim, Yahaya. Abdul Rasid Abdul Razzaq. 2007. Homestay Program and Rural Community Development in Malaysia. Universiti Malaysia Terengganu. Universiti Tun Hussein Onn Malaysia.

Page 174: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Daftar Pustaka 159

Inskeep.E.,1991. Tourism Planning, An Integrated and Sustainable Development Approach. Van Nostrand Reinhold. New York: VNR Tourism and Commercial Recreation Series.

Kemenpar, Kementerian Pariwisata RI. 2018. Materi Rapat Kerja Nasional Pariwisata. Digitalisasi Destinasi dan Nomadic Tourism. 22 Maret. BNDCC Nusadua Bali.

Khan, M. 2003. ECOSERV Ecotourist Quality Expectation. Howard University, USA: Pergamon.: Vol.30.No.1. hlm.109-124.

Kim, Chulwon. 2004. E-Tourism, An Innnovative Approach for The Small and Medium Sized Tourism Enterprises (SMTES) in Korea. Kyunghee University Korea.

Laws. E. 1995. Tourist Destination Management, Issues, Analysis and Policies. Routledge. 11 New Fetter Lane. London EC4P 4EE. hlm.124-134: British Library.

Mac.Quilken.L., Breth.R., ShawR.N. 2000. Consumer Expectations & Satisfaction Levels: An Evaluation of Tourism in The Otway Region. Bowater School of Management and Marketing. Deakin University.

Mc Intosh.R., 1972. Tourism; Principles, Practices, Philosophies. 4666 Indianola Columbus. Ohio 43214 : Grid Inc.

Mahadewi,N.M.E, 2004, Faktor-faktor yang Menentukan Kepuasan Wisatawan Konvensi terhadap Bali sebagai Destinasi MICE, Tesis,UNUD.

Mill. R.C., Morrison. A.M. 1985.The Tourism System: An Introductory System. Englewood Cliffs, New Jersey 07632: Prentice-Hall International Editions.

Morrison, A. M., Bruen, S.M., Anderson,D.J. 1997. Convention and Visitor Bureaus in the USA:A Profile of Bureaus, Bureau Executives and Budgets. Journal of Tourism and Hospitality, Ideas and Trends, Purdue University,West Lafayette,IN 47907 USA.

Nusa Bali. 2018. Badung pasang wifi gratis di 982 titik. 14 Januari. www.nusabali.com

Page 175: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry160

Oppermann, M. 1996. Convention Cities-Images and Changing Fortunes. The Journal of Tourism Studies. James Cook University, Abstract: Vol.7 No.1 May 1996.

Parasuraman, A, et al.1985. A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Research. dalam Fandy Tjiptono.1996. Manajemen Jasa. Cetakan Pertama,p.69-70: Yogyakarta: Penerbit Andi.

Pataki, Eva. “Going somewhere”. The Nomad and the Tourist in Monica Ali’s Brick Lane, Hanif Kureishi’s The Buddha of Suburbia and Nirpal Singh Dhaliwal’s Tourism. University of Debrecen.

Pendit, S. 1999, Wisata Konvensi, Potensi Gede Bisnis Besar. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Ramaswamy.R. 1996. Design and Management of Service Processes, Massachusetts. p.14-17 : Engineering Proces Improvement Series.

Ricthie, Brunt. Carr, Neil. Cooper, Christ. 2003. Managing Educational Tourism. Aspects of Tourism. Channel View Publication. Frankfurt.

Ryan, Chris, 1991. Recreational Tourism, A Social Science Perspective, Routledge New York NY 10001.

Schiffman.L.G.,Kanuk,L.L., 1997. Consumer Behavior, International Edition. Sixth Edition. A Simon & Schuster Company. Upper Saddle River. New Jersey 07458. hlm.10-74: Prentice Hall.

Smith . Jenner. 1997. Educational Tourism and Interpretation. Working paper 50369 Oslo 21.05.2013 3680 PROTOUR Jan Vidar Haukeland Odd Inge Vistad Karoline Daugstad Heidi G. Degnes-demark.

UNWTO, 2018, Press Release UNWTO and ATTA EDU Program; http://media.unwto.org/press-release/2014-11-04/unwto-and-adventure-travel-trade-association-release-global-report-adventur,

UNWTO. Ganzukh. 2016. Nomadic Tourism for Mongolia. Critical Issues in Silk Road Tourism. http://cf.cdn.unwto.org/sites/all/files/pdf/3._gansukh_damba.pdf.

WEF. World Economic Forum. 2017. Digital Transformation Initiative Aviation, Travel and Tourism Industry. In collaboration with Accenture. Switzerland.

Page 176: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

161

BIODATA PENULIS

Ni Made Eka Mahadewi, adalah dosen sejak tahun 1995 yang sekarang juga sebagai wakil Ketua I yang membidangi akademik pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Menyelesaikan pendidikan S3 Pariwisata pada Universitas Udayana pada tahun 2014, sebelumnya memulai pendidikan Diploma Tourism Management pada kampus BPLP/STP Bali tahun 1990. Program pendidikan linier sarjana

pada program bisnis pariwisata, dan program master pada bidang kajian pariwisata konsentrasi perencanaan pengembangan pariwisata diselesaikan tepat waktu.

Banyak terlibat di organisasi pariwisata dan kegiatan promosi pariwisata daerah dan nasional, seperti di PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia); SIPCO (Society Indonesia Professional Conference Organizer); BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah) Badung; BTB (Bali Tourism Board) atau GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) di Bali; serta ICPI (Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia) Bali.

Page 177: RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA 2018. ISBN. …

Event dan Mice Red Hot Industry162

Kegiatan langsung terkait studi banding dan promosi pariwisata dalam bentuk tim sales mission pernah dilakukan ke Los Angeles California, New York Amerika Serikat, Jepang, Korea, India, WTM (World Travel Market) London Inggris, Manchester, ITB (Internationale Turisme Bureau) Berlin, ATM (Arabian Travel Market) Dubai, Australia, New Zealand, Italia, Perancis, dan ke beberapa kota dunia lainnya. Sebagai narasumber nasional di bidang pariwisata serta sebagai penulis berita pariwisata pada media cetak lokal maupun nasional. Mendapatkan sertifikasi dosen, sertifikasi profesi di bidang MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), dan sertifikasi dari AHLEI (American Hotel and Lodging Educational Institute) kompetensi sebagai tenaga pendidik (CHE-Certified Hospitality Educator).

View publication statsView publication stats