prosedur pts

37
KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH ------------------------------------------------------------ 1. Pendahuluan Dewasa ini, kualitas pendidikan telah menjadi salah satu fokus perhatian, setelah sekian lama kita berkutat dengan upaya-upaya peningkatan kuantitas, seperti wajib belajar, pemerataan pendidikan secara massal, dan sekarang sudah saatnya (bahkan sudah terlambat), harus mulai memberikan penekanan pada upaya-upaya peningkatan kualitas. Banyak upaya yang bisa dilakukan kearah itu, seperti peningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan kualitas professional kepala sekolah dan guru, penciptaan iklim yang inovatif di sekolah, penciptaan iklim yang inovatif dalam pembelajaran, dan salah satunya upaya yang tidak boleh dilupakan adalah pemanfaatan hasil-hasil penelitian untuk pengambilan kebijakan pendidikan, serta yang lebih mikro adalah untuk peningkatan profesionalisme guru untuk perbaikan perbaikan pembelajaran. Dalam kaitan dengan itu, usaha-usaha yang acapkali dilakukan oleh praktisi pendidikan adalah mendapatkan informasi atau explanasi dari suatu penelitian tindakan (action research) Penelitian tindakan merupakan salah satu metode penelitian yang menarik perhatian ilmuwan dan atau praktisi ilmu pengetahuan pendidikan, social dan humaniora. Pro dan kontra mengenai kelayakan penelitian ini acapkali terjadi, apabila diproliferasi antara istilah penelitian (research)

Upload: danu-ariyanto

Post on 07-Jan-2017

67 views

Category:

News & Politics


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prosedur pts

KONSEP DASAR DAN PROSEDURPENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

------------------------------------------------------------

1. PendahuluanDewasa ini, kualitas pendidikan telah menjadi salah satu fokus perhatian,

setelah sekian lama kita berkutat dengan upaya-upaya peningkatan kuantitas,

seperti wajib belajar, pemerataan pendidikan secara massal, dan sekarang sudah

saatnya (bahkan sudah terlambat), harus mulai memberikan penekanan pada

upaya-upaya peningkatan kualitas. Banyak upaya yang bisa dilakukan kearah itu,

seperti peningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan kualitas professional

kepala sekolah dan guru, penciptaan iklim yang inovatif di sekolah, penciptaan

iklim yang inovatif dalam pembelajaran, dan salah satunya upaya yang tidak

boleh dilupakan adalah pemanfaatan hasil-hasil penelitian untuk pengambilan

kebijakan pendidikan, serta yang lebih mikro adalah untuk peningkatan

profesionalisme guru untuk perbaikan perbaikan pembelajaran. Dalam kaitan

dengan itu, usaha-usaha yang acapkali dilakukan oleh praktisi pendidikan adalah

mendapatkan informasi atau explanasi dari suatu penelitian tindakan (action

research)

Penelitian tindakan merupakan salah satu metode penelitian yang menarik

perhatian ilmuwan dan atau praktisi ilmu pengetahuan pendidikan, social dan

humaniora. Pro dan kontra mengenai kelayakan penelitian ini acapkali terjadi,

apabila diproliferasi antara istilah penelitian (research) dengan tindakan.

Proliferasi tersebut pada hakikatnya berhubungan dengan epistimologi yang

dianut. Seperti aliran empirisme, positivism logis, dan strukturalisme akan

menolak hal tersebut, sedangkan aliran pragmatisme, dan materialism dialektis

menerimanya karena bagi penganut aliran ini kelayakan tujuan penelitian ini jelas

dapat dilihat.

Perlu disadari bahwa, hasil-hasil penelitian tidak begitu saja dapat secara

langsung mempengaruhi praktik pendidikan di sekolah atau praktek pembelajaran

di kelas. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, penelitian-penelitian

tersebut dilakukan oleh peneliti dari luar seperti dosen maupun peneliti dari

lembaga penelitian lainnya. Sekolah hanya digunakan sebagai kancah (seting)

Page 2: Prosedur pts

penelitian, dimana permasalahan penelitian ditentukan oleh peneliti, bukan

masalah-masalah riil yang terjadi di kancah tersebut. Akibatnya, sekolah (murid

dan guru) hanya semata-mata berperan sebagai instrumental, dalam arti hanya

digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan peneliti.

Kedua, dengan masalah yang dibawa dari luar berarti guru tidak terlibat

secara langsung dalam menentukan masalah tersebut. Akibatnya, masalah-

masalah itu tidak dihayati oleh guru sehingga pembentukan pengetahuan

(knowledge construction) tidak terjadi. Dengan demikian, tidak ada masukan yang

dapat dipakai guru untuk meningkatkan pembelajarannya.

Ketiga, penyebarluasan hasil-hasil penelitian memakan waktu lama karena

prosedur diseminasi yang harus dilalui sangat panjang, yang meliputi berbagai

kegiatan seperti penerjemahan hasil-hasil penelitian itu dalam suatu program,

juga termasuk prosedur birokratik yang melelahkan.

Mengantisipasi hal tersebut di atas, orientasi baru dalam cara memandang

proses pendidikan dan pembelajaran, yaitu yang mengedepankan tanggungjawab

semua pihak dalam meningkatkan kualitas praktik pendidikan dan pembelajaran,

telah menempatkan sekolah tidak semata-mata sebagai objek, melainkan sebagai

subjek pelaku penelitian. Orientasi ini memunculkan penelitian tindakan di

sekolah yang disebut dengan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dan penelitian

tindakan di kelas yang disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian sejenis ini terklasifikasi sebagai penelitian tindakan (action research)

dimana peneliti berperan sebagai pelaku langsung penelitian itu, sehingga peneliti

(guru, pengawas) dapat membangun sendiri pengetahuannya melalui praktik

pendidikan di sekolah atau praktik pembelajarannya, demi peningkatan efektifitas

pengelolaan sekolah dan atau pembelajaran dan bahkan untuk perbaikan

hasilnya, jadi unsur formatif dan diagnostik dapat terjadi.

Sejak berkembang kembali di tahun 1960an (dimana penelitian tindakan

pertama kali diperkenalkan di Inggris pada tahun 1920), penelitian tindakan

(action research) kini menjadi salah satu jenis penelitian yang banyak dilakukan,

terutama dalam penelitian-penelitian sosial dan pendidikan. Kemmis (1983)

mengatakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu ujicoba ide-ide

sehingga dapat bermanfaat bagi lingkungan situasi. Stringer (1999) maupun

Webb (dalam Zuber-Skerrit, 1996) menyebut penelitian tindakan sebagai suatu

penelitian dalam kehidupan profesional dan publik. Hopkins (1993) maupun

Page 3: Prosedur pts

Kemmis dan McTaggart ( 1988) lebih menekankan pada penggunaan penelitian

tindakan sebagai upaya pengentasan masalah-masalah riil, untuk meningkatkan

efektifitas. Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa penelitian tindakan

sebagai suatu upaya peningkatan profesionalisme dan efektifitas kegiatan publik

melalui pemecahan masalah-masalah riil.

Penelitian tindakan sekolah (PTS) dan penelitian tindakan kelas (PTK)

adalah salah satu bentuk penelitian tindakan, yang bisa bersifat diagnostic,

partisipatif, dan empirik, yang mengikuti ciri-ciri penelitian tindakan, dan lebih

diarahkan pada praktek pemecahan masalah yang terjadi dalam konteks praktik

persekolahan dan atau pembelajaran.

Sesuai dengan uraian di atas, terkait dengan pelatihan ini (khusus untuk

pengawas) penulisan makalah ini bertujuan agar peserta: (1) memahami konsep-

konsep dasar PTS. Pembahasan konseptual ini dimaksudkan sebagai pemicu

pengembangan wawasan peserta tentang PTS, (2) memahami prosedur

pelaksanaan PTS, (3) melakukan PTS untuk meningkatkan kualitas praktik

pendidikan dan pembelajaran.

2. Konsep Dasar Penelitian Tindakan 2.1 Pengertian Dan Karakteristik PTS sebagai penelitian tindakan

Elliot (1982) menyatakan penelitian tindakan merupakan suatu kajian

tentang situasi social dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di

dalamnya. Sedangkan Hopkins (1993) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai

berikut :…a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social

(including educational) situation in order to improve the rationality and justice of

(a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these

practices, and (c) the situations in which practices are carried out.

Dengan demikian dapat dikatakan penelitian tindakan merupakan suatu kajian

yang bersifat reflektif dari pelaku penelitian tersebut. Penelitian tindakan

dilakukan dalam suatu situasi sosial (termasuk didalamnya situasi pendidikan).

Dengan pengertian di atas, jelaslah bahwa penelitian tindakan merupakan suatu

penelitian yang dilakukan karena adanya kebutuhan pada saat itu, suatu situasi

yang memerlukan penanganan langsung dari pihak yang bertanggungjawab atas

penanganan situasi tersebut.

Page 4: Prosedur pts

Penelitian tindakan banyak dilakukan baik oleh guru maupun pengawas. Bila

dilakukan guru umum disebut sebagai Penelitian Tindakan Kelas dan disingkat

dengan PTK, sedangkan bila dilakukan oleh pengawas sekolah, disebut sebagai

Penelitian Tindakan Sekolah atau disngkat dengan sebutan PTS. Dalam makalah

ini khusus akan dibicarakan tentang PTS.

Tujuan utama PTS adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang

terjadi di dalam sekolah-sekolah yang berada dalam binaan pengawas sekolah.

Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi

sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan

dengan tindakan yang dilakukan. Secara lebih rinci, tujuan PTS antara lain : (1)

meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan, manajemen dan

pembelajaran, termasuk mutu guru, kepala sekolah, khususnya yang berkaitan

dengan tugas profesional kepengawasan, di sekolah-sekolah yang menjadi

binaannya; (2) meningkatkan kemampuan dan sikap profesional sebagai

pengawas sekolah; (3) menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan

sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu

pendidikan.

Ciri khusus dari PTS adalah adanya tindakan (action) yang nyata.

Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan

ditunjukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis. Tindakan

tersebut adalah merupakan sesuatu kegiatan ynag sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakukan dalam

rangkaian siklus kegiatan. Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang

dirancang sebelumnya maka objek penelitian tindakan sekolah harus merupakan

sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas.

Di samping itu PTS, karena menggunakan kegiatan yang nyata di sekolah-

sekolah, menuntut etika, antara lain : (a) tidak boleh mengganggu tugas proses

pembelajaran dan tugas mengajar guru, maupun kegiatan pendidikan yang

berjalan di sekolah , (b) jangan menyita banyak waktu (dalam mengambil data

dll). (c) masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan

dihadapi oleh pengawas sekolah, (d) dilaksanakan dengan selalu memegang

etika kerja (minta ijin, membuat laporan,dll).

Berdasarkan pengertian di atas, PTS memiliki beberapa karakteristik,

sebagai berikut.

Page 5: Prosedur pts

(1) PTS adalah suatu penelitian tentang praktik kependidikan yang

menyangkut pengawasan akademik dan pengawasan manajerial, melalui

pemantauan, penilaian, pembinaan, pelaporan, dan tindak lanjut, yang

dilakukan oleh pengawas itu sendiri (an inquiry on practice from within).

Kegiatan penelitian oleh pengawas ini dipicu oleh permasalahan praktis

yang riil terjadi dan dialami langsung (jadi, bersifat spesifik-kontekstual,

practice driven), dan bagaimana masalah tersebut ditangani secara

langsung pula (action driven). Hal ini mengisyaratkan bahwa pengawas

committed dalam topoksinya, termasuk bersedia mengubah diri bila situasi

menghendaki demikian. Jadi, pengawas secara terus-menerus mencermati

praktiknya dan permasalahan yang timbul, serta aktif mencari alternatif-

alternatif pengentasan masalah yang dihadapinya. Melalui PTS, pengawas

akan terbiasa menghadapi tantangan dan bersedia membuka diri bagi

pengalaman dan berbagai inovasi yang baru. Dengan demikian, dalam

PTS pengawas mengalami suatu involvement, keterlibatan langsung

dalam PTS, dan improvement, perbaikan cara kerja dan pola fikir

pedagogik (McNiff, 1992).

(2) Kerjasama kesejawatan antara para pelaku PTS (kolaboratif). Kerjasama

kesejawatan mengisyaratkan bahwa dalam melakukan PTS, semua

anggota tim peneliti bekerja dalam kesetaraan dalam semua tahapan PTS.

PTS tidak menganut pendekatan misionaris, dimana satu pihak berposisi

membimbing pihak lainnya. Hal ini perlu ditekankan karena kolaborasi

seringkali terjadi antara pengawas sebagai peneliti dengan guru.

Kemmis dan McTaggart (1988) menyebutkan lima prinsip

kolaboratif dalam PTS, yaitu (a) penghargaan terhadap waktu, (b)

pembuatan keputusan bersama, (c) partisipasi yang terbuka dan seimbang

dalam diskusi, (d) menetapkan persetujuan yang bersifat mengikat, dan (e)

pembagian tugas yang adil.

(3) PTS adalah suatu kegiatan reflektif yang dipublikasikan (a reflective

practice, made public). Karakteristik ini menekankan bahwa, meskipun PTS

adalah suatu tindakan reflektif (a reflective practice), Laporan dari PTK

disebarluaskan (made public) pada sejawat kepala sekolah dan guru (peer

review), dan ini merupakan suatu situasi yang baik untuk peningkatan

profesionalisme.

Page 6: Prosedur pts

2.2 Tugas Kepengawasan dan PTS

Bila dicermati SK MENPAM Nomor 118 tahun 1996 yang diperbaharui

dengan SK MENPAM Nomor 091/KEP/MEN.PAN/10/2001 tentang Jabatan

Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya diberi tugas, tanggung jawab

dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan

pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan prasekolah, sekolah dasar, dan

sekolah menengah.

Tugas pokok pengawas adalah melaksanakan pengawasan akademik dan

pengawasan manajeral melalui pemantauan, penilaian, pembinaan, pelaporan

dan tindak lanjut. Dalam kaitannya dengan kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah

jabaran tugas pokok pengawas sekolah sebagai dasar dan menentukan tema

atau judul. Masalah penelitian tindakan kepengawasan dapat dilukiskan dalam

bagan di bawah ini

Kegiatan Supervisi Akademik Supervisi manajerial

Memantau 1. Pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar

2. Keterlaksanaan kurikulum tiap mata pelajaran

1. Pelaksanaan ujian PSB dan ujian sekolah

2. Pelaksanaan Standar nasional pendidikan

Menilai Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan

Kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok fungsi dan tanggung jawab

Membina 1. Guru dalam menyusun silabus dan RPP

2. Guru dalam Proses melaksakan pembelajaran di kelas/ laboratorium /lapangan

3. Guru dalam membuat mengelola dan menggunakan media pendidikan dan pembelajaran

4. Guru dalam memanfaatkan hasil penelitian untuk perbaikan mutu pendidikan

5. Guru dalam mengolah dan menganalisis data hasil penilaian

6. Guru dalam melaksakan penelitian tindakan kelas

1. Kepala sekolah dalam

pengelolaan dan

administrasi sekolah

2. Kepala sekolah dalam

mengkoordinir program

bimbingan konseling

Melaporkan 1. Hasil pengawasan akademik 1. Hasil pengawasan

Page 7: Prosedur pts

Pelaksanaan tindakan I

dan tindak

lanjut

pada sekolah-sekolah yang menjadi binaannya

2. Menindaklanjuti hasil-hasil pengawasan akademik untuk meningkatkan kemampuan professional guru

manajerial pada sekolah-sekolah binaannya

2. Menindaklanjuti hasil-hasil pengawasan manajerial untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan

Terkait dengan hal tersebut, PTS dilakukan secara rinci mengikuti daur

penelitian tindakan, yaitu dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, pengumpulan data, serta analisis untuk pengkajian hasil dalam

rangka refleksi. Dari hasil refleksi dilanjutkan dengan langkah kegiatan serupa

para siklus kegiatan yang berikutnya. Bila digambarkan dalam diagram dapat

disajikan sebagai berikut :

Permasalahan

Perencanaa tindakan I

Refleksi I Pengamatan/Pengumpulan data I

Permasalahan baru hasil refleksi

Siklus I

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II

Refleksi II Pengamatan/Pengumpulan data II

Bila permasalahan belum terselesaikan..

Dilanjutkan ke siklus berikutnya..

Siklus II

Page 8: Prosedur pts

Pelaksanaan PTS dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat

kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan

yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru bersama peneliti (dalam

kasus ini bersama dengan pengawas sekolah) menentukan rancangan untuk

siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama

dengan kegitan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau

untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi umunya kegitan yang dilakukan

pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan

terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau

kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.

Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka dapat dilanjutkan dengan

tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah

selesai dengan siklus kedua dan belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan

siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu.

3. Menyusun usulan PTS

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) bertujuan meningkatkan mutu

kepengawasan yang dilakukan pengawas sekolah, pada sekolah-sekolah

binaannya. Sebagai PTS, ada tiga hal penting yang harus dijawab dalam PTS,

yakni :

a. Siapa yang akan ditingkatkan? Sesuai dengan tugasnya pengawas

sekolah bertanggung jawab membina guru, kepala sekolah dan

tenaga kependidikan yang lain yang ada pada sekolah-sekolah

binaannya.

b. Apa yang akan ditingkatkan? Sebelum melakukan PTS, pengawas

sekolah harus mengetahui dengan jelas, hal-hal apa yang akan

ditingkatkan. Misalnya, kemampuan guru dalam menyusun RPP,

kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran di kelas/ laboratorium/ lapangan, kemampuan guru

dalam menerapkan berbagai kepala sekolah dalam pengelolaan

administrasi sekolah, dalam mengkoordinasikan pelaksanaan

program bimbingan konseling, dan lain-lain.

c. Melalui tindakan apa? Tindakan tersebut umumnya berupa

penggunaan ”tindakan kepengawasan” yang baru (bukan yang

Page 9: Prosedur pts

selama ini telah dilaksanakan). Tindakan tersebut telah diyakini,

akan mampu memberikan hasil yang lebih baik, dari apa yang telah

biasa dilakukan saat ini. Misalnya melalui berbagai kegiatan

pembelajaran/ pelatihan/ diskusi/ dll yang dapat dilakukan bagi para

guru atau kepala sekolah, dalam waktu yang relatif terbatas, yang

berupa lokakarya, pelatihan, diskusi kelompok kecil, Forum Diskusi,

Kerja kelompok, dan lain-lain.

Dengan demikian, pada judul PTS paling tidak berisi informasi tentang: (a)

Apa yang akan ditingkatkan? (b) Menggunakan tindakan apa, dan (c) Siapa yang

akan ditingkatkan. Sebagai kelengkapan, umunya dituliskan pula sub judul. Sub

judul bertujuan untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang populasi,

seperti misalnya dimana penelitian dilakukan, kapan, di sekolah-sekolah mana,

dan lain-lain.

Berikut disajikan alternatif contoh Topik PTS, yang mengandung tiga hal

yang penting di atas.

NO. Apa yang mau ditingkatkan mutunya..

Bagaima tindakan yang akan dilakukan pengawas..

Siapa yang akan ditingkatkan?

1 Kemampuan guru dalam melaksanakan metode demontrasi disertai tugas terstruktur

Melalui pelatihan Guru Fisika

2 Mutu guru dalam mengevaluasi hasil belajar siswa

Melalui lokakarya Guru matematika

3 Kemampuan guru dalam menyusun RPP

Melalui workshop Guru bahasa inggris

4 Guru dalam memanfaatkan hasil penilain untuk perbaikan mutu pendidikan

Melalui focus group discission (FGD)

Guru SMP

5 Kemauan dan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran kooperatif

Melalui kerja kelompok Guru SMP

6 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah

Melalui pembinaan dalam forum diskusi guru

Guru SD

7 Membuat, mengelola dan menggunakan media pendidikan dan

Melalui kerja kelompok laboratorium

Guru SMP

Page 10: Prosedur pts

pembelajaran8 Kemampuan guu dalam

melaksanakan penelitian tindakan kelas

Melalui lokakarya intensif terstruktur

Guru SMP

9 Dan seterusnya….

4. Kerangka Isi Usulan Penelitian Tindakan Sekolah

Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana itu umum

disebut sebagai usulan penelitian. Usulan penelitian merupakan langkah pertama

dari kerja penelitian. Pada umumnya usulan PTS terdiri dari :

A. Judul penelitian

B. Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah dan cara pemecahan masalah, tujuan dan

kemanfaatan hasil penelitian (terutama: potensi untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas isi, proses, masukan, atau hasil kerja

kepengawasan).

C. Kajian / tinjauan pustaka yang menguraikan kajian teori dan pustaka

yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan

penelitian tindakan.

D. Metode penelitian yang menjelaskan tentang rencana dan prosedur

penelitian (terutama : prosedur diagnosis masalah, perencanaan

tindakan, prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi,

prosedur refleksi hasil penelitian).

Rincian dari langkah kegiatan di atas dapat dideskripsikan sbb:

A. JudulJudul penelitian menyatakan secara jelas namun sesingkat mungkin

permasalahan yang akan diteliti, upayakan variabel penelitian tercantum pada

judul tersebut. Upayakan pula agar dengan membaca judul itu, pembaca akan

tertarik untuk membaca lebih jauh isi usulan penelitian.

Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang

seharusnya tertulis di dalam judul harus menggambarkan masalah yang akan

diteliti dengan menuliskan (1) apa yang mau ditingkatkan mutunya, (2) bagaimana

tindakan yang akan dilakukan pengawas, dan (3) siapa yang akan ditingkatkan?

Page 11: Prosedur pts

Bila diperlukan di bawah judul dituliskan sub judul. Sub judul ditulis untuk

menambahkan keterangan yang lebih rinci, tentang populasi, seperti misalnya di

mana penelitian dilakukan, kapan, di kelas berapa, di sekolah-sekolah mana dan

lain-lain.

Berikut disajikan beberapa contoh judul laporan PTS (dari kegiatan block

grant PTS pada tahun 2008 di Dir.PMPTK).

Judul PTS PenulisBerlatih bersama sebagai strategi alternatif peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis guru SD/SMP negeri/swasta kota Batu,

Pugu,Muhammad

Usaha meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran kewirausahaan dalam menyusun RPP melaui Workshop pada SMP binaan di kota Malang,

Sampir,

Peningkatan kemampuan tenaga administrasi sekolah dalam membuat surat dinas melalui pendampingan pada SMP binaan di kota Batu

Sukardi,

Dari ketiga judul di atas, tiga informasi utama dalam PT telah dapat dituliskan dengan baik, yakni:

No Apa yang mau ditingkatkan mutunya...

Bagaimana tindakan yang akan dilakukan pengawas...

Siapa yang akan ditingkatkan?

1 Kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis guru

Berlatih bersama Kepala sekolah/SD/SMP negeri/ swasta kota Batu

2 Kemampuan guru mata pelajaran bahasa Indonesia dalam menyusun RPP

Melalui workshop Guru mata pelajaran kewirausahaan pada SMP binaan di kota malang

3 Kemampuan tenaga administrasi sekolah dalam membuat surat dinas

Melalui pendampingan

Tenaga administrasi sekolah pada SMP binaan di kota Batu

Page 12: Prosedur pts

B. Pendahuluan

Pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah dan cara pemecahan masalah, tujuan dan kemanfaatan hasil penelitian

dengan uraian sebagai berikut :

Isi sub Latar Belakang

Pendahuluan paling tidak terdiri dari sub yang menjelaskan alasan atau

latar belakang pelaksanaan PTS, hendaknya disesuaikan dengan permasalahan

PTS yang dilakukan. Latar belakang yang digunakan dalam usulan PTS

diperlukan agar orang dapat memahami konteks atau lingkungan, faktor-faktor

yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Jadi segala informasi

yang berhubungan dengan permasalahan tersebut dikemukakan dengan maksud

agar orang lebih mudah menghayati situasi dan kondisi di mana masalah-msalah

tersebut timbul atau terjadi. Informasi mengenai latar belakang tidak perlu

penjang lebar melainkan singkat tapi jelas agar tidak membosankan. Seringkali

peneliti perlu memberikan uraian kronologi dan logis dalam bentuk urutan

paragraf yang teratur. Urutan informasi ini memerlukan organisasi pemikiran yang

cermat yang harus dituangkan dalam kalimat yang efektif dan menarik. Masalah

yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah yang terkait dengan tugas

kepengawasan salah satu umpama masalah pembelajaran yang terjadi dan

dihadapi oleh guru di kelasnya, di sekolahnya, maka dituliskan dengan jelas

kondisi yang menjadikan terjadinya permasalahan tersebut (untuk pengawas

sekolah, masalahnya benar-benar terjadi dalam pelaksanaan tugas pengawasan

di sekolah-sekolah binaannya). Penyebab munculnya masalah dan didukung oleh

teori yang relevan, serta didukung oleh data yang ada dan benar. Oleh karena itu:

a) Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan

mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi

ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya

b) Masalah itu jelas dan bukan kajian teoretik, namun yang nyata terjadi di

sekolah, yang terinspirasi dari hasil penelitian terdahulu, tetapi juga dapat

digali dari permasalahan kepengawasan yang aktual

c) Masalah tersebut harus dapat diduga menjadi akar penyebabnya dan secara

cermat dan sistematis dapat diberikan alasan (argumentasi) bagaimana dapat

menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.

Page 13: Prosedur pts

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang jawabannya akan dicari

melalui penelitian. Dengan perkataan lain, masalah penelitian merupakan

pertanyaan peneliti yang mendorongnya untuk mengadakan penelitian. Karena itu

masalah penelitian (research question) harus dirumuskan secara spesifik agar

dapat menjadi penuntun bagi peneliti. Peneliti yang belum berpengalaman pada

umumnya ingin meneliti masalah yang terlalu luas dan terlalu banyak hingga

akhirnya tidak mampu melaksanakannya. Karena itu para peneliti harus

senantiasa berhati-hati sebelum menentukan masalahnya agar jangan sampai

meneliti masalah yang terlalu luas, terlalu banyak dan tidak benar-benar diketahui

sehingga akhirnya tidak mampu melanjutkannya. Begitu pula pada penelitian

tindakan dan juga PTS harus dapat dirumuskan secara jelas.

Sebagai contoh, jika judul PTSnya adalah: (1) Berlatih bersama sebagai strategi

alternatif peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan

supervisi klinis guru SD Negeri di gugus 1 kota Amlapura, dan (2) Peningkatan

kemampuan tenaga administrasi dalam membuat surat dinas melalui

pendampingan pada SMK Binaan di Kota Singaraja; maka rumusan masalah

penelitiannya adalah

(1) Apakah berlatih bersama dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan

kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis guru SD Negeri di

gugus 1 kota Amlapura

(2) Apakah pendampingan dapat meningkatkan kemampuan tenaga

administratif dalam membuat suart-surat dinas pada SMK Binaan di kota

Singaraja?

D. Tujuan dan ManfaatTujuan PTS harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Mengacu

pada permasalahan di atas, perumusan tujuan dapat dituliskan (sebagai salah

satu alternatif) sebagai berikut :

(1) Untuk meningkatan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan

supervisi klinis pada para guru SD Negeri di gugus 1 kota Amlapura

Page 14: Prosedur pts

(2) Untuk dapat meningkatkan kemampuan tenaga administratif dalam

membuat suart-surat dinas dengan cara pendampingan pada SMK Binaan

di kota Singaraja?

Sedangkan perumusan manfaat PTS umumnya dirumuskan pada tingkatan

manfaat praktis, seperti :

”(PTS) ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa ....( bagi guru, atau bagi

pengawas sekolah, bagi kepala sekolah atau yang lain...)

E. Tinjauan PustakaSetiap akademisi atau praktisi khususnya pendidikan mempunyai kebiasaan

membaca dan mengkaji berbagai literatur dalam bidangnya. Dalam proses

tersebut ia akan menemui berbagai hasil penelitian, teori, dan permasalahan yang

berkaitan dengan itu. Karena itu dengan mudah ia akan dapat menentukan

masalah-masalah yang perlu diteliti. Setiap masalah penelitian mempunyai kaitan

dengan teori. Karena itu teori-teori tersebut merupakan sumber dimana masalah

dapat ditemukan. Dengan perkataan lain masalah penelitian harus mempunyai

landasan teori. Pengkajian dan penelusuran berbagai teori adalah dalam rangka

menentukan teori dasar yang akan digunakan peneliti untuk meneliti variabel

yang dikonstruksikan. Setiap variabel yang akan diteliti seyogyanya memiliki

kontruksi dasar teori. Hal ini sangat penting karena untuk selanjutnya teori yang

digunakan akan menentukan arah penelitian tersebut, baik menyangkut

instrumentasi yang digunakan (dalam proses perancangan maupun validasinya),

maupun tahapan verifikasinya. Setelah peneliti mengemukakan teori-teori yang

berhubungan dengan variabel yang diteliti (masalahnya) maka ia dapat

mendeduksikan konsep-konsep yang terdapat di dalamnya. Setiap teori berisi

konsep, karena itu konsep tersebut harus dijelaskan di dalam bagian ini agar

orang mengetahui dasar atau inti teori tersebut. Dalam bagian ini sering

digunakan diagram-diagram untuk menjelaskan konsepnya.

Seiring dengan hal di atas, kajian hasil-hasil penelitian yang relevan

merupakan suatu langkah penting untuk memperkaya pengetahuan peneliti.

Dalam kasanah metodologi antara kajian teori dengan kajian empirik tersebut

adalah koheren. Kajian-kajian tersebut (baik teori-empirik) merupakan modal

argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai

Page 15: Prosedur pts

faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi yang dapat dirumuskan

dalam kerangka berpikir, yang disusun secara rasional berdasarkan premis-

premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor

empiris yang relevan.

Bila dikaitkan dengan PTS, ciri khusus PTS adalah adanya tindakan.

Tindakan tersebut dapat berupa penerapan model/ strategi/cara kepengawasan

yang ”baru” yang benar-benar dilakukan oleh pengawas sekolah di sekolah-

sekolah binaannya, dalam upayanya meningkatkan hasil kerja kepengawasan

tertentu.

Beberapa contoh tindakan yang dapat dilakukan pengawas sekolah pada

kegiatan Supervisi Akademik antara lain (a) Meningkatkan kemampuan guru

dalam proses pembelajaran matematika, atau dalam pembelajaran mata

pelajaran yang lainnya, (b) Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan

penilaian hasil belajar siswa, (c) Meningkatkan kemampuan guru dalam

menggunakan media dan sumber belajar, (d) Meningkatklan kemampuan guru

dalam memanfaatkan lingkungan belajar, (e) Meningkatkan kemampuan guru BK

dalam menyusun dan melaksanakan program BK di sekolah, (f) Menilai dan

meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan,

menggunakan media dan sumber belajar, (g) Membina guru dalam menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran, (h) membina guru dalam

mengembangkan karir profesi dan kepangkatannya, dan lain-lain.

Sedangkan pada kawasan penelitian supervisi manajerial, misalnya (a)

Membina kepala sekolah dalam melaksanakan visi, misi dan tujuan sekolah, (b)

Membina kepala sekolah dalam menyusun perencanaan pendidikan pada

sekolahnya, (c) Membina kepala sekolah dalam melaksanakan program

pendidikan pada sekolahnya, (d) membina kepala sekolah dalam menyusun

rencana anggaran biaya sekolah, (e) Menbina kepala sekolah dalam

melaksanakan manajemen berbasis sekolah, (f) Membina kepala sekolah dalam

mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan, (g) Membina staf sekolah

dalam melaksanakan administrasi kesiswaan, kepegawaian, keuangan, (h)

menilai dan meningkatkan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi-

fungsi kepemimpinan, dan lain-lain.

Sebagai contoh, akan dilakukan PTS yang menerapkan model

pembelajaran berkelompok dalam upaya meningkatkan kemampuan guru.

Page 16: Prosedur pts

Pada kajian pustaka haru jelas dapat dikemukakan

a) Bagaimana teori learning together, siapa saja tokoh-tokoh dibelakangnya,

bagaimana sejarahnya, apa yang spesifik dari teori ini, apa

persyaratannya, dan lain-lain.

b) Bagaiman bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut

dalam upaya peningkatan kemampuan guru, bagaimana pelaksanaan

pembelajaran, strategi pembelajarannya, skenario pelaksanaan, dan

sebagainya,

c) Bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan

perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan

dipecahkan, hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil

penelitian yang sesuai, dan

d) Bagaimana prakiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya

penerapan model di atas pada pembelajaran terhadap hal yang akan

dipecahkan.

Harus diyakini bahwa tindakan yang dipilih (berdasar teori) lebih baik dari

tindakan pembelajaran yang selama ini dilakukan.

Sedikitnya ada dua syarat utama harus dipenuhi oleh sumber bacaan yang

akan digunakan dalam kajian teori, yakni :

a) Adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan masalah yang dibahas, dan

b) Kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah

kadaluwarsa harus ditinggalkan.

Penelitian dengan daftar kepustakaan yang sangat banyak, namun keterkaitan

antara isi kepustakaan dan masalah yang dibahas tidak terlalu jelas, harus

dihindari. Kualitas hasil karya ilmiah tidak berkaitan dengan banyaknya buku yang

tercantum pada daftar pustaka, tetapi kualitas pustaka yang digunakannya.

F. Metode PenelitianHal penting yang harus dimengerti bahwa ; penelitian tindakan sekolah

(PTS) adalah adanya kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat

kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah (a) perencanaan, (b)

tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat dirinci sebgai berikut:

Langkah perencanaan umumnya terdiri dari kegiatan (a) menentukan

subyek dan sekolah-sekolah yang akan menjadi subyek penelitian, (b)

Page 17: Prosedur pts

menetapkan aspek-aspek yang akan diamati, (c) menetapkan jenis data baik dan

cara pengumpulannya sesuai tujuan penelitian, (d) menentukan instrumen untuk

mengamati dan merekam atau mendokumentasikan semua informasi tentang

pelaksanaan tindakan, (e) menetapkan cara pelaksanaan refleksi, (f) menetapkan

kriteria keberhasilan atau penentuan bukti yang akan dijadikan indikator untuk

mengukur pencapaian pemecahan masalah-masalah sebagai akibat

dilakukannya tindakan, dan (g) perencanaan tindakan-tindakan lain yang

diharapkan akan menghasilkan dampak ke arah perbaikan program.

Pelaksanaan tindakan meliputi deskripsi tindakan yang akan dilakukan,

meliputi pelaksanaan rencana tindakan yang telah disiapkan, termasuk di

dalamnya langkah-langkah pelaksanaannya atau praktik kepengawasan di

sekolah dalam setiap siklus. Deskripsikan pula kegiatan yang akan dilakukan

sehubungan dengan pelaksanaan program kegiatan di sekolah sebagai bentuk

nyata pelaksanaan tindakan dalam penelitian.

Langkah observasi, adalah berupaya mendeskripsikan pelaksanaan

observasi, meliputi siapa yang melakukan observasi, cara pelaksanaan obsevasi,

alat bantu observasi, dan data yang hendak dikumpulkan, serta hal-hal lain yang

berkaitan dengan observasi seperti yang telah disiapkan pada saat membuat

perencanaan tindakan sebelumnya.

Tahap analisis dan refleksi, berupa paparan prosedur analisis data yang

dilakukan, melalui (a) reduksi data, jika terdapat data yang tidak diperlukan, (b)

penyederhanaan data, (c) tabulasi data, (d) penyimpulan data. Selanjutnya hasil

analisis data akan digunakan sebagai bahan refleksi. Deskripsikan bagaimana

reflesi dilakukan, kapan, dan siapa saja yang terlibat dalam kegiatan refleksi serta

jelaskan mengapa refleksi dilakukan.

Pelaksanaan PTS dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat

kegiatan di atas. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari

tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, peneliti (dalam hal

pengawas sekolah) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegitan pada

siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya bila

ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau untuk meyakinkan atau

menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua

mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja

Page 18: Prosedur pts

ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan

pada siklus pertama.

Jika sudah selesai dengan siklus kedua, peneliti belum juga merasa puas,

dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan

siklus terdahulu.

Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan.

Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri atau kebutuhan yang

terkait dengan pemecahan masalah yang dihadapi.

Dengan demikian pada bab Rencana Pelaksanaan PTS hendaknya:

a. Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan.

b. Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian

secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus.

c. Tujukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator

keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus sebelumnya pindah ke siklus

lain.

Untuk dapat membantu menyusun bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu

menuliskan pokok-pokok rencana kegitan dalam suatu tabel sebagaimana

contoh rancangan PTS berikut ini.

Siklus I

Perencanaan : identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah

a. Merencanakan tindakan yang akan diterapkanb. Bila berupa peningkatan kemampuan guru,

kepala sekolah, tetapkan pokok-pokok bahasan sesuai dengan tujuan PTS

c. Mengembangkan skenario pelatihand. Menyusun RPP pelatihane. Menyiapkan sumber belajarf. Mengembangkan format evaluasig. Mengembangkan format observasi pelatihan

Tindakan Menerapkan tindakan (pelatihan) mengacu pada skenario dan RPP

Pengamatan Melakukan observasi dengan memakai format observasiMenilai hasil tindakan dengan menggunakan formap RPP

Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.Melakukan pertemuan untuk membahas hasil

Page 19: Prosedur pts

evaluasi tentang skenario, dllMemperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi, untuk digunakam pada siklus berikutnyaEvaluasi tindakan I

Siklus II

Perencanaan Indentifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.Pengembangan pogram tindakan II

Tindakan Pelaksanaan tindakan IIPengamatan Pengumpulan data tindakan IIRefleksi Evaluasi tindakan II

Siklus-siklus berikutnyaKesimpulan, saran, rekomendasi

Sebagai tambahan contoh, berikut disajikan pokok-pokok kegiatan pada

keempat tahapan kegiatan siklus pertama dari PTS yang dilakukan oleh Puguh (2008)

Tahapan kegiatan Rincian kegiatan

1. Perencanaan a. Mensosialisasikan model supervisi klinis kepada kepsek

b. Menyiapkan skenario pelatihan dalam bentuk RPP

c. Menyiapkan materi, peralatan pelatihand. Membagikan materie. Menyiapkan lemba observasif. Menyusun materi simulasi dan berlatih perang. Menyiapkan media pelatihanh. Menetapkan kelompok heterogen dengan 3-4

orang

2. Pelaksanaan Tindakan yang telah dirancang dilaksanakan pada setiap tahap pelaksanaan. Selama pelaksanaan tindakan dilakukan observasi terhadap kemampuan kepala sekolah, sikap, partisipasinya, dll.Sebelum dilakukan tindakan diadakan tes awal (pretes) untuk mengetahui kemampuan awal kepala sekolahPengawas dalam PTS ini berperan sebagai:

Merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatanBekerjasama dengan kepala sekolah dalam melakukan tindakan yang dirancangBerperan sebagai pendampingMelakukan pemantauan komprehensifMerumuskan langkah-langkah supervisi

Page 20: Prosedur pts

klinis,kendala, dan mendikusikan pemecahannyaMenerapkan tukar menukar penglaman, bermain peran, dan lain-lain.

3. Observasi Dilakukan pengamatan perilaku kepala sekolah dalam kegiatan yang dilakukan.

4. Refleksi Dilakukan kajian terhadap berbagai kendala, kelemahan, dan permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan, sebagai input dalam menyusun perencanaan tindakan pada siklus berikutnya

G. Kerangka Isi LaporanUmumnya karya tulis ilmiah hasil laporan tindakan ini mempunyai kerangka

isi sebagai berikut :

Bagian awal yang terdiri dari : (a) halaman judul, (b) lembaran persetujuan

dan pernyataan dari KORWAS (bila ditulis oleh pengawas sekolah, bila penulis

adalah guru maka pernyataan tersebut dibuat oleh KEPALA SEKOLAH) yang

menyatakan keaslian tulisan dari si penulis, (c) pernyataan dari perpustakaan

yang menyatakan bahwa makalah tersebut telah disimpan diperpustakaannya, (d)

pernyataan keaslian tulisan yang dibuat dan ditandatangani oleh penulis, (e) kata

pengantar, (f) daftar isi, (bila ada : daftar tabel, daftar gambar dan daftar

lampiran), serta (g) abstrak atau ringkasan.

Bagian isi umumnya terdiri dari beberapa bab yakni:

BAB I PENDAHULUAN

Memuat tentang: latar belakang masalah, perumusan masalah dan cara

pemecahan masalah melalui rencana tindakan yang akan dilakukan, tujuan dan

kemanfaatan hasil penelitian.

BAB II KAJIAN TEORI / TINJAUAN PUSTAKA

Berisi uraian tentang kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan

gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan (khususnya kajian

teori yang berkaitan dengan macam tindakan yang akan dilakukan), proses

tindakan, ketepatan atau kesesuaian tindakan, dan lain-lain.

BAB III METODE PENELITIAN

Menjelaskan tentang prosedur penelitian (terutama : prosedur diagnosis

masalah, penjelasan rinci tentang perencanaan dan pelaksanaan tindakan,

prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur

Page 21: Prosedur pts

refleksi, serta hasil penelitian). Yang harus ada dan dikemukakan secara jelas

dalam bagian ini adalah langkah-langkah tindakan secara rinci.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mengemukakan gambaran tentang pelaksanaan tindakan. Akhir dari bab

ini adalah pembahasan, yaitu pendapat peneliti tentang plus minus tindakan serta

kemungkinannya untuk diterapkan lagi untuk memperoleh gambaran model

tindakan ini sebagai metode mengajar (atau model kepengawasan) yang

dipandang kreatif dan inovatif, sehingga dapat memberikan hasil pembelajaran

yang maksimal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN-SARAN.Berisi simpulan hasil penelitian tindakan sekolah, dan saran operasional

kepada pihak terkait

Bagian Penunjang, pada umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan

lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi laporan.

Lampiran utama yang harus disertakan adalah (a) rancangan pelaksanaan PTS

bisa menyangkut RPP, skenario pelaksanaan, bahan ajar, hand-out diklat, dan

lain-lain, (b) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, terutama lembar

pengamatan yang digunakan selama penelitian tindakan (PTS) yang dilakukan,

misalnya lembar observasi, kuesioner, tes, dan lain-lain, (c) contoh-contoh asli

(atau foto kopi) hasil kerja dari siswa/guru/kepala sekolah dalam pengisian/

pengerjaan instrumen, (d) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto-

foto kegiatan, daftar hadir, surat ijin dari kepala sekolah, dari pengawas sekolah,

catatan harian dan lain-lain. 5. Penutup

Pada dasarnya, upaya-upaya perbaikan pendidikan harus selalu dilakukan.

PTS/PTK adalah salah satu upaya tersebut. Pengalaman pengawas/guru-guru

yang telah melakukan PTS/PTK menunjukkan bahwa mereka mendapat

beberapa manfaat yang baik dari hal itu. Sebagai suatu upaya yang sangat

relevan dengan kepentingan perbaikan praktik kependidikan atau pembelajaran

pembelajaran, maka seyogyanya PTS/PTK ini disambut secara positif. Bagi

pemula, sebaiknya mulailah dengan masalah-masalah yang tidak terlalu luas.

Penguasaan prosedur melakukan PTS/PTK sangat penting, dan ini hanya dapat

diperoleh melalui latihan yang berkelanjutan (rule of practice). Pada akhirnya,

Page 22: Prosedur pts

diharapkan PTS/PTK ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan

pengawas/guru, suatu aspek yang menunjang profesionalismenya.

Peningkatan profesionalisme adalah suatu tantangan bagi praktisi pendidikan.

Diharapkan PTS/PTK dipandang sebagai kesempatan untuk menjawab tantangan

tersebut. Naskah ini diharapkan dapat memberi bekal kepada pengawas/guru

dalam upaya mengisi tantangan tersebut.

Page 23: Prosedur pts

Daftar Pustaka

Blaine R.Worthen and James R. Sandrs.1981.Educational Evaluation: Theory and Practice.Ohio : Charles A.Jones Publishing Company.

Clive Opie. 2004. Doing Educational Researcg (A Guide to Fist Time Researchers). London : SAGE Publications Ltd.

Dantes Nyoman. 2009. Kerangka Dasar Penelitian Kuantitatif. Makalah. Denpasar: Universitas Hindu Indonesia

David Middlewood, Marianne Coleman, and Jacky Lumby. 2004. Practitioner Research in Education (Making a Difference). London : Paul Chapman Publishing.Ltd.

Departemen Pendidikan Nasional.2009. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat PMPTK

Donald McIntyre (Eds).1997. Teacher Education Research in a New Context. London : Paul Chapman Publishing.Ltd.

Geoffrey Walford (Eds). 1998. Doing Research About Education. London : Falmer Press.

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia: Open University Press.

Kemmis and Mc Taggart. 1994 The Action Research Planner, Melbourne: Dekain University

Louis Cohen and Lawrwncw Manion. 1996. Research Methods in Education (Fourth Edition). London : Routledge.

Martyn Hammersley (Eds). 2002. Educational research (Current Issues). London : Paul Chapman Publishing.Ltd.

McNiff, J. 1992. Action Research for Professional Development. London: Sage Publications

Michael Crossley and Keith Watson. 2003. Comparative and International Research in Education (Globalisation, Context and difference).London : Routledge Falmer.

Peter Freebody. 2004. QualitativeResearch in Education (Interaction and Practice). London : SAGE Publications Ltd.

Puguh, Muhammad, 2008. Berlatih Bersama Sebagai Strategi Alternatif Peningkatan Kemampuan Kepala sekolah dalam Melakasakan supervisi klinis guru SMA/MA negeri/Swasta kota Batu, Laporan hasil penelitian

Page 24: Prosedur pts

tindakan sekolah. Blockgrant PTS Dirjen PMPTK 2008.

Stringer, E.T. 1999. Action Research 2Ed. London: Sage Publications. Tuckman, Bruce W., 1997. Conducting Educational Research. New York

:Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Webb, G. 1996. ‘Becoming Critical of Action Research for Develompent’. Dalam Zuber-Skerritt, O. (Ed.). New Directions in Action Research. London: The Falmer Press.

Page 25: Prosedur pts

KONSEP DASAR DAN PROSEDURPENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Dihimpun oleh:NYOMAN DANTES

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2009