i
PERBEDAAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN POSITIF
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DERAJAT RINGAN, SEDANG,
BERAT, DAN KRITIS DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Ivan Lim
NIM : 178114019
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PERBEDAAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN POSITIF
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DERAJAT RINGAN, SEDANG,
BERAT, DAN KRITIS DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Ivan Lim
NIM : 178114019
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
SARS-CoV-2 adalah perkembangan virus SARS baru yang dapat menyebabkan
penyakit COVID-19. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei,
China. Secara global, terdapat 2.249.662 jiwa terinfeksi COVID-19 per 18 April.
Kemenkes RI mencatat adanya 5.923 kasus infeksi COVID-19 di Indonesia. Pada
pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19, sekitar 83% pasien mengalami
limfopenia. Limfosit adalah salah satu sel imun aktif dalam tubuh manusia, ketika
jumlah limfosit menurun, sistem imun akan terganggu sehingga rentan terhadap
keparahan penyakit. Infeksi gejala klinis COVID-19 terbagi menjadi: derajat ringan,
sedang, berat, dan kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya
perbedaan jumlah limfosit pasien positif COVID-19 antara derajat ringan, sedang,
berat, dan kritis di rumah sakit Bethesda Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah
observasional (non-eksperimental) dengan rancangan penelitian cross-sectional
retrospektif. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 103 data rekam medis pasien
terkonfirmasi positif COVID-19 melalui RT-PCR di RS Bethesda Yogyakarta. Data
yang didapat selanjutnya diuji normalitasnya dengan Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan
dengan uji Kruskal-Wallis dan uji post-hoc Mann-Whitney. Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna untuk jumlah limfosit diantara
pasien terkonfirmasi positif COVID-19 derajat ringan, berat, sedang, dan kritis yang
terkonfirmasi positif di RS Bethesda Yogyakarta dengan nilai signifikansi 0,000
(p<0,05).
Kata kunci: SARS-CoV-2, COVID-19, limfosit, RT-PCR, limfopenia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
SARS-CoV-2 is the development of a new SARS virus that can cause the
COVID-19 disease. Globally, there were 2,249,662 people infected with COVID-19 as
of April 18. The Indonesian Ministry of Health recorded 5,923 cases of COVID-19
infection in Indonesia. In patients who are confirmed positive for COVID-19,
approximately 83% of patients have lymphopenia. Lymphocytes are one of the active
immune cells in the human body, when the number of lymphocytes decreases, the
immune system is compromised, making it susceptible to disease severity. Infection
with the clinical symptoms of COVID-19 is divided into: mild, moderate, severe and
critical degrees. The aim of this study is to identifying the differences of the positive
COVID-19 patient’s lymphocytes number between the mild, moderate, severe, and
critical degrees in Bethesda Hospital Yogyakarta. This research is observational with
retrospective cross-sectional study design. The sample of this study were 103 medical
records of patients who were confirmed positive for COVID-19 through RT-PCR at
Bethesda Hospital Yogyakarta. The data obtained were tested for normality by
Kolmogorov-Smirnov and continued with the Kruskal-Wallis test also the post-hoc test
using Mann-Whitney. This research showed that there is a significant difference in the
number of lymphocytes between mild, severe, moderate, and critical confirmed
COVID-19 patients who were confirmed positive at Bethesda Hospital Yogyakarta
with a significance value of 0,000 (p <0,05).
Keyword: SARS-CoV-2, COVID-19, lymphocyte, RT-PCR, lymphopenia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
ABSTRACT ................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN .............................................................................................. 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 7
KESIMPULAN ........................................................................................................... 13
SARAN ....................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14
LAMPIRAN ................................................................................................................ 17
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel II. Distribusi Usia Subjek Penelitian ……………………………………… 7
Tabel III. Distribusi Karakteristik Tanda dan Gejala Pasien COVID-19 ………… 9
Tabel IV. Analisis Perbedaan Jumlah Limfosit – Derajat Keparahan COVID-19 ... 10
Tabel V. Hasil Uji post-hoc Mann Whitney .............................................................. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Derajat Keparahan COVID-19 ……………………………………… 18
Lampiran II. Ijin Penelitian ………………………………………………………. 19
Lampiran III. Kelaiakan Etik ……………………………………………………. 20
Lampiran IV. Lembar Pengambilan Data ………………………………………… 21
Lampiran V. Hasil Uji Statistik ………………………………………………….. 22
Lampiran VI. Sertifikat CE & BU ……………………………………………….. 30
Lampiran VII. Dokumentasi Pengambilan Data …………………………………. 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
SARS-CoV-2 adalah bagian dari keluarga virus corona yang dapat
menyebabkan penyakit Corona Virus Disease-19 COVID-19. Pada manusia, beberapa
virus corona diketahui dapat menyebabkan infeksi pernafasan dari flu biasa sampai
penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penemuan terkini menyebutkan bahwa
virus Corona menyebabkan penyakit COVID-19. Penyakit beserta virus baru ini
sebelumnya tidak diketahui sebelum pandemik yang dimulai di Wuhan, China, pada
Desember 2019 (WHO, 2020).
Menurut Center for Systems Science and Engineering at Johns Hopkins
University (CSSE-JHU) (2020), per 18 April 2020, terdapat 2.249.662 kasus infeksi
COVID-19 yang tersebar di seluruh dunia. Indonesia sendiri terkonfirmasi adanya
5.923 kasus infeksi COVID-19 (Kemenkes RI, 2020). Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta sendiri terdapat 67 pasien positif COVID-19 dengan total kematian 7 jiwa,
27 jiwa sembuh, dan 33 pasien dalam perawatan (Pemda DIY, 2020).
Menurut Gugus Tugas Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat
COVID-19 di Indonesia (2020), gejala infeksi klinis dari penyakit COVID-19 memiliki
tingkat keparahan sebagai berikut:
a. Gejala ringan dengan manifestasi sakit ringan tanpa komplikasi
b. Gejala sedang dengan manifestasi pneumonia ringan
c. Gejala berat dengan manifestasi pneumonia/ISPA berat
d. Gejala kritis dengan manifestasi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Menurut Kemenkes RI (2020), COVID-19 dapat menular dari manusia ke
manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet). Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19
termasuk yang merawat pasien COVID-19. Beberapa istilah yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengklasifikasikan populasi penyebaran virus SARS-CoV-2 di Indonesia adalah
Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, Pelaku Perjalanan,
Discarded, Selesai Isolasi, dan Kematian.
Identifikasi penelitian virus COVID-19 dapat menggunakan metode klasik
Koch’s Postulate atau mengamati morfologinya melalui mikroskop elektron. Serologi
juga dapat digunakan untuk identifikasi karena virus ini berkaitan dengan antigen dan
antibodi monoklonal. Kedua hal tersebut merupakan cara tradisional dalam metode
deteksi virus (Lu, 2020). Asam nukleat virus dapat digunakan untuk diagnosis awal.
Terdapat beberapa metode deteksi coronavirus, salah satunya adalah Polymerase
Chain Reaction (PCR) yang merupakan teknologi diagnosis biologi molekular
berdasarkan urutan asam nukleat. Urutan gen lengkap dari coronavirus-19 sudah
didapatkan, sehingga pasien yang diduga terinfeksi dapat dilakukan diagnosis
menggunakan PCR (Koopmans, 2020). Reverse Transcription Polymerase Chain
Reaction (RT-PCR) merupakan teknologi kombinasi dari RNA Reverse Transcription
(RT) dengan Polymerase Chain Amplification (PCR) dari cDNA (Noh et al., 2017).
Limfopenia merupakan data laboratorium yang paling berkaitan dengan
COVID-19 karena hal ini ditemukan pada 83% pasien rawat inap (CDC, 2020).
Limfopenia merupakan kondisi dimana jumlah limfosit < 1500 sel/mm3 (Guan et al.,
2020). Penelitian yang dilakukan oleh Huang et al. (2020) juga menyatakan bahwa
63% pasien rawat inap COVID-19 mengalami limfopenia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tan et al. (2020), ditemukan
adanya perbedaan limfosit darah dengan keparahan penyakit COVID-19 yang
diperlihatkan melalui defisiensi atau ketidaksesuaian limfosit. Penelitian ini dilakukan
secara bertahap dengan masing – masing tahap menunjukan adanya perbedaan antara
limfosit (lymphopenia) dengan keparahan penyakit COVID-19 yang berujung
kematian. Oleh karena itu perlindungan, pemantauan dan pemeliharaan dari jumlah
limfosit diharapkan dapat memberikan pengaruh yang baik dalam penanganan dan
pencegahan dari COVID-19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Jumlah limfosit berperan dalam penentuan pemantauan homeostasis imun dan
respon inflamasi dalam tubuh. Pada umumnya, banyak organ dengan ekpresi ACE2
yang lebih tinggi dari paru – paru, seperti usus halus, hati, dan ginjal. Berdasarkan studi
yang dilakukan oleh Zou et al. (2020), ekspresi ACE2 di paru – paru difokuskan pada
jumlah kecil dari sel – sel alveolar tipe II (ATII) yang mungkin menyebabkan ekspresi
ACE2 relatif rendah di paru – paru sehingga saluran pernafasan menjadi target yang
rentan terhadap infeksi 2019-nCoV. Virus akan menginfeksi limfosit, sehingga limfosit
mati. ACE2 juga terdapat pada limfosit dalam mukosa oral. Virus selanjutnya akan
menyerang limfosit yang menyebabkan keparahan dari pasien.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Perbedaan Jumlah Limfosit
Pada Pasien Corona Virus Disease-19 (COVID-19) Derajat Ringan, Sedang, Berat,
dan Kritis di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta” dikarenakan jumlah publikasi
COVID-19 di Indonesia yang masih minim dan penelitian ini juga belum pernah
dilakukan. Selain itu, parameter laboratorium jumlah limfosit diharapkan dapat
menjadi prediktor dalam penentuan keparahan COVID-19 di rumah sakit Bethesda
Yogyakarta. Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Jenderal
Sudirman No. 70 Yogyakarta merupakan salah satu rumah sakit rujukan untuk
penanganan COVID-19 di Yogyakarta. Lokasi rumah sakit yang mudah dijangkau dan
berada strategis di tengah kota Yogyakarta, merupakan alasan peneliti menjadikan
rumah sakit ini sebagai lokasi penelitian.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian dengan jenis observasional
dengan rancangan analitik secara cross-sectional retrospective. Jenis penelitian
observasional dilakukan dengan cara mengamati subjek, tanpa memberikan intervensi
pada subjek penelitian (Masturoh dan Anggita, 2018). Rancangan penelitian cross-
sectional adalah jenis penelitian yang mempelajari korelasi antara paparan atau faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
risiko (independen) dengan akibat atau efek (dependen) dalam satu waktu (Setia,
2016). Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengidentifikasi adanya perbedaan jumlah
limfosit antara pasien positif COVID-19 derajat ringan, sedang, berat, dan kritis di
rumah sakit Bethesda Yogyakarta.
Terdapat empat variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas, tergantung,
terkendali, dan tidak terkendali. Variabel bebas yaitu derajat keparahan COVID-19 dan
variabel tergantung yaitu jumlah limfosit. Variabel terkendali yaitu riwayat terapi
imunosupresif (steroid dan sitostatika) dan tidak terkendali yaitu riwayat penyakit,
genetik, dan kondisi stres.
Izin dan Etika Penelitian
Peneliti menggunakan izin penelitian dari RS Bethesda dengan nomor:
4669/KB.267/2020 dan Ethical Clearance dengan nomor: 99/KEPK-RSB/VII/2020
untuk memenuhi seluruh persyaratan kesesuaian penelitian terhadap etika yang
berlaku.
Lokasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien rawat inap COVID-19 di rumah sakit
Bethesda Yogyakarta dari bulan Maret – November 2020. Sampel dalam penelitian
adalah data rekam medis pasien positif COVID-19 melalui RT-PCR di rumah sakit
Bethesda Yogyakarta periode Maret – November 2020. Kriteria inklusi sampel
penelitian ini adalah hasil RT-PCR positif COVID-19 dan dirawat di RS Bethesda
Yogyakarta, orang dengan ISPA atau gejala ISPA (batuk, sesak nafas, demam (≥
38℃), riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 selama 14 hari terakhir, riwayat
perjalanan menuju daerah yang terjangkit COVID-19 selama 14 hari terakhir. Kriteria
eksklusi sampel penelitian ini adalah memiliki penyakit limfopenia bawaan sejak lahir,
memiliki catatan rekam medis yang tidak lengkap, sedang menjalani terapi
imunosupresan yang dapat mempengaruhi jumlah limfosit total.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan kuesioner dan lembar pengambilan data yang
sudah terlampir sebagai instrumen penelitian untuk mengumpulkan data catatan rekam
medis pasien positif COVID-19 derajat ringan, sedang, berat dan kritis di rumah sakit
Bethesda Yogyakarta.
Pengukuran Jumlah Limfosit
Pengukuran jumlah limfosit dilakukan berdasarkan hasil laboratorium rumah
sakit Bethesda Yogyakarta. Pengukuran jumlah limfosit akan berupa skala numerik.
Peneliti mendokumentasikan jumlah limfosit pasien secara manual menggunakan
perangkat elektronik laptop.
Pengukuran Derajat Keparahan COVID-19
Pengukuran derajat keparahan COVID-19 akan menggunakan penilaian
kueisoner Modified Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS). Derajat keparahan
COVID-19 terbagi menjadi derajat ringan, sedang, berat, dan kritis yang berupa skala
ordinal. Peneliti mendokumentasikan penilaian derajat keparahan COVID-19 secara
manual menggunakan perangkat elektronik laptop.
Penghitungan Sampel Minimal
Sampel minimal penelitian ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
𝑛 =𝑍2𝑝(1−𝑝)
𝑑2=
1,962 × 0,5(1−0,5)
0,12= 67,7 ≈ 68 rekam medis
Keterangan:
n = jumlah minimum sampel
Z = nilai ketetapan dari nilai signifikansi
p = proporsi suatu kasus terhadap populasi
d = derajat penyimpangan (Masturoh dan Anggita, 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data dilakukan setelah memperoleh Ethical Clearance dari
Direktur Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan non
probability sampling dari populasi kriteria inklusi maupun eksklusi. Peneliti
memeriksa seluruh data rekam medis pasien positif COVID-19 melalui aplikasi ERM
(menu rekam medis dan data laboratorium) yang ada pada komputer bagian rekam
medis di RS Bethesda Yogyakarta tanpa adanya pengaruh dari pihak lain untuk
memilih suatu rekam medis tertentu. Subjek uji penelitian berupa data rekam medis
pasien yang lengkap, ditandai dengan data keluhan/gejala dan profil darah lengkap dari
pasien COVID-19. Data - data tersebut dicatat secara manual oleh peneliti
menggunakan perangkat elektronik laptop. Peneliti akan mengeksklusi data penelitian
yang tidak lengkap, seperti: tidak adanya data keluhan/gejala COVID-19, tidak
ditemukannya data jumlah limfosit, dan kondisi pasien dalam terapi imunosupresan.
Analisis Data
Analisis statistik data penelitian ini dilakukan di pusat kajian CE&BU Fakultas
Kedokteran, Universitas Gadjah Mada dengan uji hipotesis komparatif one-way
ANOVA dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS)
versi 22 dengan tingkat signifikansi 0,05. Penelitian ini memiliki hipotesis yang berupa
komparatif dan data berupa skala numerik dan ordinal yang akan dikomparasikan
sehingga memenuhi syarat untuk menggunakan uji komparasi one-way ANOVA (jika
hasil pengukuran data normal atau parametrik) dan jika hasil pengukuran data tidak
normal atau non-parametrik akan menggunakan uji komparasi Kruskall-Walis
dilanjutkan uji post-hoc Mann-Whitney (Dahlan, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik subjek penelitian
Populasi penelitian ini adalah 169 pasien positif COVID-19 yang terkonfirmasi
melalui RT-PCR di RS Bethesda Yogyakarta selama bulan Maret – November 2020.
Terdapat 66 pasien yang tidak memenuhi kriteria inklusi yaitu: 13 pasien yang sedang
menjalani terapi imunosupresan dan 53 pasien yang memiliki catatan rekam medik
yang tidak lengkap. Penelitian ini mendapat 103 subjek pasien COVID-19 yang
terkonfirmasi positif melalui RT-PCR di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada
bulan Maret – November 2020 yang terdiri dari 57 laki - laki (55,3%) dan 46
perempuan (44,7%). Data yang diambil adalah data rekam medis pasien COVID-19
yang memiliki profil darah lengkap khususnya data jumlah limfosit beserta dengan data
keluhan dan gejala COVID-19. Jumlah subjek penelitian yang didapatkan pada
penelitian ini adalah 103 rekam medis pasien.
Tabel II. Distribusi Usia Subjek Penelitian
Usia Ringan (n=34) Sedang (n=37) Berat (n=21) Kritis (n=11)
N % n % n % N %
0 – 14
tahun
0 0% 0 0% 1 4,5% 0 0%
15 – 49
tahun
23 67,6% 21 58,3% 6 27,3% 6 54,5%
50 – 64
tahun
7 20,6% 9 25,0% 10 45,5% 3 27,3%
≥ 65 tahun 4 11,8% 6 16,7% 5 22,7% 2 18,2%
Mayoritas pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 adalah pasien dengan
kelompok jenis kelamin laki – laki sebanyak 57 (55,3%). Pada kelompok usia 0 – 14
tahun hanya terdapat satu kasus yaitu pada kasus derajat berat COVID-19. Kelompok
usia yang paling banyak terkonfirmasi positif COVID-19 adalah kelompok usia 15 –
49 tahun dengan total 56 kasus. Kelompok usia 50 – 64 tahun paling banyak mengidap
COVID-19 derajat berat dan kelompok usia ≥ 65 tahun paling banyak mengidap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
COVID-19 derajat sedang. Hal ini sesuai dengan penelitian Guan et al. (2020) yang
menyatakan bahwa penyakit COVID-19 paling banyak terjadi pada kelompok usia 15
– 49 sebanyak 557 pasien (55,1%) dengan jenis kelamin laki – laki sebanyak 637
(58,1%).
Kriteria inklusi untuk pasien positif COVID-19 derajat ringan adalah demam >
38℃, batuk, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, dan malaise; derajat sedang adalah
demam > 38℃, sesak napas, batuk secara menerus dan sakit tenggorokan; derajat berat
adalah demam > 38℃ yang menetap, ada infeksi saluran napas dengan tanda – tanda:
peningkatan frekuensi napas (>30x/menit), sesak napas (respiratory distress), batuk,
penurunan kesadaran, SaO2 < 90 % udara luar, ditemukan leukopenia, peningkatan
monosit, dan peningkatan sel limfosit T penanda dermatitis atopik; derajat kritis adalah
ARDS ringan, sedang, dan berat (nilai PaO2/FiO2 ≤ 300 – 100 mmHg dengan PEEP ≥
5 cmH2O atau yang tidak diventilasi). Seluruh keluhan, gejala, dan tanda laboratorium
dari pasien diklasifikasi oleh peneliti menggunakan kuesioner CPIS yang termodifikasi
pada Lampiran I. Penelitian ini memperoleh 34 pasien (33%) yang tergolong dalam
derajat ringan, 37 pasien (36%) yang tergolong dalam derajat sedang, 21 pasien
(20,4%) yang tergolong dalam derajat berat, dan 11 pasien (10,6%) yang tergolong
dalam derajat kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Tabel III. Distribusi Karakteristik Tanda dan Gejala Pasien COVID-19
Tanda dan
Gejala
Ringan (n=34) Sedang (n=37) Berat (n=21) Kritis
(n=11)
n % N % n % N %
Demam 24 71% 22 59% 11 52% 9 53%
Batuk 21 62% 21 57% 14 67% 8 47%
nyeri
tenggorokan
8 24% 6 16% 1 5% 1 6%
hidung
tersumbat
6 18% 4 11% 4 19% 2 12%
Malaise 7 21% 10 27% 4 19% 1 6%
sesak napas 4 12% 17 46% 9 43% 8 47%
Takipnea 5 15% 7 19% 1 5% 3 18%
pneumonia 0 0% 14 38% 6 29% 2 12%
ISPA 0 0% 0 0% 4 19% 0 0%
penurunan
kesadaran
0 0% 0 0% 1 5% 2 12%
Sa O2 ≤
90%
0 0% 4 11% 1 5% 8 47%
leukopenia 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
limfopenia 4 12% 14 38% 12 57% 13 76%
monositosis 0 0% 0 0% 13 62% 0 0%
Keterangan:
takipnea : laju pernapasan ≥ 24x/menit
leukopenia : jumlah leukosit < 4000/mm3
limfopenia : jumlah limfosit < 1500/mm3
monositosis : jumlah monosit > 800/mm3
Berdasarkan Tabel III, penelitian ini menunjukkan bahwa batuk dan demam
(suhu tubuh ≥ 38℃) merupakan gejala yang paling sering terjadi pada pasien COVID-
19 baik pada kelompok derajat ringan hingga kritis. Gejala batuk dan demam terjadi
pada kelompok pasien derajat ringan sebanyak 24 (71%) dan 21 (62%), derajat sedang
sebanyak 22 (59%) dan 21 (57%), derajat berat sebanyak 11 (52%) dan 14 (67%), dan
derajat kritis sebanyak 9 (53%) dan 8 (47%). Hal ini sesuai dengan penelitian Huang
et al (2020) yang menyatakan bahwa gejala gejala demam dan batuk terjadi pada 40
(98%) dan 31 (76%) subjek penelitian dari total 41 subjek. Gejala sesak napas juga
cukup sering terjadi pada pasien COVID -19 sebanyak 4 (12%) pada derajat ringan, 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(46%) pada derajat sedang, 9 (43%) pada derajat berat, 8 (47%) pada derajat kritis.
Gejala lain yang tidak biasa terjadi pada pasien COVID-19 adalah nyeri tenggorokan,
hidung tersumbat, dan tubuh merasa mudah lelah (malaise).
Perbedaan Jumlah Limfosit diantara Derajat Keparahan COVID-19
Tabel IV. Hasil Analisis Perbedaan Jumlah Limfosit – Derajat Keparahan
COVID-19
Jumlah
Limfosit
(sel/mm3)
Derajat Keparahan p-value
Ringan
(n=34)
Sedang
(n=37)
Berat
(n=21)
Kritis
(n=11)
Mean 2010 1600 1530 950 0,000*
std. dev 740 890 900 390
Keterangan:
*terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05).
Tabel V. Hasil Post-Hoc Mann-Whitney
Derajat
Keparahan
Ringan Sedang Berat Kritis
Ringan 0,005* 0,014* 0,000*
Sedang 0,005* 0,839 0,007*
Berat 0,014* 0,839 0,035*
Kritis 0,000* 0,007* 0,035*
Keterangan:
*terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05).
Uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov karena jumlah
data subjek penelitian ini adalah 103 (> 50 data). Nilai signifikansi yang didapat adalah
0,200 untuk kelompok derajat keparahan ringan, 0,028 untuk kelompok derajat
keparahan sedang, 0,020 untuk kelompok derajat keparahan berat, dan 0,200 untuk
kelompok derajat keparahan kritis, sehingga data dalam penelitian ini dapat dikatakan
tidak terdistribusi normal karena nilai signifikansi pada kelompok derajat keparahan
berat adalah 0,020 (< 0,05). Limfopenia merupakan keadaan jumlah limfosit dalam
darah <1500 sel/mm3 (Guan et al., 2020). Perbedaan jumlah limfosit dianalisis dengan
uji Kruskal-Wallis karena kelompok data penelitian lebih dari dua dan kelompok data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tidak terdistribusi normal (Dahlan, 2014). Hasil analisis statitistik signifikansi sebesar
0,000 (<0,05) Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan jumlah limfosit diantara
kelompok derajat keparahan ringan, sedang, berat, dan kritis pada pasien COVID-19
di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Uji Mann-Whitney dilakukan sebagai uji post-
hoc yang dilakukan untuk mengidentifikasi kelompok mana yang berbeda bermakna.
Secara statistik, terdapat perbedaan jumlah limfosit antar kelompok derajat keparahan
ringan - sedang, ringan – berat, ringan – kritis, dan berat - kritis dengan nilai
signifikansi <0,05. Hasil dalam penelitian sesuai dengan penelitian Sun et al. (2020)
yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan limfosit, khususnya diantara derajat berat
dan kritis dengan nilai signifikansi <0,01. Derajat keparahan kritis memiliki jumlah
limfosit yang paling rendah diantara kelompok keparahan lainnya (560 ± 120 sel/mm3).
Penelitian yang dilakukan oleh Wang et al. (2020) juga menyatakan bahwa terdapat
perbedaan jumlah limfosit antara kelompok pasien COVID-19 yang dirawat di ruang
ICU (median 800 sel/mm3) dan non-ICU (median 900 sel/mm3) (kelompok non-ICU
diasumsikan setara dengan kelompok derajat keparahan ringan-sedang, dan kelompok
ICU diasumsikan setara dengan kelompok derajat keparahan berat – kritis) dengan nilai
signifikansi 0,03 (<0,05). Hasil penelitian ini juga serupa dengan penelitian yang
dilakukan oleh Huang et al. (2020) yang menyatakan bahwa limfopenia terjadi pada
26 dari 41 (63%) pasien yang terdistribusi pada 11 pasien ICU (85%) dengan median
jumlah limfosit sebesar 0,4 x 109/L dan 15 pasien non-ICU (54%) dengan median
jumlah limfosit sebesar 1 x 109/L (p=0,0041). Perbedaan jumlah limfosit juga
ditunjukkan oleh penelitian Qin et al. (2020) dengan hasil pada pasien COVID-19
derajat parah (median 800 sel/mm3) dan derajat non-parah (median 1000 sel/mm3)
dengan nilai p<0,001. Penelitian yang dilakukan oleh Bastug et al. (2020) juga
menyatakan bahwa terdapat perbedaan jumlah limfosit antara pasien COVID-19 yang
dirawat di ruang ICU (median 370 – 3540 sel/mm3) dan non-ICU (median 230 – 2430
sel/mm3) dengan nilai p<0,001. Penelitian oleh Deng et al. (2020) juga menyatakan
bahwa terdapat perbedaan antara kelompok pasien COVID-19 yang meninggal dunia
(sebelum diterapi: 630 sel/mm3 dan sesudah diterapi: 390 sel/mm3) dan berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sembuh (sebelum diterapi: 1000 sel/mm3 dan sesudah diterapi: 1530 sel/mm3) dengan
nilai p<0,001.
Perbedaan penurunan jumlah limfosit pada penelitian ini dengan penelitian
lainnya disebabkan karena tidak dilakukannya eksklusi terhadap subjek penelitian yang
menjalani terapi imunosupresan. Pada penelitian Bastug et al. (2020) subjek penelitian
menerima terapi immunosupresan yaitu steroid pada 10 pasien yang dirawat di ICU
(5,8%) dan sitostatika Favipiravir pada 49 (25,7%) pasien yang terbagi pada 36 pasien
yang dirawat di ICU dan 13 pasien non-ICU, sehingga dapat mempengaruhi jumlah
limfosit total yang cukup rendah selain daripada keparahan penyakit pasien. Penelitian
Deng et al. (2020) juga menyatakan bahwa subjek penelitian menerima terapi
kortikosteroid intravena pada 88 kasus kematian (80,7%) dan 64 kasus kesembuhan
(55,2%) sehingga dapat menurunkan jumlah limfosit.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan jumlah limfosit
diantara pasien COVID-19 derajat ringan, sedang, berat, dan kritis yang terkonfirmasi
positif melalui deteksi RT-PCR di rumah sakit Bethesda Yogyakarta. Penurunan
jumlah limfosit (lymphopenia) yang terjadi pada pasien COVID-19 dapat disebabkan
oleh adanya cytokine storm yang diduga kuat menjadi penyebab utama (Mazzoni et al.,
2020). Partikel virus SARS-CoV-2 akan merusak sitoplasma dari sel limfosit sehingga
hancur (Chu et al., 2016).
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini adalah belum dilakukannya evaluasi
terhadap jumlah limfosit secara kontinu dan dikaitkan dengan fenomena badai sitokin.
Selain itu beberapa data rekam medis merupakan data pasien yang masih dalam masa
perawatan sehingga progresi keparahan penyakit mungkin saja dapat berubah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna untuk jumlah limfosit
diantara pasien COVID-19 derajat ringan, sedang, berat, dan kritis yang terkonfirmasi
positif melalui RT-PCR di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Hasil analisis uji
Kruskall-Walis menunjukkan nilai (p=0,000) yang menandakan adanya perbedaan
jumlah limfosit diantara pasien COVID-19 derajat ringan, sedang, berat, dan kritis di
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
SARAN
Peneliti menyarankan penelitian selanjutnya untuk menganalisis data lab
jumlah limfosit dari waktu ke waktu sehingga dapat dikaitkan dengan fenomena badai
sitokin juga dapat menggunakan subjek penelitian yang sudah selesai progress
penyakitnya (baik sembuh maupun meninggal dunia).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
DAFTAR PUSTAKA
Bastug, A., Bodur, H., Erdogan, S., Gokcinar, D., Kazancioglu, S., Kosovali, B. D., et
al., 2020. Clinical and laboratory features of COVID-19: Predictors of severe
prognosis. International Immunophamacology.
CDC. 2020. Coronavirus Disease 2019: Laboratory and Radiographic Findings.
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/clinical-guidance
management-patients.html. Diakses pada 14 April 2020.
Centers for Disease Control and Prevention. 2020. Human Coronavirus Types.
https://www.cdc.gov/coronavirus/types.html. Diakses pada 20 April 2020
Chu, H., Zhou, J., Wong, B. H. Y., Li, C., Chan, J. F. W., Cheng, Z. S., et al., 2015.
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus Efficiently Infects Human
Primary T Lymphocytes and Activates the Extrinsic and Intrinsic Apoptosis
Pathways. The Journal of Infectious Diseases.
Dahlan, M. S., 2014. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Seri 1. Edisi ke-6.
Epidemiologi Indonesia.
Davis, B. P., Rothenberg, M.E., 2016. Pediatric Allergy: Principles and Practice. 3rd
ed. Elsevier.
Deng, Y., Wei, L., Kui, L., Yuan, F. Y., Jin, S., Ling, Z., et al., Clinical characteristics
of fatal and recovered cases of coronavirus disease 2019 in Wuhan, China: a
retrospective study. Chinese Medical Journal.
Guan, W., Ni, Z., Hu, Y., Liang, W., Ou, C., He., J., et al., 2020. Clinical
Characteristics of Coronavirus Disease 2019 in China. The New England
Journal of Medicine.
Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, J., et al., 2020. Clinical Features of Patient
Infected with 2019 Novel Coronavirus in Wuhan, China. Elsevier Ltd.
Joseph, T., Moslehi, M. A., Devanand, A., Hogarth, K., Viola, L., Bezzi, M., et al.,
2020. International Pulmonologist’s Consensus on COVID-19. 2nd ed.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik.
Kemenkes RI. 2020. GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19.
https://www.covid19.go.id/. Diakses pada 18 April 2020.
Kemenkes RI. 2020. PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19). Revisi ke-5 per 13 Juli 2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Koopmans, M., 2020. Initial assessment of the ability of publisgen coronavirus primers
sets to detect the Wuhan coronavirus. http://virological.org/t/initial-
assessment-of-the-ability-of- published-coronavirus-primers-sets-to-detect-
the-wuhan-coronavirus/321. Diakses pada 21 April 2020.
Long, S. S., Prober, C.G., Fischer, M., 2018. Principles and Practice of Pediatric
Infectious Diseases. 5th ed. Elsevier
Lu, H., Startton, C.W., Tang, Y.W., 2020. Outbreak of pneumonia of unknown etiology
in Wuhan, China: The mystery and the miracle. Journal of Medical Virology.
Vol. 92(4).
Masturoh, I., Anggita, N., 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kemenkes RI.
Mazzoni, A., Salvati, L., Maggi, L. Capone, M., Vanni, A., Spinicci, M., 2020.
Impaired Immune Cell Cytotoxicity in Severe COVID-19 is IL-6 Dependent.
Journal Clinical Invest.
Moticka, E. J., 2016. A Historical Perspective on Evidence-Based Immunology.
Elsevier.
Murphy, K., Weaver, C., 2017. Janeway’s Immunobiology. 9th ed. Garland Science.
National Heart Lung Blood Institute. 2020. Lymphoctopenia also known as
Lymphopenia. https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/lymphocytopenia.
Diakses pada 25 April 2020.
Noh, J. Y., Yoon, S.W., Kim, D.J., Lee, M.S., Kim, J. H., Na, W., et al., 2017.
Simultaneous detection of severe acure respiratory syndrome, middle east
respiratory syndrome, and related bat coronaviruses by real-time reverse
transcription PCR. Archives of Virology.
Pemda DIY. 2020. YOGYAKARTA TANGGAP COVID-19.
https://corona.jogjaprov.go.id. Diakses pada 18 April 2020.
Qin, C., Zhou, L., Hu, Z., Zhang, S., Yang, S., Tao, Y., et al., 2020. Dysregulation of
immune response in patients with COVID-19 in Wuhan, China. Journal of
Clinical Infected Disease.
Setia, M. S., 2016. Methodology Series Module 1: Cohort Studies. Indian Journal of
Dermatology.
Sun, H. B., Zhang, Y. M., Huang, L. G., Lai, Q. N., Mo, Q., Ye, X. Z., et al., 2020. The
changes of the peripheral CD4+ lymphocytes and inflammatory cytokines in
Patents with COVID-19. PLOS ONE.
Tan, L., Wang, Q., Zhang, D., Ding, J., Huang, Q., Tang, Y. Q., et al., 2020.
Lymphopenia predicts disease severit of COVID-19: a descriptive and
predictive study. Med Rxiv.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
The Novel Coronavirus Pneumonia Emergency Response Epidemiology Team. 2020.
The Epidemiological Characteristics of an Outbreak of 2019 Novel
Coronavirus Diseases (COVID-19). Chinese CDC.
Wang, D., Hu, B., Hu, C., Zhu, F., Liu, X., Zhang, J., et al., 2020. Clinical
Characteristics of 138 Hospitalized Patients With 2019 Novel
Coronavirus-Infected Pneumonia in Wuhan, China. American Medical
Association.
World Health Organization. 2020. Director-Generals remarks at the media briefing
on 2019-nCoV on 11 February 2020.
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-s-remarks-at-
the-media-briefing-on-2019-ncov-on-11-february-2020. Diakses pada 20
April 2020.
WHO. 2020. Q&A on coronaviruses (COVID-19). https://www.who.int/news-room/q-
a-detail/q-a-coronaviruses. Diakses pada 18 April 2020.
Yang, X., Yu, Y., Xu, J., Shu, H., Xia, J., Liu, H., et al., 2020. Clinical course and
outcomes of critically ill patients with SARS-CoV-2 pneumonia in Wuhan,
China: a single-centered, retrospective, observational study. The Lancet
Respiratory Medicine
Yao, X. H., Li, T. Y., He, Z. C., Ping, Y. F., Liu, H. W., Yu, S. C., et al., 2020. A
Pathological report of three covid-19 cases by minimally invasive autopsies.
Zhonghua Bing Li Xue Za Zhi.
Zi, Y. Z., Jiang, M. D., Xu, P. P., Chen, W., Ni, Q. Q., Lu, G. M., et al., 2020.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): A Perspective from China.
Radiology.
Zou, X., Chen, K., Zou, J., Han, P., Hao, J., Han, Z., 2020. Single-cell RNA-seq Data
Analysis on the Receptor ACE2 Expression Reveals the Potential Risk of
Different Human Organs Vulnerable to 2019-nCoV Infection. Frontiers of
Medicine.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Lampiran 1. Derajat Keparahan COVID-19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 2. Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 3. Kelaiakan Etik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 4. Lembar Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 5. Hasil Uji Statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 6. Sertifikat CE & BU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 7. Dokumentasi Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi “ Perbedaan Jumlah Limfosit Pada Pasien
Positif CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
Derajat Ringan, Sedang, Berat, dan Kritis di Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta “ memiliki nama Ivan Lim yang
merupakan anak tunggal dari pasangan Lim Sin Tjung (alm.)
dan Agustin Kristiani Sulaiman. Penulis lahir di Bandar
Lampung, 11 Juli 1999. Pendidikan formal penulis diawali di
TK Palm Kids (2005–2006), melanjutkan ke pendidikan SD
Fransiskus II Rawa Laut (2006-2011), kemudian SMP
Xaverius II Bandar Lampung (2011-2014), kemudian SMA
Xaverius Bandar Lampung (2014-2017). Penulis
melanjutkan pendidikan ke tingkat strata satu di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis
juga terlibat aktif dalam beberapa kegiatan organisasi dan kepanitiaan antara lain:
anggota Komisi Publikasi Informasi Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi
(DPMF) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2018, anggota divisi Publikasi dan
Dokumentasi Pharmacy Performance 2017, anggota divisi Konsumsi Tiga Hari Temu
Akrab Farmasi (TITRASI) 2018, ketua panitia Pelepasan Wisuda Fakultas Farmasi
2019, dan masih banyak lagi. Selain itu, penulis juga aktif menjadi asisten dosen untuk
praktikum Mikrobiologi tahun ajaran 2018/2019, praktikum Anatomi Fisiologi
Manusia 2019/2020, praktikum Farmasetika Dasar 2019/2020, dan praktikum Kimia
Analisis 2020/2021.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI